Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS BAYI NY. D DENGAN HYALINE


MEMBRANE DISEASE

KELOMPOK

1. EVA SUMIATI, AMK


2. JUNITA HETTY SITUMEANG, AMK
3. Ns. NURINA SHADRINA, S.Kep
4. Ns. ROSI FAHMILIA, S.Kep

PELATIHAN NEONATUS LEVEL II


RSIA BUNDA JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah S.W.T, karena


berkahNya dan rahmatNya sehingga kelompok dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah Kelompok ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN NEONATUS,
DENGAN MASALAH UTAMA: HMD PADA BY. NY D di Ruang NICU RSIA
BUNDA JAKARTA” dapat terselesaikan.
 Makalah ini disusun kelompok dalam rangka memenuhi tugas wajib untuk
menyelesaikan program Pelatihan Neonatus Level II. Pada kesempatan ini, Kelompok
menyampaikan terimakasih kepada Ibu Milla Sartika, A.md Kep Selaku CI di Ruang
NICU, Tim IPANI, Tim BDI serta teman teman di Ruang NICU dalam menyelesaikan
makalah ini. 
Kelompok  menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu segala kritik dan saran membangun dari para pembaca sangat diharapkan
oleh kelompok untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2022


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 

Penyakit membran hialin (PMH) atau Hyaline Membrane Disease (HMD) terjadi pada
bayi preterm insidensnya berbanding terbalik dengan umur kehamilan dan berat badannya. HMD
60–80% terjadi pada bayi yang umur kehamilannya kurang dari 28 minggu, 15–30% pada bayi
yang lebih dari 37 minggu, dan jarang pada bayi cukup bulan. Kenaikan frekuensi dihubungkan
dengan bayi dari ibu diabetes, persalinan seksiosesarea, persalinan cepat, asfiksia, stress dingin,
dan adanya riwayat bahwa bayi sebelumnya terkena (Dudell & Stoll, 2012).
Insidens tertinggi terjadi pada bayi preterm laki-laki atau kulit putih, penelitian di Rumah
Sakit Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2001 dari 41 bayi yang preterm, 14 bayi mengalami
sindrom gawat nafas, dan 7 bayi didiagnosis HMD, bayi dilahirkan dari kehamilan kecil yaitu 32
minggu, sehingga menunjukkan prevalensi HMD pada bayi preterm sebesar 17% (Dzulfikar,
2003). Faktor resiko terjadinya HMD, seperti ibu dengan penyakit diabetes melitus, ras, jenis
kelamin, dan hipotiroid. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu persalinan preterm, sectio secaria,
dan nilai Apgar yang rendah (POGI, 2011).
Ibu yang diindikasi akan mengalami persalinan preterm, sebelum persalinan diberikan
kortikosteroid. Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktan paru
janin, menurukan insidensi penyakit, mencegah perdarahan intraventrikular, yang akhirnya
menurunkan kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan pada usia kehamilan kurang dari
35 minggu (Prawirohardjo, 2012).
Kortikosteroid dapat menurunkan insidensi HMD sebesar 60% dan mortalitas sebesar
40%. Tidak didapatkan peningkatan angka infeksi atau efek samping yang buruk pada ibu.
Manfaat maksimal didapatkan ketika kortikosteroid diberikan lebih dari 24 jam sebelum
kelahiran, namun masih belum pasti apakah penggunaannya perlu diulang. Pemberian
kortikosteroid dianjurkan untuk kelahiran pada usia gestasi 24–34 minggu, akan tetapi jika
pemberian dosis obat dan jarak pemberiannya kurang tepat, kortikosteroid dapat memicu sintesis
surfaktan dan maturasi paru (Tom & Avroy, 2008).
B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Hyaline Membrane Disease pada bayi ?


2. Apa Penyebab Hyaline Membrane Disease ?
3. Bagaimana manifestasi klinik pada Hyaline Membrane Disease ?
4. Bagaimana pathways Hyaline membrane Disease ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada Hyaline Membrane Disease ?
6. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kasus Hyaline Membrane Disease ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari Hyaline Membrane Disease (HMD) pada bayi
2. Untuk mengetahui penyebab dari Hyaline Membrane Disease (HMD)
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari Hyaline Membrane Disease(HMD)
4. Untuk mengetahui pathways dari Hyaline Membrane Disease (HMD)
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dan penatalaksaan pada Hyaline Membrane
Disease
6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada kasus Hyaline Membrane Disease
BAB II
PEMBAHASAN

Hyaline Membrane Disease (HMD)


A. Pengertian
Hyaline Membrane Disease (HMD) atau disebut juga Respiratory Distress Syndrome
(RDS) merupakan hasil dari ketidakmaturan dari paru-paru dimana terjadi gangguan pertukaran
gas. Berdasarkan perkiraan 30% dari kematian neonatus diakibatkan oleh HMD atau komplikasi
yang dihasilkannya (Behrman, 2004 didalam Leifer 2007).
Pada penyakit ini, terjadi karena kekurangan pembentukan atau pengeluaran surfaktan
sebuah kimiawi paru-paru. Surfaktan merupakan suatu campuran lipoprotein aktif dengan
permukaan yang melapisi alveoli dan mencegah alveoli kolaps pada akhir ekspirasi (Bobak,
2005).
Sindrom distres pernapasan/respiratory distress syndrome (RDS) merupakan suatu
gangguan respiratori pada neonatus terutama akibat kurangnya surfaktan yang berfungsi
menurunkan tekanan permukaan alveoli dan mempertahankan alveoli agar tidak kolaps (Gomella
TL, 2013).
Jadi HMD disebut juga respiratory distress syndrome (RDS) atau Sindroma Gawat Nafas
tipe 1, yaitu gawat napas pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat setelah
lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas, (pernafasan cuping hidung, grunting. Tipe pernapasan
dispnea/takipnea, retraksi dinding dada, dan sianosis).

B. Etiologi 
a. Premature (usia gestasi dibawah 32 minggu)
b. Asfiksia perinatal
c. Maternal diabetes
d. Bayi prematur yang lahir dengan operasi caesar.
Hyaline Membrane Disease (HMD sering ditemukan pada bayi prematur. Insidens
berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat badan. Artinya semakin muda usia
kehamilan ibu. Semakin tinggi kejadian HMD pada bayi tersebut. Sebaliknya semakin tua
usia kehamilan, semakin rendah kejadian HMD (Surasmi, 2003).
Kegagalan mengembangkan functional residual capacity (FRC) dan kecenderungan dari paru
yang terkena untuk mengalami atelektasis berhubungan dengan tingginya tegangan
permukaan dan absennya phosphatidylglycerol, phosphatidylinositol, phosphatidylserine,
phosphatidylethanolamine dan sphingomyelin.
Pembentukan surfaktan dipengaruhi Ph normal, suhu dan perfusi. Asfiksia, hipoksemia, dan
iskemia pulmonal yang terjadi akibat hipovolemia, hipotensi dan stress dingin, menghambat
pembentukan surfaktan. Epitel yang melapisi paru-paru juga dapat rusak akibat konsentrasi
oksigen yang tinggi dan efek pengaturan respirasi, mengakibatkan semakin berkurangnya
surfaktan.

C.  Manifestasi
a. Penyakit membrane hyaline ini mungkin terjadi pada bayi prematur dengan berat badan
1000-2000 gram atau masa gestasi 30-36 minggu. Jarang ditemukan pada bayi dengan berat
badan lebih dari 2500 gram.
b. Riwayat asfiksia pada waktu lahir atau tanda gawat bayi pada akhir kehamilan. Tanda
gangguan pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam pertama.
c. Gangguan pernafasan pada bayi terutama disebabkan oleh atelektasis dan perfusi paru
yang menurun. Keadaan ini akan memperlihatkan gambaran klinis seperti dispnea atau
hiperpneu, sianosis karena saturasi O2 yang menurun dan karena pirau vena arteri dalam
paru atau jantung, retraksi suprasternal, epigastrium, interkostal dan respiratory grunting

Gambaran klinik yang biasa ditemukan pada HMD yaitu gangguan pernafasan berupa: 
- Dispneu 
- Sianosis 
- Retraksi suprasternal/epigastrik/intercostals 
- Grunting expirasi
Didapatkan gejala lain seperti :
 Bradikardi 
 Hipotensi 
 Kardiomegali 
 Edema terutama didaerah dorsal tangan atau kaki 
 Hipotermi 
 Tonus otot yang menurun 
 Pada gambaran radiology: Terdapat bercak-bercak difus berupa infiltrate retikulogranular
disertai dengan air bronkogram.

D.  Patofisiologi

   Pada RDS terjadi atelektasis yang sangat progresif, yang disebabkan kurangnya zat yang
disebut surfaktan. Surfaktan adalah zat aktif yang diproduksi sel epitel saluran nafas disebut sel
pnemosit tipe II. Zat ini mulai dibentuk pada kehamilan 22-24 minggu dan mencapai max pada
minggu ke 35. Zat ini terdiri dari fosfolipid (75%) dan protein (10%). Peranan surfaktan ialah
merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan mampu menahan
sisa udara fungsional pada sisa akhir expirasi. Kolaps paru ini akan menyebabkan terganggunya
ventilasi sehingga terjadi hipoksia, retensi CO2 dan asidosis.
 Hipoksia akan menyebabkan terjadinya :
1. Oksigenasi jaringan menurun menyebabkan metabolisme anerobik dengan penimbunan asam
laktat asam organic sehingga terjadi asidosis metabolic.
2.  Kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus alveolaris menyebabkan transudasi kedalam
alveoli sehingga terbentuk fibrin.
      Asidosis dan atelektasis akan menyebabkan terganggunya jantung, penurunan aliran darah
keparu, dan mengakibatkan hambatan pembentukan surfaktan, yang menyebabkan terjadinya
atelektasis. Sel tipe II ini sangat sensitive dan berkurang pada bayi dengan asfiksia pada periode
perinatal, dan kematangannya dipacu dengan adanya stress intrauterine seperti hipertensi, IUGR
dan kehamilan kembar.

E. Pemeriksaan Penunjang 

1. Gambaran Radiologis
Pemeriksaan ini juga sangat penting untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain
yang diobati dan mempunyai gejala yang mirip penyakit membrane hyaline misalnya
pneumothoraks, hernia diafragmatika dan lain-lain. Gambaran klasik yang ditemukan pada foto
rontegn paru ialah adanya bercak difus berupa infiltrate retikulogranuler ini, makin buruk
prognosis bayi.

2. Gambaran Laboratorium
Pemeriksaan Darah Kadar asam laktat dalam darah meninggi dan bila kadarnya lebih dari
45 mg%, prognosis lebih buruk, kadar bilirubin lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi
normal dengan berat badan yang sama. Kadar PaO2 menurun disebabkan kurangnya oksigenasi
di dalam paru dan karena adanya pirau arteri-vena. Kadar PaO2 meninggi, karena gangguan
ventilasi dan pengeluaran CO2 sebagai akibat atelektasis paru. Ph darah menurun dan defisit
biasa meningkat akibat adanya asidosis respiratorik dan metabolik dalam tubuh.

3. Pemeriksaan Fungsi Paru


Perhatikan pula perubahan pada fungsi paru lainnya seperti, volume tidal yang menurun,
lung compliance berkurang, fungsi residu merendah disertai kapasitas vital yang terbatas.
Demikian pula fungsi ventilasi dan perfusi paru akan terganggu.

F. Penatalaksanaan Medis 

1. Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar tetap
dalam batas normal (36,5 -37 derajat C) dengan cara meletakkan bayi dalam inkubator,
kelembaban ruangan juga harus adekuat (70-80%) (Ngastiyah, 2005).
2. Pemberian oksigen Pemberian oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena
berpengaruh kompleks terhadap bayi prematur. Pemberian O2 yang terlalu banyak dapat
menimbulkan komplikasi seperti: fibrosis paru, kerusakan retina (fibroplasis retrolental),
(Ngastiyah, 2005). 
3. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostasis dan
menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa 5-10% dengan jumlah yang
disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-125 ml/kg BB/hari. Asidosis metabolik
yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan memberikan NaHCO3, secara intravena
(Ngastiyah, 2005). 
4. Pemberian antibiotic untuk mencegah infeksi sekunder. Dapat diberikan penisilin dengan
dosis 50.000-100.000 u/kgBB/hari atau ampisilin 100 mg/kg BB/hari, dengan atau tanpa
gentamicin 3-5 mg/kg BB/hari (Ngastiyah, 2005). 
5. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien HMD adalah pemberian surfaktan eksogen
(surfaktan dari luar), obat ini sangat efektif, namun harganya amat mahal (Ngastiyah, 2005).

G. Komplikasi 
Komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit membrane hyaline, diantaranya (Staf
Pengajar, IKA, FKUI, 2005): 
a. Perdarahan intrakranial oleh belum berkembangnya sistem saraf pusat terutama sistem
vaskularisasinya, adanya hipoksia dan hipotensi yang kadangkadang disertai renjatan. Faktor
tersebut dapat membuka nekrosis iskemik, terutama pada pembuluh darah kapiler di daerah
periventrikular dan dapat juga di ganglia basalis dan jaringan otak.
b. Gejala neurologik yang tampak berupa kesadaran yang menurun, apneu, gerakan bola
mata yang aneh, kekakuan ekstermitas dan bentuk kejang neonatus lainnya.
c. Komplikasi pneumothoraks atau pneuma mediastrium mungkin timbul pada bayi yang
mendapatkan bantuan ventilasi mekanis. Pemberian O2 dengan tekanan yang tidak
terkontrol baik, mungkin menyebabkan pecahnya alveolus sehingga udara pernafasan yang
memasuki rongga-rongga toraks atau rongga mediastrium.
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas pasien
Nama : By. Ny. D
Tanggal lahir : 25 November 2022
No. RM : 412721
Nama Ibu : Ny. D
Nama Ayah : Tn. D
Jenis Kelamin : Perempuan.
Agama : Islam
Usia ibu : 28 tahun

B. Riwayat anak terdahulu


No. Tahun Jenis persalinan Indikasi Jenis Kelamin PB/BB
1. 2021 SC CPD Laki-Laki 48 cm/3,6 kg
2. 2022 Hamil Ini

C. Riwayat Kelahiran bayi :


Tgl 25/11/20222
Bayi baru lahir dengan tindakan sc atas indikasi Plasenta Previa Totalis usia 31-32
minggu, Ibu sudah diberikan pematangan paru 3x sebelum kelahiran, pada saat bayi lahir
tidak langsung menangis apgar score : 7/8, BBL : 1.760 gram, PB : 46 cm, LK : 30 cm,
LP : 26 cm, Anus (+) jalan nafas di bersihkan via mulut dan hidung , SpO2 85-88 % , HR
145X/menit, Suhu : 36,5ᵒC, RR : 60-65x/menit saat di transport ke ruang NICU bayi
terpasang ET CPAP bubble dengan PEEP 7 fi02 30%, Terpasang OGT no. 8, dibungkus
plastic bayi dan bedong terpasang topi bayi, bayi tiba di Ruang NICU ditimbang BB :
1760gr , Retraksi ada, Napas Cuping Hidung ada, Bayi Terpasang CPAP bubble PEEP 7
fi02 30% , Terpasang OGT no. 8. Kebutuhan cairan 60cc/kgBB (Dextrose 10%)
terpasang infuse, terpasang stopper dikaki kiri. Tali Pusat basah.
Hasil AGD 1 jam setelah pemasangan alat bantu napas CPAP : pH : 7,4, PCO2 : 19,9
mmHg, PO2 : 96 mmHg, Rontgen thorap ap (Hasil HMD grade 3), Terapi : Antibiotik
Bactesyn 2x 88 mg dan Sagestan 8,8mg/36jam. Down Score : 5.
Hasil Gula Darah Sewaktu : 60mg/dL

D. Pengkajian saat ini :


Tgl : 26/11/2022
Keadaan umum: Perawatan bayi Premature usia 1 hari Usia Gestasi 32 miggu Usia
Koreksi 32 minggu, Kesadaran : Composmentis, bayi aktif dan menangis, retraksi ada
minimal, NCH tidak ada, Tanda tanda vital : Suhu 36.9ᵒ C, HR 144x/mnt, SpO2 98%
CRT< 3 detik, RR : 60-62x/menit, Terpasang alat bantu napas: CPAP Bubble PEEP 7
fiO2 30%, Kebutuhan cairan 60cc/KgBB/hari (Dextrose 10%) terpasang infus ditangan
kanan, terpasang stopper di kaki kiri, Terpasang OGT no.8 (25/11/2022), tali pusat basah,
warna putih. Terapi : Antibiotik Bactesyn 2x 88 mg dan Sagestan 8,8mg/36jam. Neokaff
: 1x8,8mg. Down Score : 5.
Data Penunjang :
- Hasil Laboratorium : Hb : 13,4 g/dL (14,5-22,5 g/dL), Hamatokrit : 38,7 % (44-58%),
Leukosit : 16,37 (10-30 ribu), Trombosit : 278 ribu (200-475 ribu), CRP : 1,55 mg/dL
(<5 mg/L), Albumin : 3.02 g/dL (2,8-4,4 g/dL), Golongan Darah Rhesus : A (Positif)
- Hasil pemeriksaan diagnostik: Rontgen thorax AP (Kesan HMD grade 1-2
(perbaikan),
- Hasil Pemeriksaan USG Kepala : Normal Brain Premature
- Hasil Pemeriksaan Echo : Kesan kontraksi jantung baik.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas ( kelemahan otot pernafasan)
D.0005
2. Risiko hipotermia b/d prematuritas (D.0140)
3. Risiko infeksi b/d peningkatan imaturitas system imun. (D.0142)
4. Risiko deficit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan (D.0032)
5. Risiko Gangguan Perlekatan berhubungan dengan hospitalisasi (D.0127)
PATWAY KASUS

Factor ibu : Plasenta Previa Totalis, Perdarahan Factor janin : DJJ takikardi

Bayi lahir prematur

Pusat pengaturan suhu panas


Pernapasan imatur badan belum sempurna Sistem imun belum sempurna Organ pencernaan belum sempurna Bayi dirawat di ruang NICU

Kurang surfaktan Sistem kekebalan tubuh lebih rentan


Terjadi gangguan adaptasi terhadap infeksi Penyerapan makanan lemah RISIKO GANGGUAN
suhu tubuh PERLEKATAN
Ekspansi paru tidak
maksimal RISIKO INFEKSI
Bayi berusaha meningkatkan Aktivitas otot pencernaan menurun
suhu tubuh

POLA NAPAS TIDAK


EFEKTIF Reflek hisap dan menelan lemah
Pembakaran brown fat meningkat

Intake tidak adekuat


RISIKO HIPOTERMIA

RISIKO DEFISIT
NUTRISI
NO. HARI/TGL ANALISA DATA DIAGNOSA & INTERVENSI IMPLEMENTASI / EVALUASI
CATATAN PERAWAT.
1. 26/11/2022 DS : DIAGNOSA : Obeservasi : S:-
Pola nafas tidak efektif b.d - Memonitor k/u bayi dan
DO : hambatan upaya nafas ( kelemahan mengukur TTV bayi O : Keadaan umum:
- Bayi Prematur usia 1 otot pernafasn) D.0005 Evaluasi : SpO2 : 99%, Perawatan bayi Premature
hari, usia Gestasi 32 HR : 135x/menit, RR : usia 1 hari Usia Gestasi 32
minggu, usia koreksi LUARAN : Pola napas membaik. 58x/menit, CRT <3 detik. miggu, Usia Koreksi 32
32 minggu +1 hari. (L.01004 ) dengan kriteria hasil : - Memonitor pola nafas minggu+1 hari, bayi aktif
- Bayi aktif, menangis - Pola nafas membaik bayi, dan adanya suara dan menangis, retraksi
kuat, - Dispnea menurun nafas tambahan minimal,
- SpO2 98 % - Penggunan otot bantu nafas Evaluasi : tidak ada bunyi Tanda Tanda Vital : HR
- HR 144x/menit menurun napas tambahan 135x/mnt, SpO2 99%
- RR : 60-62x/menit - Nafas cuping hidung menurun CRT< 3 detik, RR :
- BBL : 1760gr Terapeutik : 58x/menit
- RR membaik (40-60x/menit)
- Retraksi ada minimal, - Mempertahankan Terpasang: CPAP Bubble
- NCH tidak ada, INTERVENSI: Manajemen jalan kepatenan jalan napas bayi PEEP7 fIO2 30%, ,
- Terpasang OGT no. 8 nafas I.01011 (Pantau CPAP) dan Terpasang OGT no. 8
(25/11/2022) pemberian oksigen (25/11/2022)
- Terpasang CPAP - Memposisikan bayi semi
Tindakan
Bubble PEEP : 7, FiO2 fowler
30% , Flow 6, Observasi A:
- Hasil AGD 1 jam tgl - Monitor pola Edukasi : Pola napas tidak efektif
25/11/2022 : pH : 7,4, nafas( frekuensi ,kedalaman,usaha - Menganjurkan OT cara teratasi sebagian.
PCO2 : 19,9 mmHg nafas) mencuci tangan sebelum
- Monitor bunyi nafas tambahan dan sesudah kontak P:
PO2 : 96 mmHg
- Hasil Rontgen thorax ( gurgling, mengi, weezing, ronchi) dengan bayi Observasi :
AP : Gambaran - Memberi informasi ke OT - Monitor pola nafas bayi.
Hyalin Membran Teraupetik respon bayi selama - Monitor kondisi umum
Disease Grade 1-2 - Pertahankan jalan nafas perawatan. bayi dan TTV bayi
(Perbaikan ) - Posisikan semi fowler Therapeutik:
Kolaborasi : - Atur posisi bayi
- Berikan oksigen
- Terpasang CPAP Bubble - bersihkan jalan nafas
Edukasi PEEP : 7, FiO2 30% , Flow
- Beri informasi ke orangtua 6. - Cuci tangan 6 langkah
respon bayi  saat di observasi - Memberikan Therapy dan 5 moments
perawatan Neokaff 1x8,8 mg Kolaborasi dengan DPJP
- Anjuran ot untuk mencuci untuk tatalaksana:
tangan sebelum memegang bayi 1. CPAP Bubble peep 7
Fio2 30%
Kolaborasi 2. Therapy Neokaff
1x8,8mg
- Pemberian terapi cpap sesuai
program
- Pemberian terapi obat dan dosis
sesuai program.

2. 26/11/2022 DS : DIAGNOSA : IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko hipotermia b/d Observasi :
DO : S:
prematuritas (D.0140) - Memonitor k/u bayi, warna
- Bayi Prematur usia 1 kulit dan TTV bayi, suhu O:
hari, usia Gestasi 32 LUARAN: Termoregulasi Neonatus bayi tiap 3 jam manual. - Bayi Prematur usia 1 hari,
minggu, usia koreksi membaik (L.14135) dengan Evaluasi : suhu tubuh 36,7,usia Gestasi 32 minggu,
32 minggu +1 hari criteria hasil : suhu inkubator 33ᵒC, HR : usia koreksi 32 minggu +1
- bayi di dalam - Suhu tubuh membaik (36,6- 135x/menit, RR : hari Suhu tubuh 36,7ᵒC
incubator dengan suhu 58x/menit, SpO2 : 99%, suhu incubator 33ᵒC, RR :
37,5ᵒC)
33ᵒC CRT <3detik. 58x/menit, HR :
- Crt membaik (<3 detik)
- SpO2 98 % 135x/menit, SpO2 99%,
- HR 144x/menit - HR 120-140x/menit, Terapeutik :
- kadar glukosa darah dalam batas bayi aktif, menangis kuat,
- Suhu : 36,9 ᵒC - Mengatur suhu incubator CRT <3 detik, akral
- CRT <3 detik normal. sesuai kebutuhan bayi hangat..
- Akral hangat - RR 40-60x/menit. - Memakai topi bayi untuk A : Risiko Hipotermia
mencegah kehilangan panas tidak terjadi.
INTERVENSI : Regulasi tubuh.
temperature (I.14578) P:
Tindakan Edukasi : Observasi :
Observasi - Medemontrasikan Teknik - Observasi TTV dan suhu
- Monitor suhu tubuh bayi setiap keperawatan metode kanguru bayi tiap 3 jam,
3jam (PMK) ke OT bayi Terapeutik:
- Monitor Keadaan umum bayi, - Pengaturan suhu
warna kulit dan TTV bayi incubator
- Gunakan topi bayi dan
Terapeutik bedong jika melakukan
- Pengatur suhu incubator sesuai tindakan diluar incubator.
kebutuhan.
- Untuk mencegah kehilangan
panas pakai topi bayi.

Edukasi
- Demontrasikan Teknik
keperawatan metode kanguru
(PMK) Untuk bayi ke Orang Tua
bayi.

3. 26/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko infeksi b/d peningkatan Observasi : S:
DO : imaturitas system imun. (D.0142) - Memonitor k/u bayi dan O:
- Bayi Prematur usia 1 TTV bayi Bayi Prematur usia 1 hari,
hari, usia Gestasi 32 LUARAN : Tingkat infeksi menurun Evaluasi : Suhu bayi usia Gestasi 32 minggu,
minggu, usia koreksi (L.14137) dengan criteria hasil : 36,7ᵒC, suhu incubator usia koreksi 32 minggu +1
32 minggu +1 hari - Orang tua dan tenaga kesehatan 33ᵒC, SpO2 99%, HR hari
- SpO2 98 % melakukan kebersihan tangan 6 134x/menit, Suhu bayi 36,7ᵒC, suhu
- HR 145x/menit - Memonitor tanda dan gejala incubator 33ᵒC, SpO2
langkah dan 5 momment
- RR : 60-62x/menit infeksi 99%, HR 134x/menit, bayi
- Penanda infeksi normal (kultur
- Suhu : 36,9 ᵒC Evaluasi : tidak ada aktif, menangis kuat,
- CRT <3dtk darah steril, CRP, IT Rasio normal.
kemerahan, tidak ada terpasang OGT no. 8
- Terpasang OGT no. 8 panas, tidak ada bengkak, (25/11/2022), Terapi :
- Hb : 13,4 g/dL nyeri tidak ada, tidak ada Antibiotik Bactesyn 2x 88
- Ht : 38,7 % INTERVENSI : Pencegahan infeksi fungsiolesa. mg dan Sagestan
- Leukosit : 16,3 (I.14539) 8,8mg/36jam.
- trombosit 278 Terapeutik :
- CRP : 1,55 mg/L Tindakan - Mencuci tangan sebelum A : Risiko Infeksi tidak
Observasi dan sesudah kontak dengan terjadi
bayi dan lingkungan bayi. P : Observasi :
- Monitor tanda dan gejala infeksi
- Mempertahankan teknik - Monitor tanda dan gejala
aseptic setiap tindakan. infeksi.
Terapeutik Edukasi : - Monitor kondisi umum
- Batasi jumlah pegunjung - Menganjurkan OT untuk bayi dan TTV bayi
- Berikan perawatan kulit pompa ASI untuk asupan Therapeutik:
- Cuci tangan sebelum dan nutrisi bayi. - Cuci tangan 6 langkah
sesudah kontak dengan pasien dan 5 moments sebelum
dan lingkungan pasien Kolaborasi : dan sesudah kontak dengan
- Pertahankan Teknik aseptic pada - Memberikan terapi antibiotic pasien.
pasien beresiko tinggi sesuai DPJP, (Bactecyn 88 - Ganti OGT tgl
mg) 28/11/2022
Edukasi Kolaborasi dengan DPJP
- Jelaskan ke OT tanda dan gejala untuk tatalaksana:
infeksi - Terapi obat antibiotic
- Ajarkan cara mencuci tangan sesuai intruksi dokter.
dengan benar Bactecyn 2x88 mg dan
- Anjurkan  meningkatkan Sagestam 8,8mg/36 jam
- Tunggu hasil kultur
pemberian ASI
darah.
- Rencana Pasang PICC
Kolaborasi - Rencana Therapy PG 1
- Pemberian terapi obat sesuai Dextrose 10%, 40 ml,
program dengan kebutuhan cairan
60cc/KgBB
- Rencana terapi Lipid 1
gram

4. 26/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI: EVALUASI :


DO : Risiko deficit Nutrisi b.d Observasi : S:
- Bayi Prematur usia ketidakmampuan menelan - Memonitor kepatenan O:
1 hari, usia Gestasi (D.0032) akses intravena - Bayi Prematur usia 1 hari,
32 minggu, usia Evaluasi : jalan infuse usia Gestasi 32 minggu,
koreksi 32 minggu LUARAN : Status Nutrisi Bayi lancar. usia koreksi 32 minggu +1
+1 hari membaik (L.03031) dengan - Memonitor asupan nutrisi hari
- BB saat ini : 1.760 criteria hasil: - Terpasang infuse
gram. - BB bayi meningkat Terapeutik dextrose 10%, dengan
- Terpasang infuse kebutuhan cairan 60
- Memberikan cairan
ditangan kanan cc/KgBB,
INTERVENSI : parenteral sesuaai
kebutuhan cairan - Bayi di puasakan.
60cc/KgBB, Manajemen Nutrisi Parenteral kebutuhan - Perut teraba supel,
(dextrose 10%) (I.03120) - Hitung balance diuresis kembung tidak ada.
- Bayi masih Observasi : Tidak ada muntah.
dipuasakan. - Monitor kepatenan akses - Suhu tubuh 36,7ᵒC
- Perut teraba supel, intravena Edukasi : suhu incubator 33ᵒC,
tidak ada muntah, - Monitor asupan nutrisi - Mengajarkan ibu teknik RR : 58x/menit, HR :
kembung tidak ada. pompa ASI dan cara 135x/menit, SpO2 99%
- SpO2 98 % Terapeutik penyimpanan ASIP
- HR 145x/menit - Berikan nutrisi parenteral sesuai - Menganjurkan ibu untuk A : Risiko deficit Nutrisi tidak
- RR : 60-62x/menit makan makanan yang terjadi
kebutuhan
- Suhu : 36,9 ᵒC - Hitung balance diuresis bernutrisi
P:
- Menganjurkan ibu cuci
Observasi :
tangan sebelum dan
Edukasi : - Monitor k/u bayi dan
sesudah melakukan pompa
- Ajarkan ibu cara pompa ASI yang TTV bayi
ASI.
benra - Monitor kenaikan BB
- Ajarkan ibu cara penyimpanan - Monitor intake dan
ASI yang benar output
- Anjurkan ibu untuk makan
Terapeutik
makanan yang bernutrisi.
- Atur posisi bayi
- Anjurkan ibu cuci tangan - Timbang BB per hari
sebelum dan sesudah - Balance : -17,2 cc/24
melakukan pompa ASI. jam
- Ajarkan ibu cara pengiriman ASI - Diuresis : 3
ke ruang NICU. cc/kgBB/jam/ 24 jam.

Kolaborasi :
- Rencana Pasang PICC
- Rencana Therapy PG 1
Dextrose 10%, 40 ml,
dengan kebutuhan
cairan 60cc/KgBB
- Rencana terapi Lipid 1
gram
No. TANGGA ANALISA DATA DIAGNOSA & INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
L
1. 27/11/2022 DS : DIAGNOSA : Obeservasi : S:-
Pola nafas tidak efektif b.d - Memonitor k/u bayi dan
DO : hambatan upaya nafas ( kelemahan mengukur TTV bayi O : Keadaan umum:
- Bayi Prematur usia 2 otot pernafasan) D.0005 - Memonitor pola nafas Perawatan bayi Premature
hari, usia Gestasi 32 bayi, dan adanya suara usia 2 hari Usia Gestasi 32
minggu, usia koreksi 32 LUARAN : Pola napas membaik. nafas tambahan miggu, Usia Koreksi 32
minggu +2 hari (L.01004 ) dengan kriteria hasil : minggu+2 hari, bayi aktif
- Bayi aktif, menangis - Pola nafas membaik Terapeutik : dan menangis, retraksi
kuat. - Dispnea menurun - Mempertahankan minimal,
- SpO2 95 % - Penggunan otot bantu nafas kepatenan jalan napas Tanda Tanda Vital : HR
- HR 124-135x/menit menurun bayi (Pantau CPAP) dan 138x/mnt, SpO2 96%
- RR : 56-58x/menit - Nafas cuping hidung menurun pemberian oksigen CRT< 3 detik, RR :
- Suhu : 36,7 ᵒC dalam - Memposisikan bayi semi 56x/menit
- RR membaik (40-60x/menit)
suhu inkubtor 32,5⁰C fowler Terpasang: CPAP Bubble
- BB Lahir : 1760gr, INTERVENSI: Manajemen jalan PEEP 6 FiO2 25%, Flow 6
BB saat ini : 1.780 gr, Edukasi : Terpasang OGT no. 8
nafas I.01011 - Menganjurkan OT cara
naik 20 gram. (25/11/2022)
- Retraksi minimal, mencuci tangan sebelum
Tindakan dan sesudah kontak A:
- NCH tidak ada,
Observasi dengan bayi Pola napas tidak efektif
- Terpasang OGT no. 8
- Terpasang CPAP - Monitor pola - Memberi informasi ke teratasi sebagian.
Bubble PEEP : 6, FiO2 nafas( frekuensi ,kedalaman,usaha OT respon bayi selama
25% , Flow 6, nafas) perawatan. P:
- Monitor bunyi nafas tambahan Observasi :
( gurgling, mengi, weezing, ronchi) Kolaborasi : - Monitor pola nafas bayi.
- Terpasang CPAP Bubble - Monitor kondisi umum
Teraupetik PEEP : 6, FiO2 25% , Flow bayi dan TTV bayi
- Pertahankan jalan nafas 6 Therapeutik:
- Memberikan Therapy - Atur posisi bayi
- Posisikan semi fowler
Neokaff 1x8,8 mg - bersihkan jalan nafas
- Berikan oksigen
- Cuci tangan 5 moments
Kolaborasi dengan DPJP
Edukasi untuk tatalaksana:
- Beri informasi ke orangtua 1. CPAP Bubble peep 6
respon bayi  saat di observasi FiO2 25%
perawatan 2. Therapy Neokaff 1x
- Anjuran OT untuk mencuci 8,8mg
tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi

Kolaborasi
- Pemberian terapi cpap sesuai
intruksi dokter
- Pemberian terapi obat sesuai
intruksi dokter

2. 27/11/2022 DS : DIAGNOSA : IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko hipotermia b/d prematuritas Observasi :
DO : S:
(D.0140) - Memonitor k/u bayi,
- Bayi Prematur usia 2 warna kulit dan TTV bayi O:
hari, usia Gestasi 32 LUARAN: Termoregulasi membaik - Memonitor suhu bayi tiap - Bayi Prematur usia 2 hari,
minggu, usia koreksi (L.14134) dengan criteria hasil : 3 jam manual. usia Gestasi 32 minggu,
32 minggu +2 hari - Takipnoe menurun usia koreksi 32 minggu +2
- bayi di dalam - Suhu tubuh membaik (36,5- Terapeutik : hari
incubator dengan - Mengatur suhu incubator - Suhu tubuh 36,5ᵒC suhu
37,5⁰C
suhu 32,5ᵒC sesuai kebutuhan bayi incubator 32,5ᵒC, RR :
- Crt membaik (<3 detik)
- SpO2 95 % - Memakai topi bayi dan 56x/menit, HR :
- HR 124-135x/menit INTERVENSI : Regulasi bedong bayi jika perlu 138x/menit, SpO2 96%,
- Suhu : 36,7 ᵒC dalam bayi aktif, menangis kuat,
temperature (I.14578) Edukasi :
suhu incubator 32,5⁰C CRT <3 detik, akral
Tindakan - Medemontrasikan Teknik
- CRT <3 detik hangat..
Observasi keperawatan metode
- Akral hangat A : Risiko Hipotermia tidak
- Monitor suhu tubuh bayi setiap kanguru (PMK) kepada OT terjadi.
3jam
- Monitor Keadaan umum bayi, bayi P:
warna kulit dan TTV bayi
Observasi :
- Observasi TTV dan suhu
Terapeutik bayi tiap 3 jam,
- Pengatur suhu incubator sesuai Terapeutik:
kebutuhan. - Pengaturan suhu incubator
- Tingkatkan asupan cairan dan - Gunakan topi bayi dan
nutrisi yang adekuat bedong jika melakukan
- Bedong bayi untuk mencegah tindakan diluar incubator.
kehilangan panas dan pakai topi
bayi.

Edukasi
- Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar udara
dingin dirumah
- Demontrasikan Teknik
keperawatan metode kanguru
(PMK) Kepada OT bayi

3. 27/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko infeksi b/d peningkatan Observasi : S:
DO : imaturitas system imun. (D.0142) - Memonitor k/u bayi dan O:
- Bayi Prematur usia 2 TTV bayi - Bayi Prematur usia 2
hari, usia Gestasi 32 LUARAN : Tingkat infeksi menurun - Memonitor tanda dan hari, usia Gestasi 32
minggu, usia koreksi 32 (L.14137) dengan criteria hasil : gejala infeksi minggu, usia koreksi 32
minggu +2 hari - Orang tua dan tenaga kesehatan Evaluasi : tidak ada minggu +2 hari
- SpO2 95 % melakukan kebersihan tangan kemerahan, tidak ada - Suhu bayi 36,5ᵒC, suhu
- HR 124-135x/menit panas, tidak ada bengkak, incubator 32,5ᵒC, SpO2
sesuai standart 5 momment
- RR : 56x/menit nyeri tidak ada, tidak ada 96%, HR 138x/menit,
- Penanda infeksi normal (kultur
- Suhu : 36,7 ⁰C dalam fungsiolesa bayi aktif, menangis kuat,
darah steril, CRP, IT Rasio normal.
suhu incubator 32,5⁰C terpasang OGT no. 8
- CRT <3dtk INTERVENSI : Pencegahan infeksi Terapeutik : (25/11/2022), Terpasang
- Terpasang OGT no. 8 (I.14539) - Mencuci tangan sebelum PICC ditangan kiri
- Hb : 13,4 g/dL dan sesudah kontak masuk 13 cm.
- Ht : 38,7 % Tindakan dengan bayi dan A : Risiko Infeksi tidak
- Leukosit : 16,3 Observasi lingkungan bayi. terjadi
- trombosit 278 - Monitor tanda dan gejala infeksi - Mempertahankan teknik
- CRP : 1,55 mg/L aseptic setiap tindakan. P : Observasi :
- Terpasang PICC Edukasi : - Monitor tanda dan gejala
Terapeutik
ditangan kiri masuk 13 - Menganjurkan OT untuk infeksi.
- Batasi jumlah pegunjung
cm. pompa ASI untuk asupan - Monitor kondisi umum
- Berikan perawatan kulit nutrisi bayi. bayi dan TTV bayi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah Therapeutik:
kontak dengan pasien dan Kolaborasi : - Cuci tangan 5 moments
lingkungan pasien - Memberikan terapi sebelum dan sesudah
- Pertahankan Teknik aseptic pada antibiotic sesuai DPJP, kontak dengan pasien.
pasien beresiko tinggi (Bactecyn 88 mg) - Ganti OGT tgl 28/11/2022
Kolaborasi dengan DPJP
Edukasi untuk tatalaksana:
- Jelaskan ke OT tanda dan gejala - Terapi obat antibiotic
infeksi sesuai intruksi dokter.
- Ajarkan cara mencuci tangan Bactecyn 2x88 mg dan
dengan benar Sagestam 8,8mg/36 jam
- Anjurkan  meningkatkan - Tunggu hasil kultur
pemberian ASI darah.

Kolaborasi
- Pemberian terapi obat sesuai
intruksi dokter
4. 27/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI: EVALUASI :
DO : Risiko deficit Nutrisi b.d Observasi : S:
- Bayi Prematur usia 2 ketidakmampuan menelan - Memonitor kepatenan O:
hari, usia Gestasi 32 (D.0032) akses intravena - Bayi Prematur usia 2 hari,
minggu, usia koreksi 32 Evaluasi : jalan infuse usia Gestasi 32 minggu,
minggu +2 hari LUARAN : Status Nutrisi Bayi lancar. usia koreksi 32 minggu +2
membaik (L.03031) dengan criteria - Memonitor asupan nutrisi hari
Terpasang infuse PICC
- Bayi aktif, menangis
dengan total cairan 65 hasil:
kuat,Terpasang infuse PICC
cc/kgBB. - BB bayi meningkat Terapeutik
ditangan kiri, masuk 13 cm.
- Memberikan cairan
- PG 1 Dextrose 10% - Dengan terapi PG 1
(30ml), INTERVENSI : parenteral sesuaai dextrose 10%, 30 ml,
60cc/KgBB/Hari. Manajemen Nutrisi Parenteral kebutuhan kebutuhan cairan
(I.03120) - Hitung balance diuresis 65cc/KgBB,
Lipid 1 gram Observasi : - Lipid 1 gram,
5cc/KgBB/Hari - Monitor kepatenan akses 5cc/KgBB/hari.
- Perut teraba supel, intravena Edukasi : - Perut teraba supel,
kembung tidak ada - Monitor asupan nutrisi - Mengajarkan ibu teknik kembung tidak ada, tidak
tidak ada muntah. pompa ASI dan cara ada muntah.
- Suhu bayi : 36, 7ᵒC, Terapeutik penyimpanan ASIP - Suhu bayi 36,5ᵒC, suhu
dengan suhu - Berikan nutrisi parenteral sesuai - Menganjurkan ibu untuk incubator 32,5ᵒC, SpO2
incubator 32,5⁰C kebutuhan makan makanan yang 96%, HR 138x/menit,
- HR : - Hitung balance diuresis bernutrisi - Terpasang OGT no. 8
124-135x/menit - Menganjurkan ibu cuci (25/11/2022),
- RR : 56x/menit tangan sebelum dan - Balance : +4,2 cc/24 jam
Edukasi :
- SpO2 : 95%. sesudah melakukan - Diuresis : 2
- Ajarkan ibu cara pompa ASI yang pompa ASI.
- BB saat ini : 1.780, cc/kgBB/jam/ 24 jam.
benra - Bayi masih dipuasakan.
naik 20 gram.
- Ajarkan ibu cara penyimpanan
ASI yang benar A : Risiko deficit Nutrisi b.d
- Anjurkan ibu untuk makan ketidakmampuan menelan tidak
makanan yang bernutrisi. terjadi
- Anjurkan ibu cuci tangan P:
sebelum dan sesudah melakukan - Monitor TTV dan K/U bayi
- Monitor kepatenan OGT
pompa ASI.
- Rencana ganti OGT tgl
- Ajarkan ibu cara pengiriman ASI 28/11/2022
ke ruang NICU. - Palpasi perut bayi.
NO. TANGGA ANALISA DATA DIAGNOSA & INTEVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI
L
1. 28/11/2022 DS : DIAGNOSA : Obeservasi : S:-
Pola nafas tidak efektif b.d - Memonitor k/u bayi dan
DO : hambatan upaya nafas ( kelemahan TTV bayi O : Keadaan umum:
- Bayi Prematur usia 3 otot pernafasan) D.0005 - Memonitor pola nafas Perawatan bayi Premature
hari, usia Gestasi 32 bayi, dan adanya suara usia 3 hari Usia Gestasi 32
minggu, usia koreksi 32 LUARAN : Pola napas membaik. nafas tambahan miggu, Usia Koreksi 32
minggu +3 hari (L.01004 ) dengan kriteria hasil : minggu+3 hari, bayi aktif
- Bayi aktif, menangis - Pola nafas membaik Terapeutik : dan menangis, retraksi
kuat. - Dispnea menurun - Mempertahankan minimal,
- SpO2 98-100 % - Penggunan otot bantu nafas kepatenan jalan napas Tanda Tanda Vital : HR
- HR 132x/menit menurun bayi (Pantau CPAP) dan 126x/mnt, SpO2 96-98%
- RR : 50x/menit - Pemanjangan fase menurun pemberian oksigen CRT< 3 detik, RR :
- Suhu : 36,6 ᵒC dalam - Memposisikan bayi semi 48x/menit, CPAP sudah
- Nafas cuping hidung menurun
suhu incubator 32⁰C fowler dilepas.
- Frekuensi nafas membaik
- Retraksi tidak ada, Terpasang: Terpasang OGT
- NCH tidak ada, Edukasi : no. 8 (01/12/2022)
INTERVENSI: Manajemen jalan - Menganjurkan OT cara
- Terpasang OGT no. 8 nafas I.01011
- Terpasang CPAP mencuci tangan sebelum A:
Bubble PEEP : 5, FiO2 dan sesudah kontak Pola napas tidak efektif
Tindakan dengan bayi teratasi.
21% , Flow 6,
Observasi - Memberi informasi ke
- Monitor pola OT respon bayi selama P:
nafas( frekuensi ,kedalaman,usaha perawatan. Observasi :
nafas) - Monitor pola nafas bayi.
- Monitor bunyi nafas tambahan Kolaborasi :
- Monitor kondisi umum
( gurgling, mengi, weezing, ronchi) - Terpasang CPAP Bubble
bayi dan TTV bayi
PEEP : 5, FiO2 21% , Flow
Therapeutik:
Teraupetik 6
- Atur posisi bayi
- Memberikan Therapy
- Pertahankan jalan nafas - Cuci tangan 6 langkah dan
Neokaff 1x8,8 mg,
- Posisikan semi fowler 5 moments
- Instruksi DPJP CPAP di
- Berikan oksigen Kolaborasi dengan DPJP
lepas.
untuk tatalaksana:
Edukasi 1. Therapy Neokaff
- Beri informasi ke orangtua 1x8,8mg
respon bayi  saat di observasi
perawatan
- Anjuran OT untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi

Kolaborasi
- Intruksi dokter lepas CPAP
- Pemberian terapi obat sesuai
intruksi dokter

2. 28/11/2022 DS : DIAGNOSA : IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko hipotermia b/d prematuritas Observasi :
DO : S:
(D.0140) - Memonitor k/u bayi,
- Bayi Prematur usia 3 warna kulit dan TTV bayi O:
hari, usia Gestasi 32 LUARAN: Termoregulasi membaik - Memonitor suhu bayi tiap - Bayi Prematur usia 1 hari,
minggu, usia koreksi 32 (L.14134) dengan criteria hasil : 3 jam manual. usia Gestasi 32 minggu,
minggu +3 hari - Takipnoe menurun usia koreksi 32 minggu +1
- bayi di dalam - Suhu tubuh membaik Terapeutik : hari
incubator dengan suhu - Mengatur suhu incubator - Suhu tubuh 36,7ᵒC suhu
- Crt membaik
32ᵒC sesuai kebutuhan bayi incubator 32ᵒC, RR :
- SpO2 98-100 % INTERVENSI : Regulasi - Memakai topi bayi 48x/menit, HR :
- HR 132x/menit temperature (I.14578) 128x/menit, SpO2 96-98%,
- Suhu : 36,6 ᵒC Edukasi : bayi aktif, menangis kuat,
Tindakan - Medemontrasikan Teknik
- CRT <3 detik CRT <3 detik, akral
Observasi keperawatan metode
- Akral hangat hangat..
- Monitor suhu tubuh bayi setiap kanguru (PMK) Untuk bayi
3jam A : Risiko Hipotermia tidak
BBLR terjadi.
- Monitor Keadaan umum bayi,
warna kulit dan TTV bayi
P:
Terapeutik
Observasi :
- Pengatur suhu incubator sesuai - Observasi TTV dan suhu
kebutuhan. bayi tiap 3 jam,
- Tingkatkan asupan cairan dan Terapeutik:
nutrisi yang adekuat - Pengaturan suhu incubator
- pakai topi bayi. - Gunakan topi bayi dan
untuk mencegah kehilangan bedong jika melakukan
Edukasi tindakan diluar incubator.
- Jelaskan cara pencegahan
hipotermi karena terpapar udara
dingin dirumah
- Demontrasikan Teknik
keperawatan metode kanguru
(PMK) kepada OT bayi

3. 28/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI EVALUASI


Risiko infeksi b/d peningkatan Observasi : S:
DO : imaturitas system imun. (D.0142) - Memonitor k/u bayi dan O:
- Bayi Prematur usia 3 TTV bayi - Bayi Prematur usia 3 hari,
hari, usia Gestasi 32 LUARAN : Tingkat infeksi menurun - Memonitor tanda dan usia Gestasi 32 minggu,
minggu, usia koreksi 32 (L.14137) dengan criteria hasil : gejala infeksi usia koreksi 32 minggu +3
minggu +3 hari - Orang tua dan tenaga kesehatan Evaluasi : tidak ada hari
- SpO2 98-100 % melakukan kebersihan tangan kemerahan, tidak ada - Suhu bayi 36,7ᵒC, suhu
- HR 132x/menit panas, tidak ada bengkak, incubator 32ᵒC, SpO2 96-
sesuai standart 5 momment
- RR : 50x/menit nyeri tidak ada, tidak ada 98%, HR 128x/menit, bayi
- Penanda infeksi normal (kultur
- Suhu : 36,6 DC fungsiolesa aktif, menangis kuat,
- CRT <3dtk darah steril, CRP, IT Rasio normal.
terpasang OGT no. 8
- Terpasang OGT no. 8 Terapeutik : (01/12/2022), Terpasang
- Hb : 13,4 g/dL - Mencuci tangan sebelum PICC ditangan kiri masuk
- Ht : 38,7 % dan sesudah kontak 13 cm.
- Leukosit : 16,3 dengan bayi dan A : Risiko Infeksi tidak
INTERVENSI : Pencegahan infeksi
- trombosit 278 (I.14539) lingkungan bayi. terjadi
- CRP : 1,55 mg/L - Mempertahankan teknik
- Terpasang PICC Tindakan aseptic setiap tindakan. P : Observasi :
ditangan kiri masuk 7 Observasi - Melepas dan mengganti - Monitor tanda dan gejala
cm. OGT no. 8. infeksi.
- Monitor tanda dan gejala infeksi
Edukasi : - Monitor kondisi umum
- Menganjurkan OT untuk bayi dan TTV bayi
Terapeutik
pompa ASI untuk asupan Therapeutik:
- Batasi jumlah pegunjung - Cuci tangan 5 moments
nutrisi bayi.
- Berikan perawatan kulit sebelum dan sesudah
- Cuci tangan sebelum dan sesudah Kolaborasi : kontak dengan pasien.
kontak dengan pasien dan - Memberikan terapi - Ganti OGT tgl 01/12/2022
lingkungan pasien antibiotic sesuai DPJP, Kolaborasi dengan DPJP
- Pertahankan Teknik aseptic pada (Bactecyn 88 mg) untuk tatalaksana:
pasien beresiko tinggi - Terapi obat antibiotic
sesuai intruksi dokter.
Edukasi Bactecyn 2x88 mg dan
- Jelaskan ke OT tanda dan gejala Sagestam 8,8mg/36 jam
infeksi - Tunggu hasil kultur
- Ajarkan cara mencuci tangan darah.
dengan benar
- Anjurkan  meningkatkan
pemberian ASI

Kolaborasi
- Pemberian terapi obat sesuai
program

4. 28/11/2022 DS : DIAGNOSA: IMPLEMENTASI: EVALUASI :


DO : Risiko deficit Nutrisi b.d Observasi : S:
- Bayi Prematur usia 3 ketidakmampuan menelan - Memonitor kepatenan O:
hari, usia Gestasi 32 (D.0032) akses intravena - Bayi Prematur usia 3 hari,
minggu, usia koreksi Evaluasi : jalan infuse usia Gestasi 32 minggu,
32 minggu +3 hari LUARAN : Status Nutrisi Bayi lancar. usia koreksi 32 minggu +3
- BB saat ini : 1.680 membaik (L.03031) dengan criteria - Memonitor asupan nutrisi hari Terpasang infuse PG 2
gram ( turun 100 hasil: dextrose 10%, 30 ml,
gram) kebutuhan cairan
- BB bayi meningkat Terapeutik
- Terpasang infuse 75cc/KgBB,
- Memberikan cairan
PG 2 dextrose 10%, - Lipid 2 gram,
30 ml, kebutuhan INTERVENSI : parenteral sesuaai 10cc/KgBB/hari.
cairan 75cc/KgBB, Manajemen Nutrisi Parenteral kebutuhan - Minum 8x5cc ASI via
- Lipid 2 gram, (I.03120) - Hitung balance diuresis sonde.
10cc/KgBB/hari. Observasi : - Perut teraba supel,
- Minum 8x5cc ASI - Monitor kepatenan akses kembung tidak ada, tidak
via sonde. intravena Edukasi : ada muntah.
- Perut teraba supel, - Monitor asupan nutrisi - Mengajarkan ibu teknik - Suhu : 36, 7ᵒC, dalam
kembung tidak ada. pompa ASI dan cara suhu incubator 33⁰C,
- Suhu : 36, 6ᵒC, HR : Terapeutik penyimpanan ASIP HR : 128x/menit, RR :
132x/menit, RR : - Berikan nutrisi parenteral sesuai - Mengajarkan ibu cara 48x/menit, SpO2 : 96-
50x/menit, SpO2 : kebutuhan penyimpanan ASI perah 98%.
98-100%. - Hitung balance diuresis - Menganjurkan ibu untuk - Balance cairan :
makan makanan yang +60,4cc/KgBB/24 jam
bernutrisi - Diuresis :
- Menganjurkan ibu cuci 1,6cc/KgBB/jam/24 jam
Edukasi :
tangan sebelum dan
- Ajarkan ibu cara pompa ASI yang sesudah melakukan A : Risiko deficit Nutrisi
benar pompa ASI. b.d ketidakmampuan
- Ajarkan ibu cara penyimpanan - Mengajarkan ibu cara menelan tidak terjadi
ASI yang benar pengiriman ASIP ke
- Anjurkan ibu untuk makan ruang NICU. P:
makanan yang bernutrisi. - Monitor TTV dan K/U
- Anjurkan ibu cuci tangan bayi
- Monitor kepatenan OGT
sebelum dan sesudah melakukan - Palpasi perut bayi..
pompa ASI.
- Ajarkan ibu cara pengiriman ASI
ke ruang NICU.
BAB IV

KESIMPULAN

Bayi Ny. D. usia 3 hari saat ini kondisi bayi mulai stabil, Tanda-tanda Vital
dalam batas normal. SpO2 : 98-100%, HR : 134x/menit, RR: 48x/menit, Suhu :
36,8 ℃, CRT <3 detik, pernapasan spontan, tidak ada retraksi, bayi riwayat
pemasangan CPAP bubble 3 hari, telah dilakukan tindakan keperawatan seperti
: Monitor TTV, Pola nafas, pemberian terapi Antibiotik sesuai program,
pemberian nutrisi sesuai program, pencegahan infeks, pemantauan suhu sesuai
NTE (Neonatal Thermal Environment).
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.

Saran yang diberikan untuk orang tua yang bisa dilakukan dirumah, seperti :
Edukasi Laktasi, PMK, perawatan bayi prematur dan pencegahan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, lowdemik, (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.


Jakarta: EGC. Leifer, Gloria (2007).

Introduction to Maternity anda Pediatric Nursing. Saunders Elvier. St Louis


Missori. Doengoes dan Moorhouse. (2010).

Rencana Perawatan Maternal Pedoman Untuk Pencegahan dan dokumentasi


Perawatan Klien Edisi 2. Jakarta: EGC Nelson. (1999).

Ilmu Kesehatan Anak. Volume I1. Edisi 15. Jakarta: EGC. Ngastiyah. (2005).

Perawatan Anak Sakit. Edisi 2, Jakarta: EGC. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan
Anak FKUI. (2005).

Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: bagian ilmu Kesehatan Anak
Fakultaas Kedokteran UI. Surasmi, A, dkk. (2003).

Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC. Suriadi dan Rita. (2001). Asuhan
Keperawatan pada Anak Edisi 1 Jakarta

                

Anda mungkin juga menyukai