Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan


yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti
menyerang kulit manusia. Jenis parasit dibagi menjadi 2 yaitu ektoparasit dan
endoparasit. Ektoparasit adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh dari suatu
organismel. Sedangkan endoparasit adalah Parasit yang hidup di dalam tubuh
organisme atau inang. Maka dari itu sangat penting untuk memahami tentang
parasit mengingat sangat pentingnya kesehatan bagi ternak.

Penyakit parasit merupakan penyakit yang sering menyerang ternak


seperti protoza contohnya cacing. Biasanya ternak yang diserang adalah ternak
ruminansia dan non ruminansia. Penyakit parasit ini bisa biasanya menyerang
ternak dengan cara hinggap pada tanah dan juga dapat melalui makanan. Akan
tetapi parasit ini tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi kerugian
yang diakibatkan oleh parasit cacing sangat besar. Parasit yang diserang oleh
protozoa merupakan penyakit yang mudah berkembang dan menyerang ternak
pada kondisi daerah yang beriklim tropis dengan kelembapan yang tinggi.
Penyakit parasit cacing ini sering juga terjadi pada sapi, baik itu sapi lokal
maupun sapi peranakan. Dengan adanya penyakit parasit cacing ini dapat
menimbulkan kerugian yang cukup besar, hal ini dapat berupa gangguan
pertumbuhan, penurunan bobot badan, daya tahan tubuh, penurunan produksi telur
bahkan sampai berhenti bereproduksi serta terjadi peningkatan biaya
pemeliharaan.

Keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh status kesehatan


ternak yang dipelihara program kesehatan. Ektoparasit adalah yang hidup di luar
tubuh (permukaan kulit tubuh) induk semang. Cara hidupnya dari ektoparasit ini
adalah dengan hinggap yang hanya bersifat sementara. Pada induk semang untuk
mencari makan (numpang makan), atau tinggal menetap pada induk semang.
Ektoparasit diketahui dapat mengakibatkan menurunya produksi telur sebesar 15-
30% bahkan dapat menghentikannya sama sekali. Selain itu ektoparasit dapat
menghambat pertumbuhan hewan terutama hewan-hewan muda, menurunkan
berat badan dan bahkan menyebabkan kematian, jika serangan parasit atau
ektoparasit itu hebat.

1.2. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui jenis, bentuk dan macam dari
ektoparasit ternak secara mikroskopik.
1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah untuk


menambah pengetahuan mengenai parasit dan dalam laboratorium.
BAB II

MATERI DAN METODA

2.1. Tempat dan Waktu

Praktikum Kesehatan Ternak ini dilaksanakan di Laboratorium


Kesehatan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi pada setiap hari Selasa
Tanggal 25 Oktober 2016 pada pukul 10.30 WIB s/d selesai.

2.2. Materi

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Koleksi dan Identifikasi
Ektoparasit ini adalah mikroskop,objek glass, cover glass,pinset, lalat kandang,
kutu ayam, alkohol 70% dan wadah/botol.

2.3. Metoda

Metoda yang dilakukan pada praktikum Koleksi dan Identifikasi


Ektoparasit adalah menangkap dan mengumpulkan lalat kandang kedalam botol
yang sudah berisi alkohol 70%. Identifikasi berdasarkan bentuk,warna, dan ciri
umumnya. Kemudian mengambil kutu pada tubuh ternak kemudian masukkan
kedalam botol yang sudah berisi alkohol 70%. Identifikasi berdasarkan
bentuk,warna, dan ciri umumnya.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Koleksi dan Identifkasi Ektoparasit

Parasit hidup dengan cara menempel dan menghisap darah pada inangnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Levine, 2000) yang menyatakan Parasit jenis
arthropoda dapat mendatangkan kerugian pada induk semangnya dengan cara
menghisap darah, cairan limfe atau eksudat, memakan jaringan padat secara
langsung, menyebabkan terjadinya reaksi alergi, menyebabkan terjadinya berbagai
reaksi tubuh seperti pembengkakan, hipertrofi, hiperplasia, dan pembentukan
benjolan. Selain itu juga dapat bertindak sebagai pembawa penyakit dan parasit
misalnya malaria, dapat juga menurunkan ketahanan induk semang terhadap
penyakit-penyakit lain dan parasit. Hal ini didukung oleh Malayanti (2003) yang
menyatakan bahwa Ektoparasit pada umumnya termasuk dalam golongan
arthropoda, kelompok-kelompok serangga dan akarina pada khususnya.
Arthropoda adalah jenis parasit yang memiliki mulut ventral pada segmen
pertama atau kepala, sebuah sisitem pencernan yang dibagi menjadi beberapa
daerah yang sedikit berbeda untuk tiap kelompok dan sebuah anus yang terletak di
ujung.

Lalat merupakan salah satu insekta Ordo diptera yang merupakan anggota
kelas Hexapoda atau insekta mempunyai jumlah genus dan spesies yang terbesar
yaitu mencakup 60-70 % dari seluruh spesies Anthropoda. Lalat adalah
ektoparasit yang mengganggu kesehatan ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat
Alamsyah (2003) yang menyatakan bahwa Parasit yang hidup di luar atau di
permukaan tubuh induk semang digolongkan ke dalam ektoparasit, sedangkan
parasit yang hidup di dalam tubuh individu disebut endoparasit. Dan didukung
oleh pendapat Sugeng (2000) yang menyatakan bahwa Parasit adalah hewan yang
hidupnya menempel pada hewan lain sehingga dapat merugikan hewan yang
ditempeli (hospes). Kelompok parasit adalah semua jasad yang hidup di dalam
atau di luar individu lain atau yang disebut sebagai induk semang.
Lalat dapat mengganggu kenyamanan hidup manusia dan hewan,
menyerang dan melukai hospesnya (manusia atau hewan) serta menularkan
penyakit. Mulutnya digunakan sebagai alat untuk menghisap atau menjilat. Lalat
merupakan vektor mekanis dari berbagai macam penyakit, terutama penyakit-
penyakit pada saluran pencernaan makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Levine, 2000 yang menyatakan bahya Stomoxys calcitrans yaitu lalat kandang.
Lalat kandang berkembang biak pada sayuran yang membusuk, terutama bila
bahan tersebut tercampur tinja. Lalat tersebut mengganggu sapi dan juga
menularkan penyakit sura yang disebabkan oleh Trypanosoma evansi, antraks,
anemia pada kuda dan cacing lambung kuda Habronema majus.

Menurut Azrul Azwar (2001)Klasifikasi jenis lalat kandang adalah sebagai berikut

Phylum : arthropoda

Class : Hexapoda

Ordo : Diptera

Family : Calliphoridae

Genus : Stomoxys

Spesies : Stomoxy calcitrans

Kutu ayam temasuk ke dalam ordo Mallophaga atau kutu penggigit, merupakan

kelompok serangga yang lebih besar daripada kutu pengisap, seluruhnya meliputi 2600

spesies. Pada umumnya, kutu pengunyah adalah parasit unggas yang beroperasi pada

permukaan tubuh unggas tersebut, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang terdapat

pada mamalia. Meskipun secara lahiriah serangga ini memiliki persamaan dengan kutu

pengisap, namun bagian-bagian mulut dan kebiasaan makan pada kedua kelompok ini

ternyata tidak sama, dan hubungan kekerabatan antara keduanya pun belum begitu jelas

(Zalizar, et al. 2006). Beberapa ahli ada yang menganggap bahwa kutu pengunyah yang
sekarang, merupakan hasil evolusi dari cikal bakal yang menjalani kehidupan bebas yang

mengingatkan akan kutu buku yang lambat laun mengalami proses penyesuaian terhadap

kehidupan yang bersifat parasit.

Klasifikasi Kutu Ayam (Argas persicus)


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Mallophagorida
Ordo : Mallophaga
Family : Mallophagaidae
Genus : Mallopagha
Species : Mallopagha persicus
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya diluar tubuh (permukaan kulit tubuh)
induk semang, Ektoparasit termasuk phylum Arthropoda, yaitu binatang yang berbuku-
buku. Ektoparasit pada ternak walaupun hidup diluar tubuh ternak akan tetapi dampak
yang ditimbulkannya terhadap ternak tersebut sangat membahayakan pada status
kesehatan ternak tersebut.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Kesehatan Ternak selanjunya adalah agar
dilaksanakan dengan kondusif dan sistematis sehingga hasil yang diperoleh sesuai
harapan.

Anda mungkin juga menyukai