Anda di halaman 1dari 16

Majalah Farmaseutik Vol. 14 No.

2: 63-78
ISSN-p : 1410-590x
ISSN-e : 2614-0063

Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi


Oksibenzon dan Titanium Dioksida Serta Uji Aktivitas Tabir
Suryanya Secara In Vivo

Formula Optimization of o/w Cream Combination Oxybenzone and Titanium


Dioxide and Its In Vivo Activity Testing

Ribka Elcistia, Abdul Karim Zulkarnain*


Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Corresponding author: Abdul Karim Zulkarnain: Email: akarimzk08@gmail.com

ABSTRAK
Efek buruk dari sinar matahari dapat dikurangi dengan penggunaan tabir surya.
Optimasi emulgator trietanolamin (TEA) stearat dan setil alkohol pada krim tabir surya
kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida diharapkan menghasilkan formula optimum
krim dengan stabilitas fisik yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proporsi TEA
stearat dan setil alkohol formula optimum dan nilai SPF krim o/w kombinasi oksibenzon
dan titanium dioksida. Penetapan formula optimum dilakukan pada data uji sifat fisik krim
menggunakan metode Simplex Lattice Design design software Design Expert version 9.0.4.
Uji one sample t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai antara formula optimum
yang dihasilkan software Design Expert version 9.0.4 dengan hasil percobaan. Perbandingan
sifat fisik formula optimum krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium oksida selama
penyimpanan 4 minggu dianalisis menggunakan uji ANOVA. Pengujian nilai SPF secara in
vivo dilakukan pada kelinci betina galur New Zealand White terinduksi senyawa 8-
metoksiprosalen. Hasil penelitian menunjukkan proporsi TEA stearat dan setil alkohol yang
menghasilkan formula optimum krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida
adalah 8.93% dan 2.07%. Sifat fisik viskositas dan daya lekat tidak berbeda signifikan,
sedangkan daya sebar berbeda signifikan selama penyimpanan 4 minggu. Pengujian
aktivitas tabir surya secara in vivo krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida
menghasilkan nilai SPF 12.

Kata kunci: oksibenzon, titanium dioksida, tabir surya, in vivo

ABSTRACT
The downside effects from sunlight exposure can be reduced by using sunscreen.
Emulsifier optimization of triethanolamine (TEA) stearate and cetyl alcohol in sunscreen
cream containing combination of oxybenzone and titanium dioxide is expected to produce
the desired cream optimum formula with good physical stability. This study aimed to
determine the optimum TEA sterate and cetyl alcohol proportion and figure out the SPF
value of o/w cream containing combination of oxybenzone and titanium dioxide. The
optimum formula was obtained based on cream physical characteristics testing with
Simplex Lattice Design method using software Design Expert version 9.0.4. One sample t-
test was used to determine the difference of optimum formula value between research and
software Design Expert version 9.0.4 analysis. The comparison between optimum formula
o/w cream combination oxybenzone and titanium dioxide during 4 weeks storage was
analyzed using ANOVA test. The SPF value testing through in vivo was conducted against
female rabbits strain New Zealand White induced by 8-methoxyprosalen. The result

MF Vol 14 No 2, 2018 63
Abdul Karim Zulkarnain

showed that proportion TEA stearate and cetyl alcohol which produced the optimum
formula of o/w cream combination oxybenzone and titanium dioxide were 8.93% and
2.07%. The viscosity and adhesiveness were not siginifically different, while cream
spreadability was significally different during 4 weeks storage. Testing activity in vivo
sunscreen cream o / w combination of oxybenzone and titanium dioxide produced SPF 12.

Keyword: oxybenzone, titanium dioxide, sunscreen, in vivo

PENDAHULUAN diizinkan oleh undang-undang yang mampu


Sinar matahari terdiri dari panjang memberikan perlindungan yang memadai
gelombang mulai dari sinar ultraviolet (UV) terhadap UV (Diaz-Cruz et al., 2008).
hingga sinar tampak (Hansol et al., 2006). Salah satu senyawa yang banyak
Jumlah sinar UV yang terkandung dalam digunakan dalam sediaan tabir surya di
total radiasi matahari adalah sekitar 10%. pasaran adalah oksibenzon (Correa et al.,
Sinar UV dibagi menjadi tiga kategori 2012). Oksibenzon merupakan agen tabir
berdasarkan panjang gelombangnya, yaitu surya kimia yang memiliki kemampuan
U V-C (270-290 nm), UV-B (290-320 nm), absorbsi terhadap UV-A dan UV-B,
dan UV-A (320-400 nm). UV-C diserap oleh walaupun absorbsi pada UV-A nya cukup
lapisan ozon, sedangkan UV-B dan UV-A lemah (Baughman et al., 2009). Pada
dapat mencapai permukaan bumi penelitian ini akan dikombinasikan agen
(Amnuaikit & Boonme, 2015). tabir surya kimia yaitu oksibenzon 6% dan
Dampak positif dari sinar UV antara agen tabir surya fisik yaitu titanium
lain kehangatan, cahaya, dan sintesis dioksida 5% dengan harapan menghasilkan
vitamin D pada kulit (Holick et al., 1980). nilai SPF yang lebih tinggi daripada
Dampak negatif sinar UV antara lain penggunaan oksibenzon secara tunggal.
menyebabkan sunburn yang ditandai Berdasarkan Kim dan Choi (2014),
dengan gejala iritasi ringan hingga inflamasi oksibenzon memiliki sifat lipofilik.
akut. Radiasi sinar UV yang berlebihan akan Pembuatan formula krim oksibenzon dan
menghancurkan vitamin D pada lemak kulit titanium dioksida dengan tipe emulsi oil in
sehingga mengubahnya menjadi toxic water (o/w) dalam penelitian ini akan
steroid dan mengakibatkan degenerasi dibuat oksibenzon berada dalam fase dalam
jaringan ikat kulit dan munculnya kerutan yaitu minyak, sehingga stabilitas senyawa
(Jellinek, 1970); faktor risiko penyakit mata terlindungi oleh fase luar. Selain itu,
(Sliney, 2001); serta menurunkan kelebihan krim tipe o/w antara lain tidak
kekebalan tubuh (Norval, 2006). Efek lengket dan mudah dicuci dengan air
jangka panjang paparan radiasi UV yang (Ansel, 2005). Emulgator untuk
berlebihan mampu memicu terjadinya mencampurkan fase minyak dan fase air.
kanker kulit (Hussein, 2005). Emulgator yang digunakan adalah
Salah satu cara untuk melindungi trietanolamin (TEA) stearat. Asam stearat
kulit dari paparan sinar matahari adalah bereaksi dengan TEA secara insitu
dengan menggunakan sediaan tabir surya menghasilkan suatu garam, yaitu TEA
(Benson, 2007). Berdasarkan metode stearat yang berfungsi sebagai emulgator
proteksinya, tabir surya terbagi menjadi untuk tipe emulsi tipe m/a (Aulton, 2002).
tabir surya kimia dan fisik (Draelos & Optimasi digunakan untuk
Thaman, 2006). Tabir surya kimia memperkirakan jawaban dari suatu fungsi
umumnya digunakan dalam kombinasi variabel-variabel respon yang dihasilkan
karena tidak ada agen aktif tunggal sesuai dari rancangan percobaan yang dilakukan
dengan level konsentrasi yang saat ini sehingga menghasilkan formula optimum.

64 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

Tabel I. Formula Krim o/w Kombinasi Oksibenzon dan Titanium Dioksida dengan Variasi
TEA. Stearat dan Setil Alkohol
Bahan (%) F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
Oksibenzon 6 6 6 6 6 6 6 6
Titanium Dioksida 5 5 5 5 5 5 5 5
Dimethicone 4 4 4 4 4 4 4 4
Mineral Oil 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Asam Stearat 6,25 6,88 7,5 5 5 6,25 7,5 5,63
TEA 1,25 1,38 1,5 1 1 1,25 1,5 1,13
Setil Alkohol 3,5 2,75 2 5 5 3,5 2 4,25
Gliserin 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Metilparaben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Akuades 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8

Simplex lattice design merupakan suatu (farmasetis), TEA (farmasetis), setil alkohol
metode yang dapat digunakan untuk (farmasetis), gliserin (farmasetis),
menentukan proporsi relatif bahan-bahan metilparaben (farmasetis), dan akuades.
yang digunakan dalam suatu formula Bahan lain yaitu etanol 95%P, 8 –
sehingga diharapkan akan dapat dihasilkan Metoksiprosalen (Sigma-Aldrich.
formula yang paling baik sesuai dengan Neraca analitik (AdventurerTM,
kriteria yang ditentukan (Kurniawan & Ohaus), stirer, cawan porselen, alat-alat
Sulaiman, 2009). Optimasi formula krim gelas, pipet tetes, waterbath (Memmert®),
o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dan pot krim. Alat untuk uji stabilitas krim
dioksida menggunakan metode Simplex adalah stopwatch (ALBA Digital Stopwatch),
Lattice Design menggunakan software alat uji daya sebar (Lab. Teknologi Farmasi,
Design Expert version 9.0.4 pada program Fakultas Farmasi UGM), alat uji daya lekat
mixture design dengan komponen variasi (Lab. Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi
TEA stearat dan setil alkohol sehingga UGM), viskotester VT-04E (RION Co. Ltd,
diharapkan menghasilkan stabilitas fisik Jepang), conical, oven, kulkas, kertas
krim yang baik selama penyimpanan. indikator pH (MERCK®, Jerman), pencukur
Pengujian SPF secara in vivo bulu, lampu UV Mineralight.
walaupun lebih mahal dan memakan waktu,
namun memberikan hasil yang lebih Pembuatan krim
reliable dan akurat dibanding metode in Semua bahan ditimbang terlebih
vitro. Oleh sebab itu, nilai SPF formula dahulu. Pertama-tama, dibuat bagian
optimum krim o/w kombinasi oksibenzon minyak dengan cara melelehkan
dan titanium dioksida pada penelitian ini dimethicone, mineral oil, asam stearat, dan
akan ditentukan dengan metode in vivo setil alkohol, dalam cawan porselen (a)
menggunakan hewan uji kelinci betina yang kemudian dipanaskan di atas
galur New Zealand White terinduksi penangas air sambil diaduk hingga suhu
senyawa 8-metoksiprosalen. kurang lebih 75°C. Pada cawan porselen
yang lain, dibuat bagian air dengan
METODOLOGI mencampurkan TEA, gliserin, dan metil
Bahan dan Alat paraben kemudian ditambah sebagian
Oksibenzon (Merck) dan titanium akuades dan dipanaskan di atas penangas
dioksida. Bahan untuk pembuatan krim air hingga suhu 75°C (b). Selanjutnya
o/w adalah dimethicone (farmasetis), campuran (a) dimasukkan ke dalam gelas
mineral oil (farmasetis), asam stearat beker lalu ditambahkan oksibenzon.

MF Vol 14 No 2, 2018 65
Abdul Karim Zulkarnain

Setelah tercampur, ditambahkan campuran bertujuan untuk mengetahui apakah


(b) secara perlahan sambil dilakukan prediksi yang dihasilkan oleh software
pengadukan konstan sampai homogen dan Design Expert version 9.0.4 menghasilkan
terbentuk korpus emulsi oleh alat data yang berbeda signifikan atau tidak
pendispersi. Setelah terbentuk korpus terhadap krim hasil percobaan.
emulsi minyak dalam air, titanium dioksida
dimasukkan ke dalam campuran. Campuran Penentuan stabilitas fisik formula
diaduk menggunakan stirer berkecepatan optimum krim o/w kombinasi
250 rpm selama 25 menit hingga homogen. oksibenzon dan titanium dioksida
Pengujian stabilitas fisik formula
Pengujian sifat fisik krim optimum krim o/w kombinasi oksibenzon
Pengujian sifat fisik 8 formula hasil dan titanium dioksida meliputi viskositas,
optimasi software Design Expert version daya sebar, daya lekat, pH, tipe emulsi, dan
9.0.4 krim o/w kombinasi oksibenzon dan cycling test selama 4 minggu penyimpanan.
titanium dioksida meliputi organoleptis,
homogenitas, viskositas, daya sebar, daya Uji viskositas
lekat, pH, dan tipe emulsi. Viskositas krim ditetapkan dengan
viscotester VT-04E (Rion Co, Ltd), rotor no
Penentuan formula optimum krim o/w 1. Pengukuran dilakukan dengan cara
kombinasi oksibenzon dan titanium sediaan dimasukkan dalam wadah,
dioksida kemudian dipasang pada portable
Penentuan formula optimum viscotester. Nilai viskositas diketahui
dilakukan dengan cara mengolah data hasil dengan mengamati gerakan jarum
pengujian sifat fisik krim o/w kombinasi penunjuk hingga stabil dan menunjukkan
oksibenzon dan titanium dioksida hasil angka tertentu (Marchaban et al., 2016).
percobaan dengan menggunakan software
Design Expert version 9.0.4. Parameter fisik Uji daya sebar
yang digunakan yaitu viskositas, daya Setengah gram krim diletakkan di
sebar, dan daya lekat. Target respon dan tengah-tengah kaca bulat. Kemudian
derajat kepentingan disesuaikan untuk ditutup dengan kaca lain yang telah
memperoleh kombinasi TEA-Stearat dan ditimbang terlebih dahulu dan dibiarkan 1
setil alkohol yang optimal. menit. Krim yang menyebar diukur
diameternya dengan mengambil panjang
Verifikasi formula optimum krim o/w rata-rata diameter dari beberapa sisi. Di
kombinasi oksibenzon dan titanium atasnya ditambahkan beban 50 gram,
dioksida dibiarkan 1 menit dan diukur diameter
Formula optimum yang dimunculkan sebarnya. Diteruskan penambahan beban
oleh software Design Expert version 9.0.4 tiap kali sebesar 50 gram hingga 250 gram,
diformulasikan menjadi sediaan krim setelah 1 menit diukur hingga diperoleh
dengan metode yang sama dengan delapan diameter yang cukup untuk melihat
formula sebelumnya. Krim formula pengaruh beban terhadap perubahan
optimum kemudian diuji sifat fisiknya pada diameter sebar krim (Voigt, 1984).
minggu ke-0 dan dibandingkan dengan nilai
prediksi sifat fisik dari software Design Uji daya lekat
Expert version 9.0.4. Parameter sifat fisik Seratus miligram krim diletakkan di
yang digunakan meliputi viskositas, daya antara dua obyek glass yang telah
sebar, dan daya lekat. Analisis statistik ditentukan luasnya (2x2,5 cm). Di atasnya,
untuk verifikasi menggunakan one sample t- ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit.
test dengan taraf kepercayaan 95% yang Kemudian, obyek glass dipasang pada alat

66 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

tes, beban 21 gram dilepaskan dan dicatat Erythema Dose (MED) dengan menyinari
waktu hingga kedua obyek glass tersebut punggung kelinci tanpa perlakuan. Dua
terlepas (Marchaban et al., 2016). puluh empat jam setelah penyinaran,
diamati eritema yang timbul pada daerah
Uji pH yang disinari (Kim et al., 2010) . Setelah
Pengukuran pH sediaan krim mendapatkan nilai MED, uji aktivitas tabir
dilakukan dengan menggunakan kertas surya dilanjutkan dengan mengoleskan
indikator pH, yaitu dengan cara kertas krim pada pada punggung kelinci dengan
indikator pH dicelupkan ke dalam sediaan dosis 2mg/cm2 (Osterwalder & Herzog,
krim, diamkan sebentar. Selanjutnya kertas 2009). Nilai SPF diperoleh dari
indikator pH yang telah dicelupkan perbandingan nilai MED pada kulit
disesuaikan dengan skala warna pada terlindungi tabir surya dengan nilai MED
indikator dan amati skala yang terbaca. pada kulit yang tidak terlindungi tabir surya
(Sambandan & Ratner, 2011).
Uji tipe emulsi
Metode yang digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengamati tipe emulsi adalah metode Sifat Fisik Krim o/w Kombinasi
pengenceran, yaitu dengan melarutkan Oksibenzon-Titanium Dioksida
krim dalam air dan minyak (Voigt, 1984). Organoleptis
Jika krim dapat larut dalam air, maka krim Membuat formulasi sediaan topikal
tersebut merupakan krim o/w. Sebaliknya, tidak hanya dengan optimasi penghantaran
jika krim larut dalam minyak, maka krim zat aktif tetapi juga harus memenuhi
tersebut merupakan krim w/o. persyaratan stabilitas fisika dan kimia,
tidak toksik, dan estetika (Smith et al.,
Cycling test 2000). Pengujian organoleptis merupakan
Metode cycling test dilakukan dengan pengamatan secara kualitatif meliputi
cara sediaan disimpan pada 2 suhu yang konsistensi, warna, tekstur, dan bau
berbeda dalam 6 siklus. Sediaan krim terhadap sediaan krim o/w kombinasi
dimasukkan ke dalam conical lalu disimpan oksibenzon dan titanium dioksida yang
dalam kulkas pada suhu 4°C ± 2°C selama dihasilkan. Hasil pengamatan organoleptis
24 jam lalu dipindahkan ke dalam oven terhadap 8 formula krim o/w kombinasi
bersuhu 45°C ± 2°C selama 24 jam. Waktu oksibenzon dan titanium dioksida yang
penyimpanan dua suhu tersebut dalam 2 dihasilkan menunjukkan karakteristik yang
hari dianggap 1 siklus. Dilakukan hampir sama yaitu konsistensi kental,
pengamatan secara kualitatif terjadinya warna putih, tekstur lembut, serta bau khas.
pemisahan pada tabung conical. Serbuk oksibenzon berwarna kuning muda,
Pengamatan dilakukan selama 6 siklus. sedangkan serbuk titanium dioksida
(Lachman et al., 1994). berwarna putih. Hasil krim kombinasi
oksibenzon dan titanium dioksida
Uji aktivitas tabir surya secara in vivo berwarna putih disebabkan oleh titanium
Uji aktivitas dilakukan dengan dioksida yang berwarna putih dan bersifat
menentukan Sun Protection Factor (SPF) opak. Titanium dioksida memberikan
terhadap sinar UV-B secara in vivo yang perlindungan UVB yang baik dan memiliki
dilakukan pada kelinci betina. Punggung intensitas warna putih yang pekat.
kelinci dicukur bulunya dan ditandai seluas Viskositas, merupakan salah satu
5x5 cm2 kemudian kelinci disensitisasi respon optimasi yang penting untuk
dengan senyawa 8-MOP yang diberikan karakter emulsi yang berbasis krim.
secara per oral dengan dosis 10 mg/kgBB. Viskositas merupakan parameter yang
Selanjutnya, dilakukan penetuan Minimal menggambarkan tentang besarnya tahanan

MF Vol 14 No 2, 2018 67
Abdul Karim Zulkarnain

suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar Daya sebar, sediaan krim merupakan
tahanannya, maka viskositas juga akan sediaan topikal yang diaplikasikan dengan
semakin besar (Sinko, 2006). Krim dengan cara dioleskan. Daya sebar merupakan
viskositas yang terlalu tinggi maka akan bagian dari psikoreologi yang dapat
sulit dituang ke dalam wadah, sedangkan dijadikan sebagai parameter aseptabilitas
krim dengan viskositas yang terlalu rendah (Martin et al., 1993). Daya sebar yang
menghasilkan krim yang encer dan mudah optimum akan memudahkan krim
menetes saat diaplikasikan sehingga tidak menyebar saat dioleskan pada permukaan
tinggal seluruhnya pada permukaan kulit kulit tanpa perlu tekanan yang besar. Pada
(Ningrum, 2011). Oleh sebab itu, viskositas umumnya daya sebar memiliki kaitan
krim yang optimum diperlukan agar dengan viskositas. Apabila viskositas
diperoleh krim yang nyaman untuk rendah, maka daya sebar krim akan
digunakan. semakin besar karena krim akan semakin
Viskositas krim diukur menggunakan mudah mengalir dan menyebar pada
viskotester VT-04 (Rion Co, Ltd). Rotor permukaan kulit.
bernomor 1 digunakan untuk mengukur Data hasil pengujian daya sebar dari 8
sediaan dengan viskositas antara 3-150 formula yang dihasilkan menunjukkan krim
dPas, sedangkan rotor nomor 2 untuk yang memiliki daya sebar paling besar
mengukur sediaan dengan viskositas 100- adalah F3 yaitu luas daya sebarnya 42,06 ±
4000 dPas. Viskositas krim diukur satu hari 2,90 cm2 , sedangkan krim dengan daya
setelah pembuatan krim untuk menunggu sebar paling kecil adalah F1 yaitu luas daya
stabilnya pembentukan emulsi dan sebarnya 27,11 ± 1,39 cm2. Viskositas
memberi waktu emulgator untuk terendah ditunjukkan oleh F3. F3
bercampur sempurna. Menurut mengandung konsentrasi setil alkhol
(Langenbucher dan Lange 2007), viskositas terendah sehingga menghasilkan sediaan
yang dapat diterima untuk sediaan krim dengan viskositas terendah sehingga
semisolid yang menbutuhkan pemencetan menghasilkan daya sebar terbesar.
dari tube adalah 50-1000 dPas dengan nilai Daya lekat, krim berkaitan dengan
optimumnya 200 dPas. Delapan formula seberapa lama kemampuan krim melekat
krim yang dihasilkan menunjukkan pada kulit. Krim tabir surya harus memiliki
viskositas yang bervariasi dan masuk ke daya lekat yang optimum agar efektif dalam
dalam rentang viskositas yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar
diterima. Viskositas krim yang paling matahari namun tetap mudah dihilangkan
rendah adalah F3 yaitu 120 ± 4,59 dPas, dengan pencucian menggunakan air. Krim
sedangkan viskositas krim yang paling yang terlalu lengket akan tidak nyaman
tinggi adalah F8 yaitu 190 ± 2,11 dPas. F3 digunakan dan mudah mengabsorpsi debu,
mengandung konsentrasi setil alkohol sedangkan krim yang tidak lengket
terendah sehingga viskositasnya paling memiliki daya proteksi yang singkat
kecil. Hal ini disebabkan, setil alkohol dapat sehingga perlu pengulangan pengaplikasian
meningkatkan stabilitas krim o/w dengan krim. Data hasil pengujian daya lekat dari 8
mekanisme meningkatkan konsistensi krim formula menunjukkan krim yang memiliki
dengan adanya emulgator yang larut air daya lekat paling besar adalah F8,
(Rowe, 2005). TEA merupakan emulgator sedangkan krim yang memiliki daya lekat
yang larut air karena memiliki gugus yang paling kecil adalah F7. F7 memiliki daya
polar, sehingga berinteraksi dengan setil lekat paling rendah sebab sama halnya
alkohol untuk meningkatkan seperti F3, setil alkohol yang terkandung
viskositaskrim. paling sedikit. Konsistensi krim F7 dan F3

68 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

agak encer, ditunjukkan oleh nilai pengenceran, sehingga dapat digunakan


viskositas yang rendah sehingga daya sebagai penanda tipe emulsi (Voigt, 1984).
lekatnya pun paling kecil. Emulgator yang digunakan yaitu TEA
Pengujian pH bertujuan untuk Stearat merupakan emulgator yang larut
mengevaluasi keamanan krim yang dalam air. Banchroft rule menyatakan fase
dihasilkan sehingga tidak mengiritasi kulit. dimana emulgator larut adalah fase
Sediaan krim yang dihasilkan sebaiknya eksternal (Myers, 2006). Oleh sebab itu,
memiliki pH yang mendekati pH normal terbukti bahwa krim yang dihasilkan
kulit, yaitu 4,5-6,5 (Draelos & Thaman, memiliki tipe emulsi oil in water (o/w) atau
2006). pH krim yang terlalu asam dapat minyak dalam air (m/a).
menyebabkan iritasi pada kulit, sedangkan
pH krim yang terlalu basa dapat Penentuan Formula Optimum Krim o/w
menyebabkan kulit bersisik. Penggunaan Oksibenzon -Titanium Dioksida
emolien silikon, dalam formula ini yaitu Berdasarkan hasil analistik statistik
dimethicone, dapat mengurangi efek kulit SLD, ketiga respon sifat fisik krim o/w
kering akibat titanium dioksida atau zink oksibenzon dan titanium dioksida yaitu
oksida (Draelos & Thaman, 2006). viskositas, daya sebar, dan daya lekat
Kedelapan formula yang dihasilkan masuk memiliki model yang siginifikan dan lack of
ke dalam rentang pH fisiologis kulit fit yang tidak signifikan. Oleh sebab itu,
sehingga aman untuk digunakan. Rata-rata ketiga respon dapat digunakan sebagai
sediaan krim o/w kombinasi oksibenzon parameter penentu formula optimum.
dan titanium dioksida menghasilkan pH 6, Penetapan goal dilakukan berdasarkan nilai
kecuali F3 dan F7 yang menghasilkan pH 7. respon yang diharapkan. Goal untuk respon
Asam stearat dan TEA membentuk garam viskositas yaitu in range, daya sebar yaitu
TEA Stearat dengan reaksi netralisasi. maximize, sedangkan daya lekat yaitu
Jumlah TEA yang ditambahkan minimize. Derajat kepentingan yang
mempengaruhi pH produk yang dihasilkan digunakan adalah default (+++). Nilai
(Swarbick & Boylan, 1996). Konsentrasi desirability yang dipilih adalah nilai
TEA yang digunakan pada F3 dan F7 paling tertinggi yaitu 0,975 dengan proporsi
tinggi dibanding formula lain yaitu TEA.Stearat dan setil alkohol 8.93% dan
mencapai 1,5%. TEA merupakan basa kuat, 2.07%. Software Design Expert version 9.0.4
sehingga dengan adanya konsentrasi TEA memprediksikan nilai respon viskositas
yang tinggi akan menyebabkan proses formula optimum sebesar 123,91 dPas;
netralisasi semakin cepat terjadi daya sebar sebesar 40,21 cm2; dan daya
menghasilkan pH yang semakin mendekati lekat sebesar 0,58 detik.
basa, dibuktikan dengan hasil uji pH
sediaan yang mencapai pH 7. Verifikasi Formula Optimum Krim o/w
Uji tipe emulsi, menurut Goskonda Oksibenzon dan Titanium Dioksida
(2009), TEA dicampur dengan asam stearat Verifikasi formula optimum krim o/w
akan membentuk sabun anionik dengan pH kombinasi oksibenzon dan titanium
sekitar 8 dan membentuk tipe emulsi tipe dioksida hasil prediksi dilakukan untuk
m/a yang stabil dan halus. Hasil pengujian mengetahui apakah nilai prediksi yang
tipe emulsi terhadap 8 formula krim o/w diberikan oleh software sesuai dengan nilai
kombinasi oksibenzon dan titanium hasil percobaan yang sebenarnya. Prediksi
dioksida menunjukkan bahwa krim lebih respon sifat fisik formula optimum yang
terlarut saat diencerkan dalam air diperoleh dari analisis menggunakan
dibandingkan dalam minyak. Hanya fase software Design Expert version 9.0.4
luar emulsi yang dapat dilakukan selanjutnya dibandingkan dengan respon

MF Vol 14 No 2, 2018 69
Abdul Karim Zulkarnain

Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix Design-Expert® Software
Viskositas (dPas)
Design Points
200
Component Coding: Actual Two Component Mix
95% CI Bands Daya Sebar (cm2)
Design Points
45
X1 = A: TEA.Stearat 95% CI Bands
X2 = B: Setil Alkohol
X1 = A: TEA.Stearat
180 2 X2 = B: Setil Alkohol
2
40
Viskositas (dPas)

Daya Sebar (cm2)


160

35
140

30
120

100
25

A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9 A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9
B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2 B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2

(a) (b)

Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix
Daya Lekat (sec)
Design Points
2
95% CI Bands

X1 = A: TEA.Stearat
X2 = B: Setil Alkohol

1.5
Daya Lekat (sec)

0.5

A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9


B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2

(c)

Gambar 1. Profil respon (a) viskositas; (b) daya sebar; (c) daya lekat

Sifat Fisik : Persamaan Simplex Lattice Design


Viskositas : Y = 122,38A + 179,88B + 92,55AB – 86,67AB(A-B)
Daya Sebar : Y = 41,06A + 32,95B – 29,79AB
Daya Lekat : Y = 0,58A + 1,26B + 1,46AB – 2,40AB(A-B)
Keterangan : A = Fraksi komponen TEA. Stearat; B = Fraksi komponen setil alkohol

sifat fisik formula optimum yang diperoleh memprediksi viskositas, daya sebar, dan
pada percobaan minggu ke-0 daya lekat krim o/w kombinasi oksibenzon
menggunakan software IBM® SPSS® dan titanium dioksida dengan kombinasi
Statistic 16. Metode analisis statistik yang variasi komponen TEA stearat dan setil
digunakan yaitu one sample t-test karena alkohol.
semua data terdistribusi normal.
Nilai respon viskositas, daya sebar, Penentuan Stabilitas Formula Optimum
dan daya lekat formula optimum hasil Krim o/w Oksibenzon-Titanium
percobaan menunjukkan hasil yang tidak Dioksida
berbeda signifikan dengan nilai prediksi Formula optimum yang diperoleh
software Design Expert version 9.0.4 kemudian diuji stabilitas fisiknya dengan
ditunjukkan dengan nilai signifikansi ketiga cara melakukan uji sifat fisik krim setiap
respon viskositas, daya sebar, dan daya minggu selama penyimpanan 4 minggu. Uji
lekat >0,05. Dengan demikian, ketiga hasil stabilitas fisik meliputi uji viskositas, daya
respon uji sifat fisik memberikan data yang sebar, daya lekat, pH, tipe emulsi, dan
tidak berbeda signifikan sehingga cycling test.
persamaan dari software Design Expert Viskositas, oksibenzon berbentuk
version 9.0.4 pada metode Simplex Lattice serbuk sehingga pada penambahan ke
Design dapat digunakan untuk dalam basis vanishing cream dengan

70 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix
Desirability
Design Points
1.000
2
X1 = A: TEA.Stearat
X2 = B: Setil Alkohol
Prediction 0,975
0.800

Desirability
0.600

0.400

0.200

0.000 2 2

A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9


B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2

Gambar 2. Profil respon formula optimum

Tabel II. Hasil Uji One Sample T-Test Respon Prediksi Dibandingkan Respon Percobaan
Formula Optimum Krim o/w Kombinasi Oksibenzon dan Titanium Dioksida
Sifat Fisik Krim Prediksi Percobaan Sig. (2 tailed) Interpretasi
Viskositas (dPas) 123,91 130 0,402 Tidak berbeda signifikan
Daya Sebar (cm2) 40,2 37,87 0,311 Tidak berbeda signifikan
Daya Lekat (detik) 0,58 0,57 0,075 Tidak berbeda signifikan

Tabel III. Viskositas Selama 4 Minggu Penyimpanan


minggu ke- Viskositas (dPAs)
0 130 ± 10
1 123,33 ± 20,82
2 123,33 ± 11,55
3 133,33 ± 20,82
4 133,33 ± 20,82

konsentrasi tinggi menyebabkan kenaikan o/w kombinasi oksibenzon dan titanium


viskositas (Rosita et al., 2014). Nilai dioksida.
viskositas akan mempengaruhi daya sebar Stabilitas fisik krim berdasarkan
dan daya lekat dari sediaan (Ameliana et al., perubahan viskositas pada minggu ke-0
2012). sampai minggu ke-4 dianalisis dengan IBM®
Terjadi penurunan dan peningkatan SPSS® Statistic 16. Pertama, dilakukan uji
viskositas yang fluktuatif. Peningkatan normalitas untuk mengetahui pola
viskositas yang terjadi selama distribusi data viskositas selama
penyimpanan dapat diakibatkan oleh penyimpanan. Pengujian normalitas data
berflokulasinya globul dalam emulsi, viskositas menggunakan uji Shapiro Wilk
sedangkan penurunan viskositas terjadi karena jumlah data yang dianalisis kurang
berkaitan dengan timbulnya pemisahan dari 50. Nilai signifikansi yang diperoleh
fase (Agoes, 2012). Panjang bagian dari uji Shapiro Wilk yaitu 0,187 ( > 0,05)
hidrofobik memiliki efek yang sangat kuat yang artinya data viskositas terdistribusi
dalam membentuk viskositas (Barmar et al., secara normal. Apabila data terdistribusi
2005). Rantai CH2 setil alkohol yang cukup secara normal, maka uji statistik dapat
panjang berkontribusi dalam peningkatan dilanjutkan dengan uji ANOVA. Uji ANOVA
viskositas sediaan formula optimum krim dilakukan untuk mengetahui apakah

MF Vol 14 No 2, 2018 71
Abdul Karim Zulkarnain

Tabel IV. Daya Sebar Selama 4 Minggu Penyimpanan


minggu ke- Daya Sebar (cm2)
0 37,87 ± 3,01
1 35,96 ± 1,62
2 36,67 ± 1,96
3 30,48 ± 3,27
4 32,92 ± 0,92

Tabel V. Daya Lekat Selama 4 Minggu Penyimpanan


minggu ke- Daya Lekat (detik)
0 0,57 ± 0,00
1 0,58 ± 0,05
2 0,57 ± 0,06
3 0,62 ± 0,09
4 0,64 ± 0,09

terdapat perubahan sifat fisik dari dioksida selama penyimpanan. Kecepatan


penyimpanan minggu ke-0 hingga minggu penyebaran bergantung pada viskositas
ke-4. Dari hasil analisis Homogenity formulasi, kecepatan penguapan pelarut,
of Variance menunjukkan nilai signifikansi kecepatan peningkatan viskositas sebagai
0,414 (>0,05) yang artinya data viskositas hasil dari penguapan, serta shearing stress
memiliki varian yang sama. Oleh yang dikenakan (Garg et al., 2002).
karena data viskositas identik, maka Viskositas formula optimum krim o/w
dilanjutkan analisis dengan One Way kombinasi oksibenzon dan titanium
ANOVA. Hasil menunjukkan nilai dioksida cenderung mengalami
signifikansi sebesar 0,903 (>0,05) sehingga peningkatan selama penyimpanan
dapat dikatakan bahwa viskositas krim mengakibatkan daya sebar krim yang
minggu ke-0 hingga minggu ke-4 tidak semakin menurun. Sifat fisik daya sebar
berbeda signifikan. formula optimum krim o/w kombinasi
oksibenzon dan titanium dioksida
Daya Sebar mengalami fluktuasi pada minggu ke-3,
Nilai signifikansi yang diperoleh dari fluktuasi yang terjadi mungkin disebabkan
uji Shapiro Wilk yaitu 0,817 ( > 0,05) yang oleh sifat daya sebar krim o/w kombinasi
artinya data daya sebar terdistribusi secara oksibenzon dan titanium dioksida yang
normal. Dari hasil analisis Homogenity of dipengaruhi oleh komposisi komponen TEA
Variance menunjukkan nilai signifikansi stearat, serta alat daya uji yang kurang
0,296 (>0,05) yang artinya data daya sebar presisi.
memiliki varian yang sama. Oleh karena Metode ekstonsiometer pelat sejajar
data daya sebar identik, maka dilanjutkan adalah metode yang paling banyak
analisis dengan One Way ANOVA. Hasil digunakan untuk menentukan dan
menunjukkan nilai signifikansi sebesar mengukur daya sebar sediaan semi padat.
0,017 (<0,05) sehingga dapat dikatakan Keuntungan dari metode ini yaitu
bahwa daya sebar krim minggu ke-0 hingga sederhana dan relatif murah. Namun di sisi
minggu ke-4 berbeda signifikan. lain, metode ini tidak teliti dan sensitif, dan
Terjadi perbedaan sifat fisik daya data yang dihasilkannya harus secara
sebar formula optimum krim o/w manual ditafsirkan dan disajikan
kombinasi oksibenzon dan titanium (Jelvehgari et al., 2007).

72 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

Daya Lekat industri, formulasi tersebut harus memiliki


Nilai signifikansi yang diperoleh dari pH yang dekat dengan kisaran pH normal
uji Shapiro Wilk yaitu 0,072 ( > 0,05) yang kulit manusia (Matousek et al., 2003). Hasil
artinya data daya lekat terdistribusi secara pengujian formula optimum krim o/w
normal. Dari hasil analisis Homogenity of kombinasi oksibenzon dan titanium
Variance menunjukkan nilai signifikansi dioksida menunjukkan pH yang stabil pada
0,104 (>0,05) yang artinya data daya sebar penyimpanan minggu ke-0, 1,2, 3, 4.
memiliki varian yang sama. Oleh karena Cycling test, uji stabilitas dipercepat
data daya sebar identik, maka dilanjutkan cycling test dilakukan dengan
analisis dengan One Way ANOVA. Hasil mengondisikan sediaan krim pada siklus
menunjukkan nilai signifikansi sebesar panas (45°C) dan dingin (4°C) yang ekstrim
0,686 (>0,05) sehingga dapat dikatakan secara bergantian (Amnuaikit & Boonme,
bahwa daya lekat krim minggu ke-0 hingga 2015). Dengan cara ini diperoleh gambaran
minggu ke-4 tidak berbeda signifikan. Sifat stabilitas sediaan krim pada kondisi
fisik daya lekat krim o/w kombinasi penyimpanan jangka panjang dalam waktu
oksibenzon dan titanium dioksida serupa uji yang dipercepat. Hasil cycling test
dengan sifat fisik viskositas. Viskositas formula optimum krim o/w kombinasi
formula optimum krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida tidak
oksibenzon dan titanium dioksida mengalami pemisahan fase setelah
cenderung mengalami peningkatan selama melewati 6 siklus cycling test. Emulgator
penyimpanan. Hal serupa juga terjadi pada TEA stearat mampu menghasilkan lapisan
daya lekat formula optimum krim o/w antarmuka yang kompleks dan rapat yang
kombinasi oksibenzon dan titanium tidak dipengaruhi siklus suhu pada kondisi
dioksida. dipercepat menghasilkan krim yang stabil
pada cycling test.
Tipe Emulsi Uji aktivitas tabir surya secara In Vivo,
Inversi adalah peristiwa berubahnya uji aktivitas formula optimum krim o/w
tipe emulsi dari tipe M/A menjadi A/M atau kombinasi oksibenzon dan titanium
sebaliknya (Anief, 1999). Emulsi krim yang dioksida secara in vivo dilakukan dengan
stabil harus mampu mempertahankan tipe mengukur aktivitas daya perlindungan
emulsinya selama penyimpanan. Pengujian krim tabir surya terhadap kelinci betina
tipe emulsi selama 4 minggu penyimpanan galur New Zealand White. Kelinci
menunjukkan bahwa formula optimum diinduksikan dengan senyawa 8-
tidak mengalami perubahan tipe emulsi. metoksiprosalen sebelum penyinaran
Formula optimum setelah penyimpanan untuk meningkatkan sensitivitas hewan uji
tetap terencerkan saat dilarutkan dalam terhadap paparan lampu UV B. Hewan uji
media air menandakan bahwa krim formula yang dipilih berjenis kelamin wanita
optimum stabil dalam penyimpanan. Hal ini dengan asumsi bahwa krim o/w kombinasi
mungkin disebabkan oleh kecepatan oksibenzon dan titanium dioksida akan
homogenisasi yang tepat selama formulasi banyak digunakan oleh konsumen wanita.
emulsi sehingga mencegah kerusakan dari Punggung kelinci dicukur ditandai dengan
formulasi selama pengujian (Abdurahman luas 5x5 cm2. Meskipun radiasi dari emisi
& Rosli, 2006). lampu cahaya buatan lebih rendah
pH, bagian terpenting dalam dibandingkan dengan matahari, namun
stabilitas kimia sediaan adalah performa karena penyinaran dilakukan terus
saat pengujian dipercepat dan profil menerus, kulit tidak dapat memperbaiki
kinetika pH (Issa et al., 2000). Agar suatu diri seperti yang seharusnya (Tian et al.,
formulasi memperoleh pengakuan dalam 2014). Oleh sebab itu, penggunaan radiasi

MF Vol 14 No 2, 2018 73
Abdul Karim Zulkarnain

Tabel I. Hasil Pengamatan MED pada Punggung Kelinci Terinduksi 8-MOP


Waktu Penyinaran (menit)
Perlakuan Nilai SPF
20 30 60 120 180 240
Tanpa + 0 0 0 0 0 0
Kontrol Negatif + 0 0 0 0 0 1
F. Optimum - - - - - + 12
Keterangan: (-) : belum timbul eritema; (+) : sudah timbul eritema; 0 : tidak dilakukan
penyinaran lagi

dari lampu UV B dapat menggambarkan kelinci setelah 20 menit penyinaran dan


kondisi eritema kulit seperti saat terpapar diamati setelah 24 jam. Ketiga kelinci
sinar matahari. menunjukkan hasil yang sama sehingga
Senyawa 8-metoksiprosalen susah dapat dikatakan bahwa nilai MED pada
larut dalam akuades. Oleh sebab itu, 8- punggung kelinci yang tidak terlindung
metoksiprosalen disuspensikan dalam PGA krim tabir surya adalah 20 menit.
2%. PGA 2% akan membantu kelarutan Pengujian nilai SPF kemudian
senyawa 8-metoksiprosalen. Larutan ini dilanjutkan dengan pengolesan kontrol
kemudian diinduksikan dengan cara per negatif berisi basis krim tanpa kandungan
oral karena bentuk larutan suspensi tidak zat aktif tabir surya sebagai pembanding
boleh diinjeksikan karena mengandung serta formula optimum krim o/w kombinasi
partikel tidak terlarut yang dapat oksibenzon dan titanium dioksida. Awal
menyumbat pembuluh darah. Senyawa 8- penyinaran dimulai pada waktu MED
metoksiprosalen mencapai bioavailibilitas kelinci tanpa perlakuan yaitu 20 menit.
maksimumnya 1,5-3 jam setelah pemberian Punggung kelinci yang diolesi dengan
secara oral dan bertahan sampai 8 jam kontrol negatif yaitu basis krim
(Sekardani, 2011). Dosis pemberian 8- menunjukkan hasil bahwa pada 20 menit
metoksiprosalen adalah 10 mg/kgBB. penyinaran menyebabkan munculnya
Nilai SPF dihitung dengan cara eritema pada punggung kelinci. Hal ini
membandingkan Minimal Erythema Dose berarti bahwa kontrol negatif yaitu basis
(MED) pada kulit yang terlindung tabir krim tanpa kandungan zat aktif tabir surya
surya dibandingkan MED yang sama pada tidak mampu memberikan perlindungan
kulit yang tidak terlindungi. Banyaknya terhadap paparan sinar UV, sama halnya
krim yang dioleskan yaitu 2mg/cm2 (Kim et dengan timbulnya eritema pada punggung
al., 2010). Penelitian terdahulu yang kelinci tanpa perlakuan. Penelitian
dilakukan oleh Faurschou dan Wulf dilanjutkan dengan penyinaran pada
membuktikan bahwa hasil nilai SPF punggung kelinci yang diolesi fomula
menunjukkan SD yang tinggi ketika dosis optimum krim o/w kombinasi oksibenzon
0,5; 1,0; dan 4,0 mg / cm2 diaplikasikan, dan titanium dioksida. Awal penyinaran
sedangkan menghasilkan SD yang relatif dimulai pada waktu MED kelinci tanpa
rendah ketika 2,0 mg / cm2 diaplikasikan perlakuan yaitu 20 menit, kemudian
(Faurschou & Wulf, 2007). dilakukan penambahan waktu penyinaran
Nilai MED pada kulit yang tidak secara bertahap setiap 1 jam. Hasil
terlindung formula optimum krim o/w pengujian nilai SPF (Tabel VI) memberikan
kombinasi oksibenzon dan titanium hasil bahwa formula optimum krim o/w
dioksida didapatkan berdasarkan hasil kombinasi oksibenzon dan titanium
orientasi. Hasil orientasi menunjukkan dioksida mampu memberikan
bahwa eritema muncul pada punggung perlindungan terhadap punggung kelinci

74 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

yang dipapari sinar UVB sampai dengan 4 menambahkan jenis tabir surya kimia
jam. lainnya sehingga dapat dihasilkan sediaan
Banyak faktor yang mempengaruhi tabir surya dengan nilai SPF 15 atau lebih.
efek tabir surya, seperti kemampuan
penyerapan kulit, frekuensi aplikasi, KESIMPULAN
kepadatan, basis tabir surya, serta terutama Proporsi TEA stearat dan setil alkohol
jumlah tabir surya yang diaplikasikan (Kim yang menghasilkan formula optimum krim
et al., 2010). Berdasarkan hasil percobaan o/w kombinasi oksibenzon dan titanium
diketahui bahwa nilai SPF formula optimum dioksida adalah 8.93% dan 2.07%. Formula
krim o/w kombinasi oksibenzon dan optimum krim o/w kombinasi oksibenzon
titanium dioksida yaitu 12. dan titanium dioksida selama penyimpanan
Tipe aktivitas tabir surya terkait 4 minggu menghasilkan sediaan krim yang
dengan panjang gelombang serapan stabil pada respon sifat fisik viskositas dan
maksimum dan hal ini akan tergantung daya lekat, namun tidak pada respon sifat
pada khromofor pada setiap senyawa fisik daya sebar. Nilai SPF formula optimum
tersebut (Sastrohamidjojo, 1991). krim o/w kombinasi oksibenzon dan
Oksibenzon memiliki gugus kromofor yaitu titanium dioksida hasil uji aktivitas tabir
pada gugus cincin karbonil yang mampu surya secara in vivo adalah 12.
menangkap sinar UV sehingga mampu
memberi daya perlindungan terhadap DAFTAR PUSTAKA
paparan sinar UV. Serapan UV A dan UV B Abdurahman, H. N. & Rosli, M. Y., 2006,
dipengaruhi oleh gugus metoksi dan Stability Investigation of Water-in-
substituen cincin oksibenzon (Correa et al., Crude Oil Emulsion, Journal of Applied
2012). Titanium dioksida menangkal sinar Science, 6, 2895-2900.
UV dengan cara memantulkan sinar UV Agoes, G., 2012, Sediaan Farmasi Likuida-
yang datang. Semisolida (SFI-7), Penerbit ITB,
Kombinasi antara oksibenzon dan Bandung.
titanium dioksida menghasilkan nilai SPF Ameliana, L., Oktora, L. & Maharani, Z.,
yang lebih tinggi dari penggunaan 2012, Optimasi Komposisi Asam
oksibenzon secara tunggal. Namun, Laktat dan Zink Oksida dalam Krim
kombinasi oksibenzon 6% dengan titanium Tabir Surya Kombinasi
dioksida 5% belum menghasilkan nilai SPF Benzophenone-3 dan Octyl
15 yaitu nilai SPF minimal yang diijinkan methoxycinnamate, Skripsi, Fakultas
pada produk sediaan tabir surya yang Farmasi Universitas Jember, Jember.
beredar di pasaran. Amnuaikit, T. & Boonme, P., 2015,
Penelitian yang dilakukan (El-Boury Formulation and Characterization of
et al., 2007) tentang perhitungan nilai SPF Sunscreen Creams with Synergistic
secara in vitro kombinasi berbagai senyawa Efficacy on SPF by Combination of UV
tabir surya kimia dan tabir surya fisik pada Filters, Journal of Applied
konsentrasi tertinggi masing-masing Pharmaceutical Science, 3(8), 001-
senyawa tabir surya yang diperbolehkan 005.
oleh regulasi, salah satunya kombinasi Anief, M., 1999, Sistem Dispersi, Formulasi
oksibenzon dengan konsentrasi 10% dan Suspensi dan Emulsi, Gadjah Mada
titanium dioksida 25% menghasilkan nilai University Press, Yogyakarta.
SPF sebesar 39,07 ± 4,11. Upaya Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan
peningkatan nilai SPF sediaan tabir surya Farmasi, Edisi IV, Penerbit UI, Jakarta.
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics : The
konsentrasi tabir surya fisik ataupun Science Dosage Form Design, 2nd Ed.,

MF Vol 14 No 2, 2018 75
Abdul Karim Zulkarnain

Ed. Harcourt Publisher, New York . Formulation : An Update,


Barmar, M., Barikani, M. & Kaffashi, B., 2005, Pharmaceutical Technology, 84-102.
Steady Shear Viscosity Study of Goskonda, S. R., 2009, Dalam: R. C. Rowe, P.
Various HEUR Models with J. Sheskey & M. E. Quinn, Handbook of
Hydrophilic and Hydrophobic Sizes, Pharmaceutical Excipients, 754-755,
Colloids and Surfaces A : Pharmaceutical Press and American
Physicochemical and Engineering Pharmacists Association, USA.
Aspects, 253, 77-82. Sunscreen Protection, Journal of
Baughman, B. M. et al., 2009, Structural and Dermatology, 20, 112-119.
Spectroscopic Studies of the Hanson, K. M., Gratton, E. & Bardeen, C. J.,
Photophysical Properties of 2006, Sunscreen Enhancment of UV-
Benzophenone Derivatives, The induceed Reactive Oxygen Species in
Journal of Physical Chemistry A , the Skin, Free Radical Biology &
113(28), 8011-8019. Medicine Journal, 41, 1205.
Benson, H., 2007, Sunscreen : Efficacy, Skin Holick, M., MacLaughlin, J., Clark, M. &
Penetration, and Toxicological Holick, S., 1980, Photosynthesis of
Aspects. Dalam: K. Walters & M. Previtamin D3 in Human Skin and the
Roberts, Dermatologic, Cosmeceutic, Physiologic Consequences, Science
and Cosmetic Development, 419-435, 210, 203-205.
Informa Healthcare, USA. Hussein, M. R., 2005, Ultraviolet Radiation
Correa, B. A. M. et al., 2012, Molecular and Skin Cancer: Molecular
Modeling Studies of the Structural, Mechanisms, Journal of Cutaneous
Electronic, and UV Absorption Pathology , 3, 191-205.
Properties of Benzophenone Issa, T. S. et al., 2000. Improved Kinetic
Derivatives, The Journal of Physical Parameter Estimation in pH-Profile
Chemistry A, 116, 10927-10933. Data, International Journal of
Diaz-Cruz, M. S., Llorca, M. & Barcelo, D., Pharmaceutics, 198, 39-49.
2008, Organic UV Filters and Their Jellinek, J. S., 1970, Formulation and
Photodegradates, Metabolites, and Function of Cosmetics, Wiley-
Disinfection By-Products in the Interscience, New York.
Aquatic Environment. Trends in Jelvehgari, M., Rashidi, M. R. & Mohammadi,
Analytical Chemistry, 27. S. H. M., 2007, Adhesive and
Draelos, Z. D. & Thaman, L. A., 2006, Spreading Properties of
Cosmetic Formulation of Skin Care Pharmaceutical Gel Composed of
Products, Informa Healthcare USA, Cellulose Polymer, Jundishapur
Inc., New York. Journal of Natural Pharmaceutical
El-Boury, S. et al., 2007, Effect of The Products , 2(1), 45-58.
Combination of Organic and Inorganic Kim, S. & Choi, K., 2014, Occurrences,
Filters on the Sun Protection Factor Toxicities, and Ecological Risks of
(SPF) Determined by In Vitro Method, Benzophenone-3, A Common
International Journal of Component of Organic Sunscreen
Pharmaceutics, 1-5. Products: A Mini-Review,
Faurschou, A. & Wulf, H., 2007, The Relation Environment International, 70, 143–
Between Sun Protection Factor and 157.
Amount of Sunscreen Applied In Vivo, Kim, S. M. et al., 2010, The Relation Between
British Journal of Dermatology, 156, the Amount of Sunscreen Applied and
716-719. the Sun Protection Factor in Asian
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S. & Singla, A., Skin, Journal of the American Academy
2002, Speading of Semisolid Dermatology, 62(2), 218-222.

76 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon

Kurniawan, D. W. & Sulaiman, S., 2009, Rowe, R., Sheskey, P. J. & Owen, S. C., 2005,
Teknologi Sediaan Farmasi, Edisi IV, Handbook of Pharmaceutical
Graha Ilmu, Yogyakarta. Excipients, 5th Ed., Pharmaceutical
Lachman, L., Lieberman, H. A. & Kanig, J. L., Press, London.
1994, Teori dan Praktek Farmasi Sambandan, D. R. & Ratner, D., 2011,
Industri II, Edisi III, Universitas Sunscreens : An Overview and
Indonesia Press, Jakarta. Update, Journal of the American
Langenbucher & Lange, 2007, Teori dan Academy of Dermatology, 64, 748-
Praktek Farmasi Industri II . Edisi III, 758.
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi,
Martin, A., Swarbick, J. & Cammarata, A., Liberty, Yogyakarta.
1993, Farmasi Fisik 2, Edisi II, Sekardani, N. I., 2011, Stabilitas Fisik
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sediaan Krim Pati Bengkuang
Marchaban, Fudholi, A., Sulaiman, T.N.S., (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) dan
Mufrod, Martin, R., Bestari, A.N., Aktivitasnya Sebagai Tabir Surya
2015, Seri Buku Petunjuk Praktikum pada Mencit, Skripsi, Fakultas Farmasi
Teknologi Farmasi: Teknologi Univeristas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Formulasi Sediaan Cair Semi Padat, Sheu, M. T. et al., 2003, Correlation of In vivo
Laboratorium Teknologi Farmasi and In vitro Measurements, Journal of
Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Food and Drug Analysis, 11(2), 128-
Matousek, J. L. et al., 2003, Evaluation of the 132.
Effect of pH on In Vivo Growth of Sinko, P. J., 2006, Physical Pharmacy and
Malassezia Pachydermatis, Canadian Pharmaceutical Sciences, 5th Ed.,
Journal of Veterinary Research, 67, 56- Lippincott William & Wilkins,
59. Philadelphia.
Myers, D., 2006, Surfactant Science and Sliney, D. H., 2001, Photoprotection of the
Technology, 3rd Ed., John Willey and Eye UV Radiation and sunglasses,
Sons Inc., New Jersey. Journal Photochemical &
Ningrum, A. A., 2011, Optimasi Proses Photobiology B, 64, 166-175.
Pencampuran Hand Lotion dengan Smith, E. W., Maibach, H. I. & Surber, C.,
Kajian Kecepatan Putar Mixer, Suhu, 2000, Use of Emulsions as Topical
dan Waktu Pencampuran Drug Delivery Systems, In: F. Nielloud
Menggunakan Metode Desain & G. Marti-Mestres, (Ed.),
Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Pharmaceutical Emulsions and
Dharma, Yogyakarta. Suspensions , 259-270, Marcel Dekker,
Osterwalder, U. & Herzog, B., 2009, Sun New York.
Protection Factor : World Wide Swarbick, J. & Boylan, J. C., 1996,
Confusion, British Journal of Encyclopedia of Pharmaceutical
Dermatology, 161 (3), 13-24. Technology, 14th Ed., Marcel Dekker
Rosita, M. R. E., Murrukmihadi, M. & Inc., New York.
Suwarmi, 2014, Pengaruh Kombinasi Swarbrick, J. & Boylan, J., 1995,
Oxybenzone dan Octyl Percutaneous Absorption, Dalam:
Methoxycinnamate (OMC) pada Encyclopedia of Pharmaceutical
Karakteristik Fisik dan SPF dalam Technology, 413-445, Marcel Dekker
Sediaan Krim Tabir Surya, Majalah Inc., New York.
Farmaseutik , 10(1), 182-186. Tian, Y. et al., 2014, The Injury and

MF Vol 14 No 2, 2018 77
Abdul Karim Zulkarnain

Cumulative Effects on Human Skin by 1433-1438.


UV Exposure from Artificial Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi
Fluorescence Emission, Farmasi, Edisi V, Gadjah Mada
Photochemistry and Photobiology, 90, University Press, Yogyakarta.

78 MF Vol 14 No 2, 2018

Anda mungkin juga menyukai