Nama : Ayu Febrianti

NIM : 1704015079
Kelas : IVA
Mata Kuliah : Farmakologi II
Ringkasan materi anthelminitics
 Anthelminitics
- Obat yang dapat mengeluarkan cacing dari saluran GI → vermifuge (expel)
- membasmi cacing dewasa secara sistemik maupun yang menyerang organ atau jaringan →
Vermicide (kill)
 pada tubuh inang hidup di :
1. GIT
2. Jaringan (larva migrasi)
 Merugikan inang
1. Menghabiskan makanan
2. Kehilangan darah
3. Sekresi toksin →merusak organ
 Cacing pathogen (metazoan)
1. Nematodes (roundworms)
- Intestinal nematodes (Ascariasis, Hookworms, Trichuriasis, Enterobiasis, Trichinosis,
Strongyloidiasis)
- Blood and tissue nematodes (Filariasis: W. bancrofti, B. malayi, O. volvulus,)
2. Trematodes (flukes)
- Blood fluke (Schistosomes: S. mansoni, S. japonicum, S.haematobium, S. mekongi)
- Lung and liver flukes (Paragonimus spp, Clonorchis sinensis, Opisthorchis spp, Fasciola
hepatica)
3. Cestodes (flatworms and tapeworms)
- Taeniasis (Taenia solium neurocysticercosis, T. saginata)
- Diphyllobothriasis (Diphyllobothrium latum)
- Hymenolepiasis (Hymenolepis nana)
- Echinococcosis (Echinococcus granulosus)
 Albendazol
- Mekanisme kerja
1. menghambat sintesis mikrotubul nematoda
2. larvicidal : hydated disease, cysticercosis, ascariasis, hookworm
3. Ovicidal: ascariasis, ancylostomiasis, trichuriasis
 Mebendazol
- Mekanisme kerja
1. blok uptake glukosa  penurunan cadangan glikogen
2. Bekerja pada protein “ß tubulin” microtubular parasit menghambat polimerisasi 
penurunan pembentukan mikrotubul.
 3. Mikrotubul penting untuk perkembangan larva, transport karbohidrat, dan fungsi enzim,
maintain the parasite tegument and digestive apparatus
 Thiabendazole
- Mekanisme kerja
1. Thiabendazole memiliki efek antiinflammatory, analgesic dan antipyretic  ineffective
in filariasis
 Diethylcarbamazine Citrate
- Mekanisme kerja
1. immobilizes microfilariae dan merubah struktur permukaan lepas dari jaringan
 Ivermectin
- Mekanisme kerja
1. nematodes  tonic paralysis  potensisasi transmisi GABAergic pada cacing  melalui
Cl- channel
2. Tidak dapat mempengaruhi cestodes and trematodes
3. afinitas rendah terhadap reseptor GABA mamalia dan tidak dapat melewati blood-brain
barrier (BBB)
 Piperazine
- Mekanisme kerja
1. Blok transmisi neuromuskular melalui kerja antagonis ACh  hiperpolarisasi  flaccid
paralysis  cacing terlepas , hidup
2. Afinitas terhadap reseptor kolinergik manusia <<
 Pyrantel Pamoate
- Mekanisme kerja
1. Aktivasi reseptor nikotinik kolinergik cacing depolarisasi persisten  spastic paralysis.
2. Toksisitas selektif  afinitas >> reseptor cacing
3. Antagonis piperazine
(piperazine  hyperpolarization, flaccid paralysis)
4. Only 10-15% of an oral dose is absorbed, this is partly metabolized and excreted in urine
 Praziquantel
- Mekanisme kerja
1. menyebabkan keluarnya kalsium intraselular  kontraksi dan paralisis cacing terlepas
dari dinding saluran cerna
 Nematoda
1. Target kerja : tahap mikrofilarial yang bersikulasi di darah atau terbawa oleh vektor
antropoda
2. Penyebab: Wuchereria bancrofti, brugia spp.(sistem limfatik), mansonella spp (jaringan
lain)
3. Disebarkan oleh gigitan nyamuk
 Cestoda
1. Taenia saginata (cacing pita sapi) di sebabkan dari daging kurang matang\
Obat : praziquantel, niclosamide
2. Taenia solium (caing pita babi)
3. Obat : albendazol, praziquantel, kortikosteroid (inflamasi dr parasit yg mati)
 Trematoda
1. Berasal dari : Schistosomiasis, S. Haematobium, S. Mansoni, S. Japonicum
Obat : praziquantel