Anda di halaman 1dari 48

NEMATODA

1. Tiara Fitra Wardani (201510070311078)


2. Nadya Febrian Intanningtyas (201810070311111)
3. Puput Dwi Resdiana (201810070311118)
Nematoda
Nematoda parasit dibagi 2, yaitu

1. Nematoda intestinal, berada pada tempatnya dengan


cara :
- melekatkan mulut pada mukosa (Ancylostoma)
- memasukkan bagian ujung yang meruncing (Trichuris)
- menembus jaringan (Strongyloides)
- menarik diri ke dalam lipatan-lipatan mukosa dan
menekannya (Ascaris)

2. Nematoda jaringan
Cara Mendapatkan Makanan

1. Menghisap dan mencernakan darah (Ancylostoma)


2. Mencernakan jaringan yang dicairkan oleh cacing yang
terdapat di dalamnya (Trichuris)
3. Memakan isi usus hospes (Ascaris)
4. Mencernakan makanan yang diambil dari cairan badan
Nematoda Intestinal
1. Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang)

Hospes dan nama penyakit:


Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides
dan hospes perantaranya adalah tanah. Penyakit yang
disebabkannya disebut askariasis
Distribusi geografik:
Bersifat kosmopolit (tersebar di seluruh dunia), terutama di daera
tropis dan sub tropis yang memiliki kelembaban udara tinggi.
Morfologi
Ascaris lumbricoides
(Cacing Gelang)

Jantan : Cacing jantan dewasa mempunyai ukuran lebih kecil, juga mempunyai warna yang sama dengan
cacing betina, tetapi mempunyai ekor yang melengkung kearah ventral. Kepalanya mempunyai tiga
bibir pada ujung anterior (bagian depan) dan mempunyai gigi-gigi kecil atau dentikel pada
pinggirnya, bibirnya dapat ditutup atau dipanjangkan untuk memasukkan makanan.
Betina : Cacing betina dewasa mempunyai bentuk tubuh posterior yang membulat (conical), berwarna
putih kemerah-merahan dan mempunyai ekor lurus tidak melengkung.
Patologi dan Gejala Klinis
Stadium dewasa:
• infeksi yang mengandung 10-20 cacing, sering tidak diketahui hospes.
Keluhan : sakit perut yang tidak jelas
• Jika infeksi berat, terutama pada anak dapat menyebabkan malabsorbsi,
sehingga memperberat malnutrisi. Jika cacing-cacing menggumpal, dapat
terjadi obstruksi usus
• Kadang-kadang cacing dapat keluar melalui mulut dan hidung

Stadium larva:
• Biasanya pada saat berada di paru-paru
• Perdarahan kecil pada dinding alveolus, gangguan paru dan batuk, demam
dan eosinofilia
Diagnosis dan pengobatan

Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dengan pemeriksaan tinja


langsung dan dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri karena muntah
maupun melalui tinja.

pengobatan dapat dilakukan secara perorangan maupun massal. Untuk


perorangan dapat dilakukan beberapa macam-macam obat seperti piperasin,
pyrantel pamoat 10 mg/kg berat badan, dosis tungga Mebendazole 500 mg atau
Albedazol 400 mg. Untuk masalah dilakukan oleh pemerintah pada anak SD
dengan pemberian Albendazole 400 mg 2x setahun.
2. Necator americanus dan Ancylostoma
duodenale (Cacing Tambang)

Hospes dan nama penyakit:


Hospes parasit ini adalah manusia; cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan
ankilostomiasis
Morfologi:
• Cacing betina N. americanus tiap hari mengeluarkan telur kira-kira 9000 butir,
sedangkan A. duodenale kira-kira 10.000 telur
• Bentuk badan N. americanus biasanya menyerupai huruf S. sedangkan A.
duodenale menyerupai huruf C
• Rongga mulut kedua cacing ini besar
• N. americanus mempunyai benda kitin, sedangkan pada A. duodenale ada 2
pasang gigi. Cacing jantan mempunyai bursa kopulatriks
Faktor - faktor yang menguntungkan kehidupan dan
penyebaran cacing tambang:

• Penderita BAB di tanah yang sering dikunjungi orang


• Bertumpuknya tinja di tempat-tempat tertentu, yang dekat rumah
• tanah pasir/ campuran tanah liat dan pasir mrpk tempat
berkembangbiak yang baik untuk larva cacing tambang
• iklim panas dan defekasi sembarang tempat mrpk faktor yang
menguntungkan untuk perkembangan telur dan larva
• Kelembaban
• tidak memakai alas kaki
3. Trichuris trichiura (Cacing Cambuk)

Hospes dan nama penyakit:


Manusia merupakan hospes cacing ini; penyakit yang disebabkannya disebut
trikuriasis
Distribusi geografik:
Bersifat kosmopolit (tersebar di seluruh dunia); terutama ditemukan di daerah
panas dan lembab, seperti di indonesia
Morfologi:
Cacing betina panjangnya kira-kira 5 cm sedangkan panjangnya jantan kira-kira
4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari
Panjang seluruh tubuh. bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing
betina bentuknya membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan
terdapat satu spikilum. Cacing dewasa hidup di colon ascendens dan sekum
dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa
usus.
Patologi dan Gejala Klinis
• Cacing Trichuris trichiura pada manusia terutama hidup didaerah sekum dan kolon
asendens.
• Cacing Trichuris trichiura ini memasukan kepalanya dalam mukosa usus hingga dapat
menjadi trauma yang menimbulkan iritasi dan dapat mengakibatkan peradangan
dimukosa usus,
• selain itu juga cacing ini menghisap darah dari hospes sehingga dapat mengakibatkan
anemia.
• Pasien yang mendapat infeksi kronis Trichuris trichiura menunjukkan tanda-tanda
klinis seperti: Anemia, tinja bercampur darah, sakit perut, kekurangan berat badan.
Diagnosis dan Pengobatan

 Diagnosa ditegakkan dengan ditemukan telur pada tinja Pencegahan: menjaga


sanitasi lingkungan agar tetap bersih, mencuci tangan sebelum makan atau
sebelum menyentuh makanan, dan melindungi makanan terhadap lalat.
 Pengobatan spesifik: Bila keadaan ringan dan tak menimbulkan gejala, penyakit ini
tidak diobati.
 Tetapi bila menimbulkan gejala, dapat diberikan obat-obat: Albendazole diberikan
melalui dosis tunggal sebanyak 400 mg, Mebendazole diberikan sebanyak 100 mg
yang dikonsumsi 2x sehari,
4. Strongyloides stercoralis (Cacing Benang)
Hospes dan nama penyakit:
Manusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini dapat
menyebabkan penyakit Strongilodiasis
Morfologi:
Hanya cacing dewasa betina hidup sebagai parasite di vilus duodenum
dan jejunum. Cacing betina berbentuk filiform, halus, tidak berwarna dan
panjangnya kira-kira 2 mm.
• Cacing ini dapat hidup bebas, ukuran < parasite
• Cacing jantan yg hidup bebas ukuran < betina, dan ekornya melingkar

Siklus hidup:
1. Siklus langsung (seperti cacing tambang)
2. Siklus tidak langsung ( melalui siklus tanah/ hidup bebas)
3. Autoinfeksi, menyebabkan strongiloidiasis persisten, bisa mencapai
36 tahun
5. Enterobius (Oxyuris) vermicularis (Cacing Kremi)

Hospes dan nama penyakit:


Manusia adalah satu-satunya hospes dan penyakitnya disebut enterobiasis
atau oksiuriasis.
Distribusi geografik:
Parasit ini kosmopolit, namun lebih banyak ditemukan di daerah dingin dari
pada di daerah panas.
Morfologi:
• Cacing jantan < betina
• jantan mempunyai ekor yang melingkar (spt tanda tanya)
• Kopulasi cacing jantan dan betina mungkin terjadi di sekum. Cacing jantan
mati setelah kopulasi dan cacing betina mati setelah bertelur.
Patologi dan Gejala Klinis

• Enterobiasis tidak berbahaya jarang menimbulkan lesi yang berarti gejala


klinis yang menonjol disebabkan iritasi disekitar anus, perineum, dan vagina
oleh cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus vagina sehingga
menyebabkan pruritus local.
• Beberapa gejala karena infeksi cacing Enterobius vermicularis, yaitu: kurang
nafsu makan, berat badan turun, cepat marah, gigi menggertak, insomnia.
Diagnosis dan Pengobatan

• Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing dewasa. Telur cacing dapat
diambil dengan mudah dengan alat anal swab yang ditempelkan disekitar anus pada
waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok).

• Pengobatan dapat berupa obat piperazin dosis tunggal 3-4 gram (dewasa) atau 25
mg/kg berat badan anak-anak sangat efektif bila diberikan pada pagi hari diikuti
minum segelas air sehingga obat sampai ke sekum dan kolon dan Pirantel promat
dosis 10 mg/kg berat badan atau Mebedazol, dosis tunggal 100 mg atau Albendazol
dosis tunggal 400 mg
6. Trichinella spiralis

Hospes dan nama penyakit:


Selain manusia, berbagai binatang seperti babi, tikus, beruang, anjing
hutan, babi hutan, gajah laut, anjing, kucing dll dapat merupakan hospes.
Penyakit yang disebabkan parasit ini disebut trikinosis, tikinelosis atau
tikiniasis.
Distribusi geografik:
Cacing ini kosmopolit, tetapi di negeri beragama islam parasit ini jarang
ditemukan pada manusia. Di Eropa dan Amerika Serikat parasit ini
banyak ditemukan, karena penduduknya mempunyai kebiasaan makan
daging babi yang di masak kurang matang
Morfologi:
• jantan dewasa < betina
• tdk punya spikulum, tapi punya 2 papil kerucut dari sisi lubang kloaka
Patologi dan Gejala Klinis
Pada saat cacing dewasa Trichinella spiralis mengadakan invasi [masuk] ke
mukosa usus, timbul gejala dan tanda penyakit usus seperti sakit perut, diare, mual
dan muntah.
Masa tunas gejala sakit pada usus ini kira- kira 1-2 hari sesudah infeksi. Ketika
Larva Trichinella spiralis tersebar di otot kira-kira pada hari ke 7-28 sesudah infeksi.
Pada saat ini timbul gejala dan tanda seperti nyeri otot (mialgia) dan radang otot
(miositis) yang disertai demam, eosinofilia [rendahnya kadar sel eosinofil] atau
hipereosinofilia [peningkatan jumlah sel eosinofil].
Gejala yang disebabkan oleh stadium larva yaitu menyebabkan sembab sekitar
mata, sakit persendian, gejala pernapasan dan kelemahan umum, kelainan jantung
dan susunan saraf pusat.
Diagnosis dan Pengobatan
• Tes kulit dengan memakai antigen yang terbuat dari larva Trichinella. Pemeriksaan laboratium
tersebut dapat memberikan reaksi positif kira-kira pada minggu ke 3 atau minggu ke-4. Reaksi
yang timbul jika penderita memang mengalami infeksi oleh Trichinella spiralis adalah berupa
benjolan memutih pada kulit dengan diameter sebesar 5 mm atau lebih yang dikelilingi daerah
eritema [kulit memerah].
• Pemeriksaan lainnya adalah berupa reaksi imunologi seperti tes ikat komplemen, dan tes
presipitin.
• Diagnosis pasti karena infeksi cacing ini juga dapat ditegakkan dengan mencari larva yang ada
di dalam darah dan cairan otak yang dapat dilakukan pada hari ke 8-14 sesudah infeksi.
• Dapat ditegakkan dengan melakukan biopsi otot, larva Trichinella dapat ditemukan pada
minggu ke-3 atau ke-4 sesudah infeksi
• Pengobatan simtomatis. Sakit kepala dan nyeri otot dapat dihilangkan dengan obat analgetik
atau Mebendazol yang mempunyai efek mematikan terhadap fase invasive dan fase
pembentukan kapsul trichnella. Obat diberikan 2x1 tablet 100 mg selama beberapa hari.
Nematoda Jaringan
1. Wuchereria bancrofti
Hospes dan nama penyakit:
W. Bancrofti merupakan parasite manusia dan menyebabkan penyakit wukereriasis/
filariasis/elefantiasis bankrofti. Untuk di daerah perkotaan, parasit ini ditularkan oleh
nyamuk Culex quinquefasciatus. Di pedesaan, vektornya berupa nyamuk
Anopheles/ Aedes.
Morfologi:
• Habitat dalam saluran dan kelenjar limfe
• Bentuk halus seperti benang putih susu
• Cacing betina vivipar mengeluarkan mikrofilaria
• Mikrofilaria hidup dalam darah dan terdapat di aliran darah tepi pada waktu
tertentu saja, jadi mempunyai periodiditas
• Pada umumnya, mikrofila bersifatperiodisitas nokturna
• Di Pasifik  subperiodik diurnal
• Di Muang Thai subperiodik nokturna
Patologi dan Gejala Klinis
Pada saat cacing dewasa:
• Stadium akut: limfadenitis dan limfangitis retrograd, funikulitis,
epididimitis dan orkitis
• Stadium kronis: hidrokel, limfedema dan elefantiasis seluruh tungkai,
seluruh lengan, dan alat kelamin, kadang-kadang kiluria.
2. Brugia malayi dan Brugia timori

Hospes dan nama penyakit:


• B. Malayi dapat dibagi dapat dibagi dalam 2 varian: yang hidup pada
manusia, dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya kucing,
kera, dll.
• B. timori hanya terdapat pada manusia
• Penyakit yang disebbakan oleh B. Malayi disebut filariasis malayi dan
yang disebabkan oleh B. timori disebut filariasis timori. Kedua penyakit
tersebut kadang-kadang disebut filariasis brugia
• B. malayi yang hidup pada manusia ditularkan oleh nyamuk Anopheles
barbirostris dan yang hidup pada manusia dan hewan ditularkan oleh
nyamuk Mansonia.
• B. timori ditularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris
Distribusi geografik:
• B. malayi hanya di Asia, yaitu India sampai
Jepang termasuk Indonesia
• B. timori hanya di Indonesia, yaitu P. Timor,
Flores, Rote, Alor dll.
Patologi dan Gejala Klinis
Stadium akut:
• serangan demam dan radang
saluran dan kel. limfe hilang
timbul beru-lang kali.
• Limfadenitis kelelenjar limfe
inguinal unilateral
• Limfangitis retrograde
• Peradangan tampak sebagai garis
merah yang menjalar kebawah

Menahun: elefantiasis hanya mengenai


tungkai bawah bawah lutut atau lengan
bawah bawah siku Filariasis malayi yang disebabkan
oleh B.malayi
Diagnosis dan Pengobatan
• Diagnosis dibuktikan dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah tepi.
Diagnosis parasitologis: sama dengan pada filariasis brancrofti.
Radiodiagnosis umumnya tidak dilakukan pada filariasis malayi. Diagnosis
imunologi dengan deteksi IgG4.
• Pengobatan dengan DEC dgn dosis 5 mg/kg berat badan selama 10 hari.
Untuk pengobatan masal: dosis rendah jangka Panjang (100 mg/minggu
selama 40 minggu) atau garam DEC 0,2-0,4% selama 9-12 bln.
3. Loa loa

Hospes dan nama penyakit:


• Prasit ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakitnya disebut
loaiasis atau calabar swelling. Loaiasis terutama terdapat di Afrika
Barat, Afrika Tengah dan sudan karena lebih banyak menggigit orang
negro daripada orang kulit putih. Parasit ini ditularkan oleh lalat
Chrysops silacea dan Chrysops dimidiata

Distribusi geografik:
Terbatas pada hutan dan tepi hutan di daerah katulistiwa Afrika yang
banyak hujan
Patologi dan Gejala Klinis

• Cacing dewasa yang mengembara dalam jaringan subkutan dan microfilaria


yang beredar dalam darah seringkali tidak menimbulkan gejala.

• Cacing dewasa dapat ditemukan di seluruh tubuh dan seringkali


menimbulkan gangguan di konjungtiva mata dan hidung dengan
menimbulkan iritasi pada mata, mata, sembab, sakit, pelupuk mata menjadi
bengkak, sehingga menganggu penglihatan.
Diagnosis dan Pengobatan

• Diagnosis dibuat dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil


pada waktu siang hari atau menemukan cacing dewasa dari konjungtiva
mata atau pun dalam jaringan subkutan.

• Pengobatan dengan Dietilkarbamasin, dosis 2 mg/kg BB, 3x1 selama 14


hari atau tindakan operasi untuk mengambil cacing dewasa
4. Dracunculus medinensis

Hospes dan nama penyakit:


Hospes ini ditemukan pada manusia dan hospes perantaranya adalah
Copepoda (Serangga air). Penyakitnya disebut Drancunculiasis.

Distribusi geografik:
Dracunculiasis tersebar mulai dari daerah tropis Afrika sampai Timur Tengah,
India dan Srilanka juga terkadang terjadi di Burma, Malaysia dan Indonesia.

Morfologi:
Berbentuk silindris dan memanjang seperti benang; Permukaan tubuh
berwarna putih susu dengan kutikula yang halus; Ujung anterior berbentuk
bulat tumpul sedangkan ujung posterior melengkung membentuk kait;
Memiliki mulut yang kecil dan ujung anteriornya dikelilingi paling sedikit 10
papilla; Cacing betina lebih besar dari cacing jantan
Patologi dan Gejala Klinis

• Bila cacing tidak sampai pada kulit maka akan mati dan mengalami
desintegrasi,diserap atau mengalami perkapuran
• Bila cacing sampai pada permukaan tubuh dilepaskan zat toksin yang
menimbulkan reaksi radang setempat sebagai vesikel steril yang berisi eksudat
serosa
• Cacing terdapat di dalam terowongan subkutis dengan bagian anterior di bawah
lepuh yang mengandung cairan kuning jernih. Kelainan ini dapat tampak dengan
adanya indurasi dan endema
• Vesikel dapat timbul pada tiap tempat yang dapat memungkinkan keluarnya
larva di dalam air (tungkai, pergelangan kaki dan di sela-sela jari kaki, dan
sangat jarang pada lengan atau tubuh)
• Kontaminasi lepuh yang dapat menimbulkan abses, selulitis, ulkus yang besar
dan nekrosis.
Diagnosis dan Pengobatan

• Diagnosis: Diagnosa jelas ketika cacing dewasa tampak pada lepuhan; dan
Sinar X dilakukan untuk menentukan klasifikasi cacing. Dapat dibuat bila
terdapat garis linier berliku-liku pada permukaan kulit dan ditemukannyan
papula atau vesikula pada salah satu ujung garis tersebut serta munculnya
prodromal atau sistemik

• Pengobatan: - Cacing dewasa pelan-pelan diangkat lebih dari sehari sampai


seminggu dengan memutarnya pada sebuah batang
- Cacing dapat diangkat dengan cara operasi setelah bius
local digunakan
- Metronidazole orang yang juga mengalami infeksi bakteri.
Dosis 3×250 mg pada dewasa dan 25 mg/bb dalam dosis
bagi 3 pada anak-anak, selama 10 hari.
4. Onchocerca volvulus

Hospes dan nama penyakit:


Hospes ini ditemukan pada manusia dan hospes perantaranya adalah
lalat Simulium damnosum. Penyakitnya disebut onkoserkosis, river
blindness, blinding filariasis.

Distribusi geografik:
Parasit ini banyak ditemukan pada penduduk Afrika, dari pantai barat
Sierra Leone menyebar ke Republik Kongo, angola, Sudan sampai
Afrika Timur. Di Amerika tengah terbatas di dataran tinggi sepanjang
sungai tempat perindukan lalat Simulium. Di Amerika Selatan terdapat di
dataran tinggi Guatemala, Mexico dan bagian timur Venezuela.
Onchocerca
volvulus

Morfologi:

- Cacing dewasa hidup dalam jaringan ikat


- Satu dengan yang lainnya melingkar seperti benang kusut dalam benjolan (tumor)
- Cacing betina lebih besar dari cacing jantan
- Bentuk seperti kawat, berwarna putih, opalesen dan transparan
- Pada saat gravid cacing betina mengeluarkan mikrofilaria dalam jaringan subkutan
mikrofilaria meninggalkan jaringan subkutan mencari jalan ke kulit
- Bagian anterior dan posterior mikrofilaria tidak memiliki inti dan tidak mempunyai sarung
Patologi dan Gejala Klinis

• Ada 2 tipe onkosersiasis, yaitu tipe forest dimana kelainan kulit lebih
dominan dan tipe savanna dimana kelainan mata yang dominan.
• Proses patologi : 1) Oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringan ikat
yang merangsang pembentukan serat-serat yang mengelilingi cacing dalam
jaringan. 2) Oleh mikrofilaria yang dikeluarkan oleh cacing dewasa berupa
benjolan-benjolan dalam jaringan subkutan disebut onkoserkoma.
Diagnosis dan Pengobatan

• Diagnosis: - Klinis
- ParasitologikUltrasonografi nodul
- Pelacak DNA
- Chain reaction (PCR)
- Mazotti test

• Pengobatan: - Ivermektin (Mectizan), dosis 100-150 mg/kg BB,


diberikan setiap 2 minggu atau bulan hingga mencapai dosis
total 1,8 mg/kg BB
- Suramin
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai