Anda di halaman 1dari 50

 Lebih dari 1.

5 juta orang atau 24% populasi


di dunia terinfeksi oleh infeksi kecacingan

 Distribusi infeksi kecacingan paling banyak di


iklim tropis dan subtropis, dimana jumlah
terbesar ada di sub-Saharan Afrika, Amerika,
Cina, dan Asia Timur
 Bertujuan untuk mengeliminasi morbiditas
kecacingan pada anak pada tahun 2020
 Pemberian obat cacing dengan mudah
diberikan secara teratur saat suplementasi
vitamin A atau terintegrasi dengan program
kesehatan sekolah
 Pada taun 2012, 285 juta anak mendapatkan
terapi antihelminthes dimana hanya 32,5%
dari target global
- Sampai 2013 Survei pada anak Sekolah
Dasar menunjukkan Prevalensi cacingan
antara 0 – 85,9% (survei di 175 kab/kota)
- Rata-rata prevalensi 28,12% ( Angka
Nasional)
- Cakupan pengobatan rendah
- Pengetahuan masyarakat tentang cacingan
masih rendah
- Keadaan Tanah dan Iklim Tropis
- Personal Hygiene (Lingkungan)
- Sosial Ekonomi
- Kepadatan Penduduk
Rata-rata Prevalensi Nasional 28,12%
Masyarakat Berisiko

Angka Prevalensi Dasar

Angka Prevalensi < Angka Prevalensi 20 – Angka Prevalensi >


20% <50% 50%
Pengobatan Masal 1 x Pengobatan Masal 2 x
Pengobatan Selektif pertahun per tahun

Pemberian Pengobatan Pemberian Pengobatan


Masal Masal

Evaluasi angka prevalensi setelah dilakukan


pengobatan massal selama 5-6 tahun
 D0SIS TUNGGAL ALBENDAZ0LE 400 MG ATAU
MENDAZ0LE 500 MG
 ALBENDAZ0LE 200 MG UNTUK USIA KURANG
DARI 24 BULAN
Helmintologi

Nemathelminthes Platyhelminthes

Nematoda Usus Nematoda Jaringan Trematoda Cestoda

STH Non STH


 CACING GELANG ( Ascaris
lumbricoides )
 CACING CAMBUK ( Tricuris trichiura )
 CACING TAMBANG Ancylostoma
Duodenale dan Necator Americanus
 CACING BENANG (Strongyloides
stercoralis)
Host definif : manusia
Penyakitnya : ascariasis
Habitat : lumen usus halus
Penularan : peroral
1 siklus hidup butuh waktu 60-75 hari
Manifestasi Klinis
• Stadium larva
Gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan
sindrom Loeffler (demam, sesak napas, eosinofilia, dan
pada rontgen thoraks terlihat infiltratPneumonitis Ascaris)
• Stadium Dewasa
-Saluran cerna  tidak nafsu makan, mual, muntah-
muntah, diare, konstipasi
-Saluran empedu  nyeri kolik atau ikterus
-Peritoneum  akut abdomen
• Pemeriksaan Feses : Mikroskopik ditemukan telur Ascaris
lumbricoides
Ascariasis yang bermigrasi
 Host definif : manusia
 Penyakitnya : tricruriasis
 Habitat : mukosa caecum dan colon
 Penularan : peroral
Manifestasi Klinis
• KRITERIA DIAGNOSIS
 Kebanyakan kasus tanpa gejala, kadang-
kadang kolik abdomen dan perut kembung
 Pada penderita infeksi berat pernah
dilaporkan diare berdarah, anoreksia
(penurunan berat badan), anemia, kolitis, dan
prolaps rekti
• Pemeriksaan Feses : Mikroskopik ditemukan
telur Trichuris trichiura atau cacing dewasa
Colitis yang disebabkan tricruriasis
Prolaps recti akibat tricruriasis
 Host definif : manusia
 Penyakitnya : ancylostomiasis/ necatoriasis
 Habitat : mukosa duodenum dan jejunum
Manifestasi Klinis
• Larva
• Ground itch, rasa gatal pada kulit
• Creeping erution (cutaneus larva migrans)
• Pneumonitis
• Cacing Dewasa
• Gangguan gastrointestinal, anoreksia, mual, muntah, diare,
penurunan berat badan, nyeri area duodenum, jejenum, ileum
• Pada pemeriksaan labanemia hipokromik mikrositik
• Pada anak, ada korelasi positif antara infeksi sedang dan berat
dengan tingkat kecerdasan anak

• Pemeriksaan Feses : Ditemukan telur cacing Ancylostoma


duodenale, Necator americanus atau Ancylostoma ceylonicum
Anemia dan kurang gizi
Cutaneus larva migrans

24
http://casereports.bmj.com/content/2015/bcr-2015-210165.full.pdf
 Host definif : manusia dan hewan
 Penyakitnya : strongyloidiasis
 Habitat : cacing betina pada mukosa
duodenum dan jejunum, cacing jantan
jarang ditemukan di dalam hospes
Siklus hidup Strongiloides sercoralis
Gejala Klinis
Disebabkan oleh larva
a. kelainan pada kulit : creeping eruption seperti
pada Ancylostoma (berupa garis lurus, sifat
lebih progresif ). Gejala : dermatitis, urticaria
b. larva dalam paru : pneumonitis gejala :
demam,batuk + sputum mukopurulen, dyspnea
/ sesak, urticaria
c. pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi,
perdarahan gastrointestinal
Gejala Klinis …
Disebabkan oleh cacing dewasa

a. infeksi ringan : asimptomatik, mual, muntah,


nyeri perut, diare ringan

b. infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare


berat, dehidrasi, kolik
Cutaneus larva migran
Non soil transmitted helminth
• Enterobius(Oxyuris) vermicularis
(cacing keremi)
– Hospes : Manusia
– Penyakit : Enterobiasis
– Penyebaran Geografik :
• kosmopolit,
• daerah dingin > daerah panas.
• Ditunjang oleh hubungan erat antar manusia satu
dengan yang lain.
Daur hidup
E. vermicularis
Manisfestasi klinis
• Enterobiasis sering asymptomatics
• Perianal pruritus  simptom utama, terutama
malam
• Dapat berinvasi ke vagina  vulvovaginitis,
pelvic atau peritoneal granulomas
• Simpton yang lain : anorexia, irritability,
abdominal pain
Diagnosis
• Menemukan telur dengan anal swab
• Menemukan cacing dewasa yang keluar anus.
32
Trichinella spiralis
• Hospes : Manusia, binatang (babi, tikus,
beruang, kucing, anjing, babi hutan)
• Penyakit : trikinosis= trikinelosis=trikiniasis
• Penyebaran : kosmopolit, jarang di negeri
mayoritas muslim.
Morfologi dan daur hidup
• Cacing dewasa halus seperti rambut
• Hidup dalam mukosa usus halus
• Cacing betina panjang 3-4 mm,
– Vivipar
– Menghasilkan 1500 ekor larva.
• cacing jantan 1,5 mm.
• Cara infeksi : makan daging babi mentah/kurang
matang yang mengandung kista berisi larva
Patologi dan gejala klinis
• Tergantung beratnya infeksi oleh stadium dewasa
dan stadium larva.
• Cacing dewasa gejala usus 1-2 hari sesudah infeksi
• Larva di otot 7-28 hari sesudah infeksi 
membentuk nurse cell -larva complex nyeri
otot(myalgia) dan radang otot(myositis) disertai
eosinofilia, demam dan hipereosinofilia.
• Gejala oleh larva tergantung alat tubuh yang
dihinggapi.
• Infeksi berat (± 5.000 larva/kg bb) dapat
menimbulkan kemati- an dalam waktu 2-3 minggu.
Filariasis
• Filariasis =penyakit zoonosis menular yang
banyak ditemukan di wilayah tropika seluruh
dunia. Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan
Selatan, dengan 120 juta manusia terjangkit
• Filariasis di Indonesia pertama kali dilaporkan
oleh Haga dan Van Eecke pada tahun 1889 di
Jakarta
Cara penularan
1. Melalui gigitan nyamuk yang mengandung
larva infektif,
2. W. bancrofti ditularkan melalui berbagai
spesies nyamuk, yang paling dominan adalah
Culex quinquefasciatus, Anopheles gambiae,
An. funestus, Aedes polynesiensis, An.
scapularis, dan Ae. Pseudoscutellaris,
3. B. malayi ditularkan oleh spesies yang
bervariasi dari Mansonia, Anopheles dan
Aedes,
4. B. timori ditularkan oleh An. barbirostis.
Parasites
• Putih, tipis, melingkar

• Tiga jenis:
 Wuchereria bancrofti,
 Brugia malayi,
 Brugia timori

• Hidup 5-7 years, menghasilkan


jutaan keturunan

• Menyumbat sistem limpatik


Process of Infection
Gejala klinis
Akut :
• Demam 3- 5 hari
• Kerusakan ginjal
• Kelainan kulit disebabkan
infeksi bakteri
• Elephantiasis
– Bengkak kaki dan genital
– Laki-laki: Bengkak skrotum,
retraksi penis,
– Perempuan: Masa tumor
panjang, penebalan , ulserasi
kulit vulva.
Gejala klinis kronis :
• limfedema,
• lymp scrotum,
• kiluria,
• hidrokel

9/17/2018 42
9/17/2018 43
Treatment and Management of
Elephantiasis
• Preventif :

• Hindari gigitan nyamuk.


pasang kelambu, Autan, perangkap nyamuk, dll.

• Elevate and exercise affected body part


• Pengobatan kulit
– Bersihkan area yang sakit 2x sehari
– Beri kream antibakteri
• CDP (Complex decongestive physiotherapy)
– Lymph drainage, massage, compressive bandages
Managemen and Terapi Filariasis
• Obat yg digunakan saat ini:
– Obat antifilaria(DEC dan ivermectin) sukses untuk
membunuh larva.
• Testing:
– Doxycycline
• Diuji coba diTanzania.
• Dapat mengeleminasi larva dewasa setelah 14 8-14
bulan pengobatan.
– Albendazole and DEC
• Diberikan bersama-sama sekali setahun
• 99% membasmi microfilariae di dalam darah
selama 1 tahun setelah terapi.
Antihelmintik
1. Benzimidazoles : Albendazole,
Thiabendazole, Mebendazole.
2. Prazinoisoquinolines: Praziquantel.
3. Organophosphates: Metrifonate.
4. Piperazines: Piperazine,
Diethylcarbamazine.
5. Lainnya : Pyrantel, Niclosamide, Levamisole,
Ivermectin, Oxamniquine,
Albendazole
• Golongan : Benzimidazole
• Menghambat sintesis mikrotubulus cacing
sehingga pengurangi pengambilan glukosa
pada cacing  cacing lumpuh
• Bersifat larvisid dan ovisid
• Penyerapan meningkat bila diberikan bersama
dengan lemak
• Kontraindikasi
– Ibu hamil dan menyusui
– Hati hati pad penderita dengan gangguan fungsi
hati dan ginjal
• Efek samping obat
– gangguan saluran pencernaan : mual, muntah,
diare
– sakit kepala
– pusing
– lemas
1. Kebersihan Perorangan
Cuci tangan pakai sabun pada 5 waktu penting
(setelah BAB, membersihkan anak yang BAB,
sebelum menyiapkan makanan, sebelum
makan, setelah memegang/menyentuh hewan),
menggunakan air bersih, mandi, memotong dan
membersihkan kuku, memakai alas kaki,
menutup makanan

2. Kebersihan Lingkungan
Buang air besar di jamban, membuang
sampah pada tempatnya, drainase air limbah,
menjaga kebersihan rumah, sekolah.

Anda mungkin juga menyukai