Anda di halaman 1dari 29

Obat

Antelmintik
Konsep Infeksi Helmintik
• Helmin berasal dari bahasa Yunani :
helmins  artinya Cacing
• Obat antelmintik adalah senyawa yang
digunakan melawan parasit cacing

Catatan:
Semua obat antelmintik yang
dijelaskan saat ini diberikan secara
Kelompok Cacing Sbg
Parasit Manusia
• Sestoda (cacing pita)
• Nematoda (cacing gelang)
• Trematoda (flukes)
Syarat Obat Antihelmintik Efektif
• Harus dapat menembus kutikula cacing
atau masuk ke sistem pencernaannya
• Sehingga bisa menunjukkan efek
farmakologisnya pada fisiologi cacing
Mekanisme Kerja Obat
Antelmintik Pada Cacing
• Merusak atau membunuh cacing secara
langsung
• Melumpuhkan cacing
• Merusak kutikula cacing sehingga sistem
pertahanan pejamu seperti pencernaan
dan imunitas mempengaruhi cacing
• Mengganggu metabolisme cacing
Sestoda Spesies Obat
(Cacing pita) Antelmintik
Berasal dari Cacing
Taenia Niklosamid,
Sapi saginata
Berasal dari Taenia prazikuantel
Babi solium Niklosamid,
Berasal dari Diphyllobithriu
Ikan m latum prazikuantel
Hidatid Echinococcus Niklosamid,
granulosus
prazikuantel
Albendazol
Nematoda Spesies Cacing Obat
(Cacing gilik) Antelmintik
Spesies saluran Ascaris Mebendazol,
cerna lumbricoides piperazin
Cacing kremi Enterobius Mebendazol,
vermicularis piperazin
Cacing benang Strongyloides Tiabendazol,
stercoralis albendazol
Cacing cambuk Trichuris Mebendazol
trichiura
Cacing tambang Necator Mebendazol
americanus

Ankylostoma Mebendazol
Spesies di Spesies Cacing Obat
jaringan Antelmintik
Trichinella Trichinella Tiabendazol
spiralis
Guinea worn Dracunculus Metronidazol
medinensis
Filariaroidea Wuchereria Dietilkarbamazin
bancrofti
Loa loa Dietilkarbamazin
Brugia malayi
Onchocerca Dietilkarbamazin
volvulus Ivermektin
Spesies di Spesies Cacing Obat
jaringan Antelmintik
Trematoda Schistosoma Prazikuantel
darah japonicum
Schistosoma Prazikuantel
mansoni
Schistosoma Prazikuantel
haematobium
Niklosamid (1)
Mekanisme kerja
• Derivat salisilamid
• Obat cacing pita yang paling banyak
digunakan
• Memblok ambilan glukosa pada kadar
yang tinggi
• Merusak skoleks secara ireversibel 
cacing pita lepas dan keluar
Niklosamid (2)
• ES: gangguan saluran cerna ringan
• Catatan terapeutik :
– Pasien dipuasakan sebelum minum obat
– Pencahar untuk mengeluarkan segmen
cacing (proglotid)
Prazikuantel (1)
Mekanisme kerja
• ↑ permeabilitas membran plasma cacing
terhadap kalsium
• Menyebabkan kontraksi dan paralisis
spastik  pada kadar rendah
• Menyebabkan vesikulasi dan kerusakan
vakuolosasi  cacing mati
Prazikuantel (2)
• ES: ggn GIT ringan, sakit kepala, pusing
• Catatan terapeutik:
– Harus diberikan sesudah makan
– 3x sehari selama 2 hari
Piperazin (1)
Mekanisme kerja
• Memblok neuromuskular yang reversibel
 paralisis flasid  cacing dikeluarkan
via peristaltik usus
Piperazin (2)
• ES: ggn GIT dan pusing
• Catatan terapeutik:
– Cacing gelang  dosis tunggal
– Cacing cambuk  diberikan 7 hari
Benzimidazol (1)
Contoh preparatnya:
• Mebendazol
• Tiabendazol
•Albendazol
Mekanisme kerja
• Berikatan kuat dg tmpt dimer tubulin 
mencegah polimerasi mikrotubulus
(depolimerasi)  mikrotubulus hancur
Benzimidazol (2)
• KI: wanita hamil  teratogenik dan
embriotoksik
• ES: ggn GIT, sakit kepala, pusing,
hepatotoksik (jarang)
• Catatan terapeutik:
– Cacing kremi  dosis tunggal
– Trikinosis  multipel hingga 5 hari
Dietilkarbamazin (1)
• Mekanisme kerja
• Efek filarisida  mekanisme belum jelas
• Hipotesis: merusak/memodifikasi parasit
shg lebih sensitif thd sistem imun pejamu
• Efektif thd mikrofilaria di sirkulasi perifer
maupun cacing dewasa di limfa
Dietilkarbamazin (2)
• ES: ggn GIT, sakit kepala, merasa lemas.
Bagian tubuh cacing yang mati  alergi
pada kulit, pembesaran limfa, pusing,
takikardia berlangsung 3-7 hari
• Catatan terapeutik:
– Mulai dosis rendah ditingkatkan
dipertahankan 21 hari utk mengurangi
pengeluaran cacing scr tiba2
Ivermektin (1)
Mekanisme kerja
• Mengimobilisasi cacing pita onchocerca
volvulus dg menyebabkan paralisis tonik
dari sistem otot perifer cacing
• Hal ini terjadi melalui meningkatkan efek
asam gamma aminobutirat (GABA)
pada hubungan neuromuskular cacing
Ivermektin (2)
• ES:
– Iritasi okuler
– Perubahan EKG sementara
– Reaksi imun yang muncul segera akibat
mikrofilaria yang mati dapat muncul dengan
berat reaksi Mazzoti
Levamizol
• Mekanisme kerja
• Stimulasi reseptor nikotinik pada NMJ 
paralisis spastik cacing keluar
• ES: Nausea ringan dan muntah
Pirantel Pamoat (1)
• Merupakan antelmintik spektrum luas
• Derivat tetrahidropirimidin
• Efektif ; cacing kremi, askaris,
Trichostrongylus orientalis.
• Tidak efektif trikuriasis dan
strongiloidiasis
Pirantel Pamoat (2)
Farmakokinetik
• Diserap buruk di GIT
• Kadar puncak di plasma  1-3
jam
• > ½ obat diekskresi via feses tanpa
mengalami perubahan
Pirantel Pamoat (3)
Efek antelmintik
• Efektif  bentuk matur & immatur caing
• Tidak efektif  tahap migratoris di
jaringan dan bentuk telur
• Agen penyekat neuromuskular  Ach
terlepas dan inhibisi kolinesterase 
paralisis  cacing keluar
Pirantel Pamoat (4)
• ES: mual, muntah, diare, kram abdomen,
pusing, mengantuk, nyeri kepala,
insomnia, ruam, demam, dan kelemahan.
• Perhatian: pada penderita kelainan hepar
• Dosis: 11mg/kg, sekali, peroral DC. Pada
cacing kremi diulang stlh 2 minggu
• Angka kesembuhan: 85-100%
Program Pencegahan Kecacingan
• WHO  Soil-transmitted helminth infections are
caused roundworm (Ascaris lumbricoides), the
whipworm (Trichuris trichiura) and hookworms
(Necator americanus and Ancylostoma
duodenale)
• Pada masyarakat berisiko kecacingan
• Program pemerintah  tiap 6 bulan
berisiko terjadi resistensi (Savioli,2014)
Referensi
• Sukarban, Sukarno dan Santoso,
Sardjono.1995.Antelmintik, Kemoterapi Parasit dalam
Farmakologi dan Terapi edisi 4.FKUI.Jakarta
• Rosenthal, Philip.2007.Farmakologi Klinis Obat
Antihelmintik dalam Farmakologi Dasar &
Klinik.EGC.Jakarta
• Goodman & Gilman.2008.Kemoterapi infeksi cacing
dalam Manual Farmakologi dan
• Terapi.EGC.Jakarta
Simatupang,Abraham.2016.Obat antelmintik dalam
Crazh Course Farmakologi 1st Indonesia
• Edition.Elsevier.Singapura
Savioli,Lorenzo.2014.Preventive Anthelmintic
Chemotherapy — Expanding the Armamentarium. The

Anda mungkin juga menyukai