Anda di halaman 1dari 41

KEMOTERAPI PARASIT

Fuad Muzakky, S.Farm.,Apt., M.Farm

1
Kemoterapi

• obat atau zat yang berasal dari bahan


kimia yang dapat memberantas dan
menyembuhkan penyakit atau infeksi
yang disebabkan oleh bakteri, virus,
amoeba, fungi, protozoa, cacing dan
sebagainya tanpa merusak jaringan
tubuh manusia.
Kemoterapi
• Kelompok kemoterapi :
- Antibiotika
- Anti Malaria
- Anti Amoeba
- Anthelmintika
- Anti Virus
- Anti Jamur
- Anti Neoplastika (sitostatika)
- Anti TBC
- Anti Lepra
ANTHELMINTIK
PENGERTIAN

Antelmintik atau obat cacing ialah


obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi
cacing dalam lumen usus atau
jaringan tubuh.
Dietilkarbamazi
n
• Menyebabkan hilangnya mikrofilaria
W.Bancropti, B.malayi, loa-loa dari peredaran
darah dengan cepat.
• Mekanisme kerja:
– Menurunkan aktifitas otot, akibatnya parasit
seakan-akan mengalami paralisis dan mudah
terusir dari tempatnya yang normal dalam
tubuh hospes
– Menyebabkan paralisis dan perubahan pada
permukaan membran mikrofilaria sehingga
lebih nudah dihancurkan oleh daya
pertahanan tubuh.
• Efek samping: pusing, nyeri sendi, muntah,
anoreksia.
• Cepat diabsorpsi diusus, ekskresi lewat urin,
70% bentuk metabolitnya.
Levamisol

• Dosis tunggal digunakan untuk Ascaris dans,


Trichostrongylus, efektifitas sedang untuk
odenale A.duodenale dan rendah untuk
N.americanus..
• Cara kerja : meningkatkan aksi potensial dan
menghambat transmisi neuromuskular cacing,
sehingga cacing berkontraksi ikuti paralisis,
kemudian cacing mati.
• Absorpsi oral cepat dan lengkap. 60% obat
diekskresi bersama urin.
Mebendazol
• Sangat efektif mengobati cacing gelang,
cacing kremi, cacing tambang dan T.trichiura,
cacing pita.
• Kerjanya merusak subseluler dan
menghambat sekresilasetilkolinesterase
cacing, menghambat ambilan glukosa.
• Absorpsi oral buruk, ekskresi terutama lewat
urin dalam bentuk utuh.
• Relatif aman, karena absorpsinya yang
rendah
Niklosamid

• Untuk cacing pita (Cestoda), E. granulosus


dan E.vermicularis..
• Kerjanya menghambat fosforilasi anaerobik
ADP, yang merupakan proses pembentukan
energi pada cacing
Niridazol

• Efektif untuk Schistosome haematobium dan S.


mansoni.
• Ekskresinya dalam bentuk metabolit melalui
urine dan tinja.
• Hati-hati pada penderita gangguan fungsi hati,
ginjal dan darah.
• Cara kerja: merusak gonat Schistosome.
• Efek samping: diare, sakit perut, terutama
pada orang dewasa
Piperazin

• Efektif terhadap A.lumbricoides dan


E.vermicularis.
• Kerjanya menyebabkan blokade respon
otot cacing terhadap asetilkolin diikuti
paralisis pada cacing, dan cacing mudah
dikeluarkan oleh peristaltik usus.
• Absorpsi melalui saluran cerna, ekskresi
melalui urine.
• Efek samping: alergi, muntah, diare.
Pirantel Pamoat

• Untuk cacing gelang, cacing kremi dan cacing


tambang.
• Kerjanya menimbulkan depolarisasi pada otot
cacing dan meningkatkan frekuensi imfuls,
menghambat enzim kolinesterase.
• Absorpsi melalui usus tidak baik, ekskresi
sebagian besar bersama tinja, <15% lewat
urine.
• Efek samping: sakit kepala, gangguan saluran
cerna, demam.
Pirazikuant
el
• Efektif terhadap Cestoda dan Trematoda,
seperti S. mansoni dan S. japonicum.
• Kerjanya menimbulkan peningkatan
aktivitas otot cacing karena hilangnya Ca
ion intrasel kontraktur dan paralisis,
cacing lepas dari tempatnya.
• Absorpsi oral baik, ekskresi sebagian
besar bersama urine.
• Efek samping: sakit perut, sakit kepala,
anoreksia, pusing
Tiabendazol

• Digunakan untuk S. stercoralis,


askariasis, oksiuriasis dan larva
migrans kulit
• Kerjanya menghambat enzim fumarat
reduktase cacing dan enzim
asetilkolinesterase cacing, cacing mati.
• Absorpsi lewat usus, 90% obat
diekskresi bersama urine.
• Efek samping: anoreksia, mual, muntah,
pusing.
Infeksi Cacing Kremi

• adalah suatu infeksi parasit yang


terutama menyerang anak-anak,
dimana cacing Enterobius
vermicularis tumbuh dan
berkembangbiak di dalam usus
Proses infeksi
• Telur cacing pindah dari daerah sekitar anus penderita ke
pakaian, seprei atau mainan.
• Kemudian melalui jari-jari tangan, telur cacing pindah ke
mulut anak yang lainnya dan akhirnya tertelan.
• Telur cacing juga dapat terhirup dari udara kemudian
tertelan
• Setelah telur cacing tertelan, lalu larvanya menetas di
dalam usus kecil dan tumbuh menjadi cacing dewasa di
dalam usus besar
• Cacing dewasa betina bergerak ke daerah di sekitar anus
(biasanya pada malam hari) untuk menyimpan telurnya di
dalam lipatan kulit anus
• Telur tersimpan dalam suatu bahan yang lengket. Bahan
ini dan gerakan dari cacing betina inilah yang
menyebabkan gatal-gatal.
GEJALA
• rasa gatal hebat di sekitar anus
• rewel
• kurang tidur
• nafsu makan berkurang, berat
badan menurun
• rasa gatal atau iritasi vagina
• kulit di sekitar anus menjadi lecet
atau kasar atau terjadi infeksi
PENGOBATAN

• mebendazole, albendazole, P
irantel pamoat
AMUBISID
PENGOBATAN

Tujuan;
• menghilangkan gejala-gejala, mengembalikan kehilangan
cairan, elektrolit, dan darah.
• Amuba bisa ditemukan didalam lumen usus, dinding usus
atau ekstraintestinal.
• Kebanyakan amubisid tak efektif untuk semua tempat atau
jika dipergunakan tunggal dan sering diperlukan kombinasi
obat-obatan untuk mendapatkan kesembuhan.
Penggolongan
AMUBISID LUMINAL

• Mekanisme kerja: kontak langsung


terhadap trofozoit di dalam lumen usus,
tetapi tak efektif terhadap amuba di dalam
jaringan.
• Contoh obat:
– Dikloksanid furoat (Furamide) adalah salah satu
yang paling efektif dan bisa ditoleransi dengan
baik
– Diyodohidroksikuin, efektif pada 60-70% kasus.
Lanjutan
AMUIBISID JARINGAN
• Klorokuin difosfat (Aralen) adalah amubisid sistemik yang berguna
pada penyakit hati karena konsentrasinya yang paling tinggi di
dalam hati, dan aktifitas di tempat lain rendah.
• Emetin adalah derivate alkaloid ipekak. Jika diberikan
intramuskuler, obat ini efektif membasmi trofozoit di dalam jaringan
termasuk yang di dinding usus. Obat ini efektif terhadap amuba
luminal. Emetin relative toksik dan bisa menimbulkan vomitus,
diare, kejang abdomen, kelemahan, nyeri otot, takikardia,
hipotensi, nyeri prekordial dan kelainan elektrokardiografik.
• Metronidazol (Flagyl) bersifat unik karena aman dan efektif
terhadap trofozoit di semua tempat, intestinal atau ekstraintestinal.
Ia merupakan obat terpilih untuk kebanyakan bentuk amubisis.
Selama pemberian metronidasol dilarang meminim alcohol.
OBAT MALARIA
Kloroquin
• Efektif untuk parasit fase eritrosit dan tidak
efektif pada parasit di jaringan. P.vivax dan
P.falciparum, gamet P.vivax
• Efek supresi terhadap P.vivax lebih kuat
dibandingkan kina dan kuinakrin.
• Absorpsi kloroquin oral lengkap dan cepat,
metabolisme lambat, ekskresi lewat urine.
• Kontra indikasi : penyakit hepar.
• Digunakan sebagai terapi supresi dan
pengendalian serangan klinik malaria.
Pirimetamin
• Untuk pencegahan dan terapi supresi.
• Kombinasi pirimetamin dengan sulfonamid dan
kuinin merupakan regimen terpilih untuk
serangan akut malaria oleh plasmodia yang
resisten terhadap kloroquin.
• Absorpsi di saluran cerna lambat tapi lengkap.
• Obat ini ditimbun di ginjal, paru, hati dan limpa
ekskresi lambat lewat urine.
• Mekanisme kerja: menghambat enzim
dihidrofolat reduktase plasmodia, sehingga
pembelahan dan pertumbuhan skizon gagal
Primakuin

• Untuk penyembuhan radikal malaria vivax dan


ovale.
• Memperlihatkan efek gametosidal terhadap 4 jenis
plasmodium terutama P. falciparum.
• Absorbsi segera setelah pemberian oral,
metabolisme cepat, hanya sedikit yang diekskresi
dalam bentuk utuh.
• Kontraindikasi : pasien dengan penyakit sistemik
yang berat yang cenderung mengalami
granulositopenia, misal artritis reumatoid & lupus
eritomatosus.
• Indikasi : penyembuhan radikal malaria vivaks
(malaria tersiana) dan malaria lain yang
menimbulkan relaps.
Kuinin
• Diberikan oral menyebabkan nyeri lambung, mual
&muntah
• Kina bersama pirimetamin dan sulfonamid masih
merupakan regimen terpilih untuk P. falciparum
yang resisten terhadap klorokuin
• Kina terutama berefek skizontosid, terhadap P.
vivax& P. malariae juga berefek gametosid
• Kina dan turunannya diserap baik terutama melalui
usus halus bagian atas.
• Untuk pengobatan radikal dan mengatasi
kambuhnya malaria tersiana, kuinin diberikan
bersama primakuin.
• Untuk pengobatan malaria tropika yang resisten
terhadap klorokuin, diberikan kombinasi
pirimetamin & sulfonamid
Proguanil
Merupakan turunan biguanid, dalam
tubuh diubah menjadi metabolit triazin
yang berefek skizontosid melalui
mekanisme antifolat
Mudah penggunaannya dan hampir tanpa
efek samping
Meflokuin
• Dapat menghilangkan demam dan
parasitemia pada pasien yang
terinfeksi P.falciparum strain yang
resisten terhadap beberapa obat di
daerah endemik.
• Menyebabkan penyembuhan supresi
terhadap malaria oleh berbagai strain
P. falciparum.
• Mekanisme kerjanya belum diketahui
dengan jelas
Tetrasiklin

• Tetrasiklin & oksitetrasiklin berguna


untuk mengobati penyakit malaria
oleh P. falciparum yang sudah
resisten terhadap klorokuin
maupun kombinasi pirimetamin
sulfadoksin.
Obat Jamur
Anti jamur infeksi sistemik
• Amfoterisin B
– Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang
– Mekanisme kerja: berikatan dengan sterol yang terdapat
pada pada membran sel jamur, menyebabkan sel bocor
sehingga akan kehilangan bahan intrasel.
– Efek samping: kulit panas, keringatan, sakit kepala, demam,
nyeri otot, kejang, dan penurunan fungsi ginjal
• Flusitosin
– Efektif untukkriptokokosis, kandidosis, kromomikosis,
aspergilosis
– Mekanisme kerja: masuk ke dalam sel jamur dengan
bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan
bergabung dengan RNA, sehingga sisntesis protein sel
jamur terganggu.
Lanjutan
• Ketokonazol
– Efektif terhadap kandida, coccidioides
immitis, cryptococcos neoformans,
aspergillus, dll.
• Hidroksistilbamidin
– Efektif terhadap blastomyces dermatitidis
dan leismania.
Anti jamur untuk infeksi dermatofit dan
mukokutan
• Griseofulvin
– Efektif terhadap berbagai macam jamur
dermatofit (trichophyton, epidermophyton,
microsporum)
– Menghambat sel muda pada jamur, dengan
mengganggu polimerisasi asam nukleat
– Bersifat fungisidal
– Indikasi untuk jamur di kulit, rambut dan kuku.
• Golongan imidazol (mikonazol)
– Menghambat aktivitas jamur trichophyton,
epidermophyton, microsporumcandida.
– Mekanisme kerja: masuk ke dalam sel jamur
sehingga merusak dinding sel dinding sel
Lanjutan
• Nistatin
– Menghambat pertumbuhan berbagai jamur
dan ragi
– Mekanisme kerja:nistatin akan diikat oleh
jamur atau ragi yang sensitif.
– Indikasi: kandida di kulit, selaput lendir,
saluran cerna, vaginitis.
Antijamur lain
• Kandistatin
• Asam benzoat dan asam salisilat
• Asam undesilenat
• Haloprogin
• Natamisin
• Siklopiroks olamin
Infeksi jamur sistemik berdasarkan penyebabnya
berikut obat terpilihnya adalah

• Aspergilosis. Aspergilosis paru sering terjadi


pada penderita penyakit imunosupresi yang
berat dan tidak memberi respon yang
memuaskan terhadap pengobatan dengan obat
jamur. Obat pilihan untuk penyakit ini adalah
Amfoterisin B secara intra vena dengan dosis
0,5-1,0 mg/kg BB setiap hari.
• Blastomikosis. Obat jamur terpilih untuk
Blastomikosis adalah Ketokonazol per oral 400
mg mg sehari selama 6-12 bulan. Itrakonazol
dengan dengan dosis 200-400 mg sekali sehari
juga efektif pada beberapa kasus. Amfoterisin B
sebagai cadangan untuk penderita yang tidak
dapat menerima Ketokonazol.
Lanjutan
• Kandidiasis. Pengobatan menggunakan
Amfoterisin B. Flusitosin diberikan bersama
Amfoterisin B untuk Meningitis, Endoftalmitis,
Artritis oleh Kandida. Disamping penyebarannya
yang lebih baik ke jaringan sakit, Flusitosisn diduga
bekerja aditif dengan Amfoterisin B sehingga dosis
Amfoterisin B dapat dikurangi.
• Koksidioidomikosis. Adanya kavitis (ruang
berongga) tunggal di paru atau adanya infiltrasi
fibrokavitis yang tidak responsif terhadap
kemoterapi merupakan ciri khas penyakit kronis
Koksidioidomikosis. Penyakit ini dapat diobati
dengan Amfoterisin B secara intra vena,
Ketokonazol, Itrakonazol
Lanjutan

• Kriptokokosis. Obat terpilih adalah Amfoterisin


B dengan dosis 0,4-0,5 mg/kg per hari secara
intra vena. Penambahan Flusitosin dapat
mengurangi pemakaian Amfoterisin B (0,3
mg/kg). Flukonazol bermanfaat untuk terapi
supresi pada penderita AIDS.
• Histoplasmosis. Penderita histoplasmosis paru
kronis sebagian besar dapat diobati dengan
Ketokonazol 400 mg per hari selama 6-12
bulan. Itrakonazol 200-400 mg sekali sehari
juga cukup efektif. Amfoterisin B intra vena
secara intra vena juga dapat diberikan selama
10 minggu.
Lanjutan
• Mukormikosis. Amfoterisin B merupakan obat
pilihan untuk Mukormikosis paru kronis.
• Parakoksidioidomikosis. Ketokonazol 400 mg
per hari merupakan obat pilihan yang diberikan
selama 6-12 bulan. Pada keadaan yang berat
diberikan terapi awal Amfoterisin B.
• Sporotrikosis. Obat terpilih untuk keadaan ini
ialah pemberian oral larutan jenuh Kalium
Iodida (1 g/ml) dengan dosis 3 kali 40 tetes
sehari yang dicampur dengan sedikit air. Obat
Sporotrikosis yang menyerang paru, tulang

Anda mungkin juga menyukai