Di Susun Oleh :
FAOZARO WARUWU
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tiada pernah terputus
rahmat dan karunia-Nya. Berkat bantuan dari semua pihak, akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Penerapan Kolaborasi Pendidikan dan Praktik
antar Profesi Kesehatan”
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Proses sinergi dan pemahaman antar profesi dapat dibangun sejak calon-
calon tenga professional ini duduk dibangku kuliah. Melakukan aktifitas
bersama untuk menyelesaikan suatu masalah yang dapat dilihat dari berbagai
macam perspektif profesi akan meningkatkan kesadaran diri tentang
keterbatasan profesi, meningkatkan pemahaman arti pentingya kerja tim
profesi dan pada akhirnya memunculkan perasaan penghargaan antar anggota
tim kesehatan. Saat ini peraturan yang jelas tertulis hanyalah rumah sakit
pendidikan untuk dokter dan dokter gigi, sementara profesi lain tidak diatur.
Pertanyaanya adalah, apakah akan tercipta generasi dokter yang baik jika
tenaga kesehatan lain di dalam rumah sakit tidak diatur untuk menciptakan
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang lebih baik, Siapakah yang bisa
dijadikan contoh peran kolaborasi professional dalam melayani pasien, Bila
dokter memiliki keunggulan dalam menegakan diagnosa penyakit, bukankah
farmasi lebih tahu tentang pilihan obat yang paling tepat, Bukankah perawat
yang lebih tahu tentang respon akibat penyakit dan pengobatanya.
Sebagai seorang kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan
klien, pper group serta tenaga kesehatan lain. Kolaborasi yang dilakukan
dalam praktek di lapangan sangat penting untuk memperbaiki. Agar perawat
dapat berperan secara optimal dalam hubungan kolaborasi tersebut, perawat
perlu menyadari akuntabilitasnya dalam pemberian asuhan keperawatan dan
meningkatkan otonominya dalam praktik keperawatan. Faktor pendidikan
merupakan unsur utama yang mempengaruhi kemampuan seorang
profesional untuk mengerti hakikat kolaborasi yang berkaitan dengan
perannya masing-masing, kontribusi spesifik setisp profesi, dan pentingnya
kerja sama. Setiap anggota tim harus menyadari sistem pemberian asuhan
kesehatan yang berpusat pada kebutuhan kesehatan klien, bukan pada
kelompok pemberi asuhan kesehatan. Kesadaran ini sangat dipengaruhi oleh
pemahaman setiap anggota terhadap nilai-nilai profesional. yaitu melakukan
sharing perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, membuat
tujuan dan tanggung jawab, melakukan kerja sama dan koordinasi dengan
komunikasi terbuka.
Dilain pihak seorang perawat akan berfikir; apa masalah pasien ini,
Bagaimana pasien menanganinya,, bantuan apa yang dibutuhkannya, Dan
apa yang dapat diberikan kepada pasien?. Perawat dididik untuk mampu
menilai status kesehatan pasien, merencanakan intervensi, melaksanakan
rencana, mengevaluasi hasil dan menilai kembali sesuai kebutuhan. Para
pendidik menyebutnya sebagai proses keperawatan. Inilah yang dijadikan
dasar argumentasi bahwa profesi keperawatan didasari oleh disiplin ilmu
yang membantu individu sakit atau sehat dalam menjalankan kegiatan yang
mendukung kesehatan atau pemulihan sehingga pasien bisa mandiri.
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan teori
BAB III
PEMBAHASAN
Proses sinergi dan pemahaman antar profesi dapat dibangun sejak calon-
calon tenga professional ini duduk dibangku kuliah. Melakukan aktifitas
bersama untuk menyelesaikan suatu masalah yang dapat dilihat dari berbagai
macam perspektif profesi akan meningkatkan kesadaran diri tentang
keterbatasan profesi, meningkatkan pemahaman arti pentingya kerja tim
profesi dan pada akhirnya memunculkan perasaan penghargaan antar anggota
tim kesehatan. Saat ini peraturan yang jelas tertulis hanyalah rumah sakit
pendidikan untuk dokter dan dokter gigi, sementara profesi lain tidak diatur.
Pertanyaanya adalah, apakah akan tercipta generasi dokter yang baik jika
tenaga kesehatan lain di dalam rumah sakit tidak diatur untuk menciptakan
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang lebih baik, Siapakah yang bisa
dijadikan contoh peran kolaborasi professional dalam melayani pasien, Bila
dokter memiliki keunggulan dalam menegakan diagnosa penyakit, bukankah
farmasi lebih tahu tentang pilihan obat yang paling tepat, Bukankah perawat
yang lebih tahu tentang respon akibat penyakit dan pengobatanya.
a. Komunikasi
b. Respek dan kepercayaan
d. Pengambilan keputusan
e. Manajemen konflik
a. Dominasi Kekuasan
c. Komunikasi
Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif,
bertanggung jawab dan saling menghargai antar kolaborator, catatan
kesehatan pasien akan menjadi sumber utama komunikasi yang secara
terbuka dapat dipahami sebagai pemberi informasi dari disiplin profesi
untuk pengambilan keputusan. Kesenjangan tingkat pendidikan dan
pengetahuan akan menghambat proses komunikasi yang efektif.
d. Cara Pandang
4.2 Saran
Daftar Pustaka
http://bankdata.depkes.go.id/Profil/Indo04/
http://chairulums.wordpress.com/2009/06/30/hubungan-perawat-dokter/
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/14/humaniora/3531067.htm.