Anda di halaman 1dari 5

Metronidazole Class Nitroimidazole Antiprotozoal 1-( -hidroksi-etil)-2-metil-5-nitroimidazol yang berbentuk Kristal kuning muda dan sedikit larut dalam

m air atau alcohol. Indikasi Digunakan untuk pengobatan trichomoniasis dan alternative pada pengobatan Giardia lamblia, Balantidium coli, Blastosisitis homosis, infeksi amubiasis intestinal dan ekstraintestinal, infeksi bakteri anaerob, dan lain-lain. Mechanism of action Dalam bakteri anaerob dan sel protozoa sensitive sehingga gugus nitroimidazol secara kimia diturunkan oleh feredoksin atau proses metabolic yang berkaitan dengan feredoksin. Senyawa yang diturunkan tersebut bertanggung jawab terhadap kerja bakterisidal obat (bukan bakterisiatik) terhadap bakteri anaerob. In vitro, metronidazol aktif terhadap bakteri anaerob obligat, tetapi obat ini tampaknya tidak mempunyai efek yang berwarna terhadap bakteri anaerob fakultatif atau aerob obligat. Metronidazol juga mempunyai efek radiosensitisasi pada sel tumor. Seperti kerja antibakterinya, mekanisme kerja tersebut tampaknya bergantung pada hipoksia relative pada sel target dan mungkin terlibat pada interaksi radikal bebas. Pada amubiasis metronidazol memperlihatkan daya amubisid langsung. Pada biakan E. histolytica dengan kadar 1-2 g/ml, semua parasit musnah dalam 24 jam, tetapi tidak terhadap bentuk kiste, semua parasit musnah dalam 24 jam tetapi tidak terhadap bentuk kista. Metronidazol juga memperlihatkan daya trikomoniasid kadar metronidazol 2,5 g/ml dapat menghancurkan 99% parasit dalam waktu 24 jam. Sedangkan Giardia lamblia juga dipengaruhi langsung pada kadar 1-50 g/ml. Farmakokinetik

Secara oral, cepat diabsorbsi dan menembus semua jaringan tubuh dengan difusi sederhana termasuk CSF, ASI dan alveolar tulang. Konsentrasi intraselular secara cepat mencapai kadar ekstraselular. Absorbsi metronidazol berlangsung dengan baik sesudah pemberian oral. 1 jam setelah pemberian dosis tunggal 500mg/oral diperoleh kadar plasma kira-kira 10 g/ml. umumnya untuk kebanyakan protozoa dan bakteri yang sensitive, rata-rata diperlukan kadar tidak lebih dari 8 g/ml. waktu paruhnya berkisar 8-10 jam. Pada beberapa kasus terjadi kegagalan karena rendahnya kadar sistemik. Ini mungkin disebabkan oleh absorpsi yang buruk atau metabolisme yang terlalu cepat. Obat ini di ekskresi melalui urin dalam bentuk asal dan bentuk metabolic hasil oksidasi dan glukuronidasi. Urin mungkin berwana coklat kemerahan karena mengandung pigmen tak dikenal yang berasal dari obat. Metronidazol juga diekskresikan melalui air liur, air susu, cairan vagina, dan caira seminal dalam kadar yang rendah. Efek Samping Efek samping yang paling seringnya yaitu lemah, pusing, vertigo sakit kepala, mual, mulut kering, dan rasa kecap logam. Dan efek samping yang jarang yaitu susah tidur, muntah, diare dan spasme usus. Efek samping lainnya yaitu ataksia, parestesia pada ekstremitas, urtikaris, flushing, pruritus, disuria, stomatitis, rash, rasa terbakar di uretra, sistitis, rasa tekan di pelvic, juga kering pada mulut, vulva, dan vagina. Warna urin menjadi gelap atau merah kecoklatan juga merupakan efek dari metronidazol. Bila ditemukan ataksia, kejang atau gejala sistem saraf pusat yang lain, maka pemberian obat harus segera dihentiikan. Metronidazol ialah suatu nitroimidazol sehingga ada kemungkinnadapat menimbulkan gangguan darah. Tetapi sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya gangguan darah yang berat, pemberian metronidazol untuk jangka lebih dari 7 hari hendaknya disertai pemeriksaan leukosit secara berkala terutama pada pasien usia muda atau pasien dengan daya tahan rendah.

Metronidazol telah diberikan pada berbagai tingkat kehamilan tanpa peningkatan kejadian teratogenik, prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, lahir mati, kelainan pada bayi yang dilahirkan dan kelainan kromosom (abnormalitas congenital) pada pasien yang mendapat obat ini dalam dosis besar. Dosis metronidazol perlu dikurangi pada apsien yang dengan penyakit obstruksi hati yang berat, sirosi hati dan gangguan fungsi ginjal yang berat. Dosis metronidazolperlu disesuaikan pada penggunaan bersama obat fenitain, fenobarbital, prednisone dan rifampin karenan dapat meningkatkan metabolisme oksidatif metronidazol dan meningkatkan eliminasi obat ini, sedangkan simetidin dapat menghambat metabolisme metronidazol di hepar. Metronidazol mempunyai efek mirip disulfiram, sehingga mual dan muntah terjadi bila alcohol dikonsumsi sementara obat berada dalam tubuh. Efek yang mirip disulfiram ini disarankan pada semua penderita yang mendapat metonidazol, tidak boleh menggunakan alcohol selama 24 jam sebelum obat dimulai dan setelah 48 jam dosis akhir. Kontra Indikasi Wanita hamil terutama trimester pertama, wanita menyusui dan anak muda. Pada pasien dengan riwayat penyakit darah atau dengan gangguan sistem saraf pusat maka pemberian obat ini harus segera dihentikan.

Dosis dan Posologi Bentuk sediaan obat Metronidazole dalam bentuk tablet 250mg dan 500mg, suspensi 125mg/5ml, serta supositoria 500mg dan 1g. Penggunaan Klinik Trichomoniasis Pada wanita dosis 3x250 mg/oral/hari selama 7-10 hari. Bila perlu pengobatan ulang baru boleh diberikan dengan selang waktu 4-6minggu.

Untuk pasangan yang toleran dapat diberikan pengobatan sehari saja dengan dosis tunggal (single dose) 2 gr atau 2x1 gr. Untuk anak pubertas diberikan 15 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiga selama 7-10 hari. Kegagalan pengobatan juga dapat terjadi bila ada reinfeksi dari pasangannya. Sehingga pada pasangannya (pria) harus diobati juga dengan metronidazol 3x250mg/hari selama 7 hari dalam waktu yang bersamaan.
-

Giardiasis atau Amubiasis Dosis Dewasa: oral 3x250 mg/hari selama 5-10 hari Dosis Anak: oral 35-50 mg/kgBB/hari terbagi ke dalam tiga dosis.

Gardnerella vaginalis Dosis oral, 2x250 mg/hari selama 5 hari.

Balantidiasis Bila tetrasiklin tidak efektif diberikan metronidazol dengan dosis 3x750mg/hari selama 5 hari.

Infeksi anaerob Metronidazol digunakan untuk menurunkan infeksi anaerob pasca operasi seperti apendiktomi, bedah kolorektal, dan histerektomi abdominal. Selanjutnya infeksi anaerob serius melibatkan bacteroides fragilis, Klostridia, dan bakteri lain yang refrakter terhadap obat-obat lain dapat memberikan respons terhadap metronidazol, sebagai karena obat ini dapat menembus abses dan jaringan nekrotik.

Ulkus kaki Fagedenik, Gingivitis ulseratif akut, ulkus Dekubitus dan lesi indolen lain Metronidazol oral diberikan 3x250 mg sehari dengan obat yang cocok untuk infeksi anaerob dan pengobatan topical yang sesuai, meningkatkan penyembuhan dan menghilangkan nyeri, radang edema dan cairan purulen.

Daftar pustaka: Katzung, Bertram G. 1997. Farmakologi dasar dan klinik. Ed.6. Jakarta:EGC. Farnakologi dan Terapi Edisi 5 (cetakan ke-empat, 2009 dengan perbaikan). FK-UI Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5 (2008, cetak ulang dengan perbaikan). FK-UI

Anda mungkin juga menyukai