Anda di halaman 1dari 23

ANTIBIOTIKA

KUINOLON

Farmakologi I
Program Diploma III
FFUP
ASAM NALIDIKSAT
• Kuinolon lama
• Hanya sebagai antiseptik saluran kemih
• Kekurangan :
- spektrum antibakteri sempit
- daya antibakteri lemah
- cepat terjadi resistensi
- eliminasi melalui urin berlangsung cepat à
sulit dicapai kadar terapeutik dalam darah
• Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
FLUOROKUINOLON
• Modifikasi struktur à golongan kuinolon
baru dengan atom fluor pada cincin
kuinolon à fluorokuinolon
Dengan kelebihan :
• Spektrum antibakteri lebih luas
• Daya antibakteri >>
• Dapat untuk infeksi sistemik (dengan
memperbaiki penyerapan)
• Memperpanjang masa kerja
DERIVAT FLUOROKUINOLON

– Siprofloksasin (daya antibakteri terkuat)


– Norfloksasin
– Pefloksasin
– Ofloksasin
– Enoksasin
PENGGOLONGAN FLUOROKUINOLON

• Generasi I :
Asam nalidiksat
• Generasi II :
Siprofloksasin, Norfloksasin, Ofloksasin
• Generasi III :
Gatifloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,
sparfloksasin
• Generasi IV :
Trovafloksasin
MEKANISME KERJA
• Hambat enzim DNA girase (topoisomerase
II) kuman
• Fungsi DNA girase : dalam proses
supercoling untuk menata kromosom
kuman sehingga bisa muat dalam sel yang
kecil
• Bersifat bakterisidal
MEKANISME RESISTENSI
• Melalui mutasi pada DNA atau pada
membran sel, tidak melalui plasmid
• Resistensi silang antar fluorokuinolon
SPEKTRUM ANTIMIKROBA
• Terutama kuman gram negatif, misalnya
Enterobacteriaceae, S. typhi, gonokokus,
klamidia.
• Efektif terhadap kuman-kuman nosokomial
yang sudah resisten terhadap antibiotik
lain (aminoglikosida dan betalaktam)
• Beberapa kuman gram positif, misalnya
stafilokokus (termasuk MRSA)
• Kuman yang kurang peka terhadap
fluorokuinolon : P. aeruginosa,
streptokokus, kuman anaerob
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi per oral :
Terbaik : pefloksasin
Kurang baik : siprofloksasin, norfloksasin (adanya
antasida àabsorpsi menurun)
• Semua fluorokuinolon diberikan per oral
Yang juga ada bentuk parenteralnya : pefloksasin,
siprofloksasin
• Metabolisme : di hati
• Ekskresi : ginjal
• Masa paruh eliminasi : 4-10 jam
Pefloksasin mempunyai t½ terpanjang
• Gagal ginjal : Pefloksasin : kumulasi (-)
Ofloksasin : kumulasi (+)
• Gangguan faal hati berat : pefloksasin : kumulasi (+)
• Siprofloksasin dan ofloksasin à dapat mencapai kadar
tertinggi pada CSS bila ada meningitis
INDIKASI
• Infeksi saluran kemih (indikasi utama)
• Infeksi saluran nafas bagian bawah
• Uretis gonore, uretritis karena klamidia
• Infeksi saluran cerna, demam tifoid
KI, IO, ES
Kontra indikasi
• Anak dan wanita hamil

Interaksi obat :
• Siprofloksasin/pefloksasin + teofillin à kadar
teofilin meningkat

Efek samping
• Mual, muntah, diare
• Gangguan SSP : sakit kepala, vertigo, insomnia
ANTIBIOTIKA
PENGHAMBAT SINTESIS FOLAT
PENDAHULUAN
• Penghambat sintesis folat yaitu :
- Sulfonamid
- Sulfonamid + trimetoprim (kotrimoksazol)
SULFONAMID
• Analog PABA
• Broad spektrum
Sekarang sudah banyak galur kuman
(meningokokus, pneumokokus,
streptokokus, stafilokokus dan gonokokus)
yang resisten thd sulfonamid
• Bakteriostatik, kadar >> diurin à
bakterisid
SULFONAMID (2)
• Farmakokinetik :
- Absorpsi : - Diserap baik melalui saluran cerna
- Diserap kurang baik pada saluran nafas,
vagina, kulit yang terluka à cukup toksik
atau hipersensitivitas
- Distribusi :- terikat protein plasma
-terdistribusi ke seluruh jaringan à sistemik
-dapat menembus masuk ke CSS à
resistensi à jarang digunakan untuk
meningitis
- Metabolisme : Asetilasi di hepar
- Ekskresi : >> ginjal (dalam bentuk asetil maupun
bebas)
<<< tinja, empedu dan ASI
SULFONAMID (3)
• Lama kerja :
- Pendek : sulfadiazin, sulfisoksazol
- Menengah : sulfametoksazol (biasanya +
trimetoprim)
- Lama : sulfadoksin ( + pirimetamin untuk
malaria)
SULFONAMID (4)
• Sulfasalazin :
- Untuk kolitis
- sukar diserap di saluran cerna

• Efek samping : skin rash, dermatitis, urtikaria,


sindrom Stevens Jonhsons, hemolisis (G6PD),
kemicterus, hematuria, granulositopenia,
kristaluria (dikurangi dengan alkalinisasi atau
banyak minum), mual dan muntah.

• Interaksi obat : antikoagulan oral, sulfonilurea,


fenitoin (menggeser ikatan dengan albumin) à
dosis obat tersebut harus disesuaikan
SULFONAMID (5)
• Kombinasi sulfa : untuk mengurangi atau
mencegah terjadinya kristaluria.
Sulfadiazin-sulfamerazin-sulfametazin à dikenal
dengan trisulfa
• Indikasi :
- Infeksi saluran kemih
- Disentri basiler
- Meningitis
- Nokardiosis
- Trakoma
- Toksoplasmosis
KOTRIMOKSAZOL
Mekanisme kerja kotrimoksazol pada kuman :
Pteridin + PABA

Enzim dihidropteorat sintetase Dihambat sulfonamid

As. dihidrofolat

Enzim dihidrofolat reduktase Dihambat trimetoprim

As. tetrahidrofolat

Sintesa asam amino, purin, dan pirimidin


KOTRIMOKSAZOL (2)
• Kotrimoksazol : Trimetoprim dan sulfametoksazol

• Farmakokinetik :
- Absorpsi cepat
- Kadar trimetoprim tinggi di prostat

• Spektrum AB : luas, terutama kuma Gram negatif

• Rasio kadar optimum sulfametoksazol :


trimetoprim = 20:1
Dengan memberikan Sulfametoksazol 800 mg dan
trimetoprim 160 mg (5:1) peroral dapat diperoleh
rasio kadar dalam darah 20:1
KOTRIMIKSAZOL (3)
• Indikasi :
- Infeksi saluran kemih
- Demam tifoid
- Infeksi saluran nafas
- Infeksi saluran cerna : P.carinii shigelosis
- Infeksi genitalia

• Efek samping :defisiensi folat (megaloblastosis,


leukopenia, trombositopenia), reaksi pada kulit, mual
dan muntah, sakit kepala, depresi, halusinasi.

• Interaksi obat : diuretik à mempermudah timbulnya


trombositopenia
KOTRIMOKSAZOL (4)
• Sediaan Kotrimoksazol :
- Tablet oral 400 mg sulfametoksazol dan 80
mg trimetoprim
- Tablet oral 800 mg sulfametoksazol dan 160
mg trimetoprim
- Syrup per 5 ml : 200 mg sulfametoksazol dan
40 mg trimetoprim

Anda mungkin juga menyukai