Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOLOGI

Tentang :

“DATA FARMAKOLOGI ANTIBIOTIK GOLONGAN SULFONAMIDA”

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Ayu Febrina Tuna 1924808

Dosen pengampu :

Viki Hestiarini., S.Farm., M.Si., Apt

PROGRAM STUDI FARMASI

POLITEKNIK META INDUSTRI

CIKARANG

2020
Waktu : Rabu, 25 November 2020 Pukul 20.15
Tempat : Rumah
Tujuan Praktikum : Untuk mempelajari data farmakologi antibiotik golongan
sulfonamida
Alat Yang Digunakan : Laptop
Bahan Yang Digunakan : ISO / MIMS

Tabel Farmakologi Antibiotik Golongan Sulfonamida

1. SULFADIAZIN
Nama Obat Sulfadiazin
Mekanisme kerja Sulfadiazine adalah antibiotik spektrum luas golongan sulfonamida
sintetis pirimidinil dengan sifat bakteriostatik yang umum digunakan
untuk profilaksis demam reumatik dan penanganan toxoplasmosis.
Antibiotik ini merupakan salah satu antibiotik kerja sedang, bekerja
sebagai inhibitor kompetitif asam p-aminobenzoat (PABA) pada siklus
metabolisme asam folat.
Indikasi Indikasi sulfadiazine terutama untuk demam reumatik, toxoplasmosis, dan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Gram negatif dan positif.
Kontraindikasi Pemberian Sulfadiazin dikontraindikasikan pada ibu hamil yang
mendekati atau sduah aterm, neonates premature atau neonates berusia
kurang dari 2 bulan, dan pasien yang diketahui memiliki
hipersensitivitas terhadap sulfadiazine atau salah satu komponen dalam
formulasinya.
Efek Samping Efek samping sulfadiazine yang perlu diwaspadai di antaranya adalah anuria,
methemoglobinemia, erupsi obat, dan pankreatitis.
Interaksi Obat Memicu agranulositosis, jika digunakan dengan clozapine.
Meningkatkan efek hipoglikemia pada obat diabetes golongan
sulfonylurea, seperti glibenclamide.
Meningkatkan kadar sulfadiazine dalam darah, jika digunakan dengan
procainamide.
Meningkatkan kadar warfarin, methotrexate, phenytoin dan thiopental
dalam darah.
Risiko keracunan, jika digunakan dengan aspirin.
Meningkatkan risiko pembentukan kristal, jika digunakajan dengan
diuretik.
Menurunkan kadar ciclosporin dalam darah.
Menurunkan efektivitas obat yang mengandung hormon estrogen.
Farmakokinetika Penyerapan: Mudah diserap dari saluran GI. Waktu untuk konsentrasi
plasma puncak: 3-6 jam.
Distribusi: Didistribusikan ke jaringan dan cairan tubuh, termasuk
CSF. Melintasi plasenta dan memasuki ASI. Pengikatan protein
plasma: 20-55%.
Metabolisme: Dimetabolisme melalui asetilasi-N.
Ekskresi: Melalui urin (43-60% sebagai obat tidak berubah, 15-40%
sebagai metabolit).
Waktu paruh eliminasi: Kira-kira 10 jam.

2
2. SULFADIMIDIN
Nama Obat Sulfadimidin
Mekanisme kerja Sulfadimidine adalah sulfonamide yang bekerja cepat. Obat ini
mengganggu sintesis asam nukleat pada organisme yang sensitif
dengan cara menghambat konversi p-aminobenzoic acid (PABA)
menjadi co-enzyme dihydrofolic acid. Aksi ini merupakan bentuk
dari aktivitas bakteriostatik, walaupun obat ini juga berperan sebagai
bakterisidal dimana konsentrasi thymine di sekitar medium rendah.
Obat digunakan bersama sulfonamide lainnya seperti sulfamerazine
dan sulfadiazine. Pada obat hewan, obat ini kadang-kadang digunakan
bersama baquiloprim atau trimethoprim.
Indikasi Infeksi saluran kemih.

Kontraindikasi Lupus eritematosus sistemik (peradangan yang disebabkan penyakit


autoimun kronis). Ibu hamil (trimester ketiga) dan ibu menyusui.
Anak-anak (berusia ≤2 bulan)
Efek Samping Berikut adalah daftar efek samping yang memungkinkan yang dapat
terjadi dalam obat-obat yang mengandung Sulphadimidine :
Trombositopenia
Hepatitis
Pankreatitis
Ikterus kolestatik
Anemia hemolitik
Epidermal toksik
Vaskulitis
Perdarahan retina
Optik neuropati
Demam
Ruam
Hematuria
Mual
Muntah
Leukopenia
Interaksi Obat Jika Anda mengonsumsi obat lain atau produk toko pada waktu
bersamaan, efek dari Sulphadimidine. Ini dapat meningkatkan resiko
Anda untuk efek samping atau menyebabkan obat Anda tidak bekerja
dengan baik. Katakan pada dokter Anda tentang semua obat, vitamin,
dan suplemen herbal yang Anda gunakan, sehingga dokter Anda
dapat membantu Anda mencegah atau mengatur interaksi obat.
Sulphadimidine Sulfamethazine in Indonesian dapat berinteraksi
dengan obat dan produk berikut ini:

Methotrexate

Phenytoin

3
Tolbutamide

Warfarin
Farmakokinetika Penyerapan: diserap dengan baik melalui saluran cerna
Penyebaran: terikat protein 80 s/d 90%
Ekskresi: waktu paruh: 1,5 s/d 4 jam (acetylator cepat), 5,5 s/d 8,8
jam (acetylator lambat)

3. SULFASALAZIN
Nama Obat Sulfasalazin
Mekanisme kerja Mekanisme kerja sebenarnya tidak ditentukan, sulphasalazin mungkin
memiliki tindakakan anti–inflamasi langsung di usus besar. Ini juga
secara sistematik menganggu sekresi oleh penghambatan sistesis
prostaglandin
Indikasi Induksi dan pemeliharaan remisi pada kolitis ulseratif; penyakit
Crohn yang aktif; dan artritis rematoid.
Kontraindikasi Jangan mengonsumsi obat ini jika mempunyai kondisi medis seperti:

 Hipersensitivitas terhadap sulfonamide


 Riwayat leukopenia

Efek Samping
Beberapa efek samping yang umum terjadi setelah mengonsumsi obat
ini adalah:

 Merasa tidak enak badan


 Nafsu makan berkurang
 Sakit kepala
 Nyeri perut
 Diare
 Batuk
 Susah tidur
 Ruam kulit yang terasa gatal
 Tinnitus
 Sakit pada mulut
 Gangguan indera perasa.

Interaksi Obat
Hindari penggunaan obat-obat berikut ini bersama dengan
sulfasalazine untuk menghindari interaksi yang tidak diinginkan,
seperti:

 Mengganggu penyerapan obat asam folat.


 Mengurangi kadar sulfasalazine dalam darah, jika dikonsumsi
bersama ethambutol atau rifampicin.

4
 Mengurangi kadar digoxin dalam darah.
 Penderita rheumatoid arthritis yang mengonsumsi obat ini dan
sedang menjalani preparat mengandung emas, berisiko
mengalami leukopenia (jumlah sel darah putih berada di
bawah normal).

Farmakokinetika Absorbsi :
15% dari dosis diserap dari usus halus , sisanya mencapai usus besar
dimana ikatan azo dibelah oleh flora usus, menghasilkan sulfapydrine
dan asam 5-aminosalicylic (mesalazine). 60% sulfapydrine 10-30%
asam 5-aminosalicylic diserap dari usus besar

Distribusi:
Mengikuti admin IV, volume distribusi adalah 7,5 L sulfasalazine dan
sulfapydrine melintasi plasenta dan ditemuka di dalam ASI .
sulfasalazine secara ektensif terikat pada protein sementara
sulfapydrine didistribusikan kesebagian jaringan tubuh

Metabolisme:
Sulpapiridin yang diserap mengalami metabolisme ekstensif dengan
asetilasi, hidroksilasi dan glukuronidasi. Asetilator lambat 2-3 kali
lebih mungkin mengalami efek samping dari sulfapidrina
dibandingkan asetilator cepat. asam 5-aminosalicylic yang terserap
mengalamiasetilasi

Eksresi:
Melalui urin, sebagai sulfasalazine tidak berubah (15%),
sulfapyridine dan metabolitnya (60%) dan asam 5-aminosalisilat dan
metabolitnya (20-33%)

5
4. TRIMETOPRIM
Nama Obat Trimetoprim
Mekanisme kerja Trimethoprim bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri
penyebab infeksi. Dalam meningkatkan efektivitas, trimethoprim biasanya
dikombinasikan dengan sulfamethoxazole. Obat ini hanya digunakan
untuk mengatasi infeksi akibat bakteri, dan tidak akan efektif pada
penyakit infeksi virus, seperti flu.
Indikasi Trimetoprim dan turunannya. Digunakan dalam pengobatan infeksi
sistemik.

Kontraindikasi Trimethoprim ini dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki


hipersensitivitas terhadap obat ini atau mengalami anemia megaloblastik
(kekurangan vitamin B12 dan asam folat).
Efek Samping Efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:
-Kehilangan nafsu makan.
-Mual dan muntah.
-Diare
-Nyeri perut.
-Pembengkakan lidah.
-Gatal dan ruam.
Interaksi Obat Beberapa interaksi yang dapat terjadi apabila trimethoprim digunakan
dengan obat lain meliputi:

Meningkatkan kadar dapsone.

Memperpendek waktu paruh obat, jika digunakan dengan rifampicin.

Meningkatkan kadar obat phenytoin, digoxin, repaglinide, zidovudine,


dan lamivudine.

Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal, jika digunakan dengan


ciclosporin.

Menyebabkan hiponatremia, jika digunakan dengan diuretik.

Menyebabkan anemia, jika digunakan dengan penghambat folat lain,


seperti pyrimethamine atau methotrexate.

Meningkatkan risiko hiperkalemia, jika digunakan dengan penghambat


angiotensin-converting enzyme (ACE inhibitors), seperti captopril.

6
Farmakokinetika Absorpsi: Diserap dengan cepat dan ekstensif dari saluran GI. Waktu
untuk konsentrasi plasma puncak: 1-4 jam.
Distribusi: Tersebar luas ke jaringan dan cairan tubuh.
Mudah melewati plasenta dan memasuki ASI. Volume distribusi: Sekitar
1,3 L / kg. Pengikatan protein plasma: Sekitar 45%.
Metabolisme:Dimetabolisme sebagian (10-20%) di hati melalui
demetilasi, oksidasi, dan hidroksilasi.
Ekskresi: Melalui urin (sekitar 40-60%, terutama sebagai obat yang tidak
berubah) dan feses (dalam jumlah kecil).
Waktu paruh eliminasi: 8-10 jam.

Anda mungkin juga menyukai