PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mengaplikasikan proses pembuatan minyak kelapa dengan metode
pemanasan, fermentasi, press, dan agitasi.
2. Mengetahui metode yang paling optimal dalam pembuatan minyak kelapa.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa
Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) termasuk pada famili palmae, salah
satu anggota terpenting Monocotyledone, Genus Cocos adalah monotypic yang
hanya mempunyai satu-satunya spesies yaitu Cocos nucifera L. Nama Cocos
nucifera adalah monotypic, namun cukup banyak ditemui varietas dan kultivar.
Semua dapat dibagi atas dua grup utama yaitu Kelapa Dalam dan Kelapa Genjah.
Di Indonesia diperkirakan lebih dari 1000 jenis varietas atau kultivar kelapa.
Sebagian kecil diantaranya (lebih kurang 80 kultivar) sudah dilestarikan di Bone-
bone, Sulawesi Utara. Varietas tanaman kelapa pada umumnya dikelompokkan
menjadi dua varietas utama, yaitu Kelapa Dalam (tall variety) dan Kelapa Genjah
(dwarf variety). Kelapa Dalam mempunyai ciri-ciri antara lain batangnya besar
dan dapat mencapai ketinggian 30 meter, mulai berbuah pada umur 6 – 8 tahun
sampai 100 tahun atau lebih. Contoh Kelapa Dalam adalah jenis kelapa Bali,
Jepara, Palu dan lain-lain. Kelapa genjah batangnya ramping, tingginya sekitar 5
meter. Contoh kelapa genjah adalah kelapa Raja, kelapa Gading, kelapa Nias dan
lain-lain. Tanaman kelapa mempunyai daya adaptasi cukup tinggi. Namun, untuk
dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi diperlukan lokasi dengan ketinggian
600 – 900 meter dari permukaan laut, curah hujan 1300 – 2300 mm yang merata
sepanjang tahun, suhu 200 – 320C, mendapat sinar matahari lebih dari 120 jam
per bulan dan tanahnya mempunyai pH 5,2 – 8,0. Jenis-jenis tanah yang cocok
antara lain tanah berpasir, laterit, aluvial, vulkanis dan tanah korralin (Ketaren,
2004).
Hampir semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Banyak
kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk
memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau
minyak goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang
diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Alamsyah, 2005).
2.2 Komposisi Kimia Kelapa
Daging buah kelapa yang sudah masak dapat dibuat kopra maupun bahan
makanan, dan sumber protein yang penting dan mudah dicerna. Komposisi kimia
daging buah ditentukan oleh umur buah. Pada Tabel 1 dapat dilihat komposisi
kimia buah kelapa pada berbagai tingkat kematangan, semakin tua umur buah
kelapa maka kandungan lemaknya semakin tinggi. Komposisi kimia daging buah
kelapa ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas, keadaan tempat
tumbuh, umur tanaman, dan umur buah. Pada Tabel 2 dapat dilihat komposisi
asam amino dalam daging buah kelapa, dimana enam dari delapan asam amino
esensial terdapat didalamnya. Kandungan minyak yang ada di dalam daging buah
kelapa akan naik dengan bertambahnya umur buah kelapa. Kadar air akan
menurun dengan bertambahnya umur buah kelapa (Alamsyah, 2005).
Tabel 1. Komposisi Kimia Daging Buah Kelapa dari Tingkat Kematangan
Analisis Buah Muda Buah Setengah Buah Tua
(dalam 100 Tua
gr)
Kalori 68, 0 kal 180,0 kal 359,0 kal
Protein 1,0 g 4,0 g 3,4 g
Lemak 0,9 g 13,0 g 34,7 g
Karbohidrat 14,0 g 10,0 g 14,0 g
Kalsium 17,0 mg 8,0 mg 21,0 mg
Fosfor 30,0 mg 35,0 mg 21,0 mg
Besi 1,0 mg 1,0 mg 2,0 mg
Aktivitas 0,0 Iu 10,0 Iu 0,0 Iu
Vitamin A
Thiamin 0,0 mg 0,5 mg 0,1 mg
Asam 4,0 mg 4,0 mg 2,0 mg
Askorbat
Air 83,3 g 70,0 g 46,9 g
Bagian yang 53,0 g 53,0 g 53,0 g
dapat dimakan
Sumber: Alamsyah (2005)
Tabel 2. Komposisi Asam Amino dalam Protein Daging Buah Kelapa
Asam Amino Jumlah (%)
Lisin 5,80
Methionin 1,43
Fenilalani 2,50
n
Triptofan 1,25
Valin 3,57
Leusin 5.96
Histidin 2,42
Tirosin 3,18
Cistin 1,44
Arginin 15,9
2
Prolin 5,54
Serin 1,76
Asam Aspartat 5,12
Asam Glutamat 19,7
Sumber: Alamsyah (2005)
2.4 Metode dan Prinsip Pembuatan VCO dan Faktor yang Mempengaruhi
Proses pembuatan minyak kelapa murni berdasarkan literatur (Hui 2002),
dibagi menjadi beberapa metode yaitu sebagai berikut :
a. Pembuatan dengan enzimatis
Pembuatan VCO dengan enzimatis merupakan pemisahan minyak dari
santan tanpa pemanasan melainkan dengan bantuan enzim. Enzim bisa disintetis
atau disuplai dari alam. Beberapa jenis enzim yang bisa digunakan untuk
memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain (pepaya), bromelin
(nanas), melon, lidah buaya dan enzim protease yang berasal dari kepiting sungai.
b. Pembuatan dengan Pengasaman
Pengasaman dilakukan dengan membuat suasana emulsi (santan) dalam
keadaan asam. Asam memiliki kemampuan untuk memutus ikatan lemak-protein
dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak.
c. Pembuatan dengan Sentifugrasi
Sentrifugasi merupakan salah satu pembuatan VCO dengan cara mekanik.
Pembuatan VCO dengan sentrifugasi juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu
pembuatan santan, pembuatan VCO serta penyaringan. Pemutusan ikatan
lemak protein pada santan dilakukan dengan pemutaran (pemusingan), yaitu
dengan gaya sentrifugal karena berat jenis minyak dan air berbeda maka setelah
dilakukan sentrifugasi keduanya akan terpisah dengan sendirinya. Kunci
dari pembuatan VCO dengan sentrifugasi yaitu kecepatan pemutaran, yaitu
20.000 rpm dengan waktu yang dibutuhkan sekitar 15 menit.
d. Pembuatan dengan Fermentasi
Pembuatan minyak secara fermentasi pada prinsipnya adalah
merusak protein yang menyelubungi globula lemak menggunakan enzim
proteolitik. Enzim yang dimaksud adalah enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme atau tanaman sebagai inokulum. Penambahan ragi tempe atau
Rhizopus oligosporus karena mempunyai kemampuan menghasilkan enzim
protease dan lipase yang dapat menghidrolisis minyak dengan didukung oleh
kadar air yang tinggi.
6. Asam lemak:
6.1 Asam kaproat (C6:0) % ND – 0,7
6.2 Asam kaprilat (C8:0) % 4,6 – 10,0
6.3 Asam kaprat (C10:0) % 5,0 – 8,0
6.4 Asam laurat (C12:0) % 45,1 – 53,2
6.5 Asam miristat (C14:0) % 16,8 – 21
6.6 Asam palmitat (C16:0) % 7,5 – 10,2
6.7 Asam stearat (C18) % 2,0 – 4,0
6.8 Asam oleat (C18:1) % 5,0 – 10,0
6.9 Asam linoleat (C18:2) % 1,0 – 2,5
6.10 Asam linolenat (C18:3) % ND – 0,2
7. Cemaran mikroba
7.1 Angka lempeng total koloni/ml Maks 10
8. Cemaran logam:
8.1 Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,1
8.2 Tembaga (Cu) mg/kg Maks 0,4
8.3 Besi (Fe) mg/kg Maks 5,0
8.4 Cadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
+ Air 100 ml
Pemerasan Ampas
sebanyak 6 kali
Santan
Pengambilan lapisan
Pemanasan
Penyaringan
Pemerasan
Pengamatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah 500 gram kelapa parut diberi air
100 ml sebanyak 6 kali. Fungsi dari pemberian air adalah untuk dapat
mengekstrak kandungan santan dalam kelapa parut. Kemudian diperas untuk
dapat mengekstrak santan. Santan yang telah diperoleh didiamkan selama
beberapa waktu hingga terbentuk 2 lapisan. Setelah terbentuk lapisan, lapisan atas
diambil untuk dilakukan pemanasan dan pengadukan diatas api kecil hingga
blondo kering. Minyak yang dihasilkan disaring dan hasil samping berupa blondo
dilakukan pemerasan menggunakan kain saring untuk memperoleh minyak sisa
dan dicampurkan dengan minyak hasil penyaringan pertama. Langkah terakhir
simpan hasil minyak dalam suhu ruangan selama 24 jam untuk memisahkan
kandungan minyak dan protein pada sant, kemudian dapat dilakukan pengamatan
berupa warna, aroma, dan rendemen minyak kelapa yang dihasilkan.
3.2.3 Metode Fermentasi
+ Air 100 ml
Pemerasan Ampas
sebanyak 6 kali
Santan
Panen + pengamatan
Langkah pertama yang dilakukan adalah 500 gram kelapa parut diberi air
100 ml sebanyak 6 kali. Fungsi dari pemberian air adalah untuk dapat
mengekstrak kandungan santan dalam kelapa parut. Kemudian diperas untuk
dapat mengekstrak santan. Santan yang telah diperoleh didiamkan selama
beberapa waktu hingga terbentuk 2 lapisan. Setelah terbentuk lapisan, dilakukan
pemisahan bagian atas berupa krim dan bagian bawah berupa skim. Krim
dimasukkan dalam plastik dan didiamkan selama 24 jam untuk memisahkan
kandungan minyak dan protein pada santan. Langkah terakhir dilakukan
pemanenan minyak dan pengamatan berupa aroma, warna, dan rendemen minyak.
3.2.3 Metode Press
Blanching 5 menit
Pengeringan
Pengepresan
Pengamatan
Langkah pertama, 500 gram kelapa parut diblanching dengan uap untuk
inaktivasi mikroba selama 5 menit kemudian dilakukan pengeringan
menggunakan oven dengan suhu 40-60oC selama 24 jam untuk memisahkan
kandungan minyak dan protein pada santan. Kemudian dilakukan pengepresan
menggunakan press hidrolik untuk mendapatkan hasil minyak. Langkah terakhir
dilakukan pengamatan warna, aroma, dan rendemen pada minyak hasil
pengepresan.
3.2.4 Metode Agitasi
+ Air 100 ml
Pemerasan Ampas
sebanyak 6 kali
Santan
Langkah pertama yang dilakukan adalah 500 gram kelapa parut diberi air
100 ml sebanyak 6 kali. Fungsi dari pemberian air adalah untuk dapat
mengekstrak kandungan santan dalam kelapa parut. Kemudian diperas untuk
dapat mengekstrak santan. Setelah terbentuk lapisan, lapisan atas diambil dan
dimixer selama kurang lebih 30 menit, fungsi dari perlakuan ini adalah untuk
merusak emulsifier antara minyak dan proten. Selanjutnya dimasukkan kedalam
plastik dan didiamkan selama 24 jam untuk memisahkan kandungan minyak dan
protein pada santan. Langkah terakhir dilakukan pemanenan minyak dan
pengamatan warna, aroma, dan rendemen minyak.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Berat
Krim Skim Minyak
Metode Kelompok Kelapa Aroma Warna
(ml) (ml) (ml)
Parut (gr)
Wangi Kuning
1 509,71 400 400 73
kelapa cerah
Pemanasan
Wangi Kuning
2 501,07 350 450 84
kelapa keemasan
Wangi
kelapa dan
3 539,24 390 400 86 Bening
sedikit
Fermentasi asam
Gurih dan
4 500,68 370 410 88 dominan Bening
asam
Khas Bening
5 502 - - 121 minyak agak
kelapa keruh
Pengepresan
Khas Bening
6 488,62 - - 102 minyak agak
kelapa keruh
Sedikit
7 504,47 350 415 93 Bening
Agitasi asam
8 530 300 410 83 Asam Bening
4.2 Hasil Perhitungan
Metode Kelompok Rendemen (%) Rata-rata
1 9,13
Pemanasan 9,64
2 10,5
3 10,89
Fermentasi 11,09
4 11,28
5 24,10
Pengepresan 22,49
6 20,88
7 12,16
Agitasi 11,93
8 11,69
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum inni adalah sebagai berikut:
1. Proses pembuatan minyak kelapa atau VCO (Virgin Coconut Oil) yaitu
dengan cara mencampurkan parutan daging kelapa dengan air, lalu diaduk
diremas, dan diperas untuk diambil santannya. Santan didiamkan selama
beberapa menit untuk membiarkan santan terpiah antara whey dan
krimnya. Whey santan dibuang, sedangkan krim atau santan kental yang
digunakan untuk proses lanjutan dengan metode pemanasan, fermentasi,
agitasi, dan pengepresan.
2. Karakteristik fisikokimia minyak kelapa yang optimal dihasilkan oleh
metode agitasi dan fermentasi karena tidak adanya penguapan.
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan dapat bekerja lebih gesit dan lebih rapih lagi agar
praktikum dapat berjalan dengan lebih lancar.
DAFTAR PUSTAKA
No Gambar Keterangan
Pemerasan
2
Pemanasan hingga
5
blondo kering
Hasil penyaringan dari
6
blondo kering
Pendiaman proses
8 fermentasi selama 24
jam
9 Pengepresan