Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

FARMAKOLOGI II

ANTIPARASIT

DISUSUN OLEH:

Dandy Zwageri Herman / 1713015171

Kelas : C S1 2017

FAKULTAS FARMASI UNIVERTAS

MULWARMAN
DAFTAR ISI

Daftar isi …………………………………………………………………………….....

BAB I : PEMBAHASAN

A. Pengertian antiparasit………………… ………………………………………..


B. Penggolongan Antiparasit ……………………….……………………………..
C. Mekanisme antiparasit ………………...……………………………………….
D. Penyakit yang dapat disembuhkan antiparasit ……………………..………….

BAB II : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….


BAB I

PEMBAHASAN
A. Pengertian Antiparasit

Antiparasit berasal dari kata anti dan parasit Antiparasitik adalah obat – obat
yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit.
Antiparasit termasuk dalam antimikroba. Dalam pembacaan di sini, yang
dimaksud dengan mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk
kelompok parasit.

B. Penggolongan antiparasit
1. Antelmintik

Deskripsi : Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usus atau jaringan tubuh.
Sebagian besar obat cacing efektif terhadap satu macam kelompok cacing, sehingga
diperlukan diagnosis yang tepat sebelum menggunakan obat tertentu. Diagnosis
dilakukan dengan menemukan cacing, telur cacing dan larva dalam tinja, urin,
sputum, darah atau jaringan lain penderita. Sebagian besar obat cacing diberikan
secara oral yaitu pada saat makan atau sesudah makan dan beberapa obat cacing perlu
diberikan bersama pencahar.

Mekanisme kerja : Mekanisme kerja obat cacing yaitu dengan menghambat


proses penerusan impuls neuromuskuler sehingga cacing dilumpuhkan. Mekanisme
lainnya dengan menghambat masuknya glukosa dan mempercepat penggunaan
(glikogen) pada cacing.

Contoh:

 Dietil karbamazin

Nama dagang : Filarzan


Indikasi : Filariasis, onkoseriasis, loaiasis, askariasis, dan ankilostomiasis

Kontra indikasi: anak berumur kurang dari 2 tahun, ibu hamil/menyusui

Efek samping : demam, sakit kepala, sakit otot dan persendian, mual,
muntah, menggigil, urtikaria, gejala asma bronkial. Sedangkan gejala lokal berupa
limfadenitis, limfangitis, abses, ulkus, funikulitis, epidimitis, orchitis, dan limfedeme

Dosis : Untuk filariasis bankrofti, dosis yang dianjurkan adalah 6mg/kg berat
badan/hari selama 12 hari. Sedangkan untuk filaria brugia, dosis yang dianjurkan
adalah 5mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.

 Levamisol

Nama dagang : Kam cek san, obat cacing kancisan

Indikasi : cacing perut, cacing tambang, cacing gelang, cacing kremi

Kontraindikasi : hipersensitif, gangguan fungsi ginjal, hati dan ibu hamil

Efek samping : mual, muntah, nyeri perut, pusing, sakit kepala, sindroma
seperti enselopati.

Dosis : Dewasa dan anak berusia lebih dari 16 tahun : 3 tablet, anak berusia 5-
15 tahun : 2 tablet., anak berusia 1-4 tahun : 1 tablet. Diberikan sebagai dosis tunggal.
Dosis kedua dianjurkan 1 atau 7 hari kemudian.

2. Antimalaria

Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati


penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang menggigit pada malam hari dengan
posisi menjungkit.
Ciri-ciri penyakit malaria adalah demam berkala disertai menggigil, nyeri
kepala dan nyeri otot, hati membesar sehingga timbul rasa mual dan muntah, anemia.

Penggolongan obat antimalaria :

 Obat-obat pencegah / profilaktik


 Obat-obat penyembuh / pencegah demam = kurativum
 Obat-obat pencegah kambuh
 Obat – obat pembunuh gametosid

3. Antiamuba

Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan


oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang
dikenal dengan dysentri amuba.

Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus. Dengan gejala


diare berlendir dan darah disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada
waktu buang air besar. Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke
organ-organ lain khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang
hati (hepatitis amuba)

4. Antifungi / Antijamur

Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang


disebabkan oleh jamur. Infeksi oleh jamur dapat terjadi pada :

 Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup di atas kulit)


 Selaput lendir mulut, bronchi, usus dan vagina oleh sejenis ragi yang
disebut candida albicans.

Salah satu sebab meluasnya infeksi oleh fungi ialah meningkatnya pemakaian
antibiotik spektrum luas atau pemakaian kortikosteroid yang kurang tepat. Faktor
hygiene juga sangat mempengaruhi penyebaran infeksi oleh fungi. Infeksi jamur
sering berkaitan dengan gangguan daya tahan tubuh, bila daya tahan tubuh turun,
maka pengobatan jamur sering mengalami kegagalan.

5. ANTI CACING ( ANTHELMINTIKA)

Anti cacing adalah obat yang digunakan untuk membasmi cacing parasit dia dalam
tubuh manusia dan hewan.

Penularannya :

1. Dari mulut
2. Dari luka
3. Dari larva diatas tanah

Ciri-ciri :

1. Mual
2. Mules
3. Muntah
4. Diare berkala
5. Nyeri perut
6. Anorexia
7. Anemia
8. Usus buntu

MACAM-MACAM CACING :

1. Cacing kremi ( oxyuris vermicularis)

Adalah golongan cacing bulat, yang masa hidup cacing dewasanya > 6minggu,
cacing betina menempatkan telurnya di sekitar anus pada malam hari, yang
menimbulkan rasa gatal, keudian terjadi garukan oleh tangan, yang kemungkina
tertelan kembali ( reauto infeksi)

2. Cacing gelang ( ascaris lubmbricoides)

Adalah cacing golongan bulat. Yang cukup besar dan cukup membahayakan, karena
dapat keluar dari anus dan masuk ke organ tubuh yang lain

3. Cacing pita ( taenia saginata/ cacing pita pada dagig sapi, taenia soliumcacing
pita pada daging babi, taenia lata/cacing pita pada daging ikan )

Cacing ini pipih dan beruas-ruas.

4. Cacing tambang ( angkylostoma duo denale dan nacator americanus )

Cacing yang hidup di usus bagian atas, dan dapat menghisap darah dimana mereka
menempelkan diri.

5. Filaria

Cacing dari larva wucheria bancrifti dan brugia malay, yang desebarkan melalui
nyamuk culex, dan dikenal sebagai penyakit elephantisiasis

6. Scistosoma
7. Cacing benang

PENCEGAHAN PENYAKIT CACING :

1. Peningkatan hygine
2. Pemberatntasan cacing dan larvanya
3. Perbaikan perumahan
4. Lingkungan hidup
5. Kemajuan sosial dan ekonomi
6. Menjaga kebersihan diri dan makanan
7. Mengosumsi makanan yang dimasak dengan benar
8. Mencuci tangan sedudah dan sebelum makan

6. ANTI EKTOPARASIT
- Ivermectin
Golongan
Ivermectin adalah antiparasit yang merupakan golongan derivat macrocyclic
lactones dari bakteri Streptomyces avermitilis

Indikasi

- Broad spectrum anti-parasite (endo dan ekto)


- Mencegah dan melawan infeksi heartworm, membersihkan larva heartworm,
strongyloidiasis, ascariasis, trichuriasis, filariasis, enterobiasi.
- Perawatan mite pada telingga
- Perawatan untuk sarcoptic, notoedric atau demodectic mange dan beberapa
kutu, lalat, flies dan fleas
- Cacing pada saluran pencernaan, cacing paru paru,cacing hidung, kutu dan
caplak pada sapi, kambing , domba, babi, anjing dan kucing.

Aplikasi

- Obat ini bekerja dengan mengikat dan mengaktifkan glutamate-gated chloride


channels (GluCls) yang merupakan ligan ion channels neurons and myocytes.
- Dapat digunakan pada induk laktasi dan bunting
- Pada anjing dapat digunakan dosis tinggi untuk treatment demodectic dan
sarcoptic
- Digunakan untuk mengatasi ascariasis pada reptil secara injeksi dan spray
- Pada kucing dewasa untuk pencegahan cacing & kutu suntikan ivermectin
dapat dilakukan 2-4 kali setiap tahunnya.

- Cyromazin
Golongan
Cyromazin merupakan ectoparasitida dari golongan triazine

Indikasi
Treatment larva lalat terutama Musca domestica

Aplikasi
Bentuk bubuk putih diberikan secara oral dicampur pada pakan.
Digunakanpada kelinci dan kambing

Keterangan
Menyebabkan moulting dan pupation, dan sintesis chitin

- Fipronil
Golongan
Fipronil merupakan anti-ektoparasit dari golongan phenylpyrazole

Indikasi
- Perawatan dan pencegahan kutu, tick, mite, ants, beetles, cockroaches, fleas,
ticks, termites, mole crickets, thrips, rootworms, weevils, dan serangga lain
pada anjing dan kucing.
- Fipronil menganggu jalan Cl- mencapai reseptor gamma amino butyric
acidpada (GABA) membran sel syaraf sehingga menghasilkan terminal syaraf
malfungsi

Aplikasi
- Diberikan secara topical atau disemprotkan pada anjing dan kucing
- Kucing atau anjing: 1-2 pompa pon BB pada penggunaan botol ukuran 250 ml
atau 3-6 pompa untuk botol 100ml

Keterangan

- Menyebabkan gatal dan merah pada daerah yang disemprot


- Tidak boleh digunakan pada hewan yang hipersensitif
- Hanya untuk bagian luar (kulit)
- Tidak boleh diberikan pada kelinci.
- Tidak boleh mengenai mata dan mulut (berbahaya bila terjilat)
- Tidak boleh dikombinasikan dengan pestisida lain

 FRONTLIN

Komposisi
mengandung Fipronil 10%.

Indikasi
Untuk pengobatan dan pengendalian kutu (pinjal) pada anjing dan kucing, serta
investasi caplak pada anjing.

Dosis dan Cara Pemakaian


kucing 0.5 ml. anjing dengan berat dibawah 10 kg 0.67 ml (S). Pada Anjing dengan
berat 11 - 20 kg 1,34 ml (M). Anjing dengan berat diatas 20 kg 2.68 ml (L). Cara
pemakaian dengan diteteskan pada daerah tengkuk anjing.
Kemasan 1 kotak berisi 3 pipet @ ukuran S 0.67 ml, M 1.34 ml, L 2.68 ml untuk
anjing, dan 0.5 ml untuk kucing Deptan RI No. I. 0012816 PKC. Obat keras.
 Permetrin.
Permetrin adalah obat pilihan yang direkomendasikan oleh pihak yang paling
sebagai baris pertama pengobatan di kepala, kemaluan, dan kutu tubuh kutu parah,
terutama untuk bayi berusia lebih dari 2 bulan dan anak-anak. Obat ini adalah racun
saraf yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada ektoparasit. Hal ini lebih
efektif daripada crotamiton dalam mengobati gejala dan mengurangi kemungkinan
infeksi bakteri sekunder. Satu keuntungan dari permetrin adalah efek residu pada
rambut untuk siklus mencuci rambut beberapa.Perlawanan mungkin telah
dikembangkan di banyak daerah, namun. Dokter di beberapa negara memilih
pediculicides berbeda secara bergiliran untuk mencegah perkembangan
resistensi.Permetrin sangat efektif dalam membunuh kutu dewasa dan nimfa tetapi
tidak efektif dalam membunuh kutu (telur). Sebuah sisir bergigi halus adalah
tambahan penting untuk menghilangkan kutu. Pasien harus mencuci rambut dengan
sampo nonmedicated.Sebuah over-the-counter (OTC) konsentrasi 1% (Nix) mungkin
tidak cukup untuk pengobatan kutu kemaluan dan untuk beberapa kasus kutu.
Persiapan resep 5% dipasarkan untuk kudis (Elimite) mungkin lebih efektif dalam
beberapa kasus. Ketaatan pada rejimen pengobatan sangat penting.Pyrethrins dan
butoksida piperonyl (Kekuatan Maksimum RID, Pronto, R & C, A200 Kekuatan
Maksimum) Pyrethrins adalah pengobatan lini pertama di kepala, kemaluan, dan kutu
tubuh kutu parah. Agen ini merangsang sistem saraf parasit, menyebabkan kejang dan
kematian parasit. Ini adalah agen OTC yang lebih tua yang masih muncul untuk
menjadi efektif. Ini tidak memiliki tindakan residu permetrin dan lebih cenderung
memerlukan aplikasi berulang-ulang. Produk pyrethrin dikontraindikasikan untuk
pasien dengan alergi kontak untuk ragweed, terpentin, atau krisan.

 Malathion (Ovide)
Malathion disetujui oleh FDA untuk pengobatan kutu. Ini adalah penghambat
kolinesterase ireversibel yang dihidrolisis dan karena itu didetoksifikasi cepat oleh
mamalia tetapi tidak oleh serangga, melainkan baik ovicidal dan pediculicidal. Ia
mengikat rambut dan menyediakan beberapa perlindungan sisa setelah terapi.
Malathion tersedia sebagai 0,5% dan 1% air berbasis lotion.Lihatinformasi obat
penuhIvermectin topikal (Sklice) Ivermectin topikal menyebabkan kematian parasit
dengan selektif, afinitas tinggi mengikat glutamat-gated saluran klorida terletak di
saraf invertebrata dan sel otot. Ini adalah pediculicide topikal yang memperlakukan
kutu dengan aplikasi 10-menit tunggal tanpa nit menyisir pada orang dewasa dan
anak usia 6 bulan atau lebih.

 Lindane
Lindane merangsang sistem saraf parasit, menyebabkan kejang dan kematian. Ini
adalah insektisida diklorinasi tersedia sebagai lotion 1%, krim, dan sampo. Ini adalah
pengobatan lini kedua jika agen lain gagal atau tidak ditoleransi.Lindane sangat tidak
aman pada anak karena penyerapan transkutan yang mengarah ke neurotoksisitas.
Pada bulan Maret 2003, FDA mengeluarkan penasihat peringatan kesehatan
masyarakat peningkatan risiko efek samping pengobatan lindane pada orang yang
masih muda, kecil, atau lanjut usia. Semakin tingginya hati-hati harus dilakukan jika
lindane digunakan pada pasien tersebut. Secara keseluruhan, permetrin adalah pilihan
yang lebih aman.

 Isopropil miristat (Resultz)


Isopropil miristat tidak tersedia di Amerika Serikat (saat ini dalam tahap uji klinis
III), tetapi tersedia di Kanada dan Eropa. Ini adalah obat non-insektisida berbasis
berisi isopropil miristat, bahan yang biasa digunakan dalam kosmetik. Modus
kerjanya adalah proses mekanik yang melemahkan cangkang lilin kutu, yang
mengakibatkan hilangnya cairan internal dan dehidrasi.

 Benzil alkohol (Ulesfia, Zilactin)


Benzil alkohol menghambat kutu dari menutup spirakel pernapasan mereka, yang
memungkinkan lotion untuk menghalangi spirakel, yang akhirnya menghasilkan
sesak napas. Tidak menimbulkan aktivitas ovicidal. Produk ini mengandung benzil
alkohol 5%.

 Spinosad (Natroba)
Spinosad menyebabkan eksitasi neuron pada serangga, diikuti oleh
hyperexcitation, kelumpuhan, dan kematian. Obat ini adalah pediculicide
diindikasikan untuk pengobatan topikal dari infestasi kutu. Obat ini tersedia sebagai
suspensi 0,9%.

E. Mekanisme antiparasit
1. Antiparasit

Salah satu contoh penyakit yang dapat disembuhkan dengan antiparasit adalah
penyakit kaki gajah (Filariasis atau Elephantiasis).

a. Pengertian

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan


penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria spesies Wuchereria
bancrofti dapat menyebabkan penyakit kaki gajah karena sifatnya yang dapat
mengganggu peredaran getah bening. Sedangkan Brugia malayi dan Brugia
timori tidak.yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit
nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem
lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan


pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki,
lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki
Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita
mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari.

Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis.


Menurut info dari WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami
penyakit kaki gajah adalah Asia Selatan (India dan Bangladesh), Afrika,
Pasifik dan Amerika. Belakangan banyak pula terjadi di negara Thailan dan
Indonesia (Asia Tenggara).

b. Etiologi

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah


seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan
mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang
terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut. Tidak seperti
Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies
nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena
inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.

c. Patofisiologi

Patologi disebabkan oleh kerusakan pembuluh getah bening akibat


inflamasi yang ditimbulkan olehcacing dewasa bukan oleh microfilaria.cacing
dewasa yang hidup di pembuluh dan kelenjar limfemenyebabkan pelebaran
pembuluh kelenjar dan penebalan dinding pembuluh. Infiltrasi sel plasmas,
eosiofil dan makrofag didalam dan sekitar pembuluh yang mengalami
inflamasi bersama denganploriferasi sel endotel dan jaringa penunjang
menyebabkan berliku liku system limfatik dan kerusakan (varises).Limfadema
dan perubahan kronik akibat statis bersama dengan edema keras terjadi pada
kulit yangmendasari. Perubahan perubahan yang terjadi akibat filariasis ini
disebabkan oleh efek langsung daricacing ini dan oleh respon imun penjamu
parasit. Respon ini lah yang menyebabkan prosesgnanulomatosa dan
proliferasi yang menyebabkan obtruksi total pembuluh limfe.kelainan
tersebuttetap ada selama cacing masih hidup dan kematian cacing juga
menyebabkan reaksi granulomatosa danfibrosis. Inilah yang membuat
terjadinya obstruksi limfatik dan penurunan fungsi limfatik.

d. Tanda dan Gejala


 Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila
istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.
 Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan
paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit.
 Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang
menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung
(retrograde lymphangitis).
 Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar
getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah.
 Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak
kemerahan dan terasa panas (early lymphodema).
e. Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :

 Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular


 Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat
perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan
genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
 Membersihkan semak-semak disekitar rumah.

f. Pengobatan

Setelah dokter mendiagnosis penyakit kaki gajah, obat yang akan


diberikan adalah DEC (dietilkarbamazin). Jika penderita masih mengalami
gejala peradangan akut, obat-obatan untuk meredakan gejala (simtomatik)
dapat pula diberikan. Jika pembengkakan anggota gerak sudah mengeras,
dapat diberikan kortikosteroid. Tetap jaga kebersihan selama menjalani terapi.
Apabila kelainan sudah sangat nyata dan berat, mungkin penderita
membutuhkan operasi.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antiparasit berasal dari kata anti dan parasit Antiparasitik adalah obat – obat
yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit. Antiparasit
termasuk dalam antimikroba. Dalam pembacaan di sini, yang dimaksud dengan
mikroba terbatas pada jasad renik yang tidak termasuk kelompok parasit.
DAFTAR PUSTAKA

 Ganiswarna,Sulistia G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas


Kedokteran UI
 Katzung, E.G, (1997), Obat-Obat Kemoterapeutika, dalam Farmakologi Dasar
&Klinik, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai