Ketua : Irda Puspasari Sekretaris : Rezi Kurnia Putri Notulen : Dana Hadianty Aflah Anggota : Yuhendri Asmala Dewi Dita Lupi Arianda Saleh Al Absi Ridho berkah Pramuditha Olivia Pratiwi Nindy Fransisca Annisa Kurniati 1. Oxyuriasis : penyakit yang disebabkan oleh cacing oxyuris vermicularis 2. Inspeksi : pemeriksaan pasien dengan cara melihat keadaan pasien 1. Apa yang menyebabkan Oki suka menangis malam sambilmenggaruk anus ? 2. Cacing apa yang menginfeksi Oki ? 3. Bagaimana cara mendiagnosis penyakit oxyuriasis? 4. Bagaimana respon imun/ daya tahan tubuh bila sering terinfeksi oxyuris vermicularis? 5. Apa saja gejala klinis dari penyakit oxyuriasis ? 6. Bagaimana cara infeksi dari cacing oxyuris vermicularis? 7. Bagaimana penatalaksanaan penyakit oxyuriasis ? 1. Yang suka menyebabkan Oky menangis malam dan menggaruk anusnya yaitu karena cacing betinayang telah gravit menuju plika anus untuk meletakkan telurnya pada malam hari
2. Yang menginfeksi Oki yaitu cacing Oxyuris Vermicularis
3. Cara mendiagnosis penyakitnya yaitu dengan cara aanal swab satu/ dua kali putaran 4. Pending
5. Gejala klinis : menangis / cengeng pada malam hari Lesu, pucat Pruritus ani
6. Cara infeksi dari cacing yaitu dengan autoinfeksi dan retroinfeksi
7. Pengobatan : -sekeluarga dianjurkan makan obat -contoh obatnya yaitu piperazin dan privinium pamoat
Pencegahan : - menjaga kebersihan Oxyuris Vermicularis Nematoda Intestinal Definisi morfologi Sistem dan Respon Imun Penatalaksanaan Diagnosa Patologi Klinik 1. Oxyuris Vermicularis - Morfologi - Penyebaran - hospes dan habitat - Siklus hidup
4. Nematoda intestinal BELAJAR MANDIRI 1. Oxyuris Vermicularis Morfologi Cacing betina ukuran 8-13 mm dan jantan 2-5 mm, mulut mempunyai pelebaran seperti sayap disebut alae, bulbus esofagusnya jelas, ekor runcing dan badan kaku, uterus gravid penuh berisi telur. Cacing betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000- 11.000 butir telur lonjong asimetris dengan dinding dua lapis. Cacing jantan mempunyai ekor yang melingkar dengan spikula tunggal. Penyebaran Kosmopolit. Di indonesia frekuensinya tinggi, terutama pada anak- anak
Hospes dan habitat hospes definitifnya adalah manusia dan dapat menimbulkan Oxyuriasis atau Enterobiasis, cacing dewasa berhabitat di Caecum
Siklus Hidup 2. Oxyuriasis Definisi Oxyuriasis umumnya adalah infeksi yang terjadi pada kelompok, maksudnya infeksi ini lebih sering terjadi dalam satu keluarga atau pada orang yang tinggal dalam satu rumah . Oxyuriasis ini merupakan penyakit yang diakibatkan oleh cacing oxyuris vermicularis.
Gejala Klinis Pada anak bisa berupa : Anak menjadi penggugup, susah tidur, mimpi yang menakutkan sehingga dibawah kelopak matabagian bawah dijumpai bayangan kulit yang gelap, suka nangis malam hari
Hal yang serius adalah rasa gatal disekitar anus, yang menyebabkan anak menggaruk kulit disekitar anus, yang berakibat dapat terjadinya eksema yang bisa diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri
Diagnosa - Dengan menggunakann anal swab dan segera diperiksa dibawah mikroskop, dijumpai telur cacing kremi - Dengan melihat anus anak pada malam hari dan menemukan cacing dewasa yang sedang keluar untuk bertelur
Penatalaksanaan :
Pengobatan Umumnya semua obat cacing dapat digunakan terhadap cacing ini. Hal yang penting dalam pengobatan adalah pengobatan harus dilaksanakan pada seluruh anggota keluarga. Obat yang dipakai yaitu piperazin dan privinium pamoat. Untuk mendapatkan hasil pengobatan yang baik, pengobatan secara periodik harus dilakukan
Pencegahan Perbaikan kebersihan pribadi merupakan cara yang utama dalam proses pencegahan penyebaran infeksi seperti menjaga kebersihan kuku dan pakaian, membiasakan makan makanan yang terlindung dari pencemaran, dll.
3. Sistem imun dan respon imun yang berperan
Cacing parasit dari seluruh tiga kelas (nematoda,trematoda,cestoda) berperan dalam sejumlah penyakit pada manusia. Cacing ini ditularkan melalui bantuan vektor serangga dan siput tertentu, dan terbatas terjadi didaerah tropis, sedangkan sisanya dapat ditemukan dimana saja dengan memakan makanan yang terkontaminasi telur, larva atau kista. Ciri sejumlah besar infeksi cacing adalah siklus hidup kompleks dan pola migrasi berputar, saat cacing sering kali menghuni organ tertentu Ciri lain yang menarik adalah dominasi eosinofil dan IgE. Akibatnya, umumnya ditemukan reaksi hipersensitifitas pada kulit,paru,dll. Tetapi masih menjadi kontroversi apakah reaksi ini bersifat protektif. Karena cacing tidak bereplikasi dalam penjamu manusia, setiap cacing harus menghadapi respon imun dengan baik agar dapat bertahan hidup.
Eosinofil memiliki tiga efek pada infeksi cacing yaitu fagositosis kompleks antigen-antibodi dalam jumlah banyak, modulasi hipersensitifitas dengan inaktivasi mediator dan membunuh cacing tertentu dengan banyuan antibodi IgG. Eosinofilia sebagian timbul akibat sel mast dan faktor kemotaksis sel T ; sel T juga dapat menstimulasi keluaran dari sumsum tulang melalui sitokin seperti IL-5 IgE cacing dan bahkan beberapa ekstrak cacing, menstimulasi produk IgE spesifik dan non spesifik ; telah diusulkan tetapi belum terbukti bahwa hasil respon inflamasi dapat menghambat perlekatan atau masuknya cacing. Terdapat juga keyakinan bahwa kadar IgE yang tinggi, dengan menghambat sel mast, dapat mencegah alergi terhadap serbuk sari, dll. Produksi IgE dipertimbangkan menggambarkan aktifitas sel T H2 helper. 4. Nematoda Intestinal
Diantara nematoda intestinal terdapat beberapa spesies yang tergolong Soil Transmitted Helminth seperti ascaris lumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris Trichiura, Strongyloides stercoralis . Selain itu ada juga tergolong Non Soil Transmitted Helminth adalah Oxyuris Vermicularis dan Trichinella spiralis Oxyuriasis adalah terinfeksinya seseorang oleh cacing oxyuris bermicularis yang menyebabkan gejala rasa gatal pada anus, agak pucat dan menangis pada malam hari. Rasa gatal ini terjadi karena cacing betina yang telah gravit menuju plika anus untuk meletakkan telurnya pada malam hari. Cara penularan infeksi oxyuris vermicularis yaitu secara autoinfeksi dan retro infeksi. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan. Serta pengobatannya dianjurkan kepada seluruh keluarga. Obat yang dipakai seperti piperazin dan privinium pamoat. Safar, Rosdiana . 2010 . Parasitologi Kedokteran . Bandung : Yrama Widya Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis Playfair J.H.L & B.M Chain . 2009. At a Glance IMUNOLOGI . Jakarta : Erlangga