Anda di halaman 1dari 46

ANTIBIOTIK

INHIBITOR SINTESIS
PROTEIN

Tim Dosen farmakologi 2


Tujuan Pembelajaran
Jenis Antibiotik Inhibitor sintesis protein

 Aminoglikosida
 Tetrasiklin
 Chloramphenicol
 Makrolida
 Oksazolidinon
 Klindamisin
 Sptreptogramin
AMINOGLIKOSIDA
Sifat umum:
• Larut air, stabil dalam larutan,
• lebih aktif pada pH basa
Struktur Beberapa Jenis Aminoglikosida

Angka-angka dalam lingkaran di molekul kanamisin menunjukkan serangan enzim transferase


bakteri yang diperantarai plasmid yang dapat menginaktifkan obat ini. 1, 2, dan 3,
asetiltransferase; 4 , fosfotrans-ferase; 5, adenililtransferase. Amikasin resisten terhadap
modifikasi di 2 , 3 , 4 , dan 5 .
Jenis, Aktivitas dan Resistensi Aminoglikosida

Jenis
Aktivitas antimikroba Resistensi
aminoglikosida
• • Gram positif Aerobs • Enzim transferase
Gentamicin • hampir semua S.aureus and (adenilasi, asetilasi,
• Amikacin coagulase negative staph fosforilasi Aminoglikosida
viridans streptococci;
• Netilmicin enterococcus sp • Gangguan transport ke sel
• Kanamycin • Gram negatif Aerobes target (mutasi
• E.coli, K.pneumonia,Proteus porin/transport dependen
• Streptomycin sp O2 tidak berjalan
• Neomycin • pseudomonas aeroginosa
• Lenyap atau mutasi
• Mycobacteria
• Tobramisin • tuberculosis, streptomycin Protein reseptor di
ribososm 30S
• Sisomisin • atypical-streptomycin or
amikacin
Mekanisme Kerja
 Aminoglikosida adalah Inhibitor
irreversible sintesis protein.
 Obat ini di dalam sel berikatan dengan
subunit 30S protein ribosom dan
menghambat sintesis protein dengan
cara menghambat pembentukan
kompleks inisiasi pembentukan petida,
kesalahan pembacaan RNA,
penguraian polisom menjadi monosom
non fungsional.
 Efek obat bersifat bakterisid
Efek samping

Nefrotoksisitas Ototoksisitas Blokade neuromuskular


• 8-26%, mild renal • terakumulasi di • Jarang, hanya jika
impairment, reversible telinga dalam dosis tinggi
• Akumulsi di sel • Auditory impairment • Reversible
proksimal tubular • Neomisin and • Efek mirip kurare,
• Toks >> : gentamisin , kanamycin, paralisis respiratori
tobramisin , neomisin amikasin paling • Treatment:
• Resiko tinggi : ototoksik • Calcium
• Lansia • Vestibular dysfunction • Neostigmine
• Pemberian > 5 hari • Gentamicin and • Ventilatory support
• Dosis tinggi tobramycin,
• Insufisiensi ginjal sreptomisin paling
• Kombinasi vestibulotoksik
amfoterisin B,
sefalosporin,
vankomisin
Farmakokinetik Aminoglikosida
 Absorpsi: kurang diserap di GI
 Distribusi: Konsentrasi puncak dalam darah 30-90
menit setelah pemberian IM, tidak menembus CSS,
CSF <<, penetrasi jaringan terbatas (karena polar)
 Waktu paruh normal 2-3 jam meningkat 24-28 jam
pada pasien dengan gangguan signifikan fungsi
ginjal
 Ekskresi : feses (oral), ginjal (IV, IM)
Pemakaian Klinis
 Infeksi bakteri enterik gram negatif, khususnya
yang resisten obat dan jika terdapat kecurigaan
sepsis
 Infeksi bakteri gram positif kombinasi dengan β-
lactam biasanya pada Endokarditis enterokokus,
endocarditis streptokokus dan endokarditis
stafilokokus
Ringkasan
TETRASIKLIN
• Tetrasiklin bebas bersifat Amfoterik
berbentuk Kristal dan kelarutan rendah
(bentuk hidroklorida lbh larut)
Struktur kimia dan Jenis Obat
Mekanisme Kerja
 Tetrasiklin merupakan antibiotik
bakteriostatik spektrum luas yang
menghambat sintesa protein
 Masuk ke dalam sel secara difusi
pasif melalui kanal hidrofilik
dan transpor aktif dan berikatan
reversible dengan ribosom 30S,
mencegah pengikatan tRNA-
aminoasil (tRNA bermuatan) ke
tempat akseptor di kompleks
mRNA ribosom sehingga
mencegah penambahan asam
amino ke peptide yang sedang
terbentuk
Aktivitas dan Resistensi

Aktivitas Antimikroba Resistensi


• Infeksi bakteri • Peningkatan efflux
gram- • Ribosomal
• Gram + protection protein
• Anaerob tertentu, • Inaktivasi enzim
Riketsia,
Mikoplasma
pneumonia,
chlamydia
(pneumonia)
Farmakokinetik
Absorpsi.
 Peroral: Klortetrasiklin 30 %, tetrasiklin, oksitertrasiklin,
demeklosiklin, metasiklin 60-70%, doksisiklin, minoksiklin
95-100%. Tigesiklin IV
 Absorpsi sebagian besar berlangsung di usus halus bagian
atas.
 Adanya makanan, kation divalent seperti kation Ca 2+ Mg 2+,
Fe 2+, Al 2+ produk susu dan antacid, pH basa menghambat
penyerapan golongan tetrasiklin, kecuali minosiklin dan
doksisiklin.
 Tetrasiklin diberikan seblm makan atau 2 jam setelah makan
Farmakokinetik
Distribusi.
 Ikatan protein plasma bervariasi (40-80%)

 Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan


oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar 2,0-2,5
µg/ml
 Distribusi luas ke jaringan dan cairan tubuh kecuali
serebrospinal, menembus plasenta dan diekresikan
dalam susu
 Kelasi oleh kalsium menyebabkan pengikatan pada
tulang dan gigi serta dapat merusaknya
Farmakokinetik
Metabolisme .
 metabolisme di hati

Ekskresi.
 Melalui urin dan empedu

 Waktu paruh berbeda


 Short acting, 6-8 jam (klortetrasiklin, tetrasiklin,
oksitetrasiklin)
 Intermediate acting, 12 jam (demeklosiklin. Metasiklin)
 Long Acting, 16-18 jam (doksisiklin, minoksiklin)
Penggunaan klinis
 Mycoplasma pneumonia
 Infeksi klamidia (akut 3-4 mg, kronis 1-2 bulan)
 Demam rocky (penyakit riketsia)
 Rejimen kombinasi untuk tukak lambung
 Berbagai infeksi gram positif dan negative temasuk
vibrio cholerae (doksisiklin 300 mg)
 Protozoa seperti Plasmodium falciparum
Efek samping

Gigi dan struktur


Saluran cerna tulang Lain-lain
• Iritasi local • Pengendapan ditulang • Ganguan hati
langsung  fluoresnsi, berubah •
warna, dysplasia Asidosis tubulus
menyebabkan email ginjal
mual, muntah dan • Trombosis vena
diare • Sensitifitas
• Penekanan terhadap UV
organisme • Pusing,
koliform yang bergoyang,
rentan dan vertigo, mual
pertumbuhan
berlebihan
pseudomonas,
proteus,
Kontraindikasi
 Gangguan ginjal berat
 Tidak diberikan pada wanita hamil
 Pada pasien yg hipersensitif
Ringkasan
Makrolida
Kurang larut air, mudah larut dalam pelarut
organic
Jenis dan Struktur Makrolida
 Eritromisin
 Klaritomisin
 Azitromisin
Mekanisme Kerja
 Bersifat inhibitorik atau bakterisid,
terutama pada konsenstrasi tinggi,
bagi organisme yag rentan
 Menghambat sintesa protein melalui
pengikatan pada ribosom 50S
ribosomal subunit secara reversible.
Tempat pengikatan dekat dengan
pusat peptidiltransferase dan
pemanjangan rantai peptide dicegah
dengan menghambat saluran keluar
polipeptida, akibatnya peptidil
tRNA terlepas dari ribosom
Makrolida: Eritromisin, Klaritromisin, Azitromisin.

Aktvitas antimikroba Resistensi Farmakokinetik


• Gram _ seperti • Efflux aktif • Tidak stabil di GI
Neisseria, • Hidrolisis oleh (enteric coated),
Bordetella esterase makanan
pertussis, dll (enterobacter) mengganggu
• Gram + aerob • Perubahan tempat penyerapan
cocci , basili pengikatan di • Tidak terdistribusi
• S. pyogenes ribososm oleh ke CSS, bisa
• S. Pneumoniae mutasi atau enzim menembus plasenta
• Resisten: metilase dan mencapai janin
S.pneumoniae • Eskresi utama
koeksis resisten lewat empedu
penisilin (~50%)
Spektrum aktifitas makrolida
 Gram positive aerobes
- erytromycin memberikan aktifitas terbaik.
Clarithro > erytro > azitro

 Gram negative aerobes


- macrolida baru mempunyai aktifitas lebih baik
Azitro > claritho > erythro
Eritromisin
 Eritromisin secara alamiah macrolide adalah
derivat dari streptomycin erythreus
Keterbatasan :
1. labilitas asam
2. spektrum aktifitas
3. makanan dapat menggangu penyerapan
4. waktu paruh eliminasi pendek
Klaritromisin, azitromisin
 Derivat secara struktural termasuk clarithromycin
dan azitromycin :
1. Spektrum aktifitas luas
2. Biovaibilitas lebih baik, penetrasi ke jaringan
lebih baik, waktu paruh lebih panjang
3. Tolerabilitas lebih baik
Penggunaan Klinis
 Infeksi saluran pernafasan , Pneumonia
mikoplasma, sifilis (triponema polidum)
Diphtheriae, Infeksi klamedia.
 Eritromisin menjadi obat pilihan untuk infeksi
klamidia pada neonatal, okular dan genital
 Pengganti penisilin pada infeksi staphylococci,
strep, pneu
 Profilaksis endokarditis pada prosedur dental
(banyak digantikan klindamisin)
Efek Samping dan Kontraindikasi
 Efek Samping: Gangguan gastrointestinal, hepatitis
kolestatik, Reaksi alergik antara lain demam,
eosinofilia, dan ruam. Metabolit eritromisin
menghambat enzim-enzim sitokrom P450 karenanya,
meningkatkan konsentrasi banyak obat dalam serum,
termasuk teofilin, warfarin, siklosporin, dan
Metilprednisolon, digoksin.
 Kontraindikasi : gangguan fungsi hati
Ringkasan
Kloramfenikol
Obat larut alkohol tetapi kurang larut dalam air.
Kloramfenikol suksinat sangat larut air
Mekanisme Kerja
 Kloramfenikol adalah inhibitor kuat sintesis protein
mikroba.
 Obat ini terikat reversible pada ribosom subunit 50s
dan menghambat enzim peptidil transferase
sehingga menghambat pembentukan ikatan peptida
 Obat ini bersifat bakteriostatik dg spectrum luas
Chloramphenicol
Aktivitas Antimikroba
 Gram positif dan negatif
 Bkateri aerob dan anaerob.

 Rickettsiae

 Bakterisid terhadap H. influenzae,

 Neisseria meningitidis, dan beberapa galur


bakteroides sangat rentan
Resistensi dan Farmakokinetik

Resistensi Farmakokinetik
• Plasmid-encoded • Absorpsi: cepat dan tuntas
acetyltransferase yang di GI
meinaktivasi obat • Peak cons: 2-3 h
• Distribusi CSS, ASI, cairan
plasenta
• Metabolisme di hati
menjadi glukoronid atau
reduksi menjadi aril amina
(-aktif)
• Eksresi: utama melalui urin
Penggunaan Klinis dan Reaksi Samping

Penggunaan klinis Toksisitas


• Demam tifoid (utama: • Gang pencernaan : Mual,
quinolon dan sefal gen muntah, Diare
3) • Kandidisasis oral atau vagia
• Meningitis (sefal gen 3) • Efek ke sumsum tulang:
• Riketsia (tetrasiklin) anemia, trombositopenia,
• Topikal untuk infeksi leukopenia
mata • Gray baby syndrome
(defisiensi glukoronil
transferase, ekskresi renal
terhambat)
Interaksi Obat
 Dalam dosis terapi, kloramfenikol menghambat
biotransformasi tolbutamid, fenitoin, dikumarol dan
obat lain yang dimetabolisme oleh enzim mikrosom
hepar. Dengan demikian toksisitas obat-obat ini lebih
tinggi bila diberikan bersama kloramfenikol.
lnteraksi obat dengan fenobarbital dan rifampisin
akan memperpendek waktu paruh dari kloramfenikol.
Tiamfenikol
Indikasi
 Sama dengan kloramfenikol,

 selain itu jg dpt diberikan untuk infksi saluran

empedu
Farmakokinetik
 Absorpsi baik pd pemberian per oral.
 Penetrasi baik ke cairan serebrospinal
 Sebagian besar di eksresi utuh dalam urin, oleh
karena itu dosis harus dikurangi pada pasien payah
ginjal
Efek samping
 Depresi sumsum tulang (reversibel)
 Depresi eritropoesis
 Efek hematologik : leukopenia, trombositopenia.
Ringkasan
Referensi
o Katzung, B.G, Trevor, A. J. (2015). Basic & Clinical
Pharmacology Thirteenth Edition. McGraw-Hill
Education Companies
o Goodman & Gilmans, The Pharmacological Basic of

Therapeutics, MC Millan Pusblishing Compani, 2008


Tugas
Lakukan studi Farmakologi obat berikut:
 Linkosamid

 Streptogamin

 Oksazolidinon
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai