Anda di halaman 1dari 37

Antifungi untuk infeksi jamur sistemik

1. AMFOTERISIN-B
Pharmacokinetik
Amfoterisin B merupakan antibiotika polien yang berhubungan
dengan nystatin.
Diabsorbsi kurang baik dari tractus GI, umumnya diberikan
secara intravena.
Secara luas didisteribusikan ke semua jaringan, kecuali SSP.

Mekanisme
Berefek pada permeabilitas dan pengangkutan memran sel
jamur.
Terikat pada ergosterol, suatu sterol spesifik untuk membran
jamur.
Menyebabkan pembentukan pori-pori buatan.

Indikasi :
Mempunyai spektrum antifungi yang luas.
Obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh Aspergillus,
Blastomyces, Candida albicans, Cryptococcus, Histoplasma, dan
Mucor.
Terapi ulkus kornea karena jamur dan keratitis.

Toxic :
Demam, menggigil, spasme otot, muntah, tekanan darah menurun
menyerupai shock.
Nefrotoxic.
Neurotoxic ( gangguan syaraf, dan kejang)




2. 5-FLUOCYTOCIN

Farmacokinetik :
5-FC merupakan antimetabolik pyramidine berhubungan dengan 5-
FU
Efektif pada pemberian per oral dan didistribusikan secara luas
kesemua jaringan, mencakup ssp.

Mekanisme :
Diakumulasi dalam sel jamur oleh kerja permease memran dan
dikonversikan oleh cytosin deaminase.

Indikasi :
5-FC mempunyai spektrum antifungi terbatas
Digunakan secara kombinasi dengan amfotrerisin-B atau
fluconazole untuk infeksi yang disebabkan oleh Cryptococcus
neoformans, dan infeksi Candida.

Toxic :
Depresi sumsum tulang reversibel, alopesia, gangguan fungsi hati.


c. Antifungi golongan AZOL
Golongan Azol meliputi : ketoconazol, fluconazol, itraconazol,
voriconazol.

Pharmacokinetiks :
Obat ini didistribusikan ke banyak jaringan, distribusi ke SSP
rendah.

Mekanisme :
Menggangu permeabilitas membran sel jamur dengan menghambat
sintesis ergosterol.

Indikasi :
Ketoconazol
Spektrum antifungi sempit, menyebabkan efek samping
lebih banyak dari gol. Azol yang lain.
Digunakan untuk kandidiasis mucokutan kronik, dan
dermatophytes.

Fluconazol
Digunakan untuk kandidiasis esophageal, dan oropharingeal.
Infeksi disebabkan oleh Coccidioides.

Itraconazol
Obat pilihan untuk infeksi yang disebabkan oleh
Blastomyces, dan Sporothrix.
Untuk Subcutaneus chromoblastomycosis.


Voriconazol
Golongan azol baru.
Unruk terapi aspergillosis invasive.

Toxic :
Muntah, diare, ruam, hepatoxic, ginecomastia, haid tidak
teratur.

d. CASPOFUNGI
Merupakan antifungi kelas baru.
Pharmacikinetiks :
Digunakan secara intravena, didistribusikan secara luas ke
jaringan eliminasi secara besar melalui metabolisme di hepar.

Mekanisme :
Menghambat sintesis B-glycan, komponen besar dinding sel jamur.

Indikasi :
Hanya digunakan untuk menajemen aspergillosis invasif.

Toxic : reaksi terkait pemberian infus, sakit kepala.
2.ANTIFUNGI untuk INFEKSI JAMUR SUPERFICIALIS
OBAT SISTEMIK
a. GRISEOFULVIN
Pharmacokinetiks :
Didistribusikan sampai lapisan corneum, yang terikat pada keratin.
Eliminasi : ekstraksi bilier

Mekanisme :
Menggangu fungsi microtubule dermatophyte, menghalangi sintesis dan polymerasi asam
nucleat.

Indikasi :
Dermatophytosis kulit dan rambut.

Toxic :
Sakit kepala, bingung, iritasi GI Tract, photosensitiv, perubahan fungsi hepar.
Kontraindikasi : sebaiknya jangan digunakan pada pasien propria.
b. TERBINAFINE
Mekanisme ;
Menghalangi enzim jamur, squalene epoxidase

Indikasi :
Efektif pada onycomikosis

Toxic :
Gangguan GI-Tract, ruam, sakit kepala, gangguan rasa.

c. AZOLES
Dosis pulse atau intermitten itraconazole, efektif pada onycomicosis.
Obat tetap barada pada kuku sampai beberapa bulan.


OBAT TOPIKAL
Nystatin, miconazol, clotrimazole, haloprogin,
tolnaftate, dan undecylenic asam digunakan secara
topikal untuk infeksi superficial yang disebabkan
oleh Candida albicans dan Dermatophytes.
Nystatin telah digunakan secara per oral untuk
membasmi jamur di GI Tract pada pasien dengan
mekanisme tubuh yang lemah.
dr.Edy Ramdhani
FK - UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
Obat yg Digunakan utk INFEKSI MALARIA
Pendahuluan
Biologi infeksi malaria
Malaria pd manusia disebabkan oleh 4 spesies protozoa
intracelluler obligate genus Plasmodium:
P.falciparum (malaria tertiana maligna)
P.vivax (malaria tertiana benigna, ditandai oleh adanya relaps
yg disebabkan oleh bentuk laten di jaringan)
P.ovale (infeksi malaria yg jarang dg periodisitas dan relapses)
P.malaria (malaria quartana, infeksi yg umumnya tdpt daerah
tropis)

KLOROKUIN
Pharmacokinetics:
Merupakan derivate 4-aminoquinoline
Diabsorbsi secara cepat pd pemberian per oral
Antasida dpt mengurangi absorpsi per oral
Secara luas terdistribusikan ke jaringan
Mekanisme:
Mencegah polimerisasi produk pemecahan haemoglobin,
heme menjadi hemozoin (dimana penumpukan intraseluler
dari heme bersifat toksik thdp parasit)
Kegunaan klinis:
Obat ini merupakan schizonticide darah
Merupakan obat pilihan (DOC) utk serangan akut
non falciparum & malaria falciparum yg sensitive
Chemoprophylaxis
Digunakan pd ggn.autoimune (arthritis
rheumatoid)
Toxicity:
Iritasi GI, ruam kulit, sakit kepala
Lesi kulit yg berat, neuropathy perifer, depresi
myocardial, kerusakan retina, kerusakan indera
pendengaran, psikosis
KUININ
Pharmacokinetics:
Absorpsi cepat pd pemberian per oral, dimetabolisme
sblm pengeluaran di ginjal
Pemberian per iv pd infeksi yg berat
Mekanisme:
Blok replikasi DNA & transkripsi mjadi RNA
Kuinin merupakan schizonticide darah
Kegunaan klinis:
Infeksi P.falciparum yg resisten thdp chloroquine
Sering digunakan bsama doxycycline atau
clyndamycin utk memperpendek lamanya terapi &
memperkecil toksisitas
Toxicity:
Cinchonism (distress GI, sakit kepala, vertigo,
kekaburan penglihatan, tinnitus)
Ggn.konduksi jantung (overdosis)
Hemolysis pd pasien defisiensi G-6-PD
Kontraindikasi: kehamilan
MEFLOQUINE
Pharmacokinetics:
Sintetik derivat 4-aminoquinoline
Hanya diberikan per oral
Kegunaan klinis:
First-line drug utk profilaksi di daerah dg resisten
chloroquine
Obat alternatif pd serangan akut infeksi P.falciparum
Toxicity:
Distress GI, ruam kulit, sakit kepala, kepusingan,
kerusakan konduksi jantung, ggn.psikiatrik, gejala
penyakit saraf dan seizures (dosis tinggi)
PRIMAKUIN
Pharmacokinetics:
Sintetics 8-aminoquinoline
Absorbsi secara lengkap setelah pemberian per oral
Metabolisme luas
Kegunaan klinis:
Eradikasi stadium hepatic P.vivax & P.ovale
Pemberian primakuin selama 14 hari setelah terapi dg
chloroquine
Toxicity:
Distress GI, pruritus, sakit kepala, methemoglobinemia
Hemolysis pd pasien dg defisiensi G-6-PD
Kontraindikasi: kehamilan
ANTIFOLAT
Prototipe:
Pyrimethamine, proguanil, sulfadoxin, dapsone
Semua obat tsb diberikan per oral

Mekanisme:
Penghambat selektif dihydrofolate reductases
protozoa
Kegunaan klinis:
Schizonticides darah yg bekerja terutama melawan
P.falciparum
Pyrimethamine+sulfadoxine (fansidar) digunakan
utk terapi resisten chloroquine
proguanil+atovaquone (malarone) merupakan
pilihan pertama utk chemoprofilaksis resisten
chloroquine
Toxicity:
Ruam kulit, distress GI, hemolysis, kerusakan ginjal,
interaksi obat yg disebabkan oleh persaingan tempat
pengikatan protein plasma
Kekurangan asam folat (dosis tinggi)
ANTI MALARIA YG
LAIN
Doxycycline
Chemoprofilaksis utk pelancong ke daerah dg
P.falciparum resisten chloroquine & mefloquine

Amodiaquin
Efektif melawan P.falciparum resisten chloroquine
Halofantrine
Aktif melawan fase erythrocytic pd keempat spesies
malaria pd manusia
Tdk digunakan utk profilaksi
Cardiotoxicity & embryotoxicity

Atersunat & artemether
Schizonticides darah thdp P.falciparum
Tdk digunakan utk chemoprophylaxis krn waktu
paruhnya yg pendek
OBAT UNTUK AMEBIASIS
Penggolongan:
Amebicides jaringan (chloroquine, emetines,
metronidazole) bkerja pd organisme yg berada pd
dinding sel & hepar
Amebicides luminal (diloxanide furoate, iodoquinol,
paramomycin) bkerja hanya di lumen usus.


Diloxanide Furoate
Dikonversi di usus menjadi bentuk bebas diloxanide, yg
merupakan amebicide aktif
Emetines
Diberikan scra parenteral
Toxicity: distress GI, kelemahan otot, ggn.cardiovaskuler
(arrhythmiasis & CHF)
Iodoquinol
Hydroxyquinoline terhalogenasi
Diberikan per oral
Toxicity: pembesaran thyroid, efek neurotoxic (neuropathy
perifer & ggn.visual) pd dosis tinggi
Metronidazol
Obat pilihan pd pnyakit dinding usus berat & abses hepar, &
amebiasis extraintestinal (umumnya digunakan bsama
amebiacide luminal)
Paramomycin
Merupakan aminoglycoside
Toxicity: kepusingan, skit kpala, rash, dan arthralgia
Nitazoxanide
Mempunyai aktivitas melawan bmacam
2
protozoa dan
helminth
OBAT UNTUK TRYPANOSOMIASIS
Pendahuluan
2 tipe utama Trypanosomal Afrika sleeping sickness
Rhodesian dan Gambian
T.brucei rhodesiense mhasilkn bntuk penyakit progresif &
fatal ditandai oleh keterlibatan CNS lebih awal & kgagaln
jantung terminal
T.brucei gambiense menyebabkan penyakit ditandai oleh
keterlibatan CNS lebih lanjut & lebih panjang
Trypanosomiasis Amerika (Chagas desease) dsebabkn oleh
T.cruzi
Pentamidine
Digunakan pd stadium hemolymphatic penyakit yg
disebabkan oleh T.gambiense & T.rhodesiense
Tdk dpt menembus sawar darah-otak
Tdk digunakan stadium lebih lanjut trypanosomiasis
Melarsoprol
Arsenical organic yg menghalangi klmpk enzim
sulfhydril
Dpt memasuki CNS
Obat pilihan pd penyakit tidur afrika, dberikn scara
parenteral krn menyebabkn iritasi GI

Nifurtimox
Derivate Nitrofurazone
Menghalangi enzim trypanothione reductase
Obat pilihan pd trypanosomiasis Amerika, obat
alternative pd trypanosomiasis Afrika
Toxicity: allergies, distress GI, efek pd CNS
Suramin
Obat pilihan utk stadium hemolymphatic awal
trypanosomiasis Afrika
Digunakan scra parenteral
Toxicity: ruam kulit, distress GI, & komplikasi neurologist
Eflornithine
Efektif pd bbrp bentuk trypanosomiasis Afrika
Tersedia utk pemberian oral maupun iv. & dpt menembus ke
dlm SSP
Toxicity: iritasi GI, hematotoksik, seizure (bila overdosis)
LEISHMANIASIS
Disebabkan oleh leishmania
Penggolongan: Leismania kutaneus, mucocutaneous, difus,
dan visceral (kalaazar)
Obat utk Leishmaniasis:
Sodium stibugluconates obat primer utk sgala bentuk
leishmaniasis
Pentamidine atau miltefosine utk leishmaniasis visceral
Fluconazole atau metronidazole utk lesi kutaneus
Amphotericin-B utk leishmaniasis mucocutaneous
TOXOPLASMOSIS
Disebabkan oleh protozoa intracelluler obligate,
Toxoplasma gondii, infeksi zoonotic
GK:
Toxoplasmosis congenital (chorioretinitis)
Encephalitis pd individu yg immunocompromised
Obat terapi utama: kombinasi antifolate
(pyrimethamine-sulfadiazine)
Toxicity: GI iritasi, glossitis, gejala neurologi (skit kpala,
susah tidur, gemetaran, kejang), hematotoxicity
(megaloblastic anemi, thrombocytopenia)
Terapi pilihan: spiramycin, clindamycin, trimetrexate,
atovaquone
PNEUMOCYSTOSIS
Disebut juga Pneumocystis carinii radang paru paru (PCP)
Infeksi opprotunistic infeksi pd individu
immunocompromise
Obat yg digunakan:
Trimethoprim-sulfametoxazole (TMP-SMX) pilihan ptama pd
profilaksi PCP, dberikan oral & iv.
Pentamidine terapi aktif PCP, diberikan secara aerosol
Atovaquone digunakan pd PCP ringan sampai sedang
GIARDIASIS
Disebabkan oleh protozoa berflagel, Giardia lamblia,
infeksi protozoa intestinal
Kbanyakn individu yg terinfeksi asimtomatik
GK: diare, malabsorpsi
Infeksi disebabkan karena menelan kista dr makanan
& air yg terkontaminasi feses
Terapi: metronidazol
CRYPTOSPORODIOSIS
Infeksi gastrointestinal disebabkan oleh coccidian
parasit dari Cryptosporidium
Kebanyakan individu terinfeksi self-limited
Pd individu immunocompromised umumnya
mnyebabkan diare yg memerlukan prawatan di RS
Terapi: Antibiotik gol.aminoglycoside Paramomycin


End

Anda mungkin juga menyukai