Anda di halaman 1dari 14

ANTELMENTIK

RISKA PURNAMASARI
DEFINISI
ANTELMENTIK adalah obat-obat yang digunakan untuk
membasmi (mengeradikasi) atau mengurangi jumlah
parasit-parasit cacing (helminth) dalam saluran atau
jaringan intestinal tubuh. Sebagian besar antelmentik
yang digunakan saat ini aktif terhadap parasit-parasit
tertentu dan sebagian besar toksik. Oleh karenanya
parasit harus terlebih dahulu diidentifikasi sebelum
pengobatan dimulai, umumnya dengan jalan
menemukan parasit, telur, atau larva dalam kotoran,
urin, darah, air liur atau jaringan-jaringan tubuh inang
(pasien).
Terdapat tiga golongan cacing yang menyerang
manusia yaitu
1. Nematoda
2. Trematoda
3. Cestoda.
Obat-obat untuk
KEMOTERAPI
INFEKSI HELMENTIK

KEMOTERAPI NEMATODA

IVERMEKTIN

MEBENDAZOL

PIRANTEL PAMOAT

TIABENDAZOL

KEMOTERAPI TREMATODA

PRAZIKUANTEL

KEMOTERAPI CESTODA

NIKLOSAMID
Obat-obat untuk pengobatan Nematoda

Nematoda adalah cacing bulat panjang yang


mempunyai sistem pencernaan yang baik, termasuk
mulut dan anus. Cacing ini menyebabkan infeksi pada
usus, darah dan jaringan. Meringkaskan infeksi-infeksi
yang disebabkan nematoda dan jenis pengobatan
untuk infeksi tersebut.
1. Mebendazol
Mebendazol adalah senyawa benzimidazol sintetik, efektif
terhadap berbagai nematoda. Merupakan obat pilihan untuk
pengobatan cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing
kremi(Enterobius vermicularis), cacing tambang (Necator Americanus,
Ancleostoma duodenale), dan cacing gelang (Ascariasis
lumbricoides). Membendazol bekerja mengikat dan mengganggu
sintesis mikrotubulus parasit dan juga menurunkan ambilan glukosa.
Parasit yang terpapar dikeluarkan bersama feses. Mebendazol
hampir tidak larut dalam air, dan dosis oral (yang dikunyah) sedikit
diabsorbsi oleh tubuh kecuali jika bersama makanan yang
mengandung lemak tinggi. Karena itu, obat ini relatif tidak
mempunyai efek toksik, meskipun pasien ada yang mengeluh sakit
perut dan diare. Obat tidak boleh diberikan pada wanita hamil
karen bersifat emriostatik dan tertogenik pada binatang
percobaan.
2. PIRANTEL PAMOAT
Pirantel pamoat bersama mebendazol bermanfaat
dalam pengobatan caing bulat, cacing kremi dan
cacing tambang. Pirantel pamoat sulit diabsrobso
oral dan memberikan efek dalam saluran
pencernaan. Obat bekerja sebagai penghambat
depolarisasi neuromuskular parasit, menyebabkan
reseptor nikotinik mendapat pacu yang kontinu.
Cacing menjadi lumpuh dan dikeluarkan dari
saluran pencernaan pejamu. Efek samping bersifat
ringan termauk mual, muntah dan diare.
3. TIABENDAZOL
Tiabendazol adalah suatu benzimidazol sintetik yang
berbeda, efektif terhadap strongiloidis yang disebabkan
Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva migrans pada
kulit (atau erupsi menjalar) dan tahan awal trikonisis
(disebabkan Trichinella spiralis). Obat juga mengganggu
asregasi mikrotubular. Meskipun hampir tidak larut dalam air,
obat mudah diabsorbsi pada pemberian oral. Obat
dihidroksilasi dalam hati dan dikeluarkan dalam urine. Efek
samping yang banyak dijumpai adalah pusing, tidak mau
makan, mual dan muntah. Terdapat beberapa laporan
tentang gejala SSP. Diantara kasus eritema multiforme dan
sindrom steven jhondson yang dilaporkan akibat tiabendazol,
terdapat beberapa kematian.
4. Ivermektin
Ivermektin adalah obat pilihan untuk pengobatan onkoserkiasis
(buta sungai) disebabkan Onchocherca volvolus dan terbukti pula
efektif untk skabies. Ivermektin bekerja pada reseptor GABA
(asam-aminobutirat) parasit. Aliran klorida dipacu keluar dan
terjadi hiperpolarisasi, menyebabkan paralisis cacing. Obat
diberikan oral. Tidak menembus sawar darah otak dan tidak
memberikan efek farmakologik. Namun, tidak boleh diberikan pada
pasien meningitis karena swar darah otak lebih permeabel, dan
terjadi pengaruh pada SSP. Ivermektin juga tidak boleh untuk orang
hamil. Tidak boleh untuk pasien yang menggunakan benzodiasepin
atau barbiturat-obat yang bekeja pada reseptor GABA.
Pembunuhan mikrofilaria dapat menyebabkan reaksi seperi
“Mazotti”(demam, sakit kepala, pusing, somnolen, hipotensi, dsb)
OBAT UNTUK PENGOBATAN
TREMATODA
Trematoda merupakan cacing pipih berbentuk
daun, digolongkan sesuai jaringan yang diinfeksi.
Misalnya, sebagai cacing isap hati, paru, usus atau
darah.
1. Prazikuantel
Infeksi trematoda umumnya diobati denan prazikuantel. Obat ini merupakan obat
pilihan untuk pengobatan semua bentuk skistosomiasis dan infeksi cestoda seperti
sistisercosis. Permeabilitas membran sel terhadap kalium meningkat, menyebabkan
parasit mengalami kontraktur dan paralisis. Prazikuenrel mudah diabsorbsi pada
pemberian oral dan tersebar sampai ke cairan srebrospinal. Kadar yang tinggi
dapat dijumpai dalam empedu. Obata dimetabolisme secara oksidatif dengan
sempurna. Menyebabkan waktu paruh menjadi pendek. Metabolit tidak aktif dan
dikeluarkan melaui urine dan empedu.
Efek samping yang biasa termasuk mengantuk, pusing, lesu, tidak mau makan dan
gangguan pencernaan. Obat tidak boleh diberikab pada wanita hamil atau
menyusui. Interaksi obat yang terjadi akibat peningkatan metabolisme telah
dilaporkan jika diberikan untuk bersama deksamethason, fenitoin dan
karbamazepin. Simetidin yang dikenal memghambat isozim sitokrom P-450,
menyebabkan peningkatan kadar prazikuentel. Prazikuentel tidak boleh diberikan
untuk pengobatan sistiserkosis mata karena penghancuran organisme dalam mata
dapat merusak mata.
OBAT UNTUK PENGOBATAN CESTODA

Cestoda atau cacing pita, bertubuh pipih, bersegmen


dan melekat pada usus pejamu. Sama dengan
trematoda, cacing pita tidak mempunyai mulut dan usus
selama siklusnya.
1. Niklosamid
Niklosamid adalah obat pilihan untuk infeksi cestoda
(cacing pita) pada umumnya. Kerjanya menghambat
fosforilasi anaerob mitokondria parasit terhadap ADP.
Obat membunuh shokleks dan segmen chestoda tetapi
tidak telur-telurnya. Laksan diberikan seblum
pemberian niklosamid oral. Ini berguna untuk
membersihkan usus dari segmen-segmen cacing yang
mati agar tidak terjadi dighesti dan pelepasan telur
yang dapat menjadi sistiserkosis. Alkohol harus dilarang
selama satu hari ketika niklosamid.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai