Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas ke hadirat Allah Swt. yang dimana atas segala rahmat dan
karunia yang telah dilimpakan oleh-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah tentang “Farmakologi Ektoparasit” pada mata kuliah Farmakologi II.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata
kuliah Farmakologi II yang meliputi nilai tugas individu.

Penyusunan tugas ini tentunya tidak terlepas dari adanya kekurangan dan
kealpaan dari penulis. Maka dari itu, saya meminta kesediaan pendapat baik
berupa kritik dan saran agar tugas ini dapat diperbaiki dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.

Kepada para pembaca saya ucapakan selamat belajar dan manfaatkanlah


makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Darussalam, 25 Januari 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.2 Latar Belakang.........................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Pengertian Antiparasit..............................................................................................5
2.2 Penggolongan Antiparasita......................................................................................5
2.3 Obat-Obat Antiektoparasit.......................................................................................5
2.4 Obat Alternatif Dari Tanaman Untuk Membasmi Kutu Ternak.............................12
2.4 Anti Ektoparasit Ideal.............................................................................................13
2.5 Aplikasi Anti Ektoparasit Pada Hewan..................................................................13
2.6 Mekanisme Kerja Anti Ektoparasit........................................................................13
BAB III............................................................................................................................15
PENUTUP.......................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Parasit adalah suatu organisme lebih kecil yang hidup menempel pada tubuh
organisme yang lebih besar yang disebut host. Parasit merupakan organisme yang
hidupnya merugikan induk semang yang ditumpanginya. Keberadaan parasit
dalam tubuh host dapat bersifat sebagai parasit sepenuhnya dan tidak sepenuhnya
sebagai parasit. Ada beberapa sifat hidup dari parasit seperti parasit fakultatif,
obligat, insidentil temporer dan permanen. Penyebarannya di atas permukaan
bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya siklus hidup, iklim, sosial
budaya atau ekonomi dan kebersihan. Biasanya hospes atau induk semang yang
jadi sasarannya bisa berupa hospes definitif (akhir), insidentil, carrier, perantara
dan hospes mekanik.
Salah satu penyakit parasit yang sering menimbulkan gangguan pada ternak,
khususnya sapi adalah serangan caplak. Caplak merupakan salah satu ektoparasit
yang terdapat pada hewan ternak dan pada umumnya selalu menimbulkan
kerugian, baik secara fisik bagi hewan itu sendiri, maupun kerugian secara
ekonomis bagi para peternak. Selain caplak, masih banyak lagi ektoparasit
pengganggu pada hewan seperti pinjal, tungau, kutu dan lainnya. Obat anti
ektoparasit digunakan untuk penanganan infestasi ektoparasit pada hewan, seperti
kucing. Obat anti ektoparasit tersedia dalam rute pemberian injeksi, peroral dan
topikal. Infeksi parasit adalah faktor utama yang bertanggung jawab terhadap
kerugian ekonomi melalui penurunan produktivitas serta peningkatan mortalitas.
Parasit akan menyebabkan ternak kehilangan berat badan, penurunan asupan
pakan, penurunan efisiensi pakan, pubertas tertunda, penurunan tingkat
kesuburan, tingkat kelahiran rendah, penurunan kekebalan tubuh, rentan terhadap
masuknya agen penyakit lain ataupun gangguan kesehatan lain yang dapat
memperburuk kondisi secara keseluruhan. Saat ini, obat obat antiparasit baik
endoparasit atau ektoparasit pada hewan dengan berbagai macam produk telah

3
banyak beredar dan digunakan di lapangan. Saat ini, industri farmasi mengalami
kemajuan yang pesat dalam mengembangkan senyawa antiparasit dengan
spektrum aktivitas dan tingkat keamanan obat yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Apa yang dimaksud dengan antiparasit ?
1.1.2 Bgaiamana penggolongan antiparasita ?
1.1.3 Apa saja obat-obat yang dapat digunakan seabagai anti ektoparasit ?
1.1.4 Adakah obat alternatif dari tanaman untuk mencegah ektoparasit pada
hewan ?
1.1.5 Bagaimanakah antiektoparasit yang ideal ?
1.1.6 Bagaiaman aplikasi antiektoparasit pada hewan ?
1.1.7 Bagaiamana mekanisem kerja dari antiektoparasit tersebut ?

1.3 Tujuan
1.1.8 Mengetahui yang dimaksud dengan antiparasit
1.1.9 Mengetahui penggolongan antiparasita
1.1.10 Mengetahui obat-obat antiektoparasit
1.1.11 Mengetahui obat akternatif dari tanaman antiektoparasit
1.1.12 Mengetahui antiektoparasit yang ideal
1.1.13 Mengetahui pengaplikasian obat antiektoparasit pada hewan
1.1.14 Mengetahui mekanisme kerja obat antiektoparasit pada hewan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Antiparasit


Antiparasitik dari kata anti dan parasit. Antiparasitik adalah obat-obat
yang digunakan untuk membunuh penyakit yang disebabkan oleh parasit.

2.2 Penggolongan Antiparasita


a. Antimalaria
Antimalaria adalah obat-obat yang digunakan untuk mencegah dan
mengobati penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal (protozoa)
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anophelesbetina yang menggigit
pada malam hari.b.
b. Antiamuba
Antiamuba adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
yang disebabkan oleh mikroorganisme bersel tunggal (protozoa) yaitu
Entamoeba histolyticayang dikenal dengan disentri amuba.
c. Anti cacing (Antihelmintik Antihelmitica atau obat-obat anticacing adalah
obat-obat yang dapat memusnahkancacing parasit yang ada dalam tubuh
manusia dan hewan.
d. Antijamur/Antifungi
Antifungi adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi
yang

2.3 Obat-Obat Antiektoparasit


A. Ivermectin

1. Golongan
Ivermectin adalah antiparasit yang merupakan golongan derivat
macrocyclic lactones dari bakteri Streptomyces avermitil.

5
2.  Indikasi
 Broad spectrum anti-parasite (endo dan ekto).
 Mencegah dan melawan infeksi heartworm, membersihkan
larva heartworm, strongyloidiasis, ascariasis, trichuriasis,
filariasis, enterobiasi.
 Perawatan mite pada telingga
 Perawatan untuk sarcoptic, notoedric atau demodectic mange
dan beberapa kutu, lalat, flies dan fleas
 Cacing pada saluran pencernaan, cacing paru paru,cacing
hidung, kutu dan caplak pada sapi, kambing , domba, babi,
anjing dan kucing.
3. Aplikasi
Obat ini bekerja dengan mengikat dan mengaktifkan glutamate-gated
chloride channels (GluCls) yang merupakan ligan ion channels neurons
and myocytes. Dapat digunakan pada induk laktasi dan bunting. Pada
anjing dapat digunakan dosis tinggi untuk treatment demodectic dan
sarcoptic. Digunakan untuk mengatasi ascariasis pada reptil secara injeksi
dan spray. Pada kucing dewasa untuk pencegahan cacing & kutu suntikan
ivermectin dapat dilakukan 2-4 kali setiap tahunnya.
Pengunaan :
Sapi : 1 ml per 50 kg berat badan
Kambing,domba : 0,5 ml per 25 kg berat badan
Babi : 1 ml per 33 kg berat badan
Anjing dan kucing :0,2 ml per 10 kg berat badan

4. Keterangan
·         Efek samping : dilatasi pupil, sempoyongan (unkordinasi), paralysa,
depresi, muntal, diare, tidak nafsu makan, hipersaliva dan kematian. Hati-
hati penggunaan pada kura-kura dan muncul kontraindikasi. Berisiko
terjadi keracunan pada turunan Collies, Shetland sheepdogs, Australian

6
shepherds, Merle colored Pomeranians and Old English sheepdogs.
Ivermectin tidak dianjurkan pada anak kucing berumur kurang dari 2
bulan, karena dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu
perkembangan ginjal.

B. Cyromazin
a. Golongan
Cyromazin merupakan ectoparasitida dari golongan triazine

b. Indikasi
Treatment larva lalat terutama Musca domestica

c. Aplikasi
Bentuk bubuk putih diberikan secara oral dicampur pada pakan.
Digunakan pada kelinci dan kambing

d. Keterangan
Menyebabkan moulting dan pupation, dan sintesis chitin

C. Fipronil
a. Golongan
Fipronil merupakan anti-ektoparasit dari golongan phenylpyrazole
b. Indikasi
i. Perawatan dan pencegahan kutu, tick, mite, ants, beetles,
cockroaches, fleas, ticks, termites, mole crickets, thrips,
rootworms, weevils, dan serangga lain pada anjing dan
kucing.
ii. Fipronil menganggu jalan Cl- mencapai reseptor gamma
amino butyric acidpada (GABA) membran sel syaraf
sehingga menghasilkan terminal syaraf malfungsi

7
c. Aplikasi
i. Diberikan secara topical atau disemprotkan pada anjing dan
kucing
ii. Kucing atau anjing: 1-2 pompa pon BB pada penggunaan
botol ukuran 250 ml atau 3-6 pompa untuk botol 100ml
d. Keterangan
i. Menyebabkan gatal dan merah pada daerah yang disemprot
ii. Tidak boleh digunakan pada hewan yang hipersensitif
iii. Hanya untuk bagian luar (kulit)
iv. Tidak boleh diberikan pada kelinci.
v. Tidak boleh mengenai mata dan mulut (berbahaya bila
terjilat)
vi. Tidak boleh dikombinasikan dengan pestisida lain

D. Frontlin

a. Komposisi 
b. mengandung Fipronil 10%. 

c. Indikasi 
d. Untuk pengobatan dan pengendalian kutu (pinjal) pada anjing dan kucing,
serta investasi caplak pada anjing. 
e. Dosis dan Cara Pemakaian 
f. Kucing 0.5 ml. anjing dengan berat dibawah 10 kg 0.67 ml (S). Pada
Anjing dengan berat 11 - 20 kg 1,34 ml (M). Anjing dengan berat diatas
20 kg 2.68 ml (L). Cara pemakaian dengan diteteskan pada daerah tengkuk
anjing. 
a. Kemasan 1 kotak berisi 3 pipet @ ukuran S 0.67 ml, M 1.34 ml, L
2.68 ml untuk anjing, dan 0.5 ml untuk kucing Deptan RI No. I.
0012816 PKC. Obat keras.

8
E. Permetrin.
Permetrin adalah obat pilihan yang direkomendasikan oleh pihak yang paling
sebagai baris pertama pengobatan di kepala, kemaluan, dan kutu tubuh kutu parah,
terutama untuk bayi berusia lebih dari 2 bulan dan anak-anak.  Obat ini adalah
racun saraf yang menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada ektoparasit.
Hal ini lebih efektif daripada crotamiton dalam mengobati gejala dan
mengurangi kemungkinan infeksi bakteri sekunder. Satu keuntungan dari
permetrin adalah efek residu pada rambut untuk siklus mencuci rambut beberapa.
Perlawanan mungkin telah dikembangkan di banyak daerah namun. Dokter di
beberapa negara memilih pediculicides berbeda secara bergiliran untuk mencegah
perkembangan resistensi.Permetrin sangat efektif dalam membunuh kutu dewasa
dan nimfa tetapi tidak efektif dalam membunuh kutu (telur). Sebuah sisir bergigi
halus adalah tambahan penting untuk menghilangkan kutu. Pasien harus mencuci
rambut dengan sampo nonmedicated.Sebuah over-the-counter (OTC) konsentrasi
1% (Nix) mungkin tidak cukup untuk pengobatan kutu kemaluan dan untuk
beberapa kasus kutu. Persiapan resep 5% dipasarkan untuk kudis (Elimite)
mungkin lebih efektif dalam beberapa kasus. Ketaatan pada rejimen pengobatan
sangat penting.Pyrethrins dan butoksida piperonyl (Kekuatan Maksimum RID,
Pronto, R & C, A200 Kekuatan Maksimum) Pyrethrins adalah pengobatan lini
pertama di kepala, kemaluan, dan kutu tubuh kutu parah. Agen ini merangsang
sistem saraf parasit, menyebabkan kejang dan kematian parasit. Ini adalah agen
OTC yang lebih tua yang masih muncul untuk menjadi efektif. Ini tidak memiliki
tindakan residu permetrin dan lebih cenderung memerlukan aplikasi berulang-
ulang. Produk pyrethrin dikontraindikasikan untuk pasien dengan alergi kontak
untuk ragweed, terpentin, atau krisan.

F. Malathion (Ovide) 

9
Malathion disetujui oleh FDA untuk pengobatan kutu. Ini adalah penghambat
kolinesterase ireversibel yang dihidrolisis dan karena itu didetoksifikasi cepat oleh
mamalia tetapi tidak oleh serangga, melainkan baik ovicidal dan pediculicidal. Ia
mengikat rambut dan menyediakan beberapa perlindungan sisa setelah terapi.
Malathion tersedia sebagai 0,5% dan 1% air berbasis lotion.Lihatinformasi obat
penuhIvermectin topikal (Sklice) Ivermectin topikal menyebabkan kematian
parasit dengan selektif, afinitas tinggi mengikat glutamat-gated saluran klorida
terletak di saraf invertebrata dan sel otot. Ini adalah pediculicide topikal yang
memperlakukan kutu dengan aplikasi 10-menit tunggal tanpa nit menyisir pada
orang dewasa dan anak usia 6 bulan atau lebih.

G. Lindane 
Lindane merangsang sistem saraf parasit, menyebabkan kejang dan kematian.
Ini adalah insektisida diklorinasi tersedia sebagai lotion 1%, krim, dan sampo. Ini
adalah pengobatan lini kedua jika agen lain gagal atau tidak ditoleransi.Lindane
sangat tidak aman pada anak karena penyerapan transkutan yang mengarah ke
neurotoksisitas. Pada bulan Maret 2003, FDA mengeluarkan penasihat peringatan
kesehatan masyarakat peningkatan risiko efek samping pengobatan lindane pada
orang yang masih muda, kecil, atau lanjut usia. Semakin tingginya hati-hati harus
dilakukan jika lindane digunakan pada pasien tersebut. Secara keseluruhan,
permetrin adalah pilihan yang lebih aman.

H. Isopropil miristat (Resultz) 


Isopropil miristat tidak tersedia di Amerika Serikat (saat ini dalam tahap uji
klinis III), tetapi tersedia di Kanada dan Eropa. Ini adalah obat non-insektisida
berbasis berisi isopropil miristat, bahan yang biasa digunakan dalam kosmetik.
Modus kerjanya adalah proses mekanik yang melemahkan cangkang lilin kutu,
yang mengakibatkan hilangnya cairan internal dan dehidrasi.

I. Benzil alkohol (Ulesfia, Zilactin) 

10
Benzil alkohol menghambat kutu dari menutup spirakel pernapasan mereka,
yang memungkinkan lotion untuk menghalangi spirakel, yang akhirnya
menghasilkan sesak napas. Tidak menimbulkan aktivitas ovicidal. Produk ini
mengandung benzil alkohol 5%.

J. Spinosad (Natroba) 
Spinosad menyebabkan eksitasi neuron pada serangga, diikuti oleh
hyperexcitation, kelumpuhan, dan kematian. Obat ini adalah pediculicide
diindikasikan untuk pengobatan topikal dari infestasi kutu. Obat ini tersedia
sebagai suspensi 0,9%.
K. Imidacloprid
 MoA : berikatan dengan invertebrate nikotinik AseCo reseptor  blok
transmisi syaraf
 Efektif pada pinjal, tetapi tidak untuk caplak
 Topikal & terdistribusi di rambut
 KI : hewan dibawah 16 mg, hewan bunting & sakit

L. Formamidines

 Amitraz ~ demodekosis (anjing), kontrol caplak, tungau & kutu (sapi,


babi)
 MoA : mempengaruhi ensim monoamin oksidase ~ metabolisme
neurotransmitter amin
 Toksikosis: sedasi (aktivasi α2 adrenergic reseptor) ~ bradikardi,
hipotensi, midriasis dan muntah + diare
 Yohimbine (α2 antagonist)  antidota xylazin(?)

M. Hidrokarbon Klorin
 Lindane & Methoxychlor
 Lindane- spray untuk caplak kuda & methoxychlor adalah komposisi
umum untuk treatmen pinjal, caplak & kutu

11
 MoA: modulasi Na channel atau potensiasi neurotransmisi GABAergic
 Toksikosis: neuro signs, vomit

2.4 Obat Alternatif Dari Tanaman Untuk Membasmi Kutu Ternak


Dari 32 jenis tanaman di atas ada 6 jenis tanaman yakni Pangium edule
Rein, Derris elliptica, Derris heterophylla, Derris scandeus, Sapindus rarak dan
Dioscorea piscatorium adalah bersifat racun terhadap ikan sehingga kurang
dianjurkan digunakan di lokasi yang banyak kolam ikan. Satu jenis tanaman yakni
Strychnos nux vomica hanya bijinya yang bersifat insektisida, bersifat toksik
(racun) terhadap tikus sehingga tanaman ini layak untuk dikembangkan. Dari 6
jenis tanaman yakni Hibiscus syriacus L, Mallotus repandus, Desmodium
capitatum (Burm. f) DC, Ipomoea muricata Jacd, Pogostemon cablin dan Agave
americana L yang tidak toksik dan semua bagian dari tanaman dapat dipergunakan
sebagai insektisida. Akan tetapi yang masih perlu dipikirkan adalah bahwa 4 jenis
tanaman dari antara 6 tanaman ini belum dikenal di Indonesia karena asalnya dari
luar negeri sehingga ke-4 tanaman ini (Hibiscus syriacus L, Mallothus repandus,
Ipomoea muricata dan Agave americana) dalam proses dibudidayakan oleh kebun
raya Bogor atau oleh Departemen Kehutanan.

Tanaman yang telah dilaporkan sebagai obat kutu pada hewan tanaman
yang mudah didapatkan di Indonesia adalah daun Melia azadirachta, Annona
Squaiosa dan secara in vitro larutan 1% biji Annona muricata. Untuk mengatasi
kutu pada kerbau dapat dicoba dengan campuran dari satu kg daun tembakau, 500
gram biji Annona squamosa dan 500 gram daim Melia azadirachta indica
dimasukkan kedalam 1/2 liter air kemudian digerus dan dibiarkan selama 1 jam.
Setelah itu digosokkan pada badan hewan yang berkutu. Khusus menggimakan
biji Annona squamosa, A . muricata atau dengan A. reticulata untuk memberantas
kutu adalah dengan cara 2 kg biji Annona (salah satu dari di atas) yang telah
matang dan kering, digerus kemmdian dimasukkan ke dalam 5 liter air dan

12
dibiarkan selama 24 jam. Setelah itu disaring dengan kasa nyamuk. Kemudian
untuk memberantas kutti pada hewan babi adalah dengan 1 bagian cairan saringan
diatas ditambah dengan .5 bagian air kemudian digosokkan sekali dalam sehari
pada badan babi dan diulang lagi sampai badan babi tidak berkutu.

2.4 Anti Ektoparasit Ideal


1. Membunuh semua parasit pada setiap stadium hidup
2. Kerjanya cepat (rapid)
3. Non- toksik atau toksisitas rendah pada inang
4. Kompatibel pada berbagai variasi aplikasi
5. Ekonomis & mudah diaplikasikan
6. Residu pada inang seminimal mungkin
7. Dapat didetoksikasi oleh lingkungan

2.5 Aplikasi Anti Ektoparasit Pada Hewan


 Dipping (rendam)
 Spray (semprot)
 Dusting (serbuk halus)
 Backrubbers (menggosokkan tubuh pada ektoparatisida yang
tersimpan pada sediaan minyak- oil impregnated sacking)
 Pour on (applikasi pada pundak & terabsorpsi via kulit)
 Ear tag (Polythene yang mengandung ektoparatisida- liberasi
berdasarkan volatibilitas atau saat parasit migrasi )

2.6 Mekanisme Kerja Anti Ektoparasit


 Mempengaruhi sistem syaraf parasit

 S.S. Perifer- Otonom

13
(Pyrethrin & Pyrethroid, Hidrokarbon Organoklorin, Organofosfat,
Karbamat, Endektosida Makrolida)

 S.S. Pusat (Formamidines & Fipronil)


 Mempengaruhi produksi energi parasit (Rotenone)
 Mempengaruhi pertumbuhan parasit (inhibitor pertumbuhan insekta)
  Toksikasi pada inang (akibat efek samping) = mekanisme kerja
ektoparatisida pada parasite

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Parasit adalah suatu organisme lebih kecil yang hidup menempel pada
tubuh organisme yang lebih besar yang disebut host. Parasit merupakan
organisme yang hidupnya merugikan induk semang yang ditumpanginya.  Salah
satu penyakit ektoparasit yang sering menimbulkan gangguan pada ternak,
khususnya sapi adalah serangan caplak.

Obat anti ektoparasit digunakan untuk penanganan infestasi ektoparasit


pada hewan, seperti kucing, anjing, sapi dan hewan lainnya. Obat anti ektoparasit
tersedia dalam rute pemberian injeksi, peroral dan topikal.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Yanuartono, Indrajulianto, S., Nururrozi, A., Raharjo, S. dan Purnamanungsih, H.


2020. Penggunaan antiparasit ivermectin pada ternak: antara manfaat dan risiko.
Jurnal Sains Peternakan Indonesia, 15(1) : 110-123.

Fauzi. 2015. Obat anti ektoparasit.


http://makalahilmusainsdansosial.blogspot.com/2015/01/makalah-farmakologi-
obat-anti.html . Dikutip pada 25 Januari 2022.

Manurung, J. 1999. Obat alternatip dari tanaman untuk pembasmi kutu ternak.
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner Indonesia, 598-601

Novredha. 2019. Anti ektoparasit.


https://id.scribd.com/document/429143063/Farmakologi-Anti-Ektoparasit.
Dikutip pada 25 Januari 2022.

Widyaputri, T., Titisari, N. dan Swastomo, R. 2018. Tingkat kesadaran dan


pengetahuan pemilik anjing di Kota Malang mengenai infestasi ektoparasit.
ARSHI Veterinarry Letters, 2(4) : 79-80.

16

Anda mungkin juga menyukai