Abstrak
Penyakit membran hialin (PMH) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) adalah suatu sindroma yang terjadi pada
bayi prematur karena imaturitas struktur paru dan insufisiensi produksi surfaktan. Surfaktan biasanya didapatkan pada
paru yang matur, sedangkan pada bayi prematur dimana sel pneumosit tipe II yang menghasilkan surfaktan kurang
matur, produksi surfaktan juga berkurang. Defisiensi surfaktan ini akan mengakibatkan alveolus kolap dan daya
berkembang paru kurang sehingga bayi akan mengalami sesak nafas . Sindrom ini terjadi beberapa saat setelah lahir (4-
6 jam) yang ditandai adanya pemapasan cuping hidung, dispnu atau takipnu, retraksi (suprasternal, interkostal, atau
epigastrium), sianosis, suara merintih saat ekspirasi, yang menetap dan menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama
kehidupan. Uji kllinik acak buta ganda yang dilakukan oleh multisenter menunjukkan bahwa penggunaan surfaktan,
baik menggunakan surfaktan sintetis maupun surfaktan alami efektif sebagai profilaksis maupun sebagai terapi pada
penyakit membran hialin. Terapi surfaktan juga dinyatakan dapat menurunkan morbiditas PMH tanpa meningkatkan
resiko kecacatan.
Abstract
Hyaline membrane disease (PMH) or Respiratory Distress Syndrome (RDS) is a syndrome that occurs in premature
infants because of the immaturity of the lung structure and insufficiency of surfactant production. Surfactants are
usually found in the mature lung, whereas in premature infants in which the cells that produce type II pneumocytes less
mature surfactant, surfactant production is also reduced. This surfactant deficiency will lead to alveolar collapse and
lung develops less power so that the baby will experience shortness of breath. This syndrome occurs some time after
birth (4-6 hours) that marked the nostril breathing, dyspnoea or tachypnoea, retractions (suprasternal, intercostal, or
epigastric), cyanosis, expiratory grunting, which settle and be progressive in 48-96 The first hour of life. Multicentre
randomized double-blind trials showed that the use of surfactants, using either synthetic surfactants and natural
surfactant is effective as prophylaxis or as therapy in hyaline membrane disease. Surfactant therapy also can reduce
morbidity PMH declared without increasing the risk of disability.
alveoli dan terbentuknya fibrin. Selanjutnya fibrin berbagai enzim untuk membentuk
bersama-sama dengan jaringan epitel yang fosfatidilkolin jenuh sebagai fofolipid utama.9
nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut Substrat untuk sintesa surfaktan, seperti
membran hialin. Asidosis dan atelektasis juga glukosa dan asam lemak diambil dari darah
menyebabkan terganggunya sirkulasi darah dari dan masuk melalui endotel kapiler dengan
dan ke jantung. Demikian pula aliran darah paru proses difusi, setelah melalui komplek golgi,
akan menurun dan hal ini akan mengakibatkan sintesis DPPC dilanjutkan di retikulum
berkurangnya pembentukan substansi surfaktan endoplasmik didalam sel alveolus tipe II.
2,5-6
DPPC dan protein hidrofobik seperti SP-B
dan SP-C dibungkus dalam badan lamelar,
Sejarah Surfaktan yang merupakan granula penyimpanan dan
Penelitian yang dilakukan oleh Pattle dan granula sekresi, yang terdapat dalam sel tipe
Clement pada tahun 1950-1960 menemukan II. Badan lamelar ini merupakan simpanan
bahwa tegangan permukaan yang melapisi surfaktan intraseluler.10
paru rendah, rendahnya tegangan permukaan
tersebut dikarenakan terdapatnya suatu Fungsi Fisiologis Surfaktan Paru
lapisan pada alveoli yang memungkinkan Surfaktan merupakan zat aktif pada
alveoli tidak mengembang berlebihan saat permukaan udara-air di alveoli yang
inspirasi dan dapat kembali ke ukuran normal memberikan penurunan tegangan permukaan
saat ekspirasi. Lapisan tersebut yang paru. Tegangan permukaan yang tinggi timbul
kemudian disebut sebagai surfaktan paru. 7-8 akibat adanya ketidakseimbangan distribusi gaya
Pada tahun 1950, Avery melakukan molekul pada molekul air di permukaan udara-
penelitian yang bertujuan untuk membuktikan cairan. Tegangan permukaan yang rendah yang
penemuan Clement namun pembuktiannya dihasilkan oleh surfaktan membantu mencegah
dilakukan secara terbalik. Dia ingin alveolus kollaps dan menjaga cairan interstisial
mengetahui apa yang teijadi jika pada paru agar tidak menggenangi alveolus.
tidak terdapat surfaktan. Sedangkan Dr. Surfaktan juga mencegah bronchioli tergenagi
Clement membandingkan tegangan oleh cairan, yang mengakibatkan obstruksi
permukaan paru yang normal dan paru yang luminal. Kepentingan fisologis surfaktan dapat
mengalami PMH, dan didapatkan kesimpulan dijelaskan dengan membandingkan hubungan
bahwa pada PMH terdapat defisiensi tekanan-volume selama inflasi dan deflasi pada
surfaktan.7 paru dengan system surfaktan yang normal
dengan paru yang mengalami gangguan atau
Sintesis dan Metabolisme defisiensi system surfaktan. Kurva tekanan-
Biosintesis surfaktan dimulai kira-kira volume tersebut didapat dari pencatatan volume
pada minggu ke 16-24 kehamilan. selama inflasi paru yang tekanannya ditingkatkan
Pembentukan dan proses memepertahankan secara bertahap sebesar 2 cmH2O. kemudian
lapisan permukaan dilakukan melalui sistem dilakukan pula pencatatan selama deflasi dengan
metabolik yang komplek, meliputi sintesis, cara yang sama11
penyimpanan intraseluler, sekresi, Dari kurva tekanan-volume, dapat
pembentukan lapisan permukaan, dan disimpulkan bahwa setiap tekanan >4 cmH20,
pembentukan sisa partikel untuk kemudian di paru normal menyimpan volume udara yang
ambil dan di pecah atau di daur ulang. Sel lebih tinggi dibandingkan dengan paru yang tidak
yang melakukan sintesa ini adalah sel tipe II normal. Pada tekanan yang tertinggi, paru normal
alveolus. Sintesa surfaktan teijadi didalam berisi volume udara tiga kali lebih banyak jika
retikulum endoplasmik dari sel pneumosit dibandingkan dengan paru yang tidak normal.
tipe II dengan substrat dasar glukose fosfat Hubungan antara volume dan tekanan dalam
dan asam lemak. Sintesa ini melibatkan paru tersebut dinamakan compliance paru11.
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 3, OKTOBER 2016: 194-202 197
Surfacten Surfactant-TA Ekstrak paru sapi dengan ditambah DPPC, PG, SP-B, SP-C
DPPC, tripalmitoylgiycerol, dan asam
palmitic
Survanta Beractant Ekstrak paru sapi dengan ditambah DPPC, PG, SP-B, SP-C
DPPC,
tripalmitoylgiycerol, dan asam
Curosurf Poractant palmiticparu sapi dengan perlakuan DPPC, SP-B, SP-C
Ekstrak
ekstraksi chloroform- metanol
dimurnikan dengan cairan gel
chromatography
Infasurf Calf Lung Surfactant Ekstrak paruanak sapi dengan DPPC, SP-B, SP-C
Extract perlakuan ekstraksi chloroform-
methanol
BLES Bovine Lipid Extract Ekstrak paru sapi dengan perlakuan DPPC, SP-B, SP-C
Surfactant ekstraksi chloroformmethanol
Alveofact SF-RI 1 Ekstrak paru sapi dengan perlakuan DPPC, SP-B, SP-C
ekstraksi chloroformmethanol
* Semua surfactant alami mengandung lebih sedikit proporsi phospolipid lain, lemak netral,dan asam Iemak. Proses
pemurnian mengunakan asam organic untuk melepaskan protein hydrophilic. Tidak satu pun surfactant alami
mengandung protein surfactant lainnya (SP-A) atau (SP-D) from Wiswell TE: perluasan dalam penggunaan terapi
surfactant. Clinical Perinat 28:695,2001
DPPC, Dipalmitoyphosphatidylcholine, PG, phospatidylglucerol, (SP-B mimic), SP-B, Surfactant protein B, SP-C,
surfactant protein C.
Venicute rSP-C surfactant Rekombinan SP-C kombinasi rSP-C, DPPC, POPG dan
dengan phospholipids dan asam asam palmitic
palmitic
* Pneumactant ditarik dari pasaran oleh produsen tahun 2000 from Wiswell TE: perluasan dalam penggunaan terapi
surfactant. Clinical Perinat 28:695,2001. DPPC, Dipalmitoyphosphatidylcholine, PG, phospatidylglucerol, POPG,
palmytoil-oleoyl phosphatidylglycerol, rSP-C,recombinant surfactant protein C; sinapultide, KL4 peptide (SP-B mimic);
SP-C, surfactant protein C.
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 3, OKTOBER 2016: 194-202 199
Terapi Surfaktan Pada Pmh surfaktan pada bayi yang memiliki resiko
Sejak tahun 1980 banyak dilakukan tinggi untuk berkembang mengalami penyakit
penelitian yang membandingkan efek terapi membran hialin, yaitu bayi prematur dengan
surfaktan dengan placebo atau tanpa terapi. usia gestasi kurang dari 32 minggu. namun
Beberapa dari penellitian ini mempelajari efek demikian, bayi mana yang dinilai mempunyai
surfaktan profilaksis pada bayi yang resiko tinggi untuk mengalami penyakit
memilikiPenelitian lain mempelajari efek membran hialin dan selanjutnya dapat diberi
terapi surfaktan terhadap perbaikan klinis dan surfaktan profilaksis belum jelas.4 Para ahli
radiologis pada bayi yang mengalami memiliki perbedaan pendapat mengenai
penyakit membran hialin. Beberapa penelitian indikasi surfaktan profilaksis, namun secara
tersebut menggunakan surfaktan alami garis besar indikasi pemberian surfaktan
sedangkan sebagian yang lain menggunakan sebagai profilaksis yaitu 1) bayi yang lahir
surfaktan sintesis. Review sistematik dari dengan masa gestasi kurang dari 32 minggu,
berbagai penelitian tersebut menunjukkan 2) bayi yang lahir dengan berat badan kurang
bahwa dibandingkan dengan placebo atau dari 1300gr, 3) bayi dengan pemeriksaan
tanpa terapi, ternyata pemberian surfaktan laboratoris menunjukkan defisiensi
sebagai terapi ataupun pemberian surfaktan surfaktan.13
sebagai profilaksis (baik menggunakan Secara operasional pemberian surfaktan
surfaktan sintetis maupun surfaktan alami) dilakukan sebelum bayi melakukan usaha
dapat menurunkan kebutuhan oksigen dan nafas, sebelum dilakukan resusitasi awal, atau
kebutuhan ventilasi mekanis, menurunkan paling umum yaitu setelah resusitasi awal
insiden penyakit membran hialin serta namun dalam 10 sampai 30 menit setelah
menurunkan resiko teijadinya pneumothorak kelahiran 14-15
dan menurunkan angka kematian. 2,4,12 Penelitian pada binatang didapatkan
Hasil dari studi meta analisis dengan bukti bahwa distribusi surfaktan akan
penelitian acak berpembanding (Soll,2003) homogen jika surfaktan diberikan pada paru
menunjukkan bahwa terapi surfaktan yang berisi cairan dan adanya kepercayaan
menurunkan angka kematian sebesar 40% dan bahwa pemberian surfaktan pada paru yang
dapat menurunkan insiden pneumothorax belum dilakukan pemasangan ventilator atau
pada penyakit membran hialin sebesar 30- yang mendapat ventilator minimal akan
70%. mengurangi trauma paru akut. Ventilasi
Semua golongan surfaktan secara in vitro mekanik sebelum pemberian surfaktan dapat
menurunkan tegangan permukaan, terutama menyebabkan kerusakan kapiler alveoli,
terdapat pada surfaktan kombinasi protein, rembesan cairan proteinaceuous ke rongga
dapat menurunkan pemakaian kebutuhan alveoli, dan pelepasan mediator inflamasi
oksigen dan ventilator dengan cepat. Pada serta lebih lanjut menurunkan respon
suatu studi meta analisis yang terhadap pemberian surfaktan.12 Namun
membandingkan antara penggunaan surfaktan demikian, pada sebagian besar penelitian
derifat binatang dengan surfaktan sintetik menunjukkan bahwa pemberian surfaktan
pada 5500 bayi yang terdaftar dalam 16 sebagai profilaksis yang diberikan sebelum
penelitian random, 11 penelitian memberikan dilakukan resusitasi awal dan sebelum
hasil yang signifikan bahwa surfaktan derivat dilakukan stabilisasi akan menimbulkan
binatang lebih banyak menurunkan angka komplikasi yang lebih besar dibandingkan
kematian dan pneumothorak dibandingkan setelah dilakukan resusitasi awal. 4,10,12
dengan surfaktan sintetik .1,4,10 Penelitian meta analisis pada bayi dengan
masa gestasi kurang dari 30 minggu,
1. Surfaktan Sebagai Terapi Profilaksis didapatkan bahwa penggunaan surfaktan
Surfaktan profilaksis adalah pemberian sebagai profilaksis dapat menurunkan angka
200 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 3, OKTOBER 2016: 194-202
sitotoksisitas secara langsung, dimana hal ini 2. Whitsett JA, Rice WR, Warner BB, Wert
sipengaruhi oleh jenis dan dosis surfaktan. SE, Pryhuber GS. Respiratory Distress
Perdarahan paru dilaporkan terjadi pada Syndrome. In: MacDonald MG, Mullet
lebih dari 6% bayi premature yang diterapi MD, Seshia MMK, editors. Avery’s
dengan surfaktan, dan memiliki ciri khas Neonatology. Patophysiology and
yaitu terjadi 72 jam pertama setelah Management of the Newborn. 6th ed.
pemberian terapi surfaktan. Secara umum Philadelphia: Lippincott Williams &
gambaran klinis perdarahan paru yang terjadi Wilkins; 2005.p. 560-562 3
setelah pemberian surfaktan yaitu timbulnya 3. Clements JA, Avery MA. Lung Surfactant
perburukan oksigenasi dan ventilasi yang and Neonatal Respiratory Distress
diikuti gangguan kardiovaskuler yang timbul Syndrome. Am J Respir Crit Care Med.
secara akut. 1998;157: 59-66
4. Fujiwara T, Konishi M, Chida s,
2. Simpulan Okuyama K, Ogawa Y. Surfactant
Replacement Therapy With a Single
Penyakit membrane hialin merupakan suatu Postventilatory Dose of a Reconstituted
sindrom yang terjadi pada bayi prematur akibat Bovine Surfactant in Preterm Neonates
defisiensi surfaktan yang ditandai dengan With Respiratory Distress Syndrome.
pernafasan cuping hidung, nafas cepat, retraksi, Final Analysis of a Multicenter, Double-
sianosis, suara merintih saat ekspirasi yang blind, Randomized Trial and Comparison
timbul segera atau beberapa saat setelah lahir (4- With Similar Trials. Pediatrics. 1990, 5.
6 jam) dan menetap serta menjadi progresif 12-24
dalam 48-96 jam pertama kehidupan. Terapi 5. Whitsett JA , Stahlman MA. Impact of
surfaktan, baik yang diberikan sebagai profilaksis Advances in Physiology, Biochemistry,
maupun sebagai terapi penyelamatan, dapat and Molecular Biology on Pulmonary
menurunkan insiden dan keparahan penyakit Disease. Am J Respir Cnt Care.
membrane hialin. Terapi penyelamatan dini (2 1998;157: 67-71,.
jam setelah kelahiran) yang diberikan pada bayi 6. Taeusch W, Karen LU, Schrempp DR..
dengan usia gestasi kurang dari 32 minggu dan Improving Pulmonary Surfactants. Acta
tanpa pemberian steroid antenatal, akan Pharmacol.2002; 11:11-15
menurunkan keparahan penyakit membrane 7. Wrobe SI. Bubbles, Babies and Biology :
hialin lebih bermakna jjika dibandingkan dengan The Story Of Surfactant Second Breath: A
terapi penyelamatan akhir. Efek samping terapi Medical Mystery Solved. Federation of
surfaktan berkaitan dengan efek yang timbul American Societies for
akibat obstruksi jalan nafas yaitu hipoksia, Experimental Biology 2004.
bradikardi, dapat juga terjadi refluk surfaktan ke www.faseb.org/opar
faring, sedangkan komplikasi yang pernah 8. Avery MA. Surfactant Deficiency in
dilaporkan yaitu dapat terjadi perdarahan paru. Hyaline Membrane Disease The Story of
Discovery. Am J Respir Crit Care. 2000:
Daftar Acuan 161: 1074-1075
9. Golde GD, Barbara JS. Respriatory Tract
1. Rodriguez RJ,Martin R J, Fanaroff AA. Disorder. In: Klegman RM,
Respiratory Distress Syndrome and its Behrman RE, Jenson HB. Nelson
Management. In: Martin R J, Fanaroff TextBook of Pediatrics. 18th edition.
AA, editors. Neonatal-Perinatal Medicine, Philadelphia: Saunders; 2007. p.731-740
Disease of the fetus and Infant. 8 th 10. Engle WA and the Committee on Fetus
edition. Philadelphia: Elsevier Mosby; and Newborn. Surfactant-Replacement
2006. p. 1097-1122. Therapy for Respiratory Distress in the
202 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 3, NO. 3, OKTOBER 2016: 194-202