Anda di halaman 1dari 20

CREAM ANTI AGING

BUAH MANGGA MANALAGI


(Mangifera indica L)
Kelompok 1
- Widya Adfri Susanti 16330084
- Lulu Hayati Addiyar 16330085
- Risky priyo Santoso 16330095
- Febi Eka Nurahmawati 16330109
- Siti Julaeha 16330110
PENDAHULUAN
• Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI
No.445/MenKes/PerMenkes/1998 yaitu Kosmetik adalah sediaan atau
paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan
rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki
bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan
suatu penyakit.

• Penuaan adalah proses biologis yang kompleks karena faktor intrinsik (dari
dalam tubuh seperti genetik) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan).

• Anti ageing adalah suatu produk yang digunakan untuk mencegah proses
degenerative. Salah satu produk anti aging terdapat dalam bentuk cream.
TEORI
Ada 3 teori yang mendasari terjadinya penuaan (aging),
yaitu:

Teori Sel
• Teori Wear and Tear
Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini
berdasarkan pada beban penggunaan (pekerjaan) sel
jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh
diet yang berlebihan, beban fisik dan stres. Mengakibatkan
sel jaringan rapuh (robek), dan mati.
• Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit)
• Teori “clock” dan “counter”
Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock)
yang terdapat pada bagian akhir setiap chromosom di dalam inti
sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere akan mengecil dan
memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel
menua dan mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut
telomerase (counter) yang dapat memperpanjang usia telomere.

• Dr. Wong’s Hypothesis


Grace Wong, Ph.D., adalah ilmuwan di departemen oncology
moleculair Genentech menyatakan aging disebabkan terjadinya
degradasi protein didalam sel akibat oksigen radikal bebas yang
mengaktifasi enzim proteases (destructive enzym), banyaknya
protein yang rusak mengakibatkan aging sel dapat mengalami
apoptosis (mati).
• Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE)
Tanda lain dari aging sel adalah protein mengalami proses
cross-linking (perlekatan). Suatu bentuk yang terjadi saat
molekul gula mengikat protein dan DNA yang dikenal
sebagai glycosolation yang membentuk AGE. Ini yang
menyebabkan terjadinya katarak pada mata, penyumbatan
pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.

Teori Neuroendokrin
• Dr. Dilman’s Hypothesis
Vladimair Dilman mengatakan hypothalamic-pituitary axis
dibentuk sebagai neuroendocrine “clock” aging. Seperti
telomere “clock” yang mengontrol berapa kali suatu sel
membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu usia
rata-rata sistim organ tubuh kita.
Teori Imunitas
• Dr. Keith Kelley
Peneliti imunologis University of Illinois mengatakan
“Adanya hubungan terjadinya proses penuaan dengan
penyusutan kelenjar thymus”. Kelenjar thymus adalah
organ utama pertama dari sistem imunitas yang terletak
pada tulang dada atas bagian belakang, dimana berfungsi
sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang
peranannya sangat penting untuk melawan penyakit.
ANATOMI KULIT WAJAH
• Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup
besar dan seperti jaringan tubuh lainnya, kulit juga
bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan
karbondioksida.
BAGIAN – BAGIAN KULIT
pH KULIT WAJAH
pH kulit wajah yang normal terbentuk dari asam lemak dan asam amino
dari kulit dan sekresi minyak di kulit. Hasil sekresi ini dikenal dengan
sebutan Acid Mantle atau perisai asam. Perisai asam berfungsi sebagai
pelindung kulit wajah dari serangan bakteri, infeksi, toksin dan angin ke
dalam kulit.

Perlu dicatat bahwa mikroba kulit ‘baik‘ seperti: micrococci cenderung


menyukai pH asam sedangkan mikroba ‘jahat’ seperti : staphylococcus
suka kondisi netral. Bakteri ‘normal’ yang berhubungan dengan jerawat
lebih suka micro-environment pH mendekati netral.

pH kulit manusia pada umumnya sekitar 5,5-6,5. Sedangkan pH Kulit


wajah memiliki pH 4,0-5,5 sedikit lebih rendah daripada pH kulit tubuh,
karena tingkat keasamannya sesuai untuk menghambat pertumbuhan
bakteri. Sebaiknya sabun mandi tidak digunakan juga untuk sabun muka.
MEKANISME TERJADINYA
AGING ATAU PENUAAN

1. Gejala penuaan
Kerut/keriput merupakan gejala utama penuaan pada kulit. Namun
umur bukanlah penyebab utama. Hanya garis tawa (laugh lines)
yang merupakan dampak alami dari penuaan. Garis-garis di sekitar
sudut mata seperti juga kerut antara hidung dan bibir bagian atas
disebabkan serat elastis dalam kulit berkurang sehingga
menyebabkan kulit mengendur dan melipat menjadi
kerut/keriput.Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput
disebabkan oleh pemaparan berlebihan terhadap sinar UV, baik
UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut/keriput, dan
melanoma maupun UVB yang bertanggung jawab atas kulit
terbakar dan karsinoma.
2. Terjadinya kerut / keriput
Berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua
berkaitan dengan hilangnya serat elastin dan kolagen. Kolagen
dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya
serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan
ketegangan kulit sehingga menimbulkan kerut/keriput.
Kolagen merupakan komponen utama di epidermis, dengan
75% berat kering dan 18-30% volume lapisan epidermis.
Kolagen kaya akan asam amino hidroksiprolin, hidroksilisin,
dan glisin. Fibroblast dermis memproduksi prekursor yang
dikenal sebagai pro kolagen. Pro kolagen ini mengandung
terdiri dari 300-400 asam amino tambahan pada setiap
cabangnya, tambahan ini dipindahkan setelah sekresi
menghasilkan molekul kolagen.
FAKTOR PENUAAN KULIT

1. Umur
2. Genetik (Keturunan)
3. Rasial
4. Hormonal
5. Penyakit Sistemik
6. Lingkungan Hidup
DEFINISI CREAM
• Cream merupakan sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar (FI III).

• Menurut Moh. Anief, cream adalah sediaan setengah


padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang
dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe
cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o) dan tipe minyak
air (o/w).
KLASIFIKASI CREAM
• Tipe O/W
Pada cream tipe O/W fase minyak dan fase air disiapkan secara terpisah kemudian
dicampur. Cream O/W (moisturizing cream) yang digunakan akan hilang tanpa bekas.
Pembuatan cream O/W sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (non
ionik) yang umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa kosmetik
pemakaian asam lemak lebih popular. Cream ini menggunakan surfaktan non inonik (setil
alcohol) dan surfaktan ampifilik (stearil alcohol) agar menjadikan cream lebih stabil.

• 2. Tipe W/O
Berbeda dengan tipe W/O, cream jenis ini membutuhkan pengemulsi dengan HLB
(Hydrophile/Lipophile Balance) sekitar 5-7. Prinsip cream ini sama dengan tipe O/W,
kecuali fase air ditambahkan ke dalam fase minyak. Cream berminyak mengandung zat
pengemulsi W/O yang spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam lemak
dengan atau garam dari asam lemak dengan logam bervalensi 2, misal Ca. Cream W/O dan
O/W membutuhkan emulgator yang berbeda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi
pembalikan fase.
FORMULASI CREAM
ANTI AGING
Tabel 3.1 Formulasi standar Tabel 3.2 Formulasi Modifaksi
Bahan F0 F1 F2 F3 F4
Bahan Jumlah bahan Konsentr at Sari
(gram) buah mangga
Import Namdok 7,5 10 12
_ 5% % % %
mai
Propilen glikol 7,0
Natrium edetat 0,05
Propilen glikol 7,0 7,0 7,0 7,0 7,0
Trietanol amin 1,0 ml
Vaselin 5,0
Natrium edetat 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Setil alcohol 3,0 05 05 05 05 05
Asam stearate 3,0 gr
Gliseril monostearat 3,0 Trietanol amin 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0
ml
Vaselin 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0
Titanium dioksida 5,0 gr
Setil alkohol 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
Oxibenzon 2,0
gr
Oktilmetoksinamat 5,0
Asam stearat 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0
gr
Etil poliakrilat 1,0 0,1
Gliseril
Squalen 10 monoste arat
0,1 0,1 0,1 0,1 ml

Antioksidan q.s
Nipagin 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
Pengawet q.s
gr
Parfum q.s Akuades Ad 10 Ad 10 Ad 10 Ad 10 Ad 100
Aquades Ad.100 0 0 0 0

Sumber : (Mitsui, 1997)


PEMBUATAN CREAM
• Pembuatan krim, ditimbang semua bahan yang diperlukan bahan yang
terdapat dalam formula dipisahkan menjadi dua kelompok yaitu fase
minyak terdiri dari vaselin, asam stearat, gliseril monostearat, dan setil
alkohol
• Dilebur diatas penangas air dengan suhu 70 °C – 75 ⁰C. Setelah melebur
ditambahkan butil hidroksi toluen (BHT)
• Disamping itu fase air yang terdiri dari aquadest, propilen glikol, natrium
edetat, trietanol amin (TEA), dilarutkan dalam air panas.
• Nipagin yang telah dilarutkan dalam air panas dimasukkan kedalam fase
air. Digerus fase air dalam lumpang panas
• Kemudian ditambahkan secara perlahan-lahan fase minyak kedalamnya
dengan pengadukan yang konstan pada suhu lebih kurang 70°C sampai
diperoleh massa krim
• Ditambahkan sari buah mangga import Namdokmai sedikit demi sedikit,
kemudian digerus hingga krim homogen.
Pemeriksaan Terhadap Sediaan
Cream Anti Aging

 Pengamatan Organoleptis
 Pemeriksaan Homogenitas
 Pengukurn pH
 Penentuan tipe emulsi sediaan
 Uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
 Uji efek Anti-aging.
Kesimpulan
1. Konsentrat sari buah mangga manalagi (Mangifera indica L)
dapat diformulasikan kedalam sediaan krim yang homogen
dengan tipe emulsi minyak dalam air, pH yang diperoleh 5,89
– 6,99, tidak menimbulkan iritasi kulit, dan stabil dalam
penyimpanan selama 12 minggu dalam suhu kamar.
2. Semua sediaan krim yang mengandung konsentrat sari buah
mangga manalagi dapat memberikan efektivitas pada kulit
tetapi F4 (krim 12%) memberikan efektivitas anti aging yang
lebih baik yang mampu meningkatkan kelembaban kulit
(moisture) sebesar 55,70%, mengakibatkan pori semakin kecil
sebesar 40,50%, serta keriput berkurang sebanyak 45,79%.

Anda mungkin juga menyukai