9.

Obat Golongan Sulfa

Ine Suharyani
 P-aminobenzensulfonic acid
amide (sulfanilamide)

Suatu senyawa tidak berwarna

yang diperoleh hasil pemecahan
“red dye” Prontosil Rubrum yang
dimetabolisme di liver

Prontosil Rubrum  PRODRUG

Trefouel
Urin dari hewan yg diberi zat ini bioaktif
secara in vitro

Gerhard Domagk (Bayer Germay)

Aktif thd Streptomyces secara in vivo tapi
secara in vitro tidak aktif

Hadiah NOBEL tahun 1939

 Mekanisme Kerja
a. Dihidrofolat sintetase
Kat alis sintesis asam dihidropteroat(suatu prekursor asam
dihidrofolat), melalui kondensasi PABA dengan turunan Pteridin.
Asam dihidropteroat + asam glutamat  assam dihidrofolat

b. Enzim yg mengkatalisis sintesis asam dihidrofolat

Melalui penggabungan langsung antara p-aminobenzoilglutamat

dengan turunan pteridin

Sulfonamide = antimetabolit
Beberapa turunan sulfonamid

R1 R2 Nama Obat pKa Pengikatan Waktu paruh

Protein Plasma (jam)
H H Sulfanilamid 10,5 5 9
- OCH3 H Sulfasetamid 5,4 9,5 7
H Sulfadiazin 6,52 37,8 17

H Sulfamerazin 7,1 56,8 24

H Sulfametazin 7,4 66 7

H Sulfasomidin 7,4 67 7,5

Lanjutan......
R1 R2 Nama Obat pKa Pengikatan Waktu paruh
Protein Plasma (jam)
H Sulfametoksazol 6,0 80 11

H Sulfisoksazol 5,0 76,5 6

H Sulfametizol 5,5 22 2,5

H Sulfaguanidin 12,5 5

Ptalil sulfadiazol - - -

H Sulfadoksin 6,1 95 150

H Sulfametoksipiridazin 7,2 71 37
H Sulfameter 6,8 - 4,8
 Hubungan Struktur dengan aktivitas

Aktif : amino dan sulfonil pada posisi 1 & 4

Aktif : amino primer, krn modifikasi di gugus

ini  sifat antibakteri hilang

N1 –terionisasi/monosubstitusi, aktivitas 
substitusi heteroaromatik,

Penggantian gugus SO2NH2 dengan SO2-C6H4- (p)

NH2  tetap aktif tapi dengan CONH2 - C6H4- (p)
NH2 dan CO-C6H4- (p) NH2  aktivitas 

Aktivitas maksimal untuk pKa mendekati pH

fisiologis
 Efek samping
pKa Sulfanilamid = 10,4  dalam
urin yg memiliki pH 6 berada dalam
bentuk tak terion

Kristal di ginjal

Kerusakan ginjal

Hipersensitivitas, alergi miokardiatis, anemia hemolitih, anemia

aplastik, agranulosis dan gangguan sal. ceran
 Cara me kelarutan

 Volume & aliran urin

 pH urin sampai 10,4 (basa) dengan pemberian asam

bikarbonat 1-4 gram membentuk garam yg larut air

Membuat derivat dengan pKa rendah (Sulfametoksazol

6,1 dan Sulfisoksazol 5,0

Gunakan campuran beberapa sulfonamid dengan dosis yang

sama  dosis total ( trisulfa : sulfadiazin, sulfamerazin dan
sulfametazin)
 Klasifikasi sulfonamid
1. Sulfonamida untuk infeksi sistemik

2. Sulfonamida untuk infeksi usus

3. Sulfonamida untuk infeksi mata

Kegunaan Terapeutik
4. Sulfonamida untuk infeksi saluran seni

5. Sulfonamida untuk pengobatan luka bakar

6. Sulfonamida untuk pengobatan lain-lain

 1. Sulfonamida untuk infeksi sistemik

1. Masa kerja panjang (waktu paruh > 24jam)

• Sulfadoksin, sulfalen, sulfametoksipiridazin dan
sulfametoksidiazin

2. Masa kerja sedang (waktu paruh 10-24 jam)

• Sulfadiazin, sulfametoksazol dan sulfafenazol

3. Masa kerja pendek (waktu paruh < 10 jam)

• Sulfaetidol, sulfamerazin, sulfametazin (sulfadimidin),
sulfatiazol, sulfasomidin dan sulfisoksazol
 Contoh
Sulfanilamid
 Absorpsi di saluran cerna cepat dan sempurna
(Cmax dicapai setelah 1-2 jam pemberian)
 Aktivitas antibakterinya lebih rendah
 Sering digunakan lokal  kristalisasi pada ginjal
 Pemberian p.o harus dikombinasi dengan
natrium bikarbonat 1-4 gram dan minum banyak
air
 Dosis 0,1 g/kg bb, diikuti dengan 1/6 dosis awal,
setiap 4 jam sampai infeksi terkendali
 2. Sulfonamida untuk infeksi usus

 Didesain agar sedikit diserap di G.I 

memasukkan gugus hidrofil kuat (ptalil, suksinil,
guanil) atau membentuk turunannya yang larut
air
 Di usus besar  dihidrolisis oleh bakteri usus
Contoh
• Ptalil sulfatiazol : dosis 1 gram/4 jam, sampai
terkendali
• Sulfaguanidin : 1 gram, diikuti dengan 0,5 gram/4
jam sampai terkendali
 3. Sulfonamida untuk infeksi mata

 Untuk konnjungtivitis, infeksi mata superfisial dan trachoma

2. Sulfisoksazol diolamin
1. Natrium sulfasetamid
(Gantrisin)
• Untuk konjungtivitis • Untuk konjungtivitis
ringan yg disebabkan • Dosis : larutan atau salep
oleh Haemophylus mata 20%, 3dd 0,1 ml
aegyptius, S.
Pneumoniae, s, aureus
• Dosis : larutan atau salep
mata 20%, 3dd 0,1 ml
 4. Sulfonamida untuk infeksi saluran seni

 Diserap di GI cepat tapi eksresi melalui ginjal

lambat sehingga konsentrasi di ginjal >>>
Contoh
• Sulfasetamid, suladiazin, sulfaetidol,
sulfameter, sulfametoksazol
• Sulfametazin
• Sulfasomidin
• sulfasomidin
 5. Sulfonamida untuk infeksi Luka Bakar
 Untuk luka bakar yang terinfeksi oleh Pseudomonas sp atau Clostridium welchii

1. Mafenid asetat
2. Perak-sulfadiazin
(sulfamilon)
• Struktur homolog dengan • Mudah larut dalam air
sulfanilamid • Terutama untuk infeksi
• Tidak menghambat PABA pseudomonas
• Lokal untuk infeksi
setempat , spesifik untuk
c. welchii
• Sediaan krim ~ 8,5
%mafenid, 2 kali sehari
 6. Sulfonamida untuk infeksi lain-lain

 Untuk konnjungtivitis, infeksi mata superfisial dan trachoma

1. Mukosa dan kulit : Sulfabenzamid & Na-sulfasetamid

2. Dermatitis herpetiformis : sulfapiridin

3. Infeksi telinga : sulfasuksinamid

4. Infeksi mulut : sulfatolamid

5. Infeksi jamur :sulfadiazin, sulfadimetoksin, sulfametoksipiridazin

6. Infeksi oleh Plasmodium falciparum yang kebal terhadap klorokuin:

sulfadoksi dan sulfadiazin
 7. Kombinasi Sulfonamida
1. Kombinasi campuran sulfonamida
• Untuk me terbentuknya kristal
asetilsulfa di ginjal
• Untuk infeksi yg kebal terhadap
sulfonamid tunggal
• Contoh : Trisulfa (sulfadiazin,
sulfamerazin dan sulfametazin masing-
masing 167 mg) dengan dosis awal 3 g,
diikuti dengan 4 dd 0,5 g sampai infeksi
terkendali
2. Sulfonamida - Trimetoprim
• Menghambat biosintesis asam
dihidrofolat
• Untuk infeksi saluran seni, saluran
nafas, saluran genital, infeksi kulit dan
septikemia
• Contoh :
• Ko-trimazin (sulfadiazin-trimetoprim
5:1) dosis 800:1 p.o 2 dd
• Kotrimoksazol  sulfametoksazol +
trimetoprim 5:1) dosis 800:1 p.o 2 dd,
waktu paruh sama sehingga
ekskresinya sama
• Kelfiprim (sulfalen +trimetoprim 200
mg: 250 mg 2 kapsul dosis tunggal,
diikuti dengan 1 dd 1 cap