PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau zat-zat
mikrobiologik (Mycek et al., 2001) seperti virus, bakteri, parasit dan reaksi
hipersensitivitas (Ou et al., 2019). Saat proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi
vaskular komponen darah, sel darah putih (leukosit) dan mediator kimia banyak
ditemukan pada jaringan yang cedera. Menurut Rizeki (2019), tanda utama
terjadinya inflamasi adalah dengan adanya gejala atau perubahan makroskopis lokal
dan hilangnya fungsi (function laesa). Gejala tersebut muncul akibat pelepasan
Saat ini, golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi inflamasi
adalah antiinflamasi non steroid atau Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs
(Ou et al., 2019). Penggunaan obat-obat NSAIDs ini dalam jangka lama dapat
1
2
Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan obat yang berasal dari
tumbuhan, seperti tanaman brotowali (Tinospora crispa, L). Tanaman ini bekhasiat
dan Saryanto, 2012). Menurut Herliana (2013), batang dan daunnya mengandung
senyawa tinokrisposid, flavonoid, alkaloid, saponin, damar lunak, pati dan glikosida
atau lipooksigenase dan akumulasi leukosit pada bagian yang cedera sehingga dapat
sebagai antiinflamasi.
secara topikal terhadap volume eksudat telapak kaki mencit memberikan efek
antiinflamasi maksimal pada konsentrasi 5%. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
meneliti efek antiinflamasi ekstrak batang brotowali pada tikus putih (Rattus
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
ekstrak batang brotowali (Tinospora crispa, L) terhadap tikus putih jantan (Rattus
Hipotesis Penelitian
terhadap tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang diinduksikan karagenan pada
telapak kaki.
Manfaat Penelitian