Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

ARIS EKO SUPRAPTO 10542016210


ANDI WAHYUNI 10542019010
INDRA JUNIAWAN 10542046713
ANDI SUHARTINA BASO 10542046913
INDAR MELIANA NURSIN 10542049013
INTAN PRATIWI PUTRI 10542049113
NURMULTAZAM 10542050713
RAHYUNI 10542052213
RIMA IRMANSYAH 10542052813
RIZKI AMALIA MAGFIRAWATI 10542053013
SKENARIO
Perempuan usia 39 tahun masuk rumah sakit dengan serangan
asma akut. Ini adalah masuk rumah sakit pertama dengan asma. Dia
mulai mengalami gejala batuk, sesak napas dan wheezing kira-kira 6
bulan lalu. Dia mempunyai riwayat penyakit rinitis allergi selama
beberapa tahun tetapi tanpa asma. Dia mendapat serangan pada
malam hari.
Dia merasa ada perbaiakan pada hari-hari ia tidak masuk
bekerja. Ketika dia dalam keadaan cuti melahirkan selama 2 bulan,
dia tidak pernah mengalami serangan asma. Satu minggu setelah
kembali bekerja, penyakit asmanya kambuh.
Pada saat diperiksa di klinik rawat jalan, dengan auskultasi
tidak ditemukan kelainan paru-paru. Pekerjaannya adalah mengawasi
proses finishing pada pabrik pintu yang terbuat dari kayu. Ia sendiri
sering mengisi retak / celah pada pintu dengan bahan yang
mengandung cyanoacrylate. Setelah itu dia menghaluskan
permukaan pintu dengan portable sanding machine.
KATA KUNCI
 Perempuan usia 39 tahun
 Masuk rumah sakit dengan serangan asma
akut
 Mengalami gejala batuk, sesak napas dan
wheezing kira-kira 6 bulan lalu
 Riwayat penyakit rinitis allergi
 Mendapat serangan pada malam hari
 Asma kambuh saat bekerja
 Pekerjaannya adalah mengawasi proses
finishing pada pabrik pintu yang terbuat dari
kayu
KATA SULIT
 Cyanoacrylate
Nama generik untuk golongan
adhesif yang cepat waktu
kerjanya dalam merekatkan
biasanya digunakan dalam
keperluan industri, medis, dan
rumah tangga.

 Portable sanding machine


Alat listrik yang digunakan untuk
menghaluskan permukaan oleh
abrasi dengan amplas misalnya
kayu, logam dan plastik.
PERTANYAAN
1. Apa langkah diagnosa klinis terkait kasus
tersebut?
2. Apa sajakah pajanan yang dialami oleh
penderita?
3. Apakah ada hubungan pajanan dengan
penyakit?
4. Apakah pajanan yang dialami cukup besar?
5. Apa pengendalian dan pencegahan yang
dapat dilakukan?
6. Tentukan diagnosis PAK atau bukan PAK
JAWABAN
1. Langkah diagnosis klinis terkait kasus
1) Anamnesis tambahan:
 Apakah ada riwayat keluarga yang mengalami
asma?
 Sudah berapa lama pasien bekerja di tempat
tersebut?
 Berapa lama jam kerja pasien dalam sehari?
 Apakah ada pekerjaan sebelumnya?
 Bagaimana aktivitas pasien dirumah (pajanan
domestik)?
 Apakah pasien pernah berobat sebelumnya?
2) Pemeriksaan fisik  auskultasi tidak
ditemukan kelainan pada paru
3) Pemeriksaan laboratorium 
tes sputum, Patch test, tes provokatif
4) Pemeriksaan khusus  spirometri
5) Biological monitoring untuk
cyanoacrylat dan debu kayu.
2. Pajanan yang dialami oleh
penderita
 Cyanoacrylate

 Kandungannya  Metyl-2-
cyanoacrylate, etyl-2-cyanoacrylate, dll
 TLV :
ACGIH (American Conference
Government Industrial Hygienist) 
0,2 ppm atau1 mg/m3
 Faktor hazardnya
o Faktor hazard kimia :
 Bentuk  cairan warna transparan atau cairan
yang menguap dalam bentuk gas dengan bau yang
tajam
 Masuk melalui  inhalasi, kontak kulit, dan
pencernaan

 Pemeriksaan laboratorium
o Sputum  peningkatan eosinofil setelah 24 jam
paparan
o Tes metakolin  positif
o Skin test :
 Metil metakrilat  2% di petrolatum
 Etil akrilat  0,1% di petrolatum.
 Biological monitoring  menggunakan teknik LC/MS/MS
untuk monitoring ECA, MMA dan HEMA yang berikatan
dengan rantai hemoglobin
Patofisiologi
Etyl 2
cyanoacrylate Epitel bronkus Paparan Pelepasan
akan ujung saraf mediator
Alkohol/air melepaskan menyebabka inflamasi
faktor n inflamasi
relaksasi neurogenik
Polimerasi dan
degradasi

Sekresi faktor pertumbuhan sel-sel


Formaldehide epitel, otot polos dan fibroblas

Kerusakan epitel Menginduksi regenerasi jaringan dan


jalan napas remodelling

Sesak napas
 Portable sanding machine:
 Jenis debu kayu
o Debu kayu halus  diameter : 0,5-2,5 mikron
o Debu kayu besar  diameter : 0,5-6 mikron

 Faktor hazard
o Kimia  debu kayu
o Fisik  kebisingan dan getaran
o Ergonomi  sifat dan posisi kerja yang tidak
benar seperti jongkok dan membungkuk
 TLV
o The National Institute for Occupational Safty and Health
(NIOSH)  1 mg/m3 untuk kayu keras dan 5 mg/m3 untuk kayu
lunak untuk pekerja 8 jam sehari
o ACGIH :
 Debu kayu keras  1 mg/m3
 Debu kayu lunak  10 mg/m3

 Pemeriksaan laboratorium  eosinofil kerokan mukosa hidung,


Analisis gas darah arteri.
 Patch tes
o Spirometri
 FEV1 60% - < 75%  ringan
 FEV1 30% - < 60%  sedang
 FEV1 <30%  berat
o Kapasitas difusi paru
Patofisiologi
Debu kayu yang mengendap pada saluran
pernapasan/alergen

Degranulasi mastosit

Mediator inflamasi (leukotrin, histamin, sitokin)

Rinorea, kemotaksis, vasodilatasi

Obstruksi

Batuk, sesak nafas, dan kelelahan Gangguan fungsi paru


3. Hubungan pajanan dengan penyakit
Asma
Penyakit

Cyanoacrylate Debu kayu

Faktor Hazard :
Faktor Hazard : • Kimia
Kimia • Fisik
Pajanan • Ergonomi

Pemeriksaan lab : Pemeriksaan lab :


• Sputum • Sputum
• Tes metakolin • AGD
• Skin tes Px. Khusus : spirometri
4. Pajanan yang dialami
 Biasanya tidak berpengaruh besar kecilnya
dosis namun dipengaruhi ada atau
tidaknya alergi yang dialami pasien
tersebut

Asma
Pajanan
partikel
Alergi
5. Pengendalian dan pencegahan
 Cyanoacrylate
- Ganti jenis lem lain yang tidak mengandung
cyano
- Gunakan alat pelindung diri seperti masker,
sarung tangan, Safty glass, dan approve
respiratory protection
 Debu kayu
- Ganti jenis kayu
- Local exhaust ventilation untuk mengendalikan
paparan debu kayu
- Gunakan alat pelindung diri apabila local exhaust
ventilation tidak adekuat
Contoh : masker dan baju pelindung
6. Diagnosis PAK atau bukan PAK

Penyakit akibat kerja


(PAK)

Adanya hubungan antara


pajanan yang spesifik dengan
penyakit yaitu pajanan debu
kayu dan cyanoacrylate
dengan kejadian asma
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai