Anda di halaman 1dari 92

Sulfonamid, Kotrimoksazol,

dan Kuinolon
Diana Krisanti Jasaputra, dr, M Kes.
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha

Sulfonamid
Kemoterapeutik sistemik pertama
untuk penyakit infeksi
Berupa kristal putih yang sukar larut
dalam air, namun garamnya mudah
larut.
Rumus dasarnya
adalah sulfanilamid
NH2

NH2

Mekanisme Kerja Sulfonamid


Bakteri tidak dapat mengabsorpsi asam
folat (manusia dapat) tapi mensintesis asam
folat dari PABA (para aminobenzoic acid)
dan pteridine dengan enzim dihidro
pteroate sintetase
Struktur sulfonamid mirip PABA, sehingga
mencegah sintesis asam folat oleh bakteri
Asam folat : kofaktor esensial untuk
sintesis purin, pirimidin, dan asam amino

Mekanisme Kerja Sulfonamid


COOH

H 2N

P-Aminobenzoic acid (PABA)


Pteridine

H2 N

O
S

NHR

O
Asam Folat

Sulfonilamide

Sintesis Asam Folat yang dihambat secara


kompetitif oleh sulfonamid

Farmakokinetik Sulfonamid
Absorpsi Sulfonamid
Kebanyakan sulfa diabsorpsi dengan
baik dengan pemberian per oral.
Sulfasalazine yang diberikan secara
oral dan suppositoria tidak diabsorpsi
sehingga dapat digunakan untuk terapi
Crohns Disease / kolitis ulseratif
Sulfa dapat diberikan IV untuk pasien
yang tidak bisa per oral

Farmakokinetik Sulfonamid
Distribusi Sulfonamid
Distribusi sulfa baik, juga ke Cerebro
Spinal Fluid dan Plasenta
Sulfa sebagian terikat pada albumin
serum

Farmakokinetik Sulfonamid
Metabolisme Sulfonamid
Metabolisme sulfa di hati
Metabolitnya tidak mempunyai aktivitas
mikroba
Metabolitnya pada pH netral/asam
mengendap dan membentuk kristaluria
(batu ginjal)
Ekskresi Sulfonamid
Eliminasi sulfa melalui filtrasi glomerulus

Aktivitas Antimikroba
Sulfonamid
Sulfonamid mempunyai spektrum
antibakteri yang luas, namun kurang
kuat dibandingkan antibiotik dan strain
mikroba yang resiten makin meningkat.
Umumnya bersifat bakteriostatik
Namun kadar tinggi dalam urin dapat
bersifat bakterisid

Efek Farmakologi Sulfonamid


Efektif untuk melawan bakteri gram +
(Streptococcus pyogenes grup A,
Streptococcus pneumoniae)
Banyak bakteri gram yang resisten
terhadap Sulfonamid, tapi Haemophilus
influenzae, Escherichia coli (penyebab
ISK), Shigella, Yersinia enterocolitica,
dan Proteus mirabilis sensitif terhadap
Sulfonamid

Efek Farmakologi Sulfonamid


Mikroorganisme lain yang sensitif
terhadap Sulfonamid adalah Bacillus
anthracis, Nocardia, Actinomyces, dan
Chlamydia trachomatis, mikroorganisme
yang dapat menyebabkan trachoma,
lymphogranuloma venerium, dan inclusion
conjunctivitis

Efek Antibakteri Sulfonamid


secara in vitro
Kuman yang sensitif secara in vitro
adalah Corynebacterium diphtheriae,
H. ducrey, Brucella, Vibrio cholerae,
Calymmatobacterium granulomatis, dan
beberapa protozoa. Beberapa kuman
enterik juga dihambat.

Penggunaan Sulfonamid dalam terapi


Infeksi Saluran Kemih tanpa komplikasi Sulfa
aktif untuk melawan enterobacteriaceae yaitu
Escherichia coli dan Proteus mirabilis, penyebab
ISK, yang umumnya berespon baik dengan
pemberian sulfisoxazole
Nocardiosis. Sulfonamid aktif melawan
Nocardiosis, suatu actinomyces, penyebab
pneumonia dan abses otak, terutama pada pasien
dengan penekanan sistem imun. Terapi dengan
sulfisoxazole atau sulfadiazine atau tetrasiklin.
Pada kasus berat ditambah ampisilin atau
erythromycin
Sulfacetamide, Silver-sulfadiazine, dan Mafenide
sering digunakan secara topikal untuk mencegah
timbulnya kolonisasi pada luka bakar dan

trauma

Penggunaan Sulfonamid dalam terapi


Toxoplasmosis. Sulfadiazine + pyrimethamine
(penghambat folat reduktase) efektif untuk
Toxoplasmosis

Trachoma dan inclusion conjunctivitis.

Sulfonamid aktif melawan Chlamydia trachoma,


penyebab trachoma, yang tumbuh dalam sel-sel
konjungtiva dan menyebabkan peradangan kronik,
timbulnya jaringan ikat, dan kebutaan.Terapinya
dengan sulfacetamide atau tetrasiklin secara
topikal dan sistemik
Cat: Kecuali untuk ISK, Sulfonamid tanpa
kombinasi sudah tidak digunakan lagi, digantikan
oleh obat-obat yang lebih efektif dan aman

Efek Samping Sulfonamid


75% ES melibatkan kulit, akibat reaksi
hipersensitif, yang dapat berupa:
Exfoliative dermatitis
Stevens-Johnson syndrome (demam, malaise,
erythema multiforme)
Angio-edem

Drug Fever (mungkin akibat reaksi


hipersensitiftas)

Efek Samping Sulfonamid


Diskrasia darah jarang tapi dapat
terjadi. Anemia Hemolitik, yang terjadi
pada pasien dengan defisiensi glukose 6phophatase dehydrogenase,
granulositopenia, trombositopenia
Eosinophilia mungkin akibat reaksi
hipersensitivitas

Efek Samping Sulfonamid


nefrotoksis,
Kristaluria
pencegahannya hidrasi adekuat dan
alkalinisasi urin
Kern Icterus, pada bayi baru lahir.
Bilirubin tidak terikat pada albumin serum
dan masuk ke otak
Sulfa dapat menyebabkan potensiasi
obat lain, karena obat lain, seperti
tolbutamide (OHO), walfarin,
bishidroksikumarin, lepas dari pengikatnya
yaitu albumin serum.

Resistensi terhadap Sulfonamid


Dapat timbul karena transfer plasmid
atau mutasi acak pada bakteri yang
resistensi
Resistensi umumnya irreversibel dan
berhubungan dengan :
a. Perubahan enzim, enzim
dihidropteroate sintetase bakteri
dapat mengalami perubahan sehingga
afinitas terhadap sulfa menurun

Resistensi terhadap Sulfonamid


b. Peningkatan inaktivasi Sulfonamid,
kapasitas bakteri untuk
menginaktivasi obat dapat meningkat
c. Peningkatan sintesis PABA, produksi
zat alamiah PABA dapat meningkat
karena mikroorganisme penghasil zat
tersebut mengalami mutasi

Trimethoprim
Penghambat enzim dihidrofolat reduktase
bakteri yang poten (mekanisme kerja)
Spektrum antibakteri mirip sulfonamid,
sulfamethoxazole, trimethoprim 20 - 50 X
lebih poten dari sulfonamid, dapat
digunakan untuk ISK
Sering dikombinasikan dengan
sulfamethoxazole

Trimethoprim
Farmakokinetik trimethoprim mirip
sulfonamid, dengan konsentrasi yang tinggi
dalam jaringan prostat
Efek Samping trimethoprim dapat
menimbulkan defisiensi asam folat :
anemia megaloblastik, leukopenia,
granulositopenia.
Dapat diatasi dengan pemberian asam folat
secara simultan, yang tidak dapat masuk ke
dalam bakteri

Kotrimoksazol
Merupakan kombinasi trimethoprim
dan sulfamethoxazole
Aktivitas antimikrobanya meningkat
Mekanisme Kerja kotrimoksazol,
sulfamethoxazole menghambat
penggabungan PABA menjadi asam
folat, trimethoprim menghambat
enzim dihidrofolat reduktase

Mekanisme Kerja Kotrimoksazol


Prekursor pteridine Dihidropteroate
sintase
+
Asam Folat
PABA
2 NADPH + 2H+
Sulfanilamide
Trimethoprim

Biosintesis aa
Sintesis Purin
Sintesis Pirimidin

Dihidrofolat
reduktase
2 NADP+

Tetrahidro
asam folat

Farmakokinetik Kotrimoksazol
Cara pemberiannya umumnya oral, dapat
pula diberikan secara IV untuk pasien
dengan pneumonia berat yang disebabkan
Pneumocytis cranii yang tidak dapat per
oral. Pemberian dengan nebulizer dapat
pula dilakukan
Konsentrasi trimethoprim tinggi pada
daerah milleu asam seperti cairan prostat
dan vagina, sehingga baik untuk infeksi
daerah tersebut

Spektrum Antibakteri
Kotrimoksazol
Protozoa : Pneumocystis cranii
Kokus gram - : neisseria gonorrhea,
neisseria meningitidis.
Entero-bacteriaceae : E. coli, Proteus
mirabilis, Salmonela typhi, Shigella
Gram - lain : Haemophilus influenzae,
Legionella pneumophilia

Penggunaan Kotrimoksazol
Infeksi saluran kemih, dengan dosis 160
mg trimethoprim dan 800 mg
sulfametoksazol setiap 12 jam selama 10
hari
Infeksi saluran nafas, efektif untuk
bronkhitis kronis + eksaserbasi akut,
otitis media pada anak, dan sinusitis
maksilaris akut pada dewasa dengan
penyebab H. influenzae dan Str.
Pneumoniae. Tapi tidak dapat untuk
faringitis akibat Str. pyogenes

Penggunaan Kotrimoksazol
Infeksi saluran cerna, dapat untuk
shigellosis, efektif juga untuk demam
tifoid dan carier Salmonella. Dosis : 160 mg
trimethoprim dan 800 mg sulfametoksazol
2 X sehari selama 3 bulan. Diare akut
karena E. coli dapat dicegah / diobati
dengan obat ini.

Penggunaan Kotrimoksazol
Infeksi oleh pneumocystis cranii,
diterapi dengan dosis tinggi
20mg/kgBB trimethoprim dan
100mg/kgBB sulfametoksazol per hari
di bagi 3 - 4 X, efektif untuk
penderita AIDS dengan infeksi berat.

Penggunaan Kotrimoksazol
Infeksi genitalia, gonnorrhea sudah
banyak yang resisten terhadap
kotrimoksazol. Pemberian 160 mg
trimethoprim dan 800 mg
sulfametoksazol 2 X sehari selama 10
hari atau eritromisin 4 X 500 mg
selama 10 hari efektif untuk
chancroid

Penggunaan Kotrimoksazol
Infeksi lainnya
Infeksi jamur nokardia dapat diobati dengan
kombinasi ini
Menurut beberapa penelitian, cotrimethoprim efektif untuk bruselosis, lesi
lokal artritis,endokarditis, atau epidermoorkitis
Strain S. aureus yang resisten terhadap
metisilin, mungkin peka terhadap co-tri,
namun pilihan utamanya adalah vankomisin

Efek Samping Kotrimoksazol


Dermatologi, sering pada pasien lebih tua
Gastrointestinal, nausea, vomiting,
stomatitis
Hematologi, anemia megaloblastik,
leukopenia, thrombocytapenia yang hilang
dengan pemberian asam folat
Pasien pneumocystis pneumonia , sering
mengalami drug induce, fever, rashes,
diarrhea dan/atau pancytopenia

Resistensi Kotrimoksazol
Resistensi bakteri terhadap kombinasi
co-trimoxazole frekuensinya lebih
sedikit dibandingkan preparat yang
tidak dikombinasikan

Kuinolon

R7

R1

X N

1 2

R6

3
4
5

COOH

Nalidixic acid

Sparfloxacin

Levofloxacin

Cinoxacin

Lomefloxacin

Movifloxacin

Norfloxacin

Fleroxacin

Ciprofloxacin

Pefloxacin

Ofloxacin

Amifloxacin

Struktur Kimia Kuinolon


Kuinolon yang lama adalah antimikroba
sintetik yang strukturnya berhubungan
dengan asam nalidiksat
Kuinolon yang baru merupakan
antimikroba fluorokuinolon

Mekanisme Kerja Kuinolon


Menghambat replikasi DNA bakteri
dengan mengintervensi DNA gyrase
(topoisomerase II) selama pertumbuhan
bakteri
Catatan : Topoisomerase adalah enzim
yang mengubah konfigurasi / topologi
DNA tanpa mengubah struktur
primernya.
Kuinolon bersifat bakterisidal

Farmakokinetik Kuinolon
Absopsi
Nalidixic acid dan Ciprofloxacin
diabsorpsi baik setelah pemberian p.o.
30 - 40 % Norfloxacin diabsorpsi
setelah pemberian p.o.
Ciprofloxacin i.v. tidak tersedia.

Farmakokinetik Kuinolon
Distribusi
Kadar Nalidixic acid dan Norfloxacin
dalam plasma tidak cukup untuk
mengatasi infeksi sistemik
Nalidixic acid penetrasinya kurang baik
Ciprofloxacin dan Norfloxacin
terdistribusi baik

Farmakokinetik Kuinolon
Metabolisme Kuinolon
Nalidixic acid mengalami metabolisme
menjadi 7-hydroxy nalidixic acid yang
lebih poten dan mempunyai efek
bakterisidal
Norfloxacin dan Ciprofloxacin
dimetabolisme menjadi metabolit yang
kurang aktif.

Farmakokinetik Kuinolon
Ekskresi
Obat dan metabolitnya diekskresikan ke
dalam urin
Gagal ginjal memperpanjang waktu paruh
obat
Norfloxacin dan Ciprofloxacin sebagian
diekskresikan melalui empedu

Efek Farmakologi Kuinolon


Semua Fluorokuinolon aktif melawan
Neisseria gonorrhea, H. influenzae,
Moraxella catarrhalis, dan aktif melawan
kebanyakan mikroorganisme yang
menyebabkan gastroenteritis bakterial.
Ciprofloxacin mempunyai aktivitas yang
tinggi melawan P. aeruginosa, enterokokus,
dan pneumokokus. Fluorokuinolon lama
kurang efektif terhadap P. aeruginosa.

Efek Farmakologi Kuinolon


Pneumococci, streptococcus group A,
dan Mikroorganisme anaerob resisten
terhadap Enoxacin (Fluorokuinolon yang
lama). Kuinolon baru seperti
Sparfloxacin, Levofloxacin, Movifloxacin
efektif untuk pneumonia akibat Strep.
pneumoniae dan bakteri anaerob.
Secara umum, Penisilin dan Sefalosporin
lebih efektif dibandingkan
Fluorokuinolon melawan Streptococcus
dan Staphylococcus.

Efek Farmakologi Kuinolon

Fluorokuinolon efektif untuk Sexually


Transmitted Disease, tapi tidak efektif
untuk T. pallidum
Fluorokuinolon bersifat bakterisidal
terhadap Enterobacter, Campylobacter,
dan Nisseria.
Beberapa bakteri intraseluler, seperti
Chlamydia, Mycoplasma, legionella,
Brucella dan Mycobacterium (termasuk
M. tuberkulosis), dapat dihambat oleh
fluoroquinolones

Ciprofloxacin, Ofloxacin, Flerofloxacin,


dan Sparfloxacin aktif terhadap M.
fortuitum, M. kansasii, M. tuberkulosis.
Ofloxacin dan Pefloxacin aktif model
penyakit lepra pada percobaan binatang,
namun di klinik penggunaannya terbatas

Kuinolon digunakan untuk terapi


Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Nalidixic acid dan Cinoxacin bersifat
bakterisidal terhadap bakteri gram penyebab ISK (namun P. aeruginosa
resisten)
Ciprofloxacin, Norfloxacin, Ofloxacin,
dan Trimetoprim-Sulfametosazol sama
efektifnya untuk ISK

Kuinolon digunakan untuk


terapi Prostatitis
Norfloxacin, Ciprofloxacin, Ofloxacin
efektif untuk prostatitis

Kuinolon digunakan untuk terapi


Sexually Transmitted Diseases
Fluoroquinolone (Ciproflxacin) efektif
untuk N. gonorrhoeae, C. trachomatis, H.
ducreyi.
Uretritis / cervitis Chlamydia dapat
diterapi dengan Ofloxacin 7 hari, atau
Doxycycline 7 hari, atau Azithromycin
single dose
Peradangan pelvis diterapi Ofloxacin 14
hari dikombinasikan Clindamisin /
Metronidazol (untuk bakteri anaerob)

Kuinolon digunakan untuk terapi


Infeksi Sal. Cerna & Abdomen
Travelers diarrhea, yang biasanya
disebabkan oleh enterotoksigenik E. coli
diterapi dengan TrimetoprimSulfametosazol atau Kuinolon dengan
efektivitas yang sama selama 1 - 3 hari.
Shigellosis dapat diterapi dengan
Norflxacin, Ciprofloxacin, atau
Ofloxacin selama 5 hari.

Kuinolon digunakan untuk terapi


Infeksi Sal. Cerna & Abdomen
Cholera diterapi Norfloxacin, yang mana
efektivitasnya lebih tinggi dibandingkan
Trimetoprim-Sulfametosazol
Demam tifoid yang disebabkan S. typhi
dan bakteriemi non-tifoid pada penderita
AIDS dapat diterapi dengan Ciprofloxacin
atau Ofloxacin. Kuinolon juga dapat
membasmi S. typhi pada feses individu
carier kronik

Kuinolon digunakan untuk


terapi Infeksi Saluran Nafas
Kuinolon kurang efektif untuk Strep.
Pneumoniae dan bakteri anaerob yang
menimbulkan pneumonia dan bronkhitis.
Fluorokuinolon (Ciprofloxacin) efektif
terhadap bakteri patogen H. influenzae,
Moraxella catarrhalis, Staph. aureus, M.
pneumoniae, C. pneumoniae, Legionella
pneumophila, P. aeruginosa.

Kuinolon digunakan untuk


terapi Infeksi Saluran Nafas
Kuinolon baru seperti Sparfloxacin,
Levofloxacin, Gatifloxacin efektif untuk
pneumonia akibat Strep. pneumoniae
dan bakteri anaerob

Kuinolon digunakan untuk terapi


Infeksi tulang, sendi, jar. lunak
Pengobatan osteomyelitis kronik
memerlukan terapi anti mikroba yang
aktif terhadap Staph. Aureus dan
bakteri gram - selama beberapa minggu /
beberapa bulan.
Flurokuinolon per oral dapat digunakan
untuk osteomyelitis dengan dosis 500 mg
tiap 12 jam selama 4-6 minggu atau lebih,
jika berat 750 mg 2 X / hari

Kuinolon digunakan untuk terapi


Infeksi tulang, sendi, jar. lunak
Untuk diabetic foot infections dapat
diberi Ciprofloxacin dikombinasi
antimikroba untuk bakteri anaerob

Efek Samping Kuinolon


Umumnya Fluorokuinolon dapat
ditoleransi secara baik
Kejang dan reaksi hipersensitivitas,
termasuk fotosensitivitas, dapat terjadi

Efek Samping Kuinolon


Efek Samping Nalidixic acid : mual,
muntah, nyeri abdomen, urtikaria,
fotosensitifitas, demam.
Fungsi hati dapat terganggu setelah
terapi 2 minggu
Gangguan SSP : sakit kepala, malaise,
gangguan penglihatan tapi jarang

Efek Samping Kuinolon


Efek Samping Norfloxacin dan
Ciprofloxacin dapat berupa
Gangguan SSP : mual, nyeri kepala,
dizzines, lightheadedness
NEFROTOKSIK !!! Kristal uria dapat
dijumpai pada pemberian dosis tinggi (3
- 4 X normal)

Efek Samping Kuinolon


Kontra indikasi Norfloxacin dan
Ciprofloxacin
Obat ini tidak boleh diberikan pada
wanita hamil
anak di bawah 18 tahun
karena toksisitas terhadap tulang rawan
dijumpai pada hewan coba yang
immature

Resistensi Bakteri terhadap


Kuinolon
Nalidixic acid, resistensi berhubungan
dengan perubahan sub unit A pada DNA
gyrase atau penurunan permeabilitas sel
terhadap obat
Norfloxacin & Ciprofloxacin,
mikroorganisme yang kurang sensitif
(pseudomonas aeroginosa &
streptococcus pneumoniae, bakteri
anerob) sangat mudah menjadi resisten

Antiseptik untuk Saluran Kemih


Penyebab Infeksi Saluran Kemih
ISK sering pada orang tua dan wanita
muda
2/3 ISK tanpa komplikasi disebabkan
oleh Escherichia coli
Selain itu, penyebab lain adalah :
Klebsiella pneumoniae, dan Proteus
mirabilis

Antimikroba untuk ISK


Sistitis : Amoxicillin, Sulfisoxazole,
Trimethoprim- Sulfamethoxazole
Prostatitis : Trimethoprim-Sulfamethoxazole
Pyelonefritis akut : Ampicilin, Cephalosporin,
Aminoglikosida, Trimethoprim-Sulfamethoxazole
Sindrom Uretra Akut : Tetrasiklin efektif untuk
Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum.
Erytromycin untuk wanita hamil

ISK dapat juga diterapi dengan


Methenamine
Nalidixic acid
Nitrofurantoin
karena konsentrasinya yang tinggi dalam
urin

Methenamine
Mekanisme Kerja
Methenamine

6 H 2O

6 formaldehyde
HCHO
+

4 NH4

Dekomposisi ini dapat terjadi pada pH urin < 5,5

reaksi ini memerlukan waktu 3 jam


sering diformulasikan dengan asam
lemah (asam mandelinat) untuk
menurunkan pH urin

Membunuh
bakteri

Spektrum Antibakteri
Methenamine
Biasanya digunakan untuk pasienpasien yang memperoleh terapi
supresi
Bakteri yang dapat memecah urea
(proteus) sehingga urin menjadi alkali
biasanya resisten terhadap pemberian
methenamine

Farmakokinetik Methenamine
Cara Pemberian Methenamine : per
oral, pada saat methenamine diubah
menjadi formaldehid akan dikeluarkan
ion amonia yang secara cepat diubah
menjadi urea oleh hati. Oleh karena
itu, methenamine dikontraindikasikan
pada insufisiensi hati, karena ion
amonia dalam sirkulasi dapat
meningkat dan menimbulkan gangguan
SSP

Farmakokinetik Methenamine
Distribusi dan Ekskresi
Methenamine terdistribusi ke seluruh
cairan tubuh, tapi tidak terdekomposisi
pada pH 7,4 jadi tidak toksik
Methenamine dieliminasi di urin

Efek Samping Methenamine


Gangguan pencernaan
Dosis tinggi : albuminuria, hematuria,
rash
KI : pada insufisiensi ginjal karena asam
madelinat dapat mengendap
Sulfonamid bereaksi dengan
formaldehid sehingga tidak boleh
diberikan secara bersamaan

Nitrofurantoin
Tidak terlalu sering digunakan untuk ISK
karena spektrum antimikrobanya sempit
dan toksisitasnya tinggi
Mekanisme kerja : menghambat berbagai
enzim dan merusak DNA, aktivitas ini
lebih besar pada urin asam
Spektrum antimikroba : nitrofurantoin
bersifat bakteriostatik berguna untuk
melawan Escherichia coli + gram + kokus,
tapi gram - resisten

Farmakokinetik Nitrofurantoin
Absorpsinya lengkap setelah
pemberian per oral
Obat diekskresikan oleh ginjal

Efek Samping
Nitrofurantoin

Gangguan pencernaan : mual, muntah,


diare

Sekian
Terima Kasih

Bahan Diskusi
1. Sebutkan penggunaan Sulfonamid
dalam terapi!
2. Sebutkan efek samping Sulfonamid!
3. Sebutkan penggunaan Kotrimoksazol
dalam terapi!
4. Sebutkan efek samping Kotrimoksazol!
5. Jelaskan mekanisme kerja
Kotrimoksazol!

6. Sebutkan penggunaan Kuinolon dalam


terapi!
7. Sebutkan Kuinolon untuk mengatasi
untuk pneumonia akibat Strep.
pneumoniae dan bakteri anaerob!
8. Sebutkan efek samping Kuinolon!
9. Sebutkan antimikroba untuk mengatasi
Infeksi Saluran Kemih!
10. Sebutkan antiseptik untuk Infeksi
Saluran Kemih!

Bahan Diskusi
1. Sebutkan mekanisme kerja Sulfonamid
2. Mengapa Sulfasalazine dapat
digunakan untuk kolitis ulseratif
3. Sebutkan penggunaan Sulfonamid
dalam terapi
4. Sebutkan efek samping Sulfonamid
5. Sebutkan mekanisme kerja
Kotrimoksazol

6. Sebutkan penggunaan Kotrimoksazol


7. Efek Samping Kotrimoksazol
8. Sebutkan obat-obat yang termasuk
golongan Kuinolon
9. Berdasarkan struktur kimianya,
Kuinolon dibagi menjadi ...........
10. Mekanisme kerja Kuinolon
11. Sebutkan obat golongan Kuiolon yang
aktif melawan M. Tuberkulosa
12. Penggunaan Kuinolon dalam terapi
adalah........

13. Obat golongan Kuinolon yang aktif


untuk pneumonia oleh Streptococcus
pneumoniae dan bakteri anerob
adalah ............
14. Sebutkan efek samping Kuinolon
15. Kontra indikasi pemberian Kuinolon
adalah .................
16. Sebutkan anti mikroba untuk Infeksi
Saluran Kemih (ISK) !

17. Sebutkan mekanisme kerja


Methenamine !
18. Sebutkan efek samping penggunaan
Methenamine !
19. Mengapa Nitrofurantoin jarang
digunakan untuk ISK ?
20. Sebutkan mekanisme kerja dan efek
samping Nitrofurantoin !

Infeksi Saluran Kemih


Keluhan : BAK nyeri, panas, sedikitsedikit.
Penyebabnya biasanya E. Coli
Terapi : Kotrimoksazol tab, dewasa 2 X
2 tab, anak 5-12 thn 2 X 1 tab, anak 1-5
thn 2 X tab selama + 3 hari
Terapi untuk yang berat: Ciprofloxacin 2
X 500 mg selama 3 5 hari

Treatment for Disease caused by


Gram Negative Escherichia coli
Treat uncomplicated cystitis in
heaththy, nonpregnant women with a
single dose of drug, e.g., TMP-SMX 4
single-strength tablets. Use ampicillin 3
g IV q4h plus gentamicin 1 mg/kg IV
q8h, a cephalosporin, or a quinolon, e.g.,
ciprofloxacin 500 mg PO q12h, for
severe infections. More than 2 weeks of
therapy may be reqiured for abscesses
or other deep-seated infections.

Demam Typhoid
Keluhan panas badan lebih dari 7 hari,
nyeri kepala, lemas, tidak nafsu makan,
mungkin diare / opstipasi, bradikardi
relatif, hepatosplenomegali.
Terapi Ciprofloxacin 2 X 500 mg selama
2 minggu

Treatment for Salmonella


Chloramphenicol 3-4 g/d PO for two weeks
The dose may be reduced to 2 g/d when
teh patient becomes afebrile
Other effective regiment for sensitive
strain include Amoxicillin 1-1,5 g PO qid,
TMP-SMX 160/800 mg (DS) PO qid, or
Ciprofloxacin 500 mg PO bid, each for 2
weeks.
Alternatively Cefriaxone 3-4 g IV qd for
as few as 3 d may be used.

Pneumonia
Keluhan: Panas badan, batuk dengan/
tanpa produksi sputum, ada daerah dull
pada dada disertai ronkhi basah.
Terapi: Levofloxacin 1 X 500 mg 3-5
hari

Treatment for Pneumonia


Penumonia may be safely treated with
600 000 units of Penicillin G IV q12h
until the patient is afebrile for 2-3 d.
Penicillin-allergic patients may be treated
with erythromycin 500 mg q6h or
Clindamycin 300 mg q6h
Levofloxacin 500 mg X 1, 3-5 d

ISPA
Keluhan: batuk pilek dapat disertai
panas badan
Terapi : Kotrimoksazol tab, dewasa 2 X
2 tab, anak 5-12 thn 2 X 1 tab, anak 1-5
thn 2 X tab selama + 3 hari

Travelers diarrhea
Keluhan: diare cair ringan, dapat
disertai panas badan atau muntah
Terapi : Kotrimoksazol tab, dewasa 2 X
2 tab, anak 5-12 thn 2 X 1 tab, anak 1-5
thn 2 X tab selama + 3 hari
Terapi untuk yang berat: Ciprofloxacin 2
X 500 mg selama 3 5 hari

GO
Keluhan: pada pria menimbulkan, BAK
bernanah, nyeri BAK, eritema
Terapi: Ofloxacin 1 X 400 mg /
Ciprofloxacin 1 X 500 mg

Treatment for gonococcal


infections in adult
Syndrome: Uncomplicated infection (urethral,
endocervical, rectal, or pharyngeal)
Cefriaxone (125 mg IM X 1) plus doxycycline
(100 mg PO bid X 7 d)
Alternatives (all given with 7 d of
doxycycline) include:
Cefixime (400 mg PO X 1)
Ofloxacin (400 mg PO X 1)
Spectinomycin (2 g IM X 1; not effective for
pharyngeal infection)
Ciprofloxacin (500 mg PO X 1)

Infection in pregnancy
Cefriaxone (125 mg IM X 1) plus
erythromycin base (500 mg PO qidX7 d)
or erythromycin stearat (500 mg) or
ethyl-succinate (800 mg)
DGI / Disseminated gonococcal infection
Ceftriaxone (1 g IM or IV qd) or
Cefrizoxime (1 g IV q8H) or Cefotaxime
(1 g IV q8H) until 24-48 h after
symptoms resolve; then Cefixime (400
mg PO) to complete a 7- to 10 d course

Kasus I
Seorang wanita seorang pensiunan
Direktur BUMN berumur 60 tahun
datang dengan keluhan nyeri BAK selama
2 hari. BAK terasa panas dan sedikitsedikit.
Pemeriksaan laboratorium urin: jumlah
leukosit banyak, pada pemeriksaan
sedimen tampak banyak bakteri

Pertanyaan
1. Apa kemungkina diagnosis untuk
penderita tersebut?
2. Apa tujuan terapi?
3. Inventarisasi obat apa saja yang
bermanfaat untuk pengobatan sesuai
dengan diagnosis saudara!
4. Untuk penderita tersebut obat mana
yang saudara pilih?

5. Tulis resep untuk penderita tersebut!


6. Beri informasi yang berhubungan
dengan pengobatan yang saudara
berikan!

Kasus II
Seorang pria berumur 24 tahun datang
dengan keluhan panas badan 7 hari,
disertai nyeri kepala hebat. BAB tidak
setiap hari. Kadang-kadang ada perasaan
tidak enak di perut
Apa diagnosisnya?
Tuliskan resep untuk penderita tersebut !

Kasus III
Seorang pria berumur 60 tahun datang
dengan keluhan nyeri dada di sebelah
kanan. Penderita panas tinggi selama 5
hari ini. Sebelum nyeri dada, mula-mula
penderita hanya batuk berdahak
berwarna hijau.
Apa diagnosisnya ?
Tuliskan resep untuk penderita tersebut !

Kasus IV
Seorang anak perempuan berumur 6 tahun
datang dengan keluhan batuk berdahak
hijau dan pilek beringus hijau
kekuningan. Keluhan ini telah dirasakan
selama tiga hari.
Apa diagnosisnya ?
Tuliskan resep untuk penderita tersebut !

Kasus V
Seorang anak laki-laki sedang dalam
perjalanan liburan mengeluh diare. BAB
sudah 4 kali, mencret, tidak ada darah,
tidak berlendir. Keluhan lain tidak ada.
Apa diagnosisnya?
Tuliskan resep untuk penderita tersebut !

Kasus VI
Seorang pria berumur 31 tahun datang
dengan keluhan BAK nyeri dan bernanah
disertai rasa panas di kemaluan. Pria
tersebut mengatakan pernah
berhubungan dengan wanita tuna susila.
Apa diagnosisnya?
Tuliskan resep untuk penderita tersebut !

Anda mungkin juga menyukai