PENGERTIAN SULFONAMIDA
Sulfonamida pertama diisolasi dari senyawa tar batubara analin, tahun 1900
an, digunakan pertama untuk mengatasi infeksi kokus tahun 1935. Pada tahun
1935, domagk telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, prosontil rubrum,
bersifat bakterisid in vivo tapi inaktif in vitro. Ternyata zat ini dalam tubuh
dipecah menjadi sulfanilamida yang juga aktif in vitro. Berdasarkan penemuan ini
kemudian disintesis sulfapiridin yaitu obat pertama yang digunakan secara
sistemis untuk pengobatan radang paru-paru (1937).
ABSORPSI
Absorpsi melalui saluran cerna mudah dan cepat, kecuali beberapa macam
sulfonamide yang khusus digunakan untuk infeksi local pada usus.Kira-kira 70-
100% dosis oral sulfonamide di absorpsi melalui saluran cerna dan dapat di
temukan dalam urin 30 menit setelah pemberian.Absorpsi terutama terjadi pada
usus halus, tetapi beberapa jenis sulfa dapat di absorpsi melalui lambung.
DISTRIBUSI
Semua sulfonamide terikat pada protein plasma terutama albumin dalam
derajat yang berbeda-beda.Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh, karena itu
berguna untuk infeksi sistemik. Dalam cairan tubuh kadar obat bentuk bebas
mencapai 50-80 % kadar dalam darah.
METABOLISME
Dalam tubuh, sulfa mengalami asetilasi dan oksidasi.Hasil inilah yang sering
menyebabkan reaksi toksik sistemik berupa lesi pada kulit dan gejala
hipersensitivitas, sedangkan hasil asetilasi menyebabkan hilangnya aktivitas obat.
EKSKRESI
Hampir semua di ekskresi melalui ginjal, baik dalam bentuk asetil maupun
bentuk bebas.Masa paruh sulfonamide tergantung pada keadaan fungsi ginjal.
Sebagian kecil diekskresikan melalui tinja, empedu, dan air susu ibu.
D. GOLONGAN SULFONAMIDA
1. Berdasarkan lamanya masa kerja
Berdasarkan masa kerjanya sulfonamida sistemik dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu sulfonamida dengan masa kerja pendek, sulfonamida dengan masa kerja
sedang, sulfonamida dengan masa kerja panjang.
a. Sulfonamida dengan masa kerja pendek; Waktu paruh lebih kecil dari 10
jam. Contoh: sulfetidol, sulfamerazin, sulfametazin, sulfatiazol, sulfasomidin
dan sulfaksasol.
b. Saulfonamida dengan masa kerja sedang; waktu paroh 10 – 24 jam
Contoh: sulfadiazin, sulfametoksasol dan sulfafenazo
c. Sulfonamida dengan masa kerja panjang; waktu paroh lebih besar 24
jam
Contoh: sulfadoksin, sulfalen, sulfametoksipiridazin dan sulfametoksidiazin.
Berdasarkan efek yang dihasilkan sulfonamida dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Efek sistemis, contohnya kotrimoksazol, trisulfa
1. Trisulfa
Indikasi Infeksi oleh kuman gram pos dan neg yang peka terhadap
obat ini misalnya infeksi saluran nafas dan saluran
pencernaan.
Kontra indikasi Hipersensitiv terhadap obat ini kehamilan dan masa
menyusui.
Efek samping Gangguan kulit, muntah, diare, kristal una dan gangguan
darah
Sediaan Tablet 500 mg (generik)
Cara Dalam wadah tetutup baik, terlindung dari sinar.
penyimpanan
2. Kotrimoksazol
Kotrimoksazol merupakan kombinasi antara trimetroprim dan
sulfametoksazol dengan perbandingan 1 : 5
Indikasi Antibakteri spectrum luas, infeksi saluran kemih, infeksi
THT, bronkitis kronis, demam tifoid dan shigellosis
Kontra indikasi Hipersensitiv terhadap sulfa, gagal ginjal, gangguan fungsi
hati yang berat
Perhatian Pada penggunaan jangka panjang perlu dilakukan hitung
jenis sel darah, hindari penggunaan pada bayi di bawah 6
minggu.
Efek samping Gangguan darah, mual, muntah, ruam (termasuk sindrom
Stevens – Johnson) reaksi allergi, diare dll.
Sediaan Cotrimoksazol (generik) Suspensi 240 mg/ 5 ml, Tablet
480 mg
Cara Wadah kedap udara, terlindung dari sinar
penyimpanan
E. RESISTENSI SULFONAMIDA
1. Resistensi biasanya ireversibel tetapi tidak disertai resistensi silang
terhadap kemoterapeutik lain.
2. Resistensi kemungkinan disebabkan karena:
-Meningkatkan produksi PABA atau
-Mengubah struktur molekul enzim yang berperan dalam sintesis asam
folat.
3. Banyak galur gonococcus, stafilococcus, meningococcus,
pneumococcus, dan streptococcus yang sudah resisten.
F. EFEK SAMPING SULFONAMIDA
Efek samping sering timbul (sekitar 5%) pada pasien yang mendapat
sulfonamide.Reaksi ini dapat hebat dan kadang-kadang bersifat fatal.Efek
samping yang terpenting adalah kerusakan pada sel-sel darah yang berupa
agranulositosis, anemia aplastis dan hemolitik. Efek samping yang lain ialah
reaksi alergi, gangguan system hematopoetik, dan gangguan pada saluran
kemih dengan terjadinya kristal uria yaitu menghablurnya sulfa di dalam
tubuli ginjal.
Rahardja, Drs. Kirana. 2007. Obat-obat penting ( khasiat, penggunaan, dan efek-
efek sampingnya). PT. Alex media komputindo : Jakarta.
http://www.beritaiptek.com/zberita-beritaiptek-2006-01-10-Antibiotik,-Si-Peluru-
Ajaib-(Bagian-Pertama).shtml