Anda di halaman 1dari 4

1. Apakah ada kebijakan yang berhubungan dengan konsep diri pada klien HIV/AIDS?

Probing : - Ya, jelaskan

- Tidak, mengapa?

“ Untuk kebijakan secara tertulis kita belum ada Pak,nanti mungkin kedepannya kita

akan buat, jadi selama ini kami sebagai konselor, untuk pasien-pasien yang terdiagnosa

HIV positif itu kita memberikan motivasi untuk artinya HIV itu bukan walaupun

penyakitnya tidak bias disembuhkan tapi bisa memperpanjang hidup mereka dengantertib

mengikuti pengobatan yang ada di kita, beberapa pasien-pasien juga ada pasti yang

merasa syok, disitulah peran konseling peran konselor melakukan konseling sebaik

mungkin”

2. Bagaimana cara memberikan motivasi kepada penderita untuk meminimalisir gangguan

konsep diri kepada klien?

“ Ya jadi, pasien yang positif HIV rata-rata masalah utamanya adalah pemakai narkoba

jarum suntik ada juga pasien-pasien dengan seks bebas, Pasien-pasien demikian awalnya,

rata-rata tidak terbuka, jadi ada beberapa pasti ada yang ditutupi, tetapi disni kembali lagi

saya katakana bahwa peran konselor itu sangat penting, kita gali sedemikian rupa kita,

cara pandang pasien kita betul-betul beri edukasi yang baik,apa sih alasan kita

memberikankonseling Pada intinya, jadi setelah pasien itu nyaman percaya dengan kita,

kita pada satpasien positif HIV. Siapa sih yang mau positif HIV mendengar kata-kata HIV

saja itu sudah takut, apalagi kalau dirinya terinfeksi HIV, nah disitu kita betul-betul

disinilah kita bisa masuk,kemudian kita berikan motivasi yang baik, orang dgn HIV

positif itu bias bekerja, bias beraktivitas seperti orang yang sehat, tapi dia harus betul-

betul mengikuti terapi yang ada, patuh terhadap pengobatan “


3. sebelumnya sudah kita ketahui bahwa penderita HIV/AIDS saat mereka terdiagnosa pasti

merasakan shock/depresi yang berat. Apakah ada kebijakan khusus untuk memotivasi

klien?

Probing : - Ya, mengapa?

- Tidak, mengapa?

“ Kalau kebijakan secara tertulis tidak ada, tetapi kami sebaagi konselor itu kami sudah

dibekali bagaimana cara konseling yang baik . Untuk memberi tahu hasil positif kepada

bebean berat bagi kita untuk menyampaikan, karena belum tentu pasien bisa menerima,

nah disini kita melihat respon pasien seperti apa, jika pasientidak menerima ya kaita

dengarkan dulu apa yang dia rasakan, sikap emphaty kita disini betul-betul sangat

dibutuhkan kita kasih motivasi pastilah pasien ada yang ingin bunuh diri, mengakhiri

hidupnya, dan itu tidak mau terbuka dengan keluarganya misalnya contoh pasien yang

laki-laki punya istri pounya anak, disitulah peran kita memberikan pandangan bahwa

saying gak dengan keluarga dengan berbagai resiko yang harus dia tanggung. Katakanlah

bahwa Hiv adalah karena kesalahan dia, perilaku social yang tidak baik. Tapi kita

sadarkan kalau kita suruh PSK stop jadi PSK gak bias, tapi supaya HIVnya itu tidak

semakin , tidak menjadi AIDS gitu loh, bagaimana pola dia, kalau dia PSK ya gunakan

kondom jangan sebarkan ke orang lain dengan dia menyebarkan nanti, ternyata yang

disebarkan sudah punya penyakit HIV memang stadium lanjut justru memperparah

dirinya”

4. Bagaiman cara anda meningkatkan harga diri, ideal diri dan peran diri pada klien?

“ Jadi mengaggap pasien itu rendah, mulai dari bagaiman cara kita bicara, pasien kita

perlakukan dengan derjat yang sama seperti pasien bukan pasien HIV positif. Kan kita
tahu bahwa penularan HIV itu kan kan hanya pada aspek katakanlah darah, hubungan

seksual, terakhir transfer ibu dan anak, jadi dengan berjabat tangan, bahkan ketika pasien

menangis katakanlah kita bias memeberikan katakanlah kekuatan kita elus elus dalam

artinya kita pegang pundaknya kita tahu apa yang kita rasakan saatnya untuk terpuruk

dengan keadaannya tetap dia harus bangkit untuk bagaimana masa depan dia masih

panjang seperti biasa dengan masyarakat seperti biasa yang penting dia sadar dia tidak

akan menularkan ke orang lain “

5. Apakah klien menerima masukan yang telah diberikan selama konseling ?

“Ya jadi tidak semua, Katakan tapi beberapa ada yang menerima tidak ada satu yang

tidak menerima tapi akhirnya menerima, kita sarankan untuk lanjut karena kita melihat

sudah ada inefeksi opportunity salah satunya dia mulai kurus, penurunan berat badan,

kemudian dia sudah, tapi dia tidak percaya disinilah kita tidak bisa paksakan, 6 bulan dia

tidak datang , begitu kesehatannya menurun akhirnya dia datang, kemudia pasien

mengatakan konselor baru dia percaya dia HIv akhirnya dia datang ke saya bantu dia, kita

fasilitasi kita kasih penguatan, lanjutkan pengobatan ARV, lanjutkan ke dokter JST”

6. Apakah ada perubahan yang signifikan pada konsep diri klien setelah konsul disini?

Jelaskan?

Ada perubahan yang baik kalau saya melihat, awalnya pasien-pasien dengan HIV
pastinya tidak menerima, tapi dengan itu saya katakana kita memanusiakan dia, jadi
jangan pasien-pasien dengan HIV kita Isolir. Mulai dari hal kecil, kita misalnya
bagaimana kita jabat tanganya, kita tidak merasa jijik, kita melakukan dia seperti manusia
yang lain”
7. Apakah ada cara lain untuk memotivasi klien mengenai harga diri, ideal diri, konsep diri
pada klien yang mengalami depresi berat?
Probing : - Ya, jelaskan
- Tidak, jelaskan

” “ Ya jadi untuk pasien yang depresi berat, kebetulan saya juga belum pernah mendapati
yang begitu berat, tapi ada pasien yang depresi , kita kasih kesempatan pasien untuk
konselur tidak hanya dijam layanan klinik kita, tetapi juga dilain itu kita sudah fasilitasi
HP , WA, BBman pasien merasa dirinya tidak berharga, nah disitu kita motivasi namun
hasilnya tidak langsung secara otomatis, merubah perilaku sesorang itu bukan sesuatu
yang mudah, tetapin itulah sudah menjadi kewajiban sebagai konselor kita akan bantu
secara perlahan-lahan”

Anda mungkin juga menyukai