Anda di halaman 1dari 8

Makalah Etika Profesi

Wirausaha atau Kewirausahaan

Disusun oleh :

FAOZARO WARUWU

PRODI D-III KEPERAWATAN

STIKes IMELDA MEDAN

T.A 2018/2019
WIRAUSAHA atau KEWIRAUSAHAAN
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha.
Kemampuan menciptakan suatu usaha memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya.
Kreativitas dan inovasi tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi
masyarakat banyak. Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan
inovatif dalam menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah
wirausahawan adalah Bisnis. Menurut PETER F.DRUCKER (Kasmir;17) Kewirausahaan
merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda; Orang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain atau
mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya serta menurut
ZIMMERER (kasmir;17) Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan / usaha. Untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kretivitas dan jiwa inovator
yang tinggi. Seorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berfikir untuk mencari
dan menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.
Seorang penulis buku tentang Motivasi yaitu Max Gunther pernah mengkritik sistem
pendidikan di Amerika Serikat tahun 70an katanya hanya akan melahirkan lulusan Sanglaritis
artinya mereka mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai
swasta, kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga dapat dilihat
bahwa jumlah pengangguran di Indonesia 10 % adalah kaum intelek yang menyandang gelar
pendidikan perguruan tinggi. Kasus ini di Indonesia masih terjadi sampai sekarang. Hal ini
dikarenakan mahasiswa sulit untuk mau dan memulai wirausaha dengan alasan mereka tidak
diajar dan dirangsang berusaha sendiri. Selain itu, didukung oleh lingkungan budaya
masyarakat dan keluarga yang dari dulu selalu ingin anaknya menjadi orang gajian / pegawai
serta para orang tua kebanyakan tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan berusaha.
Menurut Ir.Ciputra (Kompas 31-8-2009) Generasi muda sudah saatnya mengubah pola
pandang, jangan hanya berfikir menjadi pegawai setelah lulus dari Lembaga Pendidikan
Tinggi, apalagi Pegawai Negeri, menjadi Wirausaha perlu difikirkan sebagai pilihan. Untuk
memajukan perekonomian dan kesejahteraan Indonesia butuh 4 juta wirausaha terutama yang
Inovatif, di Indonesia baru ada 400.000 atau 0,18% sebaiknya 2% dari populasi. Ada tiga
jenis Wirausaha (Ir.Ciputra)
1. Necessity Entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan
kebutuhan hidup.
2. Replicative Entrepreneur,yang cenderung meniru-niru bisnis yang sedang ngetren
sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
3. Inovatif Entrepreneur,wirausaha inovatif yang terus berpikir kreatif dalam melihat
peluang dan meningkatkannya.
Orang tua lebih cenderung mendorong anak-anaknya untuk mencari pekerjaan atau
menjadi karyawan. Orang tua merasa lebih bangga bahkan merasa terbebas, bila anaknya
telah selesai kuliah mampu menjadi pegawai. Salah satu faktor lain adalah tidak ada atau
sulitnya memiliki modal untuk berwirausaha. Oleh karena itu, dibutuhkan cara/solusi yang
tepat untuk mengubah pola pikir masyarakat, orang tua, dosen, dan mahasiswa mengenai
berwirausaha ini, yaitu :
1. Lembaga pendidikan tinggi diharapkan mampu menciptakan jiwa wirausaha sehingga
mereka mampu mandiri dan menciptakan lapangan kerja;
2. Pendidikan Kewirausahaan / Entrepreneurship Indonesia perlu ditingkatkan.
Tujuannya adalah agar kelak anak-anak dibiasakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan
dari pada mencari pekerjaan. Keuntungan perlunya berwirausaha adalah agar mampu
menatap masa depan yang lebih baik. Dengan Berwirausaha diharapkan seseorang mampu
mandiri, membuka lapangan kerja bagi orang lain serta dapat menjadi bos bagi usahanya atau
lebih baik membayar gaji dari pada menjadi orang gajian.
Seorang wirausahawan harus memiliki kemampuan yang kreatif dan inovatif dalam
menemukan dan menciptakan berbagai ide. Setiap pikiran dan langkah wirausahawan adalah
Bisnis. Wirausahawan yang cerdas memiliki prinsip memahami setiap tindakan yang akan
dilakukan, ikhlas, terencana, terkonsep, dengan langkah & strategi jitu jgn sekedar iseng atau
coba-coba serta berpikiran bahwa peluang sukses selalu ada dengan kerja keras, lurus dan
benar, cermat, serta hemat.
Sedangkan pada wirausahawan yang berbasis Ilmu harus mampu menguasai konsep
manajemen yang merupakan kunci sukses menjalankan bisnis atas dasar wawasan dan cara
pandang ke depan yang akhirnya menjadi pilihan, mampu mengetahui teknik pemasaran,
mampu menanamkan motivasi sehingga bergerak secara dinamis, kompak, serta mampu
mengatur pos pengeluaran, tidak besar pasak dari pada tiang. Wirausahawan yang sukses
dalam melakukan usaha / bisnis orang mempunyai visi dan misi, ketrampilan, keberanian,
dan keyakinan, integritas dan komitmen moral yang tinggi, kedermawanan, serta tidak sekali-
kali mencoba berbuat dusta atau bohong, serta yakinkan bahwa bisnis merupakan perintah
Tuhan dalam mencari nafkah sehingga dalam berbisnis tidak melupakan sikap dan tata cara
bisnis dengan nilai spiritual. Fakta membuktikan 90% orang kaya adalah karena bisnis bukan
menjadi pegawai / karyawan perusahan.
Sebagai Wirausahawan kita harus memiliki insting dalam melakukan suatu usaha atau
bisnis yaitu memiliki kemampuan membaca pasar, kemampuan negoisasi / tawar menawar,
kemampuan menentukan kapan dapat mengambil keuntungan / tidak, kemampuan untuk
mengetahui dan menemukan sumber-sumber potensi, serta memiliki sikap yang supel, ramah,
sopan, menghargai dan menghormati dengan tdk mengurangi nilai harga diri. Cara untuk
memulai usaha / bisnis adalah dengan melihat keadaan pasar yang kompleks dan dinamis,
dalam memulai usaha harus berpikiran dapat menjadi mesin penggerak bisnis, memulai usaha
dapat melihat kebutuhan dan harapan konsumen, wirausahawan mampu membangun
tanggung jawab etika moral, wirausahawan mampu berinovasi pada produk pasar dan modal
bisnis, wirausahawan dapat berkomunikasi dengan baik terhadap konsumen, wirausahawan
mengetahui peelayanan secara personal pada konsumen, wirausahawan dapat mengukur
kemampuan finansial dengan jenis bisnis, serta wirausahawan mendapatkan nilai ekonomis
dari jenis usaha yang diinginkan, begitu juga konsumen.
Bentuk atau kegiatan dalam berwirausaha adalah dengan dikelola sendiri, serta
dikelola orang lain. Dikelola sendiri artinya pengusaha memiliki modal uang dan kemampuan
langsung terjun mengelola usahanya. Dikelola orang lain artinya pengusaha cukup menyetor
sejumlah uang dan pengelolaan usahanya diserahkan kepada pihak lain. Wirausaha dapat
dijalankan seorang atau sekelompok orang. Jenis usaha yang dijalankan dapat bersifat
komersial dan sosial atau kedua-duanya. Dalam berwirausaha, usahawan yang memiliki
modal dapat sekaligus menjadi pengelola. Wirausahawan dapat menyetor modal dengan
pengelolaan ditangani oleh pihak mitra. Apabila dalam bentuk saham, dapat digunakan
sebagai bukti kepemilikan. Kendala- kandala bagi seseorang yang memulai usaha, yaitu :
1. Adanya ketakutan akan rugi atau bangkrut
2. Merasa tidak memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha
3. Merasa bingung darimana memulai usaha.
Hal – hal tersebut perlu diterapkan pada dunia pendidikan terutama pada bidang
pangan. Di Universitas Brawijaya Malang khususnya pada jurusan Ilmu dan Teknologi
Pangan telah diajarkan tentang soft skill dan hard skill dalam bidang insutri makanan
demikian merupakan beberapa cerita dari beberapa alumni – alumni yang dianggap sukses
berwirausaha.
Masa-masa perkuliahan memang acap kali ”merayu” para calon enterepreneur muda
untuk memulai usahanya. Apalagi bagi mahasiswa yang terpaksa harus hidup merantau, dan
harus bergantung pada uang kiriman orangtua. Kondisi tersebut mau tak mau akan
memancing naluri berbisnis dari mahasiswa untuk mencoba peruntungannya di dunia bisnis.
Banyak pula yang kini telah sukses dengan bisnis yang dirintisnya. Salah satunya adalah
Dymas Tunggul Panuju, pemilik usaha Ayam Bakar Ngimbang.
Di tangan pria lulusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya (Unibraw),
Malang, Ayam Bakar Ngimbang kini dikenal sebagai salah satu bisnis kuliner yang cukup
menjanjikan. Bahkan atas prestasinya sebagai seorang enterepreneur, Dymas berhasil
menyabet penghargaan sebagai pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2009. Prestasi yang juga
pernah diraihnya adalah sebagai juara dua Young Entrepreneurship Award 2008 dari Bisnis
Indonesia dan Juara I Lomba Business Plan Kementerian Pemuda dan Olahraga 2008.
Dengan mengandalkan naluri bisnis yang ia punya, Dymas melihat bahwa peluang
bisnis makanan, khususnya catering akan sangat potensial jika dijalankan di kalangan
mahasiswa. Dengan banyaknya aktifitas yang diadakan di lingkungan kampus, maka otomatis
akan akan membutuhkan makanan dan minuman untuk mahasiswa. Saat itu, usaha ayam
bakar masih jarang terdapat di lingkungan kampusnya. Kalaupun ada, harga per porsinya
cukup mahal bagi kantong mahasiswa.
Dymas yang saat itu kuliahnya baru memasuki semester tiga, mengawali usaha
kateringnya dengan bermodalkan sendiri. Dia mulai memutar otak dan mencari akal untuk
bisa mendapatkan modal. Tak ingin membebani keuangan orangtuanya, Dymas pun
berinisiatif untuk mengajak sharing teman satu kosnya tentang ambisinya menjadi seorang
wirausahawan. Tak disangka ide Dymas itu disambut baik oleh teman-temannya. Dengan
modal awal Rp 4,5 juta, yang didapatnya dari hasil saweran teman-temannya. Dymas pun
memulai usaha ayam bakarnya.
Sejak dimulai usaha ayam bakar pada tahun 2006 itu, Dymas selalu kebanjiran order
dari unit-unit kegiatan mahasiswa di kampus Unibraw. Maklum, harga ayam bakar olahan
Dymas ini mematok harga per porsinya hanya Rp 7.500, sedangkan untuk ayam gorengnya
per porsi Rp 6.500. Untuk pasaran mahasiswa harga yang dipatok Dymas tentu saja
bersahabat, karena saat itu harga rata-rata ayam bakar sebesar Rp 10.000.
Karena order setiap harinya tambah banyak, Dymas mulai berpikir nama usaha ayam
bakarnya. Dari usulan nama yang diajukan temannya, tak ada yang cocok. Lalu dia yang
berasal dari daerah pelosok Desa Ngimbang, Kabupaten Lamongan, dijadikan nama
usahanya. Hal itu dilakukanya karena ia ingin mengangkat nama desanya, dan ingin membuat
bangga kedua orangtuanya.
Berawal dari satu gerai di lingkungan kampus Unibraw, Dymas pun mulai
mengembangkan sayap bisnisnya menjadi empat outlet di luar kampus. Satu di antaranya
dibuka di pusat perbelanjaan kota Malang. Total sekarang ada lima outlet. Omzet penjualan
yang diraihnya pada 2007 sebesar Rp 60 juta, dengan keuntungan bersih sekitar Rp 27 juta.
Pada 2008 dengan menambah empat outlet, omzetnya meningkat menjadi Rp 128 juta, dan
keuntungan bersihnya Rp 75 juta. Dan pada 2009 lalu, omzet penjualannya pun terus meroket
mencapai Rp 234 juta, dengan keuntungan bersih Rp 166 juta. Lezatnya potensi bisnis Ayam
Bakar Ngimbang, tak lama makin diendus oleh para investor yang ingin menjadi mitra dari
produk Dymas. Melihat potensi tersebut, Dymas pun mulai memasang ancang-ancang untuk
mempopulerkan bisnisnya lewat jalur waralaba. Meskipun demikian, Dymas masih
mempelajari dulu tawaran tersebut, dan saat ini memilih system kerjasama yang bersifat
kemitraan.
Dia mengaku usaha Ayam Bakar Ngimbang yang dikelolanya banyak diminati
investor. Mereka mengusulkan agar outlet Ayam Bakar Ngimbang dijadikan usaha franchise.
Dan mereka tertarik untuk membeli hak paten nama franchise-nya. Inovasi, kerja keras dan
tekun yang menjadi filosofi hidup Dymas, kini telah menorehkan sejarah dalam hidupnya.
Bermula dari ide bisnisnya untuk melayani konsumsi kegiatan mahasiswa hingga usaha Ayam
Bakar Ngimbang-nya yang banyak diminati dan akhirnya mengangkat reputasinya. Tak hanya
itu, kerja keras Dymas pun membuktikan bahwa brand tradisional tak kalah nikmat bersaing
dengan kuliner lainnya.
Selain Dymas, ada juga Robet Ferdian yang berasal dari Solok, Sumatera Barat yang
mencoba peruntungan dalam wirausaha dengan mendirikan Uda Obet “Kapau Gempa
Mentawai” . berkat usaha yang ditekuninya, Robert dapat meraih banyak prestasi dan
penghargaan , antara lain :
1. Peraih Award Best Entrepeuner Process ITB Entrepeuner Chalengge (IEC) 2011
2. Peraih dana hibah bersaing start-up Mandiri 2010
3. Finalis Lomba Bisnis Plan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan
Olahraga
4. Finalis lomba eco-entrepeuner E-idea yang diselenggarakan oleh British Council
5. Finalis tingkat nasional lomba wirausaha muda start-up Shell-liveware 2011
6. Penerima dana hibah PKMP berturut-turut tahun 2008-2010

Kapau Gempa Mentawai merupakan Makanan Padang Vegetarian (Healthy


Food)Dengan model yang unik, menarik dengan penjualan sistem rombong / outlet yang
didesain lesehan. Kapau Gempa Mentawai adalah usaha yg bergerak dibidang waralaba
dengan sistem fast food yang dijual melalui outlet-outlet. Yg akan memenuhi trend gaya
hidup sehat dengan kepuasan rasa yang berbeda hal yang mendasari Robert untuk mendirikan
usaha ini adalah :
• Keinginan untuk hidup mandiri
• Masakan Padang sudah terkenal di Indonesia
• Meningkatnya penyakit yang ditimbulkan oleh kolesterol karena makanan yang tinggi
lemak dari hewani
• Trend gaya hidup sehat dikalangan masyarakat yang meningkat tiap tahun khususnya
kalangan vegetarian
• Belum adanya masakan Padang yang low kolesterol
• Kalangan vegetarian yang bosan dengan menu makanan yang monoton.

HARD SKILL DAN SOFT SKILL WIRAUSAHA


Hard Skill :
1. Penguasaan keilmuan sesuai bidang usaha (spesifikasi bahan, proses, alat dan mesin,
produk)
2. Penguasaan ilmu pemasaran (peluang pasar, inovasi produk, forecasting,
product life cycle, distribusi produk, dll).
3. Kemampuan analisis usaha

Soft Skill :
 Planning
1. Planning and organizing (mampu merencanakan dan mengorganisasi usaha yang akan
digeluti)
2. Leadership and influence (mempunyai jiwa kepemimpinan dan mempunyai pengaruh)
3. Decision making (mampu mengambil keputusan yang tepat)
4. Coordinating (mampu mengkoordinasi semua bagian yang terlibat dalam
usaha)

 Organizing
1. Personal strength (mempunyai karakter yang kuat: sense of business, ulet, tekun,
motivasi tinggi, mampu bekerja di bawah tekanan lingkungan, pekerja keras)
2. Personal organization and time management (mampu bekerja mandiri dan mengatur
waktu)
3. Learning ability (mempunyai kemauan untuk belajar tentang hal-hal yang berkaitan
dengan usaha)
4. Visioning (mempunyai visi untuk pengembangan ke depan)

 Actuating
1. Creativity, innovation, change (mempunyai ide kreatif dan inovatif serta mampu
mengikuti perkembangan yang ada)
2. Risk taking (berani mengambil resiko)
3. Ability to conceptualize (mempunyai kemampuan berfikir konseptual)
4. Oral communication (mampu berkomunikasi lisan dengan pihak konsumen, suplier,
rekanan, dan birokrat)
5. Problem solving and analytical thinking (mampu memecahkan masalah yang ada dan
mempunyai kemampuan analisis yang baik)
6. Directing (mampu mengarahkan bawahan)

 Controlling
1. Written communication (mempunyai kemampuan menulis yang baik berkaitan
dengan budgeting)
2. Listening (mampu mendengarkan masukan dan saran dari pihak-pihak terkait)
3. Interpersonal communication skill (mempunyai kemampuan komunikasi interpersonal
yang baik dengan karyawan dan pihak lain yang terkait)
4. Managing conflict (mampu mengatasi konflik yang terjadi)

Anda mungkin juga menyukai