Anda di halaman 1dari 23

SULFONAMID DAN TRIMETOPRIM SULFAMETOK-

SAZOL

SULFONAMID

▪ Obat yang digunakan untuk mengobati dan mencegah


penyakit infeksi

▪ Nama generik : derivat para amino benzen sulfonamid


(Sulfonilamid)

▪ Sulfonamid yang sampai sekarang dikenal a.l :


- Sulfodiazin
- Sulfametazin
- Sulfamerazin
▪ Secara klinis didapat kemajuan2 :

1. Didapatkan derivat yang tidak diabsorbsi di usus →


digunakan untuk pengobatan pada infeksi usus

2. Penemuan kegunaan kombinasi sulfa : triple


sulfonamid= trisulfa pirimidin (sulfadiazin=
sulfametazin= sulfamerazin)

3. Ditemukan sulfonamidyang daya larutnya >> dan


toksisitasnya <<

4. Penegakkan nilai pengobatan kombinasi antara SA dgn


AB
▪ Sifat kimia :
- Kristal putih
- Sukar larut dalam air
- Garam natrium sodium : mudah larut

▪ Efek terhadap bakteri :


- Spektrum luar
- Terhadap bakteri gram – dan +
- Bakteriostatik (dosis <<), bakterisid (dosis >>)

▪ Daya tahan tubuh yang selluler/ humoral melengkapi


kerja antibakteri
▪ Spektrum antibakteri :
Mikroba yang sensitif
- Strep pyogenes - Brucella
- Strep haemolyticus - V. Cholera
- Strep pneumoniae - Pasteurella pestis
- B. anthracis - Nocardia
- C. difteriae - Actinomycosis
- H. influenzae - D. granulomatis
- H. Ducreyi
▪ Mekanisme kerja :
Woods & Fildes : antagonime yang kompetitif PABA
Sulfa
PABA PGA

Resistensi :
Sulfa dapat menimbulkan resistensi :
1. Alamiah, contoh karena mutasi gen
2. Yang didapat : - persisten (menetap)
- irrevelsibel
- Karena dosis tidak cukup
- Penggunaan yang tidak tepat
▪ Sebab-sebab terjadinya resistensi :
Perubahan sistem enzim yang meningkatkan daya yang
menginaktivasi obat

▪ Cara pemberian dan dosis :


- Per oral (mudah), IV, subkutan
- Absorbsi pada usus baik (70 -100 %)
- Dosis tidak pernah tepat karena faktor2
umur, jenis kelamin, cara pemberian (oral, topikal,
suntikan)
-Jenis sulfa yang terikat dalam darah
-Keadaan fungsi ginjal
-Adanya darah, nanah, jar rusak yang menghambat kerja obat
Fkinetik :
Absorbsi : - melli sal cerna mudah dan cepat
- Kecuali yang bekerja intraluminal
- Sulfasetamid : daya penetrasi pada mata baik,
kadang-kadang pemberian lokal → sensitisasi

Distribusi :
Keseluruh jar tubuh → bentuk terikat protein plasma
Dalam cairan otak : kadar << kecuali dalam keadaan tertentu,
mis : meningitis
▪ Metabolisme : di hati
- Asetilasi : bentuk asetil sukar larut dalam air → kristaluri
- Oksidasi

▪ Ekskresi : Via ginjal, feses dan ASI


Dalam urin : bentuk bebas
baik untuk infeksi sal kemih
Ekskresi dipercepat : - alkalinisasi urin (+NaHCO3)
- minum air yang banyak
Pembagian Sulfonamid :

Berdasarkan kecepatan abs dan ekskresi


Gol I. Abs dan eks cepat
- Sulfadiazin
- Sulfametazin
- Sulfamerazin
- Sulfa mixture
- Sulfisokzasol
Gol II :
Abs cepat eks lambat ( long acting)
- Sulfa metoksi piridazin
- Sulfadimetoksin

Gol III
Sedikit abs melli usus pada pemberian oral, aktif terutama
terhadap usus
- Suksinil sulfatiazol
- Ftalil sulfatiazol
Gol IV topikal
-Sulfazetamid
-Ag Sulfadiazin

Gol.I – Merupakan pilihan untuk pemberian sistemik


- Sulfadiazin : derivat penting
sedikit → sensitisasi
kadar dalam cairan otak paling tinggi
- Sulfamixture : trisulfa pirimidin
(3 macam Sulfonamid tiap dosis a 167 mg)
- potensinya → tidak > ↑

- spektrum → tidak > luas


- komplikasi terhadap sal, kemih jelas me 
- larut > baik dalam basa

Sulfisomidin
Daya larut lebih baik
Sulfametazin

Dosis : anak : 50- 100 mg/kgBB/hari


dewasa : 3 – 4 g/ hr
Gol. II. Long acting SA
- Sulfametoksi Piridazin
- Sulfadimetoksin
→ sindroma Steven Jonsons → tidak dipakai lagi
Gol. III. Bekerja intraluminal dalam usus
- Untuk membunuh mikroba dalam lumen usus
- Flora usus ikut terbunuh
- Suksinil sulfatiazol
Sulfatiazol (aktif)
- Ftalil sulfatiazol
Gol.IV
Sulfasetamid :
- Daya larut baik dalam air/urin asam
- Jarang kristal uri
- Pemberian dalam bentuk larutan, yaitu Sodium
sulfasetamid
Ag Sulfadiazin
Gejala intoksikasi
1. Terhadap sistem pembuluh darah
- Agranulositosis
- Aplastik anemia Dapat terjadi kematian
- Hemolitik anemia
- Trombositopenia defisiensi sistem immun
2. Gangguan saluran kemih
- Kristaluria ( bentuk terasetilasi)
Karena hipersensitivitas
- Toksik nefrosis
- Payah ginjal
3. Karena reaksi yang disebabkan sensitisasi
- Fixed dermatitis
- Eritema multiform
- Steven Johnson Syndrom
- drug fever
Pengobatan dengan Sulfonamid
- Pemberian peros
- Harga murah
- Jarang terjadi superinfeksi
- Gunakan bila SA merupakan drug of choice
- Terapi dihentikan bila ada gejala intoksikasi/ ES
- Hati2 pada gangguan ginjal dan kombinasi dengan obat lain
(agranulositosis, skin rash)

Penggunaan :
-Terutama untuk sistemik
- Sulfasetamid penggunaan lokal pada mata
- Disentri basiller
- Meningitis
- Trachoma
- Infeksi sal. Kemih
- Jamur : - Nokardia
- Aktinomikosis
-Toksoplasmosis
TRIMETOPRIM SULFAMETOKSAZOL (Kotrimoksazol)
- Menghambat reaksi enzimatik obligat pada 2 tahap yang
berurutan pada bakteri
- Kombinasi ke 2 obat → efek sinergistik
- Mekanisme kerja obat telah diketahui sebelum diketahui
manfaat klinisnya
Kimia :
Sulfametoksazol
- Telah dibicarakan termasuk SA antara gol I dan II
Trimetoprim
- Basa lemah
- < larut dalam air
Mekanisme kerja :
Pada 2 tahap yang berurutan : Reaksi enzimatik untuk
pembentukan Asam tetra hidro folat
PABA
SA  enzim dihidrofolat reduktase
dihidrofolat
TMP  enzim tetrshidrofolat reduktase
tetrahidrofolat
Untuk sintesis DNA, RNA, dan protein
TETRAHIDROFOLAT:
- Penting untuk reaksi pemindahan 1 atom C
- Pembentukan basa pourin : Adenin, Guanin, Timidin
- Asam amino : Metionin dan lisin
- Bekerja selektif hanya pada enzim mikroba
Trimetoprim :
Spektrum antibakteri
-Sama dengan Sulfametoksazol
- Daya anti bakterinya: 2- -100x SM
-Bakteri yang sensitif terhadap TMP-SM
- Strep- pneumoniae - Strain Stafilokokus aureus
- Strep viridans - C. diphteriae - Staf epidermisdis
- Strep faecalis -N. meningitidis - Strep pyogenes
- Enterobacter
- Salmonella
- Shigella
- Serratia alkaligenes sp.
-Brucella abortus
- Pasteurella haemolyticus
- Nokardia aseroides

Beberapa strain Stafilokokus yang resisten terhadap :


- Metisilin
- Trimetoprim
- SM sendiri
Resisten Bakteri :
- Frekuensi terjadinya resistensi terhadap kombinasi >
rendah dp terhadap masing2 obat
- Mikroba yang resisten terhadap 1 komponen, masih peka
terhadap komponen lain
- Resistensi terhadap mikroba Gram – karena faktor R
yang dipindahkan secara konyugasi.
- Resistensi terhadap TM pada S.A ditentukan pleh gen
pada kromosom (bukan oleh plasmid)

Farmakokinetik :
- Pemberian per os abs TMP-SM > SM
-Kadar puncak : TMP dalam darah : stelah 2 jam
SM dalam darah setelah 4 jam
(pemeberian dosis tunggal
Pemberian 400 mg SM + 80 mg TMP (5:1)
Distribusi TMP
- Tepat keseluruh jar tubuh
- Obat mudah masuk ke cairan otak dan saliva dengan
mudah
- Masing-masing komponen ditemukan dalam kadar↑
dalam empedu
Ekskresi
- Via urine : TMP 60%
SM 25-50% dalam 24 jam

Anda mungkin juga menyukai