- Tidak, mengapa?
“ Untuk kebijakan secara tertulis kita belum ada Pak,nanti mungkin kedepannya kita
akan buat, jadi selama ini kami sebagai konselor, untuk pasien-pasien yang terdiagnosa
HIV positif itu kita memberikan motivasi untuk artinya HIV itu bukan walaupun
penyakitnya tidak bias disembuhkan tapi bisa memperpanjang hidup mereka dengantertib
mengikuti pengobatan yang ada di kita, beberapa pasien-pasien juga ada pasti yang
merasa syok, disitulah peran konseling peran konselor melakukan konseling sebaik
mungkin”
“ Ya jadi, pasien yang positif HIV rata-rata masalah utamanya adalah pemakai narkoba
jarum suntik ada juga pasien-pasien dengan seks bebas, Pasien-pasien demikian awalnya,
rata-rata tidak terbuka, jadi ada beberapa pasti ada yang ditutupi, tetapi disni kembali lagi
saya katakana bahwa peran konselor itu sangat penting, kita gali sedemikian rupa kita,
cara pandang pasien kita betul-betul beri edukasi yang baik,apa sih alasan kita
memberikankonseling Pada intinya, jadi setelah pasien itu nyaman percaya dengan kita,
kita pada satpasien positif HIV. Siapa sih yang mau positif HIV mendengar kata-kata HIV
saja itu sudah takut, apalagi kalau dirinya terinfeksi HIV, nah disitu kita betul-betul
disinilah kita bisa masuk,kemudian kita berikan motivasi yang baik, orang dgn HIV
positif itu bias bekerja, bias beraktivitas seperti orang yang sehat, tapi dia harus betul-
merasakan shock/depresi yang berat. Apakah ada kebijakan khusus untuk memotivasi
klien?
- Tidak, mengapa?
“ Kalau kebijakan secara tertulis tidak ada, tetapi kami sebaagi konselor itu kami sudah
dibekali bagaimana cara konseling yang baik . Untuk memberi tahu hasil positif kepada
bebean berat bagi kita untuk menyampaikan, karena belum tentu pasien bisa menerima,
nah disini kita melihat respon pasien seperti apa, jika pasientidak menerima ya kaita
dengarkan dulu apa yang dia rasakan, sikap emphaty kita disini betul-betul sangat
dibutuhkan kita kasih motivasi pastilah pasien ada yang ingin bunuh diri, mengakhiri
hidupnya, dan itu tidak mau terbuka dengan keluarganya misalnya contoh pasien yang
laki-laki punya istri pounya anak, disitulah peran kita memberikan pandangan bahwa
saying gak dengan keluarga dengan berbagai resiko yang harus dia tanggung. Katakanlah
bahwa Hiv adalah karena kesalahan dia, perilaku social yang tidak baik. Tapi kita
sadarkan kalau kita suruh PSK stop jadi PSK gak bias, tapi supaya HIVnya itu tidak
semakin , tidak menjadi AIDS gitu loh, bagaimana pola dia, kalau dia PSK ya gunakan
kondom jangan sebarkan ke orang lain dengan dia menyebarkan nanti, ternyata yang
disebarkan sudah punya penyakit HIV memang stadium lanjut justru memperparah
dirinya”
4. Bagaiman cara anda meningkatkan harga diri, ideal diri dan peran diri pada klien?
“ Jadi mengaggap pasien itu rendah, mulai dari bagaiman cara kita bicara, pasien kita
perlakukan dengan derjat yang sama seperti pasien bukan pasien HIV positif. Kan kita
tahu bahwa penularan HIV itu kan kan hanya pada aspek katakanlah darah, hubungan
seksual, terakhir transfer ibu dan anak, jadi dengan berjabat tangan, bahkan ketika pasien
menangis katakanlah kita bias memeberikan katakanlah kekuatan kita elus elus dalam
artinya kita pegang pundaknya kita tahu apa yang kita rasakan saatnya untuk terpuruk
dengan keadaannya tetap dia harus bangkit untuk bagaimana masa depan dia masih
panjang seperti biasa dengan masyarakat seperti biasa yang penting dia sadar dia tidak
“Ya jadi tidak semua, Katakan tapi beberapa ada yang menerima tidak ada satu yang
tidak menerima tapi akhirnya menerima, kita sarankan untuk lanjut karena kita melihat
sudah ada inefeksi opportunity salah satunya dia mulai kurus, penurunan berat badan,
kemudian dia sudah, tapi dia tidak percaya disinilah kita tidak bisa paksakan, 6 bulan dia
tidak datang , begitu kesehatannya menurun akhirnya dia datang, kemudia pasien
mengatakan konselor baru dia percaya dia HIv akhirnya dia datang ke saya bantu dia, kita
fasilitasi kita kasih penguatan, lanjutkan pengobatan ARV, lanjutkan ke dokter JST”
6. Apakah ada perubahan yang signifikan pada konsep diri klien setelah konsul disini?
Jelaskan?
Ada perubahan yang baik kalau saya melihat, awalnya pasien-pasien dengan HIV
pastinya tidak menerima, tapi dengan itu saya katakana kita memanusiakan dia, jadi
jangan pasien-pasien dengan HIV kita Isolir. Mulai dari hal kecil, kita misalnya
bagaimana kita jabat tanganya, kita tidak merasa jijik, kita melakukan dia seperti manusia
yang lain”
7. Apakah ada cara lain untuk memotivasi klien mengenai harga diri, ideal diri, konsep diri
pada klien yang mengalami depresi berat?
Probing : - Ya, jelaskan
- Tidak, jelaskan
” “ Ya jadi untuk pasien yang depresi berat, kebetulan saya juga belum pernah mendapati
yang begitu berat, tapi ada pasien yang depresi , kita kasih kesempatan pasien untuk
konselur tidak hanya dijam layanan klinik kita, tetapi juga dilain itu kita sudah fasilitasi
HP , WA, BBman pasien merasa dirinya tidak berharga, nah disitu kita motivasi namun
hasilnya tidak langsung secara otomatis, merubah perilaku sesorang itu bukan sesuatu
yang mudah, tetapin itulah sudah menjadi kewajiban sebagai konselor kita akan bantu
secara perlahan-lahan”