ANTIPARASIT
Parasitologi
Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang parasit-
parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia.
Parasit:
Organisme hidup yang mendapatkan makanan dari
organisme hidup lainnya & hidupnya sangat bergantung
pada organisme lainnya
Protozoology
Mempelajari binatang-binatang bersel satu (protozoa)
Misal: toxoplasma gondii, amoeba
Entomology
mempelajari perihal arthropoda (serangga)
HELMINTOLOGI
1. Platyhelminthes (cacing pipih)
- Trematoda (cacing daun)
- Cestoda (cacing pita)
2. Nemathelminthes (cacing gilik)
(nema= benang/bulat)
- Nematoda
1. Plathyhelminthes
• Cacing bentuk pipih dorso ventral
• Menyerupai pita memanjang/bentuk daun
• Tubuh bilateral simetris
• Tidak mempunyai rongga badan
• Bersifat hermaprodit
• Kelas: Cestoda, Trematoda
2. Nemathelminthes
• Tubuh bulat silindrik dalam arah memanjang, ujung agak
meruncing dibanding tubuh dalam keseluruhan
• Bilateral simetrik
• Mempunyai rongga badan
• Sex terpisah, umumnya yang jantan lebih kecil daripada betina
• Kelas: Nematoda
1. Nematoda usus:
a. Ascaris lumbricoides (c.gelang)
b. Hookworm (c.tambang)
c. Trichuris trichiura (c.cambuk)
d. Enterobius vermicularis (c.kremi)
2. Nematoda darah dan jaringan: Filaria
Soil Transmitted Helminths
• Penyakit cacing usus yang ditularkan melalui perantara
tanah
• Ascaris lumbricoides, hookworms, Tricuris trichiura
• Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia & negara
berkembang lainnya
PATOFISIOLOGI
Taenia Saginata
• Nama lain : cacing pita sapi
• Hospes definitif : manusia
• Hospes perantara : hewan memamah biak (sapi, kerbau)
• Distribusi kosmopolit
• Habitat : yeyunum
• Nama penyakit : Taeniasis saginata
• Infeksi disebabkan karena memakan daging sapi yang
kurang matang / setengah matang
Taenia saginata
Gejala
• Nyeri ulu hati
• Mual
• Muntah
• Abdominal discomfort
• Diare
• Ditemukan proglotid yang bergerak-gerak lewat dubur,
dengan atau tanpa tinja
Diagnosis
• Ditemukan proglotid dan telur
• Spesimen : feses, rectal swab
Ascaris lumbricoides (C.gelang)
• Nematoda usus terbesar, dalam tubuh manusia
• Penyakit : Ascariasis
• Tersebar secara kosmopolitan, “soil transmitted helminth”
• Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis dengan
kelembaban tinggi, sanitasi hygiene yang kurang baik
• Di negara berkembang : South east Asia 73 %, Afrika
12 %, Amerika Tengah / Selatan 8 %
• Kematian jarang terjadi kecuali terdapat penyumbatan
usus
• Habitat cacing dewasa : lumen usus halus
• Menghisap makanan dari host
Gejala
1. Akibat Larva (4-16 hari setelah menelan telur )
• Pneumonitis
• Asthma attacks
• Loeffler’s syndrome : Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak,
urticaria
2. Cacing dewasa (6-8 minggu setelah menelan telur )
Jumlah cacing sedikit : tanpa gejala
• rasa tidak enak pada perut
• diare
Migrasi cacing dewasa mencapai organ lain :
• Obstruksi usus
• Perforasi usus , cacing menembus dinding usus .
• Appendicitis .
• Peritonitis
• Komplikasi sering dijumpai pada anak-anak
• Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui : anus, mulut bersama
muntahan
Diagnosis
• Telur dalam tinja
• Larva dalam sputum
• Anamnesis : keluarnya cacing dewasa melalui mulut,
hidung, anus
Enterobius vermicularis (c.kremi)
Patogenesis
• Penyakit: enterobiasis
• Relatif tidak berbahaya
• Iritasi sekitar anus, perineum dan kadang vagina
eczema infeksi sekunder
• Infeksi berat : Gangguan tidur, berat badan turun, nyeri
perut, muntah, insomnia
• Kadang : ulserasi, abses pd tempat cacing melekat
• Migrasi : GI atas, peritoneum, vagina, tuba Fallopii, saluran
kemih, appendiks (appendicitis jarang)
Self limiting disease
DIAGNOSIS
Laboratorium :
Cacing dewasa : pada area perianal 2-3 jam
setelah penderita tidur
Telur :
• Perianal Diagnosis pasti; tehnik anal swab-scotch
tape:
1. melekatkan selotip transparan di perianal pada pagi hari
sebelum dibasuh
2. Diratakan pada cover glass, dapat dibubuhi iodin dalam
xylol sedikit
• Di bawah kuku
• Telur pada urine
• Hanya 5% telur ditemukan di feses
Filaria
• Filariasis: disebabkan oleh cacing Filaria sp. dan
ditularkan oleh nyamuk Mansonia sp., Anopheles sp.,
Culex sp., dan Armigeres sp.
• Cacing Filaria sp. hidup dan menetap di kelenjar getah
bening
• manifestasi klinik akut berupa: demam berulang,
peradangan saluran kelenjar getah bening.
• Pada stadium lanjut filariasis dapat menimbulkan
manifestasi berupa pembesaran kaki, lengan, payudara
dan alat kelamin.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan
1. Pemeriksaan parasitology: Pewarnaan Giemsa
ditemukan mikrofilaria dengan panjang 250 um – 300 um.
2. Pemeriksaan serologi: antibodi IgG4 antifilaria
Konsep Infeksi Helmintik
• Helmin berasal dari Bahasa Yunani: helmins artinya
cacing
• Obat antelmintik adalah senyawa yang digunakan
melawan parasit cacing
Syarat Obat Antelmintik Efektif
• Harus dapat menembus kutikula cacing atau masuk ke
sistem pencernaannya
• Sehingga bisa menunjukkan efek farmakologisnya pada
fisiologi cacing
Mekanisme Kerja Obat Antelmintik
pada Cacing
• Merusak atau membunuh cacing secara langsung
• Melumpuhkan cacing
• Merusak kutikula cacing
• Mengganggu metabolisme cacing
Plathyhelminthes
Cestoda (cacing pita) Spesies Cacing Obat
Antelmintik
Berasal dari sapi Taenia saginata Niklosamid,
Albendazol,
prazikuantel
Berasal dari babi Taenia solium Niklosamid,
prazikuantel
Berasal dari ikan Diphyllobithrium Niklosamid,
latum prazikuantel
Plathyhelminthes
Spesies di Spesies Cacing Obat Antelmintik
jaringan
Trematoda darah Schistosoma Prazikuantel
japonicum
Schistosoma Prazikuantel
mansoni
Schistosoma Prazikuantel
haematobium
Nemathelminthes
Intestinal Nematodes Obat Antelmintik
Ascaris lumbricoides Albendazole, Mebendazol,
piperazin
Enterobius vermicularis Pyrantel pamoate
Mebendazol, Albendazol
piperazin
Strongyloides stercoralis Tiabendazol, albendazol
Trichuris trichiura Mebendazol
Necator americanus Mebendazol
Ankylostoma duodenale Mebendazol
Nemathelminthes