- Streptococcus pyogenes
- Streptococcus pneumoniae
- Bacillus anthracis
- Corynebacterium diphteriae
- Haemophyllus influenzae
- Vibrio cholerae
- Chlamydia trachomatis
Resistensi
Distribusi: Kadar sulfa aktif dalam urin 10 kali lebih tinggi dari pada
dalam plasma >>> Cocok untuk desinfektan saluran kemih. Sulfa
tersebar ke seluruh jaringan. Sulfa dapat melalui sawar uri sehingga
dapat menimbulkan efek antimikroba dan efek toksik pada janin.
Metabolisme: Terjadi perubahan secara asetilasi dan oksidasi.
Hasil oksidasinya menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa
lesi di kulit dan reaksi hipersensitif. Hasil asetilasinya
menyebabkan hilangnya aktivitas obat. Bentuk asetil dari
beberapa sulfa sukar larut dalam air sehingga sering
menimbulkan kristal uria dan komplikasi ginjal lainnya.
1. Sulfisoksazol
2. Sulfametoksazol
3. Sulfasalazin
4. Sulfanilamida
5. Sulfadiazina
Kotrimoksazol
Kotrimoksazol adalah kombinasi trimetoprim-sulfametoksazol 160 mg:800 mg Kombinasi
ini bersifat sinergik karena menghambat pembentukan asam folat bakteri melalui 2 tahap.
- Streptococcus pneumoniae
- Corynebacterium diphtheriae
- Nisseria meningitides
- Staphylococcus aureus
- Staphylococcus epidermidis
- Streptococcus pyogenes
- Escherichia coli
Kedua komponen menunjukkan efek yang sinergik. Kombinasi ini efektif walaupun
mikroba sudah resisten terhadap sulfonamida maupun trimetoprim.
Mekanisme Kerja