Anda di halaman 1dari 19

AMUBISID

KLASIFIKASI AMUBISID
1. Amubisid luminal
Bekerja dilumen usus atau terhadap amuba intestinal;
misalnya: diloksanid furoat, yodokuinol, dan paromomisin
2. Amubisid sistemik/jaringan
Bekerja pada jaringan intestinal atau organ lainnya;
misalnya dehidroemetin, klorokuin.
Tidak direkomendasikan lagi, kecuali obat lain tidak dapat
diberikan
3. Amubisid kombinasi
Efektif terhadap amubiasis intestinal maupun sistemik;
misalnya metronidazol dan derivatnya
PENDAHULUAN
Amubiasis menjangkit 10% pddk dunia
Sekitar 100.000 kematian /tahun
Prevalens tertinggi di negara tropis dan
subtropis
10% disebabkan oleh E. HISTOLITICA
Penularan melalui:
- rute fekal-oral
- person to person contact
Invasi jaringan ekstraintestinal abses amuba
Amubiasis intestinal dan ekstraintestinal (hati,
paru dan otak)
Pemilihan obat

Berat-ringannya penyakit
Tempat terinfeksi, bila perlu lakukan
aspirasi
Faktor lain, misalnya hamil
Alergi obat atau toleransi
III. OBAT-OBAT ANTIAMUBA
1. Diloksanid Furoat

Derivat dikloroasetamid, hasil subsitusi asetamid

Mekanisme Kerja
Belum jelas, di Usus dirubah menjadi bentuk basa bebas
yang bersifat amubisid aktif.

Farmakokinetik
Bentuk esternya dihidrolisa dilumen intestinum menjadi
diloksanid. (ditemukan dalam darah) dan asam Furoat.
Konsentrasi puncak dicapai dqalam 1 jam,
60-90% diekskresikan melalui urin dalam bentuk glukoronid
1. Diloksanid Furoat

Indikasi
Amubiasis asimtomatik bentuk kiste
Amubiasis akut Kontroversi ?
ESO
Biasanya ringan. Yang paling sering cegukan,
nausea,muntah, diare, gatal-gatal dan urtikaria
Kontraindikasi : wanita hamil TS I
Interaksi obat : tidak diketahui
Preparat : tablet 500mg
Dosis : Dewasa: 3X500mg/hari selama 10 hari
: Anak-anak: 20mg/kgBBhari dibagi dalam 3
dosis selama 10 hari
2. KLOROKUIN
Amubisid pertama kali pada tahun 1948
Diduga karena efek toksiknya thd trofozoit
E.Histolitika
Amubiasis hepatik bila metronidazol gagal
atau di kontraindikasikan
Dosis dewasa: 1 gr/hari selama 2 hari, diikuti
500 mg/hari selama 2 minggu
3. Emetin dan dehidroemetin
Emetin suatu alkaloid dari ipecac (1912) bersifat
amubisid jaringan/sistemik
Dehidroemetin: mempunyai sifat yang sama dengan
emetin tetapi bersifat kurang toksik
Mekanisme kerja
Menghambat sintesa protein dng memblok
ribosomal M-RNA. Dapat membunuh langsung
bentuk trofozoit tetapi tidak untuk bentuk kiste
3. Emetin dan dehidroemetin
FARMAKOKINETIK
Tersimpan dalam hati, ginjal, limfa dan paru.
Diberikan par-enteral (o.k iritasi di saluran cerna)
Ekskresi utamanya melalui urin

INDIKASI
Amubiasis intestinal dan ekstraintestinal berat (abses
amuba)
Telah digantikan metronidazol, kecuali metronidazol tidak
efektif atau dikontraindikasikan

KONTRAINDIKASI
Gangguan ginjal, jantung dan neuromuskular
Wanita hamil
3. Emetin dan dehidroemetin
ESO
sering dijumpai nyeri di tpt suntikan, anoreksia , eksema.
Yang berat biasanya berupa gangguan kardiovaskuler spt
nyeri prekordial, dispnea, gagal jantung, takikardia &
hipertensi

INTERAKSI OBAT: Sampai saat ini tidak diketahui

PREPARAT
Emetin : solusio 20, 30 dan 65 mg/ml
Dehidroemetin: Ampul 1 ml (60 mg)
4. 8- HIDROKSIKUINOLIN

Digunakan untuk mengatasi amubiasis


asimtomatik
Ada 2 yaitu yodokuinol dan kliokuinol
Kliokuinol 2 gram/hari Subakut-Mielo-
Optik_Neurofati (SMON) di Jepang sebagai
obat antidiare
Yodokuinol di USA: topikal
5. Metronidazol
Pertama kali diisolasi 1956, suatu derivat nitroimidazol
1- - hidroksi metil-5- nitroimidazol
Derivat nitroimidazol lain: tinidazol, nidazol, ornidazol dan
bensnidazol

MEKANISME KERJA
Merupakan suatu pro-drug yg membutuhkan aktivasi
reduksi nitrogen (feredoksin) oleh mikroorganisme yang
rentan shg menyebabkan rusaknya DNA trofozoit
Metronidazol
FARMAKOKINETIK
Absorpsinya cepat dan komplet.
Kadar puncak plasma dicapai dlm waktu 0,25-4
jam.
Waktu paruh 8 jam.
Distribusinya luas termasuk cairan serebrospinalis
Metabolisme utama di hati dan 75% dlm bentuk
metabolit dieliminasi melalui urin
METRONIDAZOL
INDIKASI
Amubiasis intra dan ekstraintestinal (abses hepatik)
berat
Trikomonas vaginalis
Kokus anaerob dan basil anaerob gram negatif
Giardiasis
KONTRAINDIKASI
Wanita hamil TS I
Gangguan neurologik
Ketergantungan alkohol
Pada penyakit hati berat dosis harus diturunkan
METRONIDAZOL
ESO
Yg paling sering dijumpai yaitu sakit kepala,
nausea, mulut kering &rasa metal (metalic taste)
stomatitis terjadi akibat eksaserbasi moniliasis.
Bila terjadi neurotoksik (vertigo, konvulsi,
ensefalofati) pengobatan distop.
Menimbulkan a reaction like disulfiram bila
diberikan bersama alkohol
5. Metronidazol
INTERAKSI OBAT
Bila diberi bersama antikoagulan, prothrombine time
memanjang.
Simetidin, fenobarbital dan litium meningkatkan
kadarnya di plasma

PREPARAT DAN DOSIS


Tablet, suntikan, suspensi oral, supostoria, salep
Dewasa & anak: 30 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
selama 8-10 hari
6. PAROMOMISIN
golongan aminoglikosida yg bersifat amubisid luminal
MEKANISME KERJA
Bekerja langsung terhadap amuba dengan
menghambat sintesa protein

FARMAKOKINETIK
Hanya sedikit yang diabsorpsi masuk ke sirkulasi dan
diekskresikan terutama melalui tinja

ESO
Yg sering terjadi : gggn sal. cerna nausea dan diare
6. Paromomisin
INDIKASI
Amubiasis sistemik
Giardiasis dan cacing pita

KONTRAINDIKASI
Hipersensitifitas. Hati-hati penggunaannya pada ulkus saluran
cerna, penyakit ginjal berat serta gangguan pendengaran

PREPARAT DAN DOSIS


Kapsul 250 mg
Dewasa dan anak-anak: 25-35 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
selama 7 hari
7. TETRASIKLIN

Mrpk antibiotika spektrum luas,


efektif terhadap amuba baik di lumen maupun
di dinding intestinal.
Bekerja secara tidak langsung, biasanya
sebagai tambahan pada pengobatan amuba
ringan-sedang maupun amuba intestinal berat.
Dosis untuk amubiasis berat: 4 X 500 mg/hari
selama 5 hari I; dilanjutkan 4 X 250 mg/hari
selama 5 hari berikutnya

Anda mungkin juga menyukai