Anda di halaman 1dari 6

Antibiotik

Definisi
 antibiotik adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh fungi mau pun secara
sintetik yang dapat menghentikan perkembangan bakteri dan mikrorganisme
lainnya.
 Anti = lawan, bios =hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungidan
bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan
kuman.

Resistensi Antibiotik
Kemudian, antibiotik dapat menjadi resisten dengan ciri antibiotik tersebut tidak
terhambat pertumbuhannya ketika diberikan antibiotik secara sistemik dalam dosisi
normal yang semestinya dapat menghambat pertumbuhan bakteri itu. Sedangkan, ada
suatu fenomena yang disebut dengan multiple drugs resistance yang merupakan
kondisi ketika seseorang resisten terhadap dua atau lebih obat maupun klasifikasi
obat. Lalu ada pula cross resistance yang merupakan resistensi suatu obat yang
diikuti dengan obat lain meskipun tidak berhubungan 

Penyebab dari resistensi antibiotik ini terjadi karena penggunaannya yang berlenihan
dan irasional. Bahkan, 40% dari penggunaan antibiotik ini dipakai untuk hal yang
kurang tepat seperti infeksi virus.

Selain itu, berikut beberapa faktor yang membuat resistensi itu terjadi :

1. Penggunaan yang kurang tepat


2. Berbagai faktor yang berhubungan dengan pasien
3. Peresepan dalam jumlah besar yang tidak terlalu penting
4. Penggunaan monoterapi daripada menggunakan terapi kombinasi
5. Perilaku hidup kurang sehat
6. Adanya infeksi endemic atau pun epidemic
7. Promosi besar-besaran yang menimbulkan salah persepsi di kalangan orang
awam

Penggolongan Antibiotika

Antibiotika dapat digolongkan berdasarkan aktivitas, cara kerja maupunstruktur


kimianya.
Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
Antibiotika kerja luas (broad spectrum), yaitu agen yang dapatmenghambat
pertumbuhan dan mematikan bakteri gram positif maupun bakterigram negatif.
Golongan ini diharapkan dapat menghambat pertumbuhan danmematikan sebagian
besar bakteri. Yang termasuk golongan ini adalah tetrasiklindan derivatnya,
kloramfenikol, ampisilin, sefalosporin, carbapenem dan lain-lain.
 
Antibiotika kerja sempit (narrow spectrum) adalah golongan ini hanyaaktif terhadap
beberapa bakteri saja. Yang termasuk golongan ini adalah penisilin,streptomisin,
neomisin, basitrasin
Penggolongan antibiotika berdasarkan cara kerjanya pada bakteri adalahsebagai
berikut (Ganiswara, 1995; Lüllmann, Mohr, Hein & Bieger, 2005):
a. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesis dinding
sel bakteri, misalnya penisilin, sefalosporin, carbapenem, basitrasin, vankomisin,siklo
serin. 
b.  Antibiotika yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba, yang
termasuk kelompok ini adalah polimiksin, golongan polien serta berbagaiantibakteri
kemoterapetik.
c. Antibiotika yang bekerja dengan menghambat sintesa protein, yang termasuk
golongan ini adalah kloramfenikol, eritromisin, linkomisin, tetrasiklindan antibiotika
golongan aminoglikosida.
d. Antibiotika yang bekerja melalui penghambatan sintesis asam
nukleat bakteri, yang termasuk golongan ini adalah asam nalidiksat, rifampisin,sulfon
amid, trimetoprim.
e. Antibiotika yang menghambat metabolisme sel mikroba, yang termasukdalam
kelompok ini adalah sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS)dan sulfon

Penggolongan antibiotika berdasarkan gugus kimianya sebagai berikut :


 
A. Senyawa Beta-laktam dan Penghambat Sintesis Dinding Sel Lainnya 
Mekanisme aksi penisilin dan antibiotika yang mempunyai struktur mirip dengan
β
-laktam adalah menghambat pertumbuhan bakteri melalui pengaruhnya
terhadapsintesis dinding sel. Dinding sel ini tidak ditemukan pada sel-sel tubuh
manusiadan hewan, antara lain: golongan penisilin, sefalosporin dan sefamisin
serta betalaktam lainnya. 
b. Kloramfenikol, Tetrasiklin, Makrolida, Clindamisin dan StreptograminGolongan
agen ini berperan dalam penghambatan sintesis protein bakteri dengancara mengikat
dan mengganggu ribosom, antara lain: kloramfenikol, tetrasiklin,makrolida,
klindamisin, streptogramin, oksazolidinon.
c. Aminoglikosida Golongan Aminoglikosida, antara lain: streptomisin,
neomisin,kanamisin, amikasin, gentamisin, tobramisin, sisomicin, etilmicin, dan lain-
lain.
d.Sulfonamida, Trimethoprim, dan Quinolones Sulfonamida, aktivitas
antibiotikasecara kompetitif menghambat sintesis dihidropteroat. Antibiotika
golonganSulfonamida, antara lain Sulfasitin, sulfisoksazole, sulfamethizole,
sulfadiazine,sulfamethoksazole, sulfapiridin, sulfadoxine dan golongan pirimidin
adalahtrimethoprim. Trimethoprim dan kombinasi trimetoprim-
sulfametoksazolmenghambat bakteri melalui jalur asam dihidrofolat reduktase dan
menghambataktivitas reduktase asam dihidrofolik protozoa, sehingga menghasilkan
efeksinergis. Fluoroquinolon adalah quinolones yang mempunyai
mekanismemenghambat sintesis DNA bakteri pada topoisomerase II (DNA girase)
dantopoisomerase IV. Golongan obat ini adalah asam nalidiksat, asam
oksolinat,sinoksasin, siprofloksasin, levofloksasin, slinafloksasin, enoksasin,
gatifloksasin,
 
lomefloksasin, moxifloksasin, norfloksasin, ofloksasin, sparfloksasin dan
trovafloksasin dan lain-lain
Mekanisme kerja antibiotik

Potensi antimikroba dari sebagian besar kelas antibiotik diarahkan pada


beberapakeistimewaan dari bakteri berupa struktur atau proses metabolisme
antibiotik.Mekanismea antibiotik sebagai berikut :1.
 
-Menghambat dinding sel bakteri2.
 
-Menghambat transkripsi dan replikasi3.
 
-Menghambat sintesis protein4.
 
-Menghambat Fungsi membran sel

 Antibiotik yang menghambat fungsi membran sel.
Dibawah dinding sel bakteri adalah lapisan membran sel lipoprotein yang dapat
disamakan dengan membran sel pada manusia. Membran ini mempunyai
sifat permeabilitas selektif dan berfungsi mengontrol keluar masuknya subtansi dari
dan kedalam sel, serta memelihara tekanan osmotik internal dan ekskresi
waste products.
Selain itu membran sel juga berkaitan dengan replikasi DNA dan sintesis dinding sel.
Oleh karena itu substansi yang mengganggu fungsinya akan sangat lethal terhadap sel.
Contohnya antara lain Ionimycin dan Valinomycin.
Ionomycin bekerja dengan meningkatkan kadar kalsium intrasel sehingga
mengganggu kesetimbangan osmosis dan menyebabkan kebocoran sel
 Antibiotik yang menghambat bersifat antimetabolit.Yang termasuk ke dalam
golongan ini adalah Sulfa atau Sulfonamide,Trimetophrim, Azaserine.a. Pada
bakteri, Sulfonamide bekerja dengan bertindak sebagai inhibitorkompetitif
terhadap enzim dihidropteroate sintetase (DHPS). Dengandihambatnya enzim
DHPS ini menyebabkan tidak terbentuknya asam.

5.1.7 Sulfonamid dan


Trimetoprim
Penggunaan sulfonamid semakin berkurang dengan semakin banyaknya kuman yang
resisten, dan digeser oleh antibiotik yang umumnya lebih efektif dan kurang toksik.

Sulfametoksazol dan trimetoprim digunakan dalam bentuk kombinasi (ko-trimoksazol)


karena sifat sinergistiknya. Namun, kotrimoksasol dapat menyebabkan efek samping
yang serius, walaupun jarang terjadi (sindrom Stevens Johnson dan diskrasia darah,
seperti penekanan sumsum tulang dan agranulositosis) terutama pada lansia.
Kotrimoksazol sebaiknya dihindari diberikan pada bayi usia kurang dari 6 minggu
(kecuali untuk pengobatan dan profilaksis pneumosistis pneumonia) karena ada risiko
kernikterus. Ada risiko anemia hemolitik jika digunakan pada anak dewasa defisiensi
G6PD. Kotrimoksazol sebaiknya dibatasi penggunaannya sebagai pilihan utama untuk
pneumonia yang disebabkan oleh Pneumocystis carinii (Pneumocystis jiroveci). Obat ini
juga diindikasikan untuk toksoplasmosis dan nokardiasis. Saat ini penggunaannya hanya
dapat dipertimbangkan untuk mengatasi eksaserbasi akut dari bronkitis kronis dan infeksi
saluran kemih jika ada bukti hasil uji sensitivitas bakteri terhadap kotrimoksazol dan
alasan kuat untuk menggunakan kombinasi ini daripada antibakteri lain secara tunggal.
Penggunaan obat ini untuk mengatasi otitis media akut pada anak hanya dianjurkan jika
ada alasan kuat.

Sulfonamida atau sulfa adalah golongan antibiotik yang


digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Sulfa bisa digunakan untuk
menangani berbagai penyakit akibat infeksi bakteri, seperti infeksi
saluran kemih, bronkitis, meningitis bakterial, pneumonia, serta infeksi
mata atau telinga.
Sulfonamida bekerja dengan cara mengganggu pembentukan asam
folat pada bakteri. Asam folat merupakan nutrisi yang dibutuhkan bakteri
untuk membentuk asam nukleat, DNA, dan RNA, agar bakteri dapat
berkembang biak. Jika proses pembentukan asam folat terganggu, bakteri
tidak bisa berkembang biak.

Peringatan Sebelum Menggunakan Sulfonamida

 Jangan menggunakan sulfonamida jika Anda memiliki alergi terhadap


obat ini atau obat dengan kombinasi sulfa di dalamnya.
 Jangan menggunakan sulfonamida bila Anda sedang hamil atau
menyusui.
 Sulfonamida tidak boleh digunakan pada anak usia di bawah 2 bulan.
 Konsultasikan penggunaan sulfonamida dengan dokter jika Anda
berusia 65 tahun atau lebih.
 Segera hentikan penggunaan sulfonamida bila muncul ruam di kulit.
Penggunaan yang diteruskan dapat membuat ruam semakin parah.
 Sulfonamida dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar
matahari. Oleh sebab itu, hindari paparan sinar matahari langsung atau
gunakan tabir surya bila keluar rumah, selama menggunakan obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda memiliki riwayat asma, penyakit darah
(seperti agranulositosis dan anemia aplastik), defisiensi G6PD,
penyakit ginjal, dan penyakit liver.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi warfarin,
cyclosporine, digoxin, methotrexate, asam valproat,
pyrimethamine, clozapin, dan leucovorin.
 Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau
overdosis setelah mengonsumsi obat ini.

Efek Samping dan Bahaya Sulfonamida


Efek samping yang mungkin muncul akibat penggunaan sulfonamida bisa
berbeda pada setiap orang. Sejumlah efek samping yang mungkin muncul
adalah:

 Mual
 Muntah
 Pusing
 Sakit kepala
 Diare
 Ruam

Meski jarang terjadi, sulfonamida juga bisa menyebabkan efek samping


serius, antara lain leukopenia, anemia, leukemia, batu kandung kemih, dan
kerusakan pada organ hati. Selalu ikuti anjuran dan dosis yang diberikan
oleh dokter, serta lakukan kontrol berkala sesuai anjuran dokter ketika
menggunakan obat ini.

Jenis dan Merek Dagang Sulfonamida


Berikut ini adalah jenis dan merek dagang sulfonamida:

Sulfamethoxazole
Sulfamethoxazole umumnya dikombinasikan dengan trimethoprim. Obat
kombinasi ini disebut kotrimoksazol.
Merek dagang sulfamethoxazole-trimethoprim: Bactoprim, Bactrim,
Cotrimoksazole, Fasiprim, Novatrim, Pehatrim, Primadex, Primazole,
Primavon, Sanprima
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan
buka laman obat sulfamethoxazole.

Sulfisoxazole
Merek dagang sulfisoxazole: -
Bentuk obat: minum

 Dosis dewasa: 4–8 gram per hari, dibagi menjadi 4–6 dosis.
 Dosis anak-anak >2 bulan: 75 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4–6
dosis. Dosis maksimal: 150 mg/kgBB per hari atau sama dengan 6
gram per hari.

Terdapat beberapa jenis antibiotik sulfonamida, termasuk:


 Mafenide.
 Sulfacetamide.
 Sulfadiazine.
 Sulfadoxine.
 Sulfamethizole.
 Sulfamethoxazole (dikombinasikan dengan trimethoprim)
 Sulfanilamide.
 Sulfasalazine.
tetrahidrofolat bagi bakteri. Tetrahidrofolat merupakan bentuk aktif asamfolat[17], di
mana fungsinya adalah untuk berbagai peran biologis di antaranyadalam produksi dan
pemeliharaan sel serta sintesis DNA dan protein. BiasanyaSulfonamide digunakan
untuk penyakit Neiserria meningitis.

Ionomisin, antibiotik polieter baru dengan afinitas tinggi terhadap ion kalsium,
diperoleh dalam bentuk murni dari kaldu fermentasi Streptomyces
conglobatus sp. nov. Trejo dengan ekstraksi pelarut. Ini unik di antara
antibiotik polieter yang dikenal karena memiliki penyerapan UV maksimum
pada 300 nm. sehingga membedakannya dari antibiotik lain di
kelasnya. Garam Ca memiliki rumus molekul C41H70O9Ca. Ionomisin adalah
antibiotik spektrum sempit yang aktif melawan bakteri Gram-positif.

Turunan sulfametoksazol mengandung


gugus heterosiklik seperti 1,3,4-tiadiazin {3},
pirazolidin-3,5-diol {4} 6-hidroksi-1,3,4-
thiadiazinane-2-thione {5} dan [(3 -methyl-5-
oxo-4,5-dihydro-1H-pyrazol-4-yl) diazenyl

Anda mungkin juga menyukai