Anda di halaman 1dari 27

RANGKUMAN SOCA BLOK 22

M1B22 | Food-Water Borne Disease Anatomi Jejunum dan Ileum


PRASYARAT
Anatomi Saluran Pencernaan
Organ saluran cerna pada cavitas abdominis:
Esophagus
Gaster
Intestinum Tenue
- Duodenum
- Jejunum
- Ileum
Intestinum Crassum
- Cecum
- Appendix vermiformis
- Colon Histologi Jejunum dan Ileum
- Rectum Lapisan-lapisan intestinum tenue :
- Canalis analis 1. Tunika mukosa
Terbagi menjadi: epitel selapis silindris + microvilus + selgoblet
Foregut (Esophagus pars abdominalis - Lamina propia mukosa
duodenum pas descendens_ Lamina muscularis mucosae
2. Tela submucosa
Vaskularisasi : Truncus Coeliacus
jaringan ikat fibroelastis dengan plexus
Inervasi nervosus submucosus
Parasimpatis : N. vagus 3. Tunica muscularis
Simpatis : N. splanchnicus major myocytus levis internus circularis dan externus
longitudinalis. Di antara kedua lapisan otot
Midgut (Duodenum pars descendens - 2/3 terdapat plexus nervosus myentericus.
dextra colon transversum) 4. Tunica serosa/adventiti
Suplai darah : a. mesenterica superior Jejunum dan ileum dilapisi tunica serosa,
kecuali duodenum tunica serosa dan tunica
Persarafan
adventitia
parasimpatis : n. Vagus
simpatis : n. splanchnicus minor Glandula Intestinalis : gld. tubulosa
simplex/composita
Hindgut (1/3 sinistra colon transversum - Terdiri dari sel-sel :
canalis analis) - Enterocytes
Suplai darah : a. mesenterica inferior Fungsi : absorpsi air & nutrien
Persarafan - Exocrinocytus calciformis
parasimpatis n.splanchnicus pelvicus Fungsi : hasilin mucinogen
simpatis : n.splanchnicus lumbalis - Stem cell
Jejunum ileum bermuara ke nodi mesenterica Fungsi : regeneratif sel
superior - Paneth cells
Fungsi : menghasilkan lisozim
- DNES cells
Fungsi : hormon endokrin parakrin
- sel M
Fungsi : fagositosis & transport antigen di
lumen usus

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

Fisiologi Demam Gut-associated lymphoid tissue (GALT)


Mekanisme terjadinya peningkatan suhu Jar.Limfoid di saluran pencernaan. Terdiri dari
- Hipotalamus posterior (pusat simpatis) → 1. Peyer’s Patches
vasokontriksi kulit 2. Lamina propria lymphocytes
- Piloereksi yaitu kontraksi otot arektor 3. Intraepithelial lymphocytes
pili, mencegah transfer panas ke lingkungan.
- Produksi panas melalui menggigil, Mikrobiologi Salmonella typhi
stimulasi simpatis, dan pelepasan tiroksin. Family : Enterobacteriaceae
Patfis demam Ordo : Enterobacteriales
- Inflamasi → makrofag melepaskan Genus : Salmonella
pyrogen endogen ( IL-1 dan IL-6) → Spesies : Salmonella enterica typhi
meningkatan set point hipotalamus di area Karakteristik
pre optic → respon sensasi “kedinginan” → - Batang gram negatif
tubuh menurunkan pelepasan panas & - Motil dengan peritrichous flagella
meningkatkan produksi panas → - Nonspora, tidak berkapsul
vasokonstriksi & menggigil - hidup pada pH 6-8 pada suhu 15-41▫C
- Fermentasi glukosa (+), manitol
Fisiologi Suhu Tubuh (+),maltosa (+), laktosa(-), tidak
Suhu tubuh normal → 37°C (set point) dan menghasilkan gas
bervariasi 0,5°C Transmisi : melalui makanan atau air yang
Variasi disebabkan oleh proses fisiologis terkontaminasi feses atau urin pasien pengidap
→ siklus tidur/bangun, perubahan Salmonella typhi (fekal-oral)
metabolisme, variabilitas hormon, dan tingkat
aktivitas
Memiliki Antigen
Antigen H → Terletak pada flagella
Fisiologi Usus Halus
Antigen O → Membentuk dinding sel
1. Fungsi Mekanis (peristaltik)
2. Fungsi Sekretoris (sekresi succus Antigen Vi → Antigen capsular polisakarida
entericus → mengandung
mukus,H2O,&larutan garam untuk proses FOOD-WATER BORNE DISEASE
enzimatik saluran pencernaan), (setiap tahun diminta)
enterokinase, dan GI hormone) Definisi
3. Fungsi Hormonal (sekretin, suatu penyakit yang disebabkan karena
kolesistokinin → regulasi pergerakan GIT
konsumsi makanan/minuman yang
dan aktivitas sekresi usus halus
4. Fungsi Absorpsi (Adanya vili dan terkontaminasi mikroorganisma (toksin)
mikrovili untuk memperluas area sehingga menyebabkan gangguan GIT (nyeri
penyerapan) perut, mual muntah, & diare)
5. Fungsi Proteksi Mucus di succus
entericus melindungi dinding usus dari Etiologi
chyme acid 1. bakteri → salmonella, e.coli,
6. Fungsi Aktivator (Enterokinase
clostridium, vibrio, campylobacter
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.)
7. Fungsi Hematopoietik (absorpsi vitamin 2. virus → rotavirus, hepatitis A &E
B12) 3. parasit → entamoeba histolytica,
8. Fungsi Hidrolitik (Membantu reaksi toxoplasma gondii
enzimatik pencernaan)
9. Fungsi Digesti (senyawa kompleks →
sederhana)

Host Defense Saluran Cerna *tambahin

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

DEMAM TIFOID SKDI 4A ● Kejadian demam tifoid di Indonesia


Definisi berkaitan dengan ekonomi rendah
kemenkes → penyakit yang terjadi karena ● Riskesdas 2010 Urutan ke-3 dari 10 pola
infeksi bakteri Salmonella typhi yang penyakit terbanyak pada pasien ranap RS.
menyebar melalui makanan dan minuman ● Riskesdas (2007): prevalensi 1,7%
yang telah terontaminasi.
*dibaca dr fanny →
Infeksi saluran cerna oleh Salmonella typhi / - tergolong tinggi di asia tenggara, selatan
Salmonela paratyphi A, B, atau C, ditularkan , tengah & afrika selatan
melalui makanan yang tercemar feses (>100/100.000/tahun)
manusia dengan gejala demam selama satu - indonesia → 3-19 thn, berkaitan dengan
minggu atau lebih, gangguan pencernaan, rumah tangga (tidak mencuci tangan
dengan atau tanpa gangguan kesadaran. dengan sabun, piring yang sama untuk
makan, tempat BAB dalamm rumah,
*dibaca dr fanny → penyakit multisistemik anggota keluarga yang demam tifoid)
berat ditandai dengan karakteristik berupa - riskesdas 2007 (1,7%)
demam,bakteremia tanpa keterlibatan endotel - riskesdas 2008 (81,7/100.000 penduduk)
maupun endocardium, serta invasi & - riskesdas 2010 (urutan ke 3 dari 10 pola
multiplikasi bakteri terjadi dalam sel fagosit penyakit terbanyak pasien rawat inap di
MN di hepar, limpa, KGB, & peyer’s patch. RS
jika tidak diterapi dengan tepat maka demam - negara berkembang (ins 500/100.000)
tifoid berpotensi fatal mortalitas tinggi

Etiologi Klasifikasi WHO,


Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella 1. Demam tifoid akut non komplikasi
typhi dan paratyphi A, B, atau C 2. Demam tifoid dengan komplikasi
3. Keadaan karier tifoid terjadi
Faktor Risiko
● Higiene rendah → tidak mencuci tangan *dr fanny → tidak ada klasifikasi di modul
sebelum makan
● mencuci makanan dengan air yang Patogenesis
terkontaminasi (banjir) ● Salmonella typhi masuk ke tubuh melalui
● Penyediaan air bersih tidak memadai makanan/minuman yang terkontaminasi
● sayuran yang dipupuk dengan tinja (200 - 10^6CFU)
manusia, ● Bakteri tahan pH asam lambung → ke
● air minum yang tidak dimasak. intestinum tenue dan menempel pada
● Sanitasi lingkungan yang kumuh: microvili brush → melintasi mukosa
pengelolaan air limbah, kotoran dan melalui sel M pada plaque peyeri
sampah yang tidak memenuhi ● Bakteri di fagosit makrofag → dibawa ke
syarat-syarat kesehatan. KGB mesenterica
● Jamban keluarga yang tidak memenuhi ● Masuk ke peredarah darah via ductus
syarat thoracicus → ke RES (limpa, hepar, lien,
● Belum Imunisasi typhoid KGB, sumsum tulang) → Bakteremia
● 5F : Food, Fingers, Faeces, Fomites, Fly primer
● Bakteri bermultiplikasi lalu masuk ke
Epidemiologi aliran darah dan ke seluruh tubuh →
● Di indonesia, banyak pada anak dan Bakteremia sekunder
remaja. ● Menginfeksi gallbladder → infeksi

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

intestinum tenue melalui cairan empedu - Konstipasi atau diare


● Inflamasi pada intestinum tenue dan - Myalgia
plaque peyeri - Batuk kering, sakit kepala frontal, anorexia,
malaise
*dr fanny → ada tambahan dari modul - Pada akhir minggu 1 suhu 39-40 C
- Rose spot
peyer patches akan mengalami hiperplasia 2. Minggu kedua:
dengan infiltrasi sel sel radang kronis, nekrosis - Gejala minggu pertama bertambah berat
permukaan superfisial sampai ulkus ovoid - Demam remitten
memanjang sesuai aksis usus → ulkus - Distensi abdomen
mengenai PD (perdarahan saluran cerna) & - Splenomegali
ulkus dalam (perforasi usus) - Delirium
- Relative bradikardia, dicrotic pulse
Patofisiologi dan Gejala Klinis 3. Minggu ketiga:
- Salmonella typhi keluarkan endotoxin - Penurunan berat badan signifikan
berikatan dengan reseptor spesifik di epitel - Pea soup diarrhea
sistem vaskular → produksi & pelepasan - Peritonitis
PG → peningkatan set point di hipotalamus Pemeriksaan Penunjang
→ demam remiten ● Hematologi lengkap
- salmonella dimusnahkan oleh asam - anemia nomokrom normositer
lambung → asam lambung meningkat → - leukopenia/normal/leukositosi
mual muntah - trombositopenia
- Debris, bakteri, dan sel mati bersarang pada - limfositosis relatif
papila lidah → coated tongue/ Typhoid ● Urinalisis
tongue ● Kimia klinik (SGOT SGPT meningkat )
- Emboli Salmonella typhi pada kulit → ● Gall kultur (gold standard) → (+)
nodul kecil menonjol → rose spot - minggu pertama (darah,sumsum tulang, rose
- Inflamasi hepar & lien → spot), kedua (feses), ketiga (urin)
hepatosplenomegali ● Serologis
- Makrofag hasilkan monokin → nekrosis Tes widal
seluler → rangsang sistem imun, Positif demam tifoid apabila:
instabilitas vaskular, depresi sumsum tulang a. Titer O ≥ 1/160 (endemis ≥ 1/320)
→ anemia, leukopenia, trombositopenia b. Titer O : Titer me↑ 4x / lebih (selang
- Invasi Salmonella typhi ke usus dan plaque waktu 5-7 hari dari pemeriksaan 1).
Peyeri → Peningkatan gerakan peristaltik c. Dapat terjadi false + dan false - pada
usus untuk mengeluarkan patogen dan juga keadaan:
terjadi inflamasi karena invasi tersebut ● Hasil false +: Pernah vaksinasi, reaksi
yang menyebabkan kerusakan mukosa silang dengan spesies lain
intestinal dan terjadi gangguan absorpsi → (Enterobacteriaceae sp), reaksi
Diare. anamnestic (p7ernah sakit), dan
- adanya rheumatoid factor (RF).
● Hasil false -: Sudah terapi antibiotika,
*dr fanny → waktu pengambilan darah yang terlalu
1. Minggu pertama: cepat (<1 minggu sakit), keadaan
- Demam yang semakin hari terus meningkat umum pasien yang buruk, dan adanya
dan turun saat pagi hari penyakit imunologi lain.
- Rasa tidak nyaman pada perut a. Tubex TF 1-5 hari (selektif igM anti
- Kadang terdapat nyeri pada RUQ salmonella typhi)

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

- 0-2 (non reaktif), 2-4 (incloclusive), ● Antibiotik lain : ampisilin, amoxicilin,


4-10 (reaktif) trimethoprim-sulfamethoxazole,
b. IgG/IgM anti Salmonella fuloroquinolone, azitromycin
typhi/Salmonella paratyphi (6-8 hari ● Resistensi :
sakit) - Cephalosporin generasi 3 :
ceftriaxone,cefotaxime, cefixime
Penatalaksanaan - Dewasa: ciprofloxacin 500mg(2xsehari), 7-10
Non farmakologi hari (menghambat as.nukleat di DNA gyrase)
● Tirah Baring → mencegah komplikasi
perforasi → lalu mobilisasi bertahap Kriteria Rujukan:
● Nutrisi → mendapat cairan cukup (tinggi 1. Telah mendapat terapi selama 5 hari namun
kalori dan protein), rendah serat belum tampak perbaikan.
● Makanan bertahap : diet cair, bubur 2. Demam tifoid dengan tanda-tanda
lunak, nasi tim (padat dini) kedaruratan.
● Monitor tanda vital (suhu, nadi, nafas, 3. Demam tifoid dengan tanda-tanda
tekanan darah) & keseimbangan cairan komplikasi dan fasilitas tidak mencukupi.
● Monitoring adanya komplikasi peritonitis
● Periksa apakah adanya koinfeksi atau Pencegahan
komorbid 3 pilar strategis program pencegahan tifoid,
yaitu:
Farmakologi 1. Mengobati secara sempurna pasien
1. Terapi simptomatik dan karier tifoid.
○ Antipiretik: Menurunkan demam 2. Mengatasi faktor-faktor yang berperan
Paracetamol 3 × 500 mg pc prn. terhadap rantai penularan.
○ Antiemetik: Meredakan mual dan muntah. 3. Perlindungan dini agar tidak tertular.
Metoclopramide 3 × 10 mg. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan:
2. Terapi definitif → antibiotik 1. Perbaikan sanitasi lingkungan.
Antibiotik lini pertama: 2. Peningkatan higiene makanan dan
○ Dewasa minuman.
Tiamfenikol: 3x500 mg 10 hari 3. Peningkatan higiene perorangan.
ATAU 4. Pencegahan dengan imunisasi.
Kotrimoksazole 2x(160-800) 7-10 hari
*dr fanny → Vaksinasi (typhim vi)
Antibiotik lini kedua: - 3 vaksin (1 vaksin oral & 2 vaksin parenteral)
Ciprofloxacin 2x500mg, - Indonesia belum vaksinasi lengkap (harga
Cefixime (efektif untuk anak), mahal & periode proteksi singkat perlu ulang
Dewasa: 2x200 mg/hari selama 7 hari 3-5 tahun)
Anak: 15-20 mg/KgBB/hr dibagi 2 dosis - TY21A Vaksin oral diberikan pada anak
selama 10 hari mulai dari umur 6 tahun, dosis 4, dosis interval
48 jam, booster diulang tiap 5 tahun
- Typhim Vi Vaksin antigen VI, > 2 tahun,
*dr fanny →
0.50mL, IM, dosis 1 , booster ulang setiap 2
● Pasien dewasa : Kloramfenikol 50mg/kg/hari tahun
(max 2g/hari) / 500mg, 4x sehari
MK : menghambat ribosom subunit 50s Komplikasi
(menghambat sintesis protein) 1. Komplikasi Intestinal
- ES pada janin → grey baby syndrome & baby ○ Perdarahan (1-10%).
grey syndrome & depresi susmsum tulang ○ Perforasi usus (0,5 – 3 %).

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

○ Ileus paralitik.
2. Komplikasi Ekstraintestinal (Tiap Organ)
○ Hepatobilier: Ikterus ringan, hepatitis,
kolesistitis.
○ Kardiovaskular: Gagal sirkulasi perifer,
hipotensi, miokarditis, endokarditis,
tromboflebitis.
○ Paru: Batuk, bronkitis ringan, pneumonia,
empyema.
○ Ginjal: Glomerulonefritis, pielonefritis,
perinefritis.
○ Muskuloskeletal: Osteomielitis, periostitis,
arthritis.
○ Darah: DIC, anemia hemolitik,
trombositopenia.
○ Neuron: Penurunan kesadaran akut (ditandai
dengan disorientasi, delirium, gelisah),
kejang, kedutan wajah, tanda rangsang
meningen pada pasien dengan komplikasi
meningitis.

Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

M2B22 | Arhtropoda Borne Disease 5) Pupa hidup di air dan menjadi matur, lalu
PRASYARAT menjadi nyamuk terbang dalam 2-3 hari
Siklus Hidup MOSQUITO *penutor sesuai modul
1. Anopheles 1. Vektor penyakit chikungunya
Tahap-tahap : 2. Kemampuan terbang 1-2 km dari tempat
1) Nyamuk betina meletakkan telurnya di atas perkembangbiakannya
permukaan air NYAMUK PENYEBAB ‘MOSQUITO
2) Telur dapat menetas dalam 2-3 hari BORNE DISEASE’
3) Telur menetas menjadi larva
4) Larva hidup di air, dan berubah menjadi
pupa dalam 4-10 hari
5) Pupa hidup di air dan menjadi matur, lalu
menjadi nyamuk terbang dalam 2-3 hari
*penutor sesuai modul
1. vektor (malaria)
2. terbang 350-550 m dari tempat
perkembangbiakkan
3. aktif sore
4. fogging 1 km
2. Aedes
Tahap-tahap :
1) Nyamuk betina meletakkan telur sebanyak
100-120 di atas air sebanyak 5 kali dalam
hidupnya
2) Telur berahan hidup sampai 6 bulan
3) Tiap telur dapat menetas kurang lebih dalam
24 jam
4) Telur menetas menjadi larva
5) Larva berubah menjadi pupa dalam 6 hari
6) Pupa berubah menjadi nyamuk dewasa
dalam 2 hari
*penutor sesuai modul
1. Vektor penyakit DHF
2. Kemampuan terbang 40-100 m dari
tempat perkembangbiakannya
3. Aktif saat pagi → sering mengenai anak
sekolah
4. Jadi kalau fogging diameternya 200 m ,
harus pagi-pagi
3. Culex
Tahap-tahap:
1) Nyamuk betina meletakkan telurnya di atas
permukaan air
2) Telur dapat menetas dalam 48 jam
3) Telur menetas menjadi larva
4) Larva hidup di air, dan berubah menjadi
pupa dalam 5 hari

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

ARTHROPODA BORNE DISEASE ● Ada penderita DBD di sekitar


penyakit yang disebabkan oleh parasit, virus,
& bakteri disebarkan melalui arthropoda Epidemiologi
(serangga), umunya terjadi di daerah iklim Global
subtropis & tropis 1) Australia pertama kali dilaporkan serangan
DBD pada tahun 1897
DENGUE FEVER SKDI 4A 2) Italia dan Taiwan pertama kali dilaporkan
Definisi serangan pada tahun 1931
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan 3) Filipina terjadi KLB DBD pada tahun
penyakit infeksi virus dengue akut yang 1953—1954, tingkat kematian tinggi
ditularkan oleh cucukan nyamuk aedes dan melanda beberapa negara di wilayah Asia
didaerah iklim subtropis & tropis, ditandai Tenggara lainnya
demam 2—7 hari disertai dengan manifestasi Nasional
perdarahan, penurunan trombosit 1) Tahun 2010 panyakit Dengue telah tersebar
(trombositopenia), adanya di 33 provinsi, 440
hemokonsentrasi yang ditandai kebocoran kabupaten/kota
plasma (peningkatan hematokrit, asites, efusi 2) Tahun 1968 dilaporkan pertama kali
pleura, dan hipoalbuminuria). kasus penyakit Dengue di Jakarta dan
Surabaya
Etiologi 3) Target Angka Kesakitan/ Incidence Rate
Virus Dengue (DENV) (IR) DBD tahun 2014 sebesar < 51
● Famili: Flaviviridae per 100.000 penduduk
● Genus: Flavivirus 4) 2016 → 463 kabupaten/kota, dengan
● Virus RNA beruntai tunggal (ssRNA), populasi 78,3/100.000 penduduk, kematian
Panjang sekitar 11 kilobase 0,79% (<1%)
● Nukleokapsid Ikosahedral 5) diindonesia, berfluktuasi setiap tahun,
● Serotipe: 4 (DENV-1, DENV-2, kesakitan meningkat & menyebar luas
DENV-3 (terbanyak), dan DENV-4) 6) KLB dengue setiap tahun berbeda daerah &
● 3 gen protein struktural (C sulit terduga
nucleocapsid, M membran, E protein 7) indonesia daerah endemis dengue
envelope) 8) penyakit malaria & dengue menjadi 2.3
● 7 protein non struktural : NS-1, 2A, beban biaya kesehatan
2B, 3, 4A, 4B, 5
● vektor : Aedes aegypti , Aedes Klasifikasi
albopictus *Terbaru yg severe dengue
● masa inkubasi : 8-12 hari

Faktor Risiko
● Tinggal di daerah endemis padat
penduduk
● berkunjung ke daerah endemis
● Daerah lembab (28-32 C)
● Sekitar rumah banyak genangan air
● Sanitasi lingkungan kurang baik:
timbunan sampah, barang bekas,
genangan air, adanya jentik nyamuk
Aedes aegypti pada genangan air di
tempat tinggal

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

Patogenesis a. Nyeri kepala


b. Nyeri retro-orbital
c. Mialgia
d. Atralgia, break bone fever
e. Ruam kulit
f. Manifestasi perdarahan petechie
g. Leukopenia (leukosit < 5000/ mm)
h. Trombositopenia (trombo
sit <150.000/ mm)
i. Hematokrit naik 5—10 %
*BEDANYA!! DBD ADA KEBOCORAN
PLASMA (PLASMA LEAKAGE)

Gejala Klinis DBD


a. Demam atau Riwayat demam akut, 2—7
hari
b. Trombositopenia
c. Manifestasi perdarahan:
1) Petekie, ekimosis, atau purpura
2) Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan
gusi) atau perdarahan lokasi lain
3) Hematemesis atau melena
d. Hemokonsentrasi (hematokrit > 20%)
e. Efusi pluera, asites, atau hipoproteinemia
f. Hepatomegali

Fase Demam Dengue


a. Fase Demam
Demam 2—7 hari, suhu 40o, sefalgia,
arthralgia, myalgia, perdarahan
mulut/hidung, rash, diare, nausea, dan vomitus
b. Fase Kritis
Selama 2—3 hari, demam turun, hipotensi,
efusi pleura, asites, dan perdarahan
GI
c. Fase Recovery
Kesadaran mulai membaik dan HT ↓

Pemeriksaan Penunjang
Hematologi lengkap
Patofisiologi (2018,diminta sebutkan) ht & ht meningkat hari ke-3, leukopenia ringan
teori virulensi virus, teori imunopatologi, teori - leukositosis sedang, trombositopenia,
antibody antigen, teori mediator, teori
granulosit menurun hari ke 3-8, limfositosis
infectious enchanching antibody, teori
trombosit endotel relatif, SADT (limfosit atipik/sitoplasma biru)
Pemeriksaan untuk Diagnosis → Serologi
Gejala Klinis Demam Dengue (NS-1, IgG, IgM Dengue), isolasi virus dengue
Demam akut 2—7 hari, ditandai 2 atau lebih & NAAT, cek malaria, tifoid dl
dari manifestasi berikut:

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

Pemeriksaan untuk Komplikasi → protein S 3 dd tab I pc prn


dan albumin, SGOT dan SGPT, elektrolit, PT, R/ Domperidone tab 10 mg No. X
APTT, EKG, CkMB S 3 dd tab I .½h. ac. prn
Pemeriksaan untuk Monitoring→
Hematokrit, hemostasis (PT, APTT, Pencegahan 3M Plus
Fibrinogen), trombosit ● Menguras dan menyikat bak mandi
● Menutup tempat penampungan air
● Memanfaatkan/ mendaur ulang
Penatalaksanaan barang bekas
-Grup A minum & berkemih cukup : rawat ● +Mencegah gigitan dan
jalan, asupan oral adekuat, pantau BAK 1x perkembangbiakan nyamuk, dengan:
dalam 4-6 jam, follow up setiap hari ke klinik 1. Memelihara ikan pemakan bintik
sampai lewat fase kritis, pemeriksaan darah nyamuk
lengkap berulang dan IDEN AWAL 2. Menggunakan obat anti-Nyamuk
WARNING SIGN 3. Memasang kawat kasa pada jendela
-Grup B pasien dengan warning sign, cairan dan ventilasi
kristaloid 5-7 ml/kg/jam selama 1-2 jam 4. Gotong-royong membersihkan
dilanjutkan 3-5 ml/kg/jam selama 2-4 jam, lingkungan
cek kembali Ht dan status klinis 5. Periksa tempat-tempat penampungan
-Grup C : severe dengue dengan syok cairan air
kristaloid isotonis 10 ml/kg selama 1 jam → 6. Meletakkan pakaian bekas pakai ke
periksa ulang status klinis dalam wadah tertutup
7. Memberikan larvasida pada
penampungan air yang susah dikuras
8. Memperbaiki saluran dan talang air
yang tidak lancar
9. Menanam tanaman pengusir nyamuk

Komplikasi
● Dengue shock syndrome (tersering)
● Miokarditis
● Kejang, enselopati, dan ensefalitis
viral
● Hepatic injury
Pasien dapat dipulangkan apabila: ● Depresi
● Tidak demam selama 48 jam tanpa ● Pneumonia
antipiretik ● Iritis
● Nafsu makan membaik ● Orchitis
● Secara klinis tampak perbaikan ● Oophoritis
● Hematokrit stabil tanpa pemberian cairan ● Coagulopathy
● Tiga hari setelah syok terapi ● DIC
● Jumlah trombosit > 50.000/μL
● Tidak dijumpai distres pernafasan Prognosis
(disebabkan oleh efusi pleura atau Quo ad vitam : ad bonam
asidosis) Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
R/ Paracetamol tab 500 mg No. X ● Prognosis DBD tergantung pada
penanganan kebocoran plasma

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

● DBD derajat I dan II umumnya baik


● DBD derajat III dan IV bila dideteksi
cepat, pasien dapat tertolong
● Angka kematian akibat syok tidak
terkontrol: 40—50%, bila dengan
terapi pergantian cairan yang baik:
1—2%

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

2. Plasmodium falciparum → byk di indo


3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium ovale
5. Plasmodium knowlesi
Hospes :
Definitif : nyamuk Anopheles sp. Betina
(sporogoni)
Sementara : manusia (skizogoni)
Penularan pada manusia :
1. Cucukan nyamuk Anopheles sp. Betina
infeksius
2. Direk inokulasi
a. Congenital malaria
b. Transfusion malaria
c. Jarum yang terkontaminasi

Epidemiologi Menurut WHO


a. Pada tahun 2020: 241 juta kasus di seluruh
dunia
b. Jumlah kematian: 627 ribu jiwa pada tahun
2020
c. Kasus tertinggi ada di Afrika
kuliah dr limda → papua paling tinggi kalo
diindo
d. Menyerang semua kalangan usia di indo

Faktor Risiko
a. Riwayat malaria sebelumnya
b. Tinggal di daerah yang endemis malaria
c. Pernah berkunjung 1—4 minggu di daerah
endemis malaria
d. Riwayat mendapat transfusi darah
MALARIA SKDI 4A
1. faktor nutrisi → malnutrisi → imun turun →
Definisi (Permenkes No. 5 Tahun 2014)
malaria berat
Infeksi akut maupun kronik yang disebabkan
2. faktor lingkungan
oleh parasit Plasmodium yang menyerang
iklim tropis (20-30C),kelembaban >
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
60%,musim hujan (breeding site & lembab
bentuk aseksual dalam darah dengan gejala
meningkat), hujan deras (larva & pupa kurang
demam, menggigil, anemia, dan pembesaran
karena aliran air)
limpa
3. tidak semua eritrosit mudah terinfeksi
hbS, hbf, duffy (-), def.glucose 6 fosfat
Etiologi
dehidrogenase
Famili : Plasmodiidae
Ordo : Elcocidiorda
Klasifikasi
Kelas : Sporozoasida
Filum : Apicomplexa
Spesies :
1. Plasmodium vivax → byk di indo

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

Gejala prodromal (p.vivax/p.ovale) → tidak


khas = cephalgia, myalgia, nausea, vomitus,
malaise
Demam “Trias Malaria” = menggigil, demam
tinggi, keringat
Anemia
Trombositopenia
Splenomegali (3-5 hari sejak timbulnya
Patogenesis infeksi)

(bila malaria berat → biasanya disebabin


malaria falciparum)
Ikterus (karena anemia hemolitik & obstruksi
intrahepatal → peningkatan bilirubin >3 mg/dl
& transaminase)
Gagal ginjal akut
Tanda syok
Kecenderungan perdarahan
Kejang, penurunan kesadaran
Edema paru
Hipoglikemia

Pemeriksaan Penunjang
a. Gold standard : Apus Darah Tepi TEBAL –
mendeteksi parasit; TIPIS → Morfologi
spesies dan stadium, serta menghitung
Patofisiologi kepadatan parasit
1) Demam disebabkan pyrogen endogen b. Uji Diagnostik Cepat deteksi antigen
(TNF-α dan IL-1) dan pelepasan parasit dengan mekanisme
sitokin berbeda-beda sesuai proses skizogonu imunokromatografi dari sampel darah finger
dari tiap plasmodium pick
menyebabkan pola demam berbeda c. Pemeriksaan darah anemia,
2) Anemia Lisis dari eritrosit trombositopenia ringan, hipoglikemmia,
3) Rosetting Erythrocyte Porphyrin (EP) hiperlaktemia
matur dikerubungi 10 atau lebih d. Analisis Gas Darah asidosis metabolic
eritrosit yang tidak mengandung parasite pada malaria berat
menyebabkan obstruksi aliran darah e. Fungsi Hati bilirubin indirek dan
lokal aminotransferase meningkat pada malaria
4) sitoadherens → berinteraksi dengan VIR f. Urinalisis hemoglobinuria, proteinuria dari
berikatan dengan ICAM-1 & CSA di endoterl hemolisis masif, dan proses
→ malaria otak & sindrom stress respirasi tubular nekrosis akut pada malaria berat
5) rosette → eritrosit yang terinfeksi parasit
menempel pada eritrosit non infeksi → Penatalaksanaan
obstruksi mikrosirkulasi Non-farko:
1. konseling & edukasi :
Gejala Klinis a. jika berat sampaikan
prognosis pasien ke keluarga,
obati sampai sembuh

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

b. hindari : gigitan nyambut Pengendalian vector


(pakai kelambu), aktivitas luar ● eliminasi vektor → insektisida,
rumah di malam hari larvasida (tindakan pengendalian larva
2. monitor keberhasilan terapi : anopheles secara kimiawi dengan
pemeriksaan SADT pada hari ke insektisida)
3,7,14,21,28 Kemoprofilaksis (untuk yg akan bekerja di
3. kriteria rujukan daerah endemis malaria) ada dichecklist
a. malaria + komplikasi ● doksisiklin 100mg/hari (2hari sblm
b. malaria berat brkt + lama hari di tempat endemis +
28 hari setelah pulang)
Farko:
Komplikasi
Firstline harus kombinasi artemisinin , ● Ruptur Lienalis → perlu splenektomi
gaboleh monoterapi → angka relaps tinggi & transfusi darah
● Malaria serebral
DHP (Dihidroartemisinin + piperaquin ) →
● Anemia berat (hemolitik)
untuk siklus eritrositer
● Black water fever
Sediaan : 40/320 mg ● Kegagalan paru-paru
MK : menghasilkan ROS ● Algid malaria
Vivax, ovale, falciparum : kasi buat 3 hari ● Gagal ginjal akut, edema paru,
hipoglikemia, syok
Primaquin → untuk siklus ekstraeritrositer ● Perdarahan spontan (ggn koagulasi
Sediaan : 15mg intravaskular)
MK : mengahmbat mitokondria parasit ● kejang berulang, asidemia/asidosis
sehingga tidak bisa mengubah heme toxic ● Splenomegali → malaria kronis
menjadi non-toxic
Vivax/ovale : kasi buat 14 hari Prognosis
falciparum : kasi buat 1 hari (karena hanya QaV : Ad Bonam
sekali siklus ekstraeritrositernya) QaF : Dubia ad Bonam
QaS : Ad Bonam

Pencegahan
Prinsip pencegahan malaria
● Awareness → kewaspadaan terhadap
risiko malaria
● Bites prevention → mencegah gigitan
nyamuk (insektisida, menghindari
aktivitas di luar rumah pada malam
hari)
● Chemoprophylaxis → pemberian obat
profilaksis
● Diagnosis dan pengobatan

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

M3B22 | ZOONOSIS
PRASYARAT LEPTOSPIROSIS SKDI 4A
Zoonosis Definisi
Zoonosis adalah penyakit infeksi yang dapat Leptospirosis adalah penyakit infeksi pada
ditransmisikan dari hewan ke manusia maupun manusia yang disebabkan karena bakteri
sebaliknya. Leptospira interrogans dan memiliki
manifestasi klinis yang luas & non spesifik
Klasifikasi Zoonosis:
Etiologi
A. Berdasarkan etiologi: Leptospira interogans
- Bakteri: Anthrax, Leptospirosis, ● Sifat: menyerupai gram positif dan
Brucellosis, listeriosis, salmonellosis negatif (tidak terwarna GV)
- Virus: Avian Flu, Rabies, Japanese ● Bentuk: spiral, berpilin dan memiliki
Encephalitis kail pada ujungnya
- Jamur: ringworm ● Motil: karena memiliki endoflagella
- Parasit: Taeniasis, Toxoplasmosis, scabies ● Ukuran: 0,1-0,15 x 6-20 mikrometer
● Faktor virulensi:
B. Berdasarkan cara penularan: - Lipopolisakarida
- Direct-/Ortho-zoonosis: - Hemolisin dan Lipase
Penularan melalui kontak - Adhesin
langsung, hanya memerlukan 1 - Sfingomyelinase
host (vertebrata) - Fibrinolisin/Plasmin
🡪 cth: Rabies, trichinosis, ● Transmisi:
brucellosis - Direct: kontak langsung dengan hewan
- Cyclozoonosis: yang terinfeksi
Membutuhkan >1 host - Indirect: kontak dengan
(vertebrata) lingkungan/makanan yang terkontaminasi
🡪 cth: Taeniasis, hidatid urin hewan yang terinfeksi
- Phero-/Meta-zoonosis:
Membutuhkan >1 host (vertebrata Faktor Risiko
dan invertebrata) ● Pekerjaan, cth: petani, tukang kebun,
🡪 cth: fasioliosis pembersih selokan, personal militer, dll.
- Saprozoonosis: ● Aktivitas yang kontak dengan air, cth: ke
Membutuhkan > 1 host tempat rekreasi air, berenang, dll.
(vertebrata dan lingkungan) ● Tinggal di daerah rawan banjir ataupun
🡪 cth: kurva larva migran dekat perairan, cth: sungai, laut, dll.
● Memiliki luka pada kulit
C. Berdasarkan reservoir / arah penularan:
- Anthropozoonosis: Penularan dari hewan Epidemiologi
ke manusia : tularemia, leptospirosis, ● >> di negara berkembang dan beriklim
rabies, hidatiosis tropis
- Zooanthroponosis: Penularan dari ● ditemukan hampir seluruh dunia
manusia ke hewan : tuberculosis tipe ● ins tinggi di iklim tropis : asia tenggara &
humanus,, amoebiasis, dipteri amerika latin , jepang & eropa ins rendah
- Amphixenosis: Penularan dari manusia ● mortalitas 10% pada pasien leptospira
ke hewan dan sebaliknya : ● laki” > perempuan
streptococcocsis, staphylococcocsis ● 0.1 - 1/100.000 iklim sedang,
1-10/100.000 iklim tropis

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

● >100/100.000 pada orang risiko terpapar


tinggi Pemeriksaan Penunjang
● (WHO 2019) Di Indonesia 1. Hematologi: Leukositosis,
🡪 920 kasus dengan 122 kasus kematian Trombositopenia, LED dan CRP ↑
🡪 Terdapat di 9 provinsi: Banten, Jabar, 2. Urinalisis: Leukosituria, Hematuria,
DKI Jakarta, Jateng, DIY, Jatim, Kaltara, Albuminuria, Bilirubinuria
Sulsel, dan Maluku 3. Ureum, Kreatinin (Fungsi ginjal): ↑
4. SGOT, SGPT (Fungsi hepar): ↑
5. Bilirubin: ↑
6. Elektrolit
Klasifikasi 7. Hemostasis: PT, APTT, D-dimer
● Anicteric leptospirosis / Mild leptospirosis 8. Foto thorax: Patchy alveolar pattern 🡪
● Icterohaemmorhagica leptospirosis / (+) Alveolar hemorrhage
Weil’s disease / Severe leptospirosis 9. Kultur bakteri di medium EMJH
🡺 BP: darah, urine, CSF
Patogenesis dan Patofisiologi
10. Serologi (MAT, ELISA)
11. PCR
Note: yang di MERAH kan adalah diagnosis
definitifnya, namun untuk gold standard tetap
kultur bakteri

Penatalaksanaan
● Nonfarmakologi
- Edukasi menjaga higenitas pribadi dan
lingkungan
- Observasi tanda-tanda terjadinya
Gejala Klinis komplikasi seperti hipotensi, ARDS,
● Anicteric / Mild leptospirosis perdarahan
- Demam, Cephalgia, Nausea, Vomitus - Rawat inap dan berikan cairan isotonis 2
- Myalgia terutama di betis atau bisa juga liter/24 jam
di punggung dan dada - Rujuk ke Sp.PD
- Conjunctiva suffusion - Diet lunak dan rendah protein (0,8
- Limfadenopati gr/kg/hari)
- Rash
- Meningismus ● Farmakologi
- Hepatosplenomegali o Mild:
● Icterohaemorrhagica / Severe 1. Doxixiclin 100 mg 2x1
leptospirosis / Weil’s disease selama 7 hari, atau
- Jaundice 🡪 sklera ikterik, urine lebih 2. Amoxicillin 500 mg 3x1
pekat, SGOT SGPT ↑ selama 7 hari
- Gagal ginjal akut 🡪 Ureum, Kreatinin ↑ o Severe:
- Perdarahan: Alveolar hemorrhage 🡪 1. Penicillin G 1,5 juta unit
hemoptisis, Ginjal 🡪 hematuria, Kulit 🡪 / 6 jam secara IV atau IM
ptekie, ekimosis selama 7 hari, atau
- Multi organ failure lainnya: carditis, 2. Ceftriaxone 2 g/hari
meningitis secara IV
Simptomatik

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

o Paracetamol 500 mg 3x1 pc prn 🡪


antipiretik, analgetik
o Domperidone 10 mg 3x1 ac prn 🡪
anti nausea dan vomitus
o Curcuma 3x1 🡪 hepatoprotektor Kriteria Diagnosis

Pencegahan
1. Gunakan APD, cth: sepatu/alas kaki,
kacamata renang
2. Jangan melakukan aktivitas yang
kontak dengan air yang tercemar
(banjir)
3. Higienitas yang baik
4. Kemoprofilaksis:
- Doxixiclin 200 mg / minggu, atau
- Azitromisin 250 mg 1-2x / minggu
(Kemoprofilaksis di kemenkes masih
belum ada, di indo belum dipake tapi kalo
disuruh sebutin itu aja)

Komplikasi
● Gagal ginjal
● Gagal hepar
● DIC
● Meningitis
● ARDS

Prognosis
QAV: Ad bonam
QAF: Dubia ad bonam
QAS: Ad bonam

Note: prognosis disesuaikan lagi dengan


scenario saat ujian.

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

M4B22 | HIV/AIDS
PRASYARAT Virologi HIV
Sistem Imun Virus ssRNA famili retroviridae, golongan
→ mekanisme pertahanan tubuh terhadap retrovirus, genus lentivirus
benda asing (mikroorganisme) ● berenvelope dgn glikoprotein (gp41
Dibagi menjadi: dan gp120)
● Innate: Pertahanan awal → bersifat ● p24 nucleocapsid
non-spesifik ● memiliki enzim reverse
Terdiri dari: transcriptase, protease, integrase
○ Sel fagositosis → monosit, makrofag, ● Menginfeksi sel dengan CD4+ →
neutrofil dendritik, makrofag, dan limfosit
○ Sel-sel yang melepaskan mediator ● Terdiri dari 2 golongan besar:
inflamasi → basofil, sel mast, ○ Human t lymphotropic viruses
eosinofil (HTLV 1&2)
○ Sel NK yang mampu menghancurkan ○ Human immunodeficiency
sel → sitolisis viruses (HIV 1&2)
○ Protein → komplemen, sitokin, Transmisi: kontak seksual, parenteral, ibu ke
protein fase akut anak melalui asi ataupun plasenta, pertukaran
cairan tubuh (Darah, ASI, Cairan semen dan
● Adaptive: respon imun yang didapat vagina)
dan bersifat spesifik, bisa *Siklus hidup mirip dgn patogenesis
membedakan self dari non-self Protein struktural: protein C, M, E
antigen, dan memori.
Dibedakan menjadi:
○ Imunitas humoral → sel
limfosit B
○ Imunitas selular → sel
limfosit T
*terjadi di kelenjar limfe, limpa, dan
jar.limfoid mukosa

Defisiensi Imun → Keadaan akibat gagalnya


1 atau lebih komponen sistem imun,
sehingga fungsi sistem imun tubuh terganggu,
mengakibatkan seseorang menjadi
immunocompromised.

Imun non Spesifik :


- def komplemen, interferon, NK cell, dan sel
fagosit

Imun Spesifik
Dibedakan menjadi:
● Primer: kelainan genetik
● Sekunder: didapat sesudah lahir (obat,
malnutrisi, faktor lingkungan :
HIV/AIDS, steroid)
● Fisiologik : Kehamilan, usia lanjut

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

HIV/AIDS SKDI 4A Klasifikasi


Definisi ● Menurut WHO
Infeksi human immunodeficiency virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh tepatnya
pada CD4+.

AIDS → (Acquired immune deficiency


syndrome) kumpulan gejala akibat penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
infeksi HIV
*Cari definisi untuk anak
*Cari definsi HIV lain

Etiologi
Human immunodeficiency virus (HIV)
*Morfologi ada di prasyarat
● Menurut CDC
Faktor Risiko
● Pengguna jarum narkoba suntik dan
tato
● Melakukan hub seks tanpa kondom
● Laki-laki suka laki-laki
● PSK
● Ibu dari bayi dengan HIV/AIDS
○ Dikatakan AIDS kalau
● Transfusi darah/ transplantasi jaringan
CD4+nya <200/ml
yang tidak aman
○ Kategori klinis A bisa aja ada
● Salah satu pasangan positif HIV
tanda yang tidak spesifik, bisa
(pasangan serodiskordan)
ada limfadenopati
● Menderita IMS lain (sifilis, herpes,
○ Kategori klinis B gejala”nya
klamidia, gonore, bv)
udah di stadium 2 atau 3 kalau
Transmisi paling banyak dari perinatal (50-65)
di klasifikasi menurut WHO
Transmisi paling sedikit dari pranatal (ASI)
Patogenesis
Epidemiologi
Perjalanan penyakit secara Umum:
● Pertama kali ditemukan pada tahun
● Primer → Awal masuk sampai
1981
penyebaran ke jaringan limfoid sampai
● Di Indonesia pertama kali ditemukan
ke seluruh tubuh
di Bali pada 1987
● Sekunder → Virus HIV Laten sampai
● Pada tahun 2021, terdapat 38,4juta
AIDS
orang yang hidup dengan HIV
Infeksi primer pada mukosa → Virus dihantar
● Di Indonesia, paling banyak di usia
menuju KGB & limpa → infeksi jaringan
Muda 20-24 tahun
limfoid → viremia → sindrom HIV akut, →
● pria > wanita
Menyebar ke GALT → ke seluruh tubuh →
CD4+ menurun secara gradual dan rentan
terjadi INFEKSI OPORTUNISTIK

Proses seluler (mirip dengan siklus hidup)

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

● HIV masuk melalui port d’entry hipotalamus anterior → pelepasan


(mukosa/kulit yang tidak intak) → PGE2 → aktivasi cAMP → set point
difagosit oleh APC → termoregulator > 37,1 ‘C →
dipresentasikan ke limfosit Th2 penyimpanan & produksi panas
(CD4+) → Antigen gp120 nempel ke meningkat
CD4+ dan ko-reseptor CD4+ (CXCR4 ● Diare : infeksi primer HIV pada
& CCR5) membantu fusi antigen gp41 jaringan limfoid usus (GALT), diikuti
dengan membran sel host inflamasi kronik persisten mukosa
● Virus masuk sel host → enzim usus → pelepasan sitokin → edema
reverse transcriptase milik HIV mukosa GIT (penyerapan terganggu)
membuat copy DNA HIV dari RNA → anoreksia
→ DNA HIV & DNA sel host difusi ● BB ↓ : diare & anoreksia ec infeksi
oleh enzim integrase menjadi kronis
provirus → multiplikasi ● LED ↑ : inflamasi
○ Masuk fase laten : virus non ● Oral thrush : penumpukan jaringan
aktif & dorman dalam sel nekrotik ec infeksi jamur candida sp
ATAU (infeksi oportunistik ec penurunan
○ Budding/ lisis sel-sel imunitas tubuh)
terinfeksi : virus baru lepas → ● Anemia : karena peningkatan serum
infeksi CD4+ lainnya hepsidin (inflamasi kronis) dan
malnutrisi

Gejala Klinis
● Sindroma HIV akut 3-6 minggu
Gejala non spesifik : demam, mual
muntah, BB turun, cephalgia, myalgia,
athralgia, lesi kulit dan mukosa,
faringitis, gejala neurologis,
limfadenopati, ruam
● Fase Laten penurunan gradual CD4+
sampai terjadi infeksi oportunistik
● Stadium simptomatik dapat
menginfeksi multi organ (Paru, GIT,
Jantung, hepar, mata, genital)
● gejala klinis mayor (BB menurun
10% dalam 1 bulan, diare kronis > 1
bulan, gejela enselophati HIV →
penurunan kesadaran, ggn neurologis,
Mekanisme penghancuran CD4+ : demensia) , gejala klinis minor (batuk
● Direct HIV sitopatik efek kronis > 1 bulan, dermatitis
generalisata, herpes zoster
● Respon imun pasien → oleh limfosit
multisegmental/berulang)
Tc, antibody-dependent cellular
cytotoxicity, sel NK

Pemeriksaan Penunjang
Patofisiologi
Panduan Nasional pemeriksaan laboratorium
● Febris : pyrogen endogen (IL1,
HIV menggunakan 3 strategi dengan metode
TNF-a) → stimulasi area preoptic
yang berbeda *Pahami alur dibawah

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

A1 : screening, diagnosis, surveilans


A2 : surveilans, diagnosis
A3 : diagnosis
Periksa co infeksi opurtunistik :
1. HBsAg, Anti HBsAg, HCV, Anti
HCV
2. TPHA, VDRL
3. IgG, IgM Toxo
4. USG leher, biopsi KGB (dd keganasan
atau tb ekstra paru)
5. TCM TB (sputum)
6. Swab oral trush (KOH)

Penatalaksanaan
Tujuan:
mengurangi risiko penularan HIV,
menghambat perburukan infeksi oportunistik,
meningkatkan kualitas hidup penderita HIV,
dan menurunkan jumlah virus (viral load)
dalam darah

Non Farmakologi:
● Edukasi untuk pencegahan ABCDE
● Terapi kognitif perilaku
Farmakologi :
Pengobatan Pencegahan Kotrimoksazol (PPK)
● untuk mencegah Infeksi Oportunistik
→PCP, Toxoplasmosis, Salmonelosis
● Kultur virus ● untuk ODHA stad 2 3 4 atau CD4+
● PCR untuk deteksi materi genetik HIV <200
● Pemeriksaan konfirmasi metode ● Dihentikan bila CD4+ sudah >200
western blot, line immunoassay, ● Dosis tab 1x960mg
immunofluoresensi ● Untuk salmonelosis Terapi 2x960mg
● Pemeriksaan pada Bayi → deteksi
antigen p24 infeksi HIV Terapi Pencegahan TB (TPT) → kalo pasien
● Keberhasilan terapi dinilai dari viral belum ada gejala TB
load dan CD4 (flowcytometry) - 3HP → selama 3 bulan isoniazid +
rifapentine (900+900mg)

Indikasi untuk memulai terapi ARV


1. diberikan pada semua pasien HIV tanpa
melihat stadium klinis dan CD4
2. Dimulai segera pada hari yang sama atau
selambat-lambatnya 7 hari setelah diagnosis
tanpa IO (Infeksi Oportunis)
3. Jika pasien TB, ARV diberikan 2
minggu setelah OAT diberikan. untuk
MENGHINDARI IRIS (Immune

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

reconstitution inflammatory → Tenofovir 300mg + Lamivudine 300mg +


syndrome) Dolutegravir 50mg/Efavirenz 600mg KDT
4. Jika pasien terdapat IO meningitis →TLD 30 Tablet
kriptokokus (infeksi selaput otak karena
jamur), pengobatan ARV diberikan 4-6 + Pengobatan TB Ekstra Paru → 2RHZE/7RH
minggu setelah pengobatan kripto jikokus kalau TB Paru → 2RHZE/4RH
diberikan. Untuk candidiasis :
- Sistemik → Fluconazole 100mg
- (yg kumur ga dipake karena ga efektif,
ngabisin botol banyak)
PCT 3X500 buat demamnya

PEMANTAUAN SETELAH PEMBERIAN


ARV
● Untuk mengevaluasi respons
pengobatan
● penting untuk melakukan pemantauan
dalam 6 bulan pertama terapi ARV
● Perbaikan klinis dan imunologis
diharapkan muncul dalam masa
pemantauan, selain untuk mengawasi
kemungkinan terjadinya sindrom
inflamasi rekonstitusi imun (IRIS)
atau toksisitas obat
● Pemantauan awal dan pemantauan
selanjutnya harus selalu dilakukan
untuk memastikan keberhasilan terapi
ARV, mendeteksi masalah terkait
kepatuhan, dan menentukan kapan
terapi ARV diganti ke lini selanjutnya

Pencegahan
● Abstinence → tidak melakukan
hubungan seks tidak aman
● Be faithful → setia hanya pada satu
pasangan
● Condom → menggunakan kondom
saat berhubungan seksual
● Drugs → tidak menggunakan narkoba
● Education → edukasi hal-hal terkait
HIV-AIDS

Komplikasi
● Tuberkulosis
● Sarkoma kaposi
Intinya 2 NRTI + 1 NNRTI / INSTI / PI (obat
● Infeksi CMV
pilihan)
● Kandidiasis
● Toksoplasmosis

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

● Limfoma
● Sindroma wasting
● Pneumocystis pneumonia
● Meningitis kriptokokus
● IRIS (immune reconstitution
inflammatory syndrome)
Prognosis
● Quo ad vitam: dubia ad bonam
● Quo ad functionam: dubia ad malam
● Quo ad sanationam: ad malam

● Prognosis pasien dengan HIV dan jumlah


CD4 lebih besar dari 500 (normal) →
harapan hidup sama seperti seseorang
tanpa HIV.
● Seseorang dengan AIDS yang tidak
diobati memiliki harapan hidup sekitar 1
sampai 2 tahun setelah infeksi
oportunistik pertama.
● Pengobatan antiretroviral dapat
meningkatkan jumlah CD4 dan
mengubah status pasien dari AIDS →
HIV.

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

PERTANYAAN SOCA LIGAMENTS 10. penatalaksanaan selain ciprofloxacin


DEMAM TIFOID 11. Pp
- Pemeriksaan Widal --> deteksi aglutinasi
antibodi terhadap antigen somatik O dan H
- gall cultur --> pemeriksaan darah (minggu
1), dan feses (minggu ke 2 sampai 3 akhir),
dan bisa sumsum tulang
- Tubex --> interprestasi Titer <= 2 (negatif),
3 (pemeriksaan ulang), 4 (positif lemah),
6-10 (positif kuat)
- titer widal, Daerah endemsi --> titer TO >
1/320, TH > 1/640, Kenaikan titer > 4x
selang 7-10 hari
12. Pencegahan → 3 pilar + Vaksin oral 1 dan
parenteral 2
13. Ruang traube buat nunjukkin apa?
14. Persarafan jejunum & ileum?
15. Sampel tes widal minggu 1 apa? Minggu 2
apa?

DENGUE

1. Anatomi Alur pencernaan dari mulut sampai ke


anus ,(Perbedaan jejunum ileum, infeksi terjadi di
ileum & khusus anatnya apa), sebelum dari mulut
ke gaster ada apa?
1. prasyarat → paristologi/mikrobiologi
2. Fisiologi demam
etiologi kasus berdasrakan CDC
3. Fisiologi usus halus
2. klasifikasi dengue dan penjelasannya
4. Histologi intestinum (sel yang berperan + peyer
3. kenapa bisa hepatomegali &
patches)
trombositopenia?
5. Dd → demam tifoid, leptospirosis, riketsiosis,
4. Di indonesia disebut kejadian luar
hepatitis
biasa
6. Dk → Demam tifoid
5. NTT daerah apa yang endemis?
7. definisi (kemenkes)
8. patfis → Rose spot, Konstipasi, Tifoid tongue ,
bradikardia relatif, hepatomegali, splenomegali,
demam naik berapa derajat, nadi naik berapa
9. Patogenesis → kapan bakteri primer kapan
skunder, primer dari mana ke mana , sekunder dari
mana ke maan

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

LEPTOSPIROSIS
MALARIA VIVAX

1. prasyarat → zoonosis & klasifikasi


2. gejala klinis umum leptospirosis
3. tanda” weils disease
4. farko minimal 3 obat
1. dk → malaria viax stadium di lab apa? stadium
cincin vivax & stadium trofozoit muda vivax,
ciri-cirinya ap? HIV/AIDS
2. perbedaan p.falciparum & vivax → diminta
jelaskan akseksual & seksual siklus malaria ? lalu
perbedaan siklus dari falciparum & vivax
siklusnya di prasyarat, di patgen ga ada siklus,
perbedaan siklus plasmodium falciparum &
plasmodium vivax ? jelaskan nyamuk stadium
telur,larva,pupa,jantan & betina anopheles
3. jelaskan siklus hidupnya dari telur menetas hingga
jadi nyamuk terbang
4. pencegahan → kemoprofilaksis apa? nama obat?
berapa lama?
5. patgen → kenapa bisa febris?
6. GK → trias malaria

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG


RANGKUMAN SOCA BLOK 22

tambahan skenario : ekg sinus takikardia &


riwayat dengan psk tanpa kondom

1. imunologi dasar
2. definisi → HIV, AIDS, HIV (+)
3. gejala klinis → minor & mayor
4. limfadenitits TB → Pemeriksaan
penunjangnya apa? untuk bedain
limfadentitisnya
5. tidak boleh kasih OAT kalau cuman suspek
kecuali ada pemeriksaan penunjang
6. dolutegravir belum ada di indonesia, jadi obat
tambahan lain bisa sekalian buat profilaksis
TB → efavirenz
7. karena curiga limfadenitis TB → kasih
profilaksis isoniazid
8. dosis nystatin berapa? 4-6ml,4x1 → katanya
salah
9. paisen rawat inap atau rawat jalan?
10. patfis → kenapa diare

BANTUIN BENERIN GAIS KALO ADA YANG KURANG

Anda mungkin juga menyukai