Anda di halaman 1dari 21

Swamedikasi

Kasus Cacingan
Kelompok 4 Banjarmasin
OUR GROUP
1 Adellya Sri Bela Safira 4
Anggraini

2 Akhmad Irghi
Fitriani 5
Fahrezy

3 Annida Mujahidah Rahma Fitriyana 6


Nurul Azmi
REVIEW JURNAL: GAMBARAN PENGETAHUAN
MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN OBAT
CACING

REVIEW JOURNAL: OVERVIEW OF PUBLIC


KNOWLEDGE ABOUT THE USE OF WORM
MEDICINE

Aan Kunaedi¹*, Salma Audhita Santana', Selly Nurul


Azmi', Taufik Al Fazri', Adinda Aprillia', Amanda
Permatasari', Putri Ayu Fiddiyana'
Definisi
Pelaksanaan swamedikasi harus
Swamedikasi atau self-medication
memenuhi kriteria penggunaan
adalah suatu tindakan untuk
obat yang rasional, seperti :
menggunakan atau mendapatkan
● benar pasien,
obat tanpa diagnosis, nasihat
● benar obat,
medis, resep, pengawasan terapi,
● benar dosis,
atau menggunakan obat untuk
● benar rute dan waktu
pengobatan sendiri tanpa
pemberian
berkonsultasi dengan tenaga ● tidak ada efek samping
kesehatan. ● dan tidak ada polifarmasi

Swamedikasi
Kecacingan
● Cacingan atau sering disebut kecacingan merupakan penyakit endemic yang diakibatkan oleh cacing parasite
dengan prevalensi tinggi, tidak mematikan namun mengganggu Kesehatan tubuh manusia sehingga berakibat
menurunnya kondisi gizi dan Kesehatan masyarakat.
● Orang dikatakan cacingan apabila didalam tubuhnya terdapat cacing. Bila cacing keluar dari mulut, hidung
atau saat buang air besar, atau pada saat pemeriksaan laboratorium tinjanya terdapat telr cacing.
● Beberapa Jenis cacing yang menginfeksi tubuh manusia yaitu:
− Cacing Kremi (Oxyuris vermicularis),
− Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
− Cacing pita (Taenia saginata / Taenia solium / Taenia lata )
− Cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)
− Filaria yang ditularkan oleh larva microfilaria dari cacing Wucheria bancrofti dan Brugia malay melalui
gigitan nyamuk culex
− Caing benang (Strongiloides stercularis)
Gejala Kecacingan
-
01 Umum
Mengeluarkan cacing saat BAB atau muntah
- Badan pasien menjadi kurus dan perut buncit
- Kehilangan nafsu makan, lemas, lelah, pusing, nyeri kepala, dan gelisah serta
sukar tidur
- Gatal-gatal di sekitar dubur, terutama pada malam hari (cacing kremi)
- Pada jenis cacing yang menghisap darah (cacing pita, cacing tambang, cacing
cambuk) dapat terjadi anemia

02 Khusus
- Gejala  penderita  cacing   kremi   (Oxyuris/Entrobius  vermicularis)  adalah rasa gatal  sekitar 
anus terutama malam hari, gelisah dan sukar tidur.
- Gejala  penderita  cacing  gelang  (Askariasis)  adalah  gangguan  lambung, kejang perut diselingi
diare, kehilangan berat badan dan demam
- Gejala  penderita  cacing  tambang  (Nekatoriasis/Ankilostomiasis)  adalah gangguan  saluran 
cerna (mual, muntah, diare dan  nyeri  ulu hati)
Penularan
Infeksi langsung
Penularan langsung dapat terjadi
Larva menembus kulit
bila telur cacing dari tepi anal masuk Penularan melalui kulit terjadi
ke mulut tanpa pernah berkembang pada caing tambang dimana
dulu di tanah (terjadi pada cacing telur terlebih dahulu menetas
kremi dan trikuriasis). Penularan
di tanah baru kemudian larva
langsung dapat juga terjadi setelah
periode berkembangnya telur ke menginfeksi melalui kulit
tanah, kemudian tertelan melalui
makanan yang tercemar

Kecacingan
Terapi Non Farmakologi
Mengatur Pola Makan Mencuci handuk secara
rutin

Menerapkan Pola Hidup


Bersih Rutin potong kuku

Mencuci Tangan Tidak berbagi keperluan


Sebelum /sesudah makan pribadi ex: pakaian tidur

Mencuci selimut, seprai, Menggunakan alas kaki


sarung bantal dan guling untuk menghindari kontak
secara rutin langsung permukaan tanah
saat keluar rumah
Terapi Farmakologi
Pengobatan
Ddengan mengkonsumsi obat
cacing minimal 2 kali dalam 1 tahun
atau 6 bulan sekali, dengan dosis
yang sesuai.
Albendazol
Indikasi : Mengatasi infeksi cacing
Golongan: Obat Resep
Kelas Terapi: Antihelminitik
Dosis Obat :
● Dewasa dan anak usia lebih 2 tahun :
dosis tunggal 400 mg / oral untuk
askariasis berat diberikan 2-3 hari
● Anak 12-24 bulan: dosis tunggal 200 mg
tidak lebih dari 3 hari
● Albendazol kontraindikasi pada ibu hamil
sehingga pemberian antihistamin sistemik
yang diberikan.
Vermox (Mebendazol)
Komposisi : Setiap tablet kunyah mengandung: Mebendazole 500 mg.

Indikasi :
• Infeksi akibat cacing kremi (Enterobius vermicularis),
• Infeksi Cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
• Cacing tambang (Ancylostoma duodenale),
• Cacing tambang (Necator americanus)
• Cacing cambuk (Trichuriasis)
• Infeksi cacing campuran tersebut

Dosis Obat :
Dewasa dan anak usia lebih 2 tahun : dosis tunggal 2 x 100mg / oral diberikan 3 hari
berturut-turut
Combantrin (pirantel pamoat)
Indikasi:
• Cacing kremi (Enterobius vermicularis),
• Cacing gelang (Ascaris lumbricoides).
• Cacing tambang (Ancylosstoma duodenale,
• Necator americanus).
• Cacing Trichostrongylus colubriformis
• Trichostrongylus orientalis.

Dosis obat
Penggunaan obat harus sesuai petunjuk pada kemasan
dan anjuran dokter.
Anak-anak:
• 2-6 tahun: 1-2 sendok takar (5 ml) sekali minum.
• 6-12 tahun: 2-3 sendok takar (5 ml) sekali minum.
• 12 tahun ke atas: 3-4 sendok takar (5 ml) sekali minum.
KONVERMEX
1. Konvermex Tablet
• Golongan: Obat Bebas Terbatas
• Kelas Terapi: Anthemitik
• Kandungan: Pirantel Pamoat 250 mg; Pirantel Pamoat 125 mg
• Bentuk: Kaplet
• Satuan penjualan: Strip
• Kemasan: Strip @ a Kaplet

2. Konvermex Suspensi
• Golongan: Obat Bebas Terbatas
• Kelas Terapi: Anthemitik
• Kandungan: Pirantel Pamoat 125 mg/5 mL; Pirantel Pamoat 250 mg/5 mL.
• Bentuk: Sirup
• Satuan penjualan: Botol
• Kemasan: Botol @ 10ml.
Kegunaan
Konvermex di gunakan untuk membasmi penyakit cacing yang berada di dalam tubuh, seperti cacing kremi
(Enterobius vermicularis), cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale),
cacing tambang (Necator americanus), cacing Trichostrongylus colubriformis. Penyakit cacing dapat
menurunkan kesehatan tubuh, seperti: anemia, lemas, mengantuk, berat badan rendah.

Dosis:
• Anak usia 2-6 tahun: 2.5 ml - 5 ml
• Anak usia 6-12 tahun: 5-7.5 ml.
• Anak usia lebih dari 12 tahun: 7.5 mL. - 10 ml...
• Dewasa atau anak lebih dari 12 tahun: 1½ kaplet - 2 kaplet.

Efek Samping:
Hipersensitif (mual, muntah, diare, terbentuk ruam)
Sakit kepala dan pusing Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif

Interaksi Obat
Tidak boleh di berikan bersamaan dengan golongan obat antagonis terhadap piperazine.
Cutaneous Larva
Migrans In A 3 Years
Old Child
Cutaneus Larva Migrans (CLM) atau yang biasa
disebut Creeping eruption adalah kelainan kulit
berupa peradangan berbentuk linier atau berkelok-
kelok, yang menimbul dan progersif. Penyakit ini
disebabkan karena adanya invasi dari larva cacing
tambang yang berasal dari kotoran anjing dan
kucing. Umumnya larva ini menginvasi kulit di kaki,
tangan, bokong dan abdomen.

Penyebab utama dari CLM adalah larva yang berasal


dari cacing tambang yang hidup di usus anjing dan
kucing, yaitu Ancylostoma braziliense dan
Ancylostoma caninum.
Cutaneous Larva
Migrans In A 3 Years
Old Child
Cacing tambang dewasa hidup di usus anjing dan kucing. Kemudian
telur cacing tersebut dikeluarkan bersama tinja anjing dan kucing
pada kondisi yang menguntungkan (lembab, hangat dan pada tepat
yang teduh). Telur akan menetas menjadi larva rabditiform kemudian
akan menjadi larva filariform yang infektif. Apabila terjadi kontak
langsung antara kulit dengan tanah yang terkontaminasi larva
filariform maka akan menyebabkan CLM
KASUS
An. B, 3 tahun, jenis kelamin perempuan
diantar oleh kedua orangtuanya ke Poli Kulit
dan Kelamin RSUD Abdoel Moeloek Povinsi
Lampung dengan keluhan terdapat bintil-bintil
merah seperti benang berkelok-kelok di
tungkai bawah kanan.
• Sepuluh hari yang lalu pasien mengeluhkan terdapat
bintil kemerahan disertai gatal di tungkai bawah.
• Keluhan gatal dirasakan terus menerus sehingga
pasien sering menggaruk bintil tersebut.
• Pada awalnya hanya terdapat bintil kecil berwarna
kemerahan lama kelamaan bintil semakin banyak
membentuk seperti benang panjang yang berkelok-
kelok.
Tujuh hari yang lalu ibu pasien membawa pasien
berobat lalu diberikan obat. Namun keluhan tidak
berkurang justru semakin bertambah.
Bintil- bintil tersebut berpindah tempat sedikit kebawah dari tempat awalnya,
kemudian tempat yang ditinggalkan menjadi berwarna merah kehitaman dan
menjadi kering.

Orangtua pasien mengatakan anaknya sering kali bermain di tempat berpasir dan
terkadang tidak menggunakan alas kaki saat bermain.

Pasien juga memiliki binatang peliharaan yaitu kucing dirumahnya.


Keluhan demam, menggigil, tergigit serangga atau hewan lainnya disangkal.
Riwayat bepergian ke laut juga disangkal.
Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan penyakit seperti ini.
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan alergi obat.
Pemeriksaan fisik pasien didapatkan, Tatalaksana nonfarmakologi yang tenaga kesehatan berikan kepada
• keadaan umum baik pasien berupa
• kesadaran compos mentis • Edukasi kepada orangtua pasien tentang informasi
• nadi 90x/menit • penyakit yang dialami pasien
• frekuensi nafas 20x/menit • Meningkatkan kebersihan pribadi dan lingkungan
• suhu 36,7OC • Disarankan untuk membiasakan mencuci tangan setelah
• berat badan 12 kg. • terpapar dengan tanah
• Memakai alas kaki saat bermain
• Menhindari kontak dengan kotoran hewan peliharaan
seperti kucing dan anjing.

Pada stasus dermatologis didapatkan pada


regio cruris dextra tampak papul eritem
multiple, bentuk linier berkelok-kelok,
serpiginosa sebagaian tampak ditutupi krusta.
Pasien didiagnosis dengan cutaneus
larva migrans atau creeping eruption.
Terapi farmakologi yang tenaga kesehatan diberikan adalah :
• Golongan antihelmintes Albendazol 1x400 mg per hari selama 3 hari (Bila tidak berhasil
dapat diulangi minggu berikutnya)
• Obat simptomatik untuk mengurangi rasa gatal berupa Cetirizin 2x 2,5 mg bila gatal.

Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan obat antihelmin serta edukasi sudah tepat dan
sesuai dengan dosis yang ada. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menghindari kontak langsung kulit yang tidak terlindungi dengan tanah atau pasir yang
terkontaminasi
2. Menggunakaan alas kaki saat berjalan di pantai atau tempat berpasir
3. Pengobatan antihelmin secara rutin terhadap binatang peliharaan (anjing dan kucing)
4. Hewan dilarang untuk berada di wilayah pantai dan taman bermain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai