NIM : 181710101059
Kelompok : 10
-Awal mula tertarik untuk berbisnis dan ide catering Puas-in Jember
Bermula dari keinginan untuk menghilangkan kejenuhan dalam aktivitas
belajar di SMA membuat Tantri berpikir untuk melakukan kegiatan berjualan.
Bisnis pertamanya yang ditekuni adalah berjualan es lilin dari ubi ungu. Merasa
sukses Tantri menambah porsi es lilin dan juga mencoba berjualan mie lidi “Mie
Alit” yang dia kirim hingga ke 15 agen di 15 daerah berbeda, diantaranya solo,
bali, kalimantan, jawa barat. Hal ini membuat ia pada waktu SMA mampu
mempekerjakan 5 janda dan ibu-ibu di rumahnya karena ia memegang prinsip
tidak mau berjualan memakai tangan sendiri.
Di masa kuliah, Tantri dan seorang temannya mencari peluang usaha
lainnya, yaitu membuat coklat bungkusan yang mereka jual dengan harga Rp
1000 - Rp 2000 per-coklatnya. Bisnis coklat ini ia tekuni hingga di perkuliahan
semester 2. Saat mata kuliah kewirausahaan terlintas pikiran untuk membuat
usaha catering. Ide itu muncul dari pengalamannya yang dalam suatu acara
organisasi biasanya menjadi bagian subsie konsumsi dan kesusahan dalam
memilih makanan yang diinginkannya. Rezeki pertamanya adalah pesanan dari
kakak tingkat yang akan sidang. Ia meminta Tantri untuk membeli konsumsi
dengan uang Rp 50.000 dan harus cukup untuk 4 orang. Dari situ ia memulai
bisnis catering “Puas-in Jember”.
-Sumber bahan baku, profit tiap bulan, dan manajemen operasional Puas-in
Jember
Urusan bahan baku, Puas-in Jember sudah bermitra dengan 6 pembuat kue
di Jember dan 3 Toko Kue di Jember untuk pesanan berupa snack. Jadi proses
yang dilakukan oleh Tantri dan beberapa karyawannya hanya pada cake
decoration saja. Yaitu dengan menambahkan kemasan serta sentuhan seni agar
penampilan setiap catering kue atau snack yang dikemas lebih terlihat menarik.
Sedangkan untuk catering nasi sang pemilik mendapatkan bahan dari Pasar
Tanjung dan beberapa swalayan, kemudian diolah langsung di Rumah Produksi
Puas-in Jember. Dan bila digambarkan dengan nilai rata-rata, Puas-in Jember
sudah mampu menangani sekitar 2000 snack box dan 1000 box nasi tiap pesanan.
Profit bergantung pada pesanan dari konsumen, dan kisaran profit yang mampu
dihasilkan Puas-in Jember tiap bulannya hingga puluhan juta (tidak disebutkan
nominal pastinya). Manajemen yang seadanya membuat Tantri masih kepikiran
untuk meningkatkan operasional manajemen usahanya. Saat ini pekerja yang
terdidik masih belum ada, dan kebanyakan masih terlatih. Tantri berharap, dengan
Puas-in Jember bisa lebih membantu banyak kalangan untuk merasa puas dengan
hidangan yang mampu dilayani usahanya. Ia juga berharap bisa menyerap sedikit
lagi pengangguran untuk dipekerjakan di bisnisnya. Serta memiliki sistem dan
karyawan yang terdidik sehingga dapat dilepas perlahan Tantri bisa membuat
bisnisnya dengan sistem auto-pilot. Dan yang terakhir Tantri berharap bisa
membuka usaha lainnya yang masih berhubungan dengan bidang yang saat ini
digelutinya, yaitu kuliner.
“Saran untuk adik-adik yang masih semester awal, gak ada ragunya
untuk memulai mempunyai “me time”, hanya diri kamu, hp, dan buku.
Satu malam tulis semua kejadian yang terjadi hari itu 1 jam saja per-
– Tantri W. Soebroto