Anda di halaman 1dari 1

IMPLEMENTASI INTERVENSI

1. Menurut UU Kesehatan no. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatan
adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, fisik, mental dan sosial, sehingga produktif secara
ekonomi dan sosial, pendidikan kesehatan dalam semua program kesehatan, baik
pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, dan program kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). Penyuluhan
kesehatan merupakan kegiatan edukasi yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan rasa percaya diri agar masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan
mengerti, tetapi juga mau dan mampu melaksanakan suatu anjuran yang berkaitan
dengan kesehatan (Fitriani, 2011). Jadi petugas kesehatan dapat melakukan
penyuluhan tentang penyakit GERD kepada masyarakat

2. Menghimbau masyarakat unyuk memodifikasi gaya hidup, modifikasi gaya hidup


merupakan salah satu bagian dari penatalaksanaan GERD, namun bukan merupakan
pengobatan primer. Modifikasi gaya hidup menjadi hal yang sangat dibutuhkan
dalam menekan kejadian GERD. Self-efficacy menjadi faktor utama dalam membantu
pasien untuk memodifikasi gaya hidup termasuk perencanaan makanan, penurunan
berat badan, peningkatan aktivitas fisik. self-efficacy memiliki peranan yang sangat
penting agar individu mampu melakukan perilaku kesehatan yang konsisten
(Aqtam & Darawwad, 2018).

3. Penerapan terapi medikamentosa, dimulai dengan dasar pola pikir bahwa sampai saat
ini GERD merupakan kategori gangguan motilitas saluran pencernaan bagian atas.
Tetapi dalam perkembangannya perkembangannya sampai saat ini terbukti bahwa
terapi supresi asam lebih efektif daripada pemberian obat-obat prokinetik untuk
memperbaiki gangguan motilitas. Pada berbagai penelitian terbukti bahwa respons
perbaikan gejala menandakan adanya respons perbaikan lesi organiknya
(perbaikanesofagitisnya). Hal ini tampaknya lebih praktis bagi pasien dan cukup
efektif.

4. Pada suatu daerah ATLM dapat melakukan program deteksi secara dini pada
masyarakat mengenai gejala GERD, setelah itu perlakuan pemeriksaan fisik salah
satunya seperti memeriksa tekanan darah dll. Kemudian akan dikonfirmasi dugaan
GERD melalui beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti endoskopi esophagus dan lambung,
rontgen saluran cerna atas disertai menelan barium, manometer esophagus, atau monitor pH
esofagus. Dokter akan menyarankan metode terbaik di antara beberapa pilihan tersebut.
Selain itu ATLM beserta petugas kesehatan lainnya dapat ikut mecegah GERD dalam
program senam pagi bersana masyarakat untuk menghindari obesitas yang dapat memicu
GERD

Anda mungkin juga menyukai