Anda di halaman 1dari 65

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis warung makan di daerah Tembalang dapat dikatakan berkembang dengan pesat.
Hal ini seiring dengan semakin bertambahnya jumlah mahasiswa perantau yang berkuliah di
daerah Tembalang. Berbagai faktor menjadi penunjang berkembang pesatnya bisnis warung
makan ini, diantaranya adalah lokasi yang strategis dan mangsa pasar yang sesuai.
Kesempatan ini juga tidak disia-siakan oleh Mas Pur untuk segera membuka kedai kaki
lima. Berbekal atas kemampuan dan pengalamannya saat menjadi pelayan restoran di Jakarta,
Mas Pur memberanikan membuka bisnis ini. Tak disangka, keberadaan kedainya disambut
baik oleh lingkungan sekitar. Setiap hari kedainya ramai pengunjung yang berdatanganan
untuk makan disana, bahkan Mas Pur memiliki pelanggan tetap.
Banyaknya permintaan pelanggan atas ayam penyet yang dijual Mas Pur ketika masih
menjadi kaki lima merupakan masalah tersendiri untuk Mas Pur. Antrian yang panjang kerap
menjadikan pelanggannya pergi ke warung sejenis lainnya. Hal inilah yang membuat Mas Pur
memikirkan solusi akan itu, maka munculah ide untuk memperbesar bisnisnya dari kaki lima
menjadi sebuah warung makan.
Warung makan yang di kelolanya berhasil sukses di cabang 1, lalu Mas Pur berinisiatif
memanfaatkan momen booming tersebut dengan membuka cabang ke 2, ke 3, dan yang
terakhir adalah cabang ke 4. Untuk rencana selanjutnya, Mas Pur akan mengembangkan lebih
besar dengan membuka cabang di Luar Semarang.
Alasan yang paling utama ramaianya pengunjung adalah Warung makan Mas Pur ini
digemari karena harganya yang murah, cita rasa nya yang khas, menu makanan nya yang
lengkap , dan tersedianya delivery order yang memudahkan orang untuk membeli tanpa harus
keluar rumah. Di samping itu, pelayanan karyawan kepada customer juga terus ditingkatkan
menjadi yang lebih baik lagi dan lebih baik lagi . Tidak hanya menu makanan nya yang lezat,
enak,dan khas saja, tetapi dalam pelayanan penjualannya beliau mengelolanya dengan sangat
baik, sehingga daya tarik pelanggan semakin pesat lagi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, kami merumuskan permasalahan yang akan
menjadi pembahasan dalam makalah ini, berikut rumusan yang akan dibahas, antara lain:
1. Bagaimana aspek organisasi dari Warung Lesehan Mas Pur?
1
2. Bagaimana aspek pemasaran dari Warung Lesehan Mas Pur?

3. Bagaimana aspek teknis dan produksi dari Warung Lesehan Mas Pur?

4. Bagaimana aspek keuangan dari Warung Lesehan Mas Pur?

5. Bagaimana aspek legal dan lingkungan dari Warung Lesehan Mas Pur?

6. Bagaimana aspek sosial dan ekonomi dari Warung Lesehan Mas Pur?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan


A. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini, adalah :
1. Untuk mengetahui aspek organisasi dari Warung Lesehan Mas Pur.
2. Untuk mengetahui aspek pemasaran dari Warung Lesehan Mas Pur.
3. Untuk mengetahui aspek teknis dan produksi dari Warung Lesehan Mas Pur.
4. Untuk mengetahui aspek keuangan dari Warung Lesehan Mas Pur.
5. Untuk mengetahui aspek legal dan lingkungan dari Warung Lesehan Mas Pur.
6. Untuk mengetahui aspek sosial dan ekonomi dari Warung Lesehan Mas Pur.

B. Kegunaan Penulisan
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk meningkatkan
daya saing guna mempertahankan posisi perusahaan pada tempat yang kompetitif
dalam industri makanan.

2. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
sebagai pembanding bagi makalah selanjutnya sehingga segala kelemahan dan
kekurangan yang ada dalam makalah ini dapat diperbaiki dan disempurnakan.

3. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam hal
berwirausaha, sehingga penulis dapat termotivasi untuk menjadi wirausahawan, dan
dapat melakukan studi kelayakan bisnis di masa mendatang.
2
1.4 Sejarah Berdirinya Usaha
Penggemar ayam penyet Semarang pasti tak asing dengan Warung Lesehan Mas Pur.
Sebagai pelopor ayam penyet asal Semarang, Warung Lesehan Mas Pur dikenal lewat
hidangan serba penyet, meskipun masih banyak menu lainnya yang tidak kalah istimewa.
Warung Lesehan Mas Pur juga dikenal karena harganya yang murah, terutama untuk kantong
mahasiswa. Tak jarang mahasiswa yang berlangganan kesini karena dinilai pas, baik
ketepatan rasa maupun ketepatan harga.
Awalnya Warung Lesehan Mas Pur tidaklah sebesar ini, pada tahun 2002 hanya sebuah
kaki lima yang berada di Tembalang. Pada saat itu, Tembalang belum seramai ini, karena
hanya beberapa fakultas Universitas Diponegoro yang pindah kesana. Promosinya pun hanya
sebatas door to door oleh mahasiswa. Dan ketika tahun tersebut, Mas Pur tidak ada pemikiran
untuk memperbesar usahanya.
Nama Warung Lesehan Mas Pur diambil dari nama depannya yaitu “Pur” untuk
membedakan dari warung penyet lainnya. Selang beberapa tahun, pada tahun 2008, Mas Pur
mulai kewalahan mengatasi banyaknya permintaan dari pelanggan. Tak jarang antrian
panjang pun terjadi di warung kaki lima yang notabene sempit. Mas Pur yang dahulu pernah
bekerja sebagai pelayan restoran di daerah Jakarta selama beberapa tahun mulai memikirkan
masalah tersebut. Padahal apabila terjadi antrian panjang, Mas Pur memperhatikan rata-rata
pelanggan tidak mau menunggu lama dan akhirnya berpindah ke warung lain. Akhirnya
tercetuslah ide untuk mengubah warung kaki lima tersebut menjadi sebuah warung lesehan
seperti sekarang ini.
Mas Pur juga memanfaatkan peluang di tahun yang sama dengan membuka cabang.
Mas Pur tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang saat ini sudah ada di depan mata. Dan
ini merupakan awal dari kesuksesan Warung Lesehan Mas Pur yang semakin hits di kalangan
mahasiswa. Setelah membuka cabang kedua, barulah Mas Pur melakukan promosi dengan
menyebarkan brosur ke masyarakat lingkungan serta di kalangan mahasiswa. Sukses di
cabang kedua dalam jangka waktu dekat, Mas Pur memperlebar lagi dengan membuka
Warung Lesehan Mas Pur cabang ketiga dan keempat.

Berikut alamat Warung Lesehan Mas Pur :


1. Jalan Tirto Agung No. 10, Banyumanik, Semarang.
2. Jalan Tirto Agung No. 24, Banyumanik, Semarang.
3. Jalan Pedalangan, Banyumanik, Semarang.
3
4. Jalan Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang.
Hingga saat ini, Warung Lesehan Mas Pur digemari berbagai kalangan, terutama
kalangan mahasiswa. Dengan pencapaiannya sekarang ini, Mas Pur tetap ingin
mengembangkan kreativitas dan inovasinya. Mas Pur tidak ingin berhenti melakukan inovasi
hanya sampai disini.

1.5 Profil Perusahaan


Berikut ini adalah profil perusahaan Warung Lesehan Mas Pur :
Nama Perusahaan/Industri : Warung Lesehan Mas Pur
Nama Pemilik : Purwohandoyo
Alamat Perusahaan/Industri : Tembalang, Semarang
Nomor Telepon :
Sektor Usaha/Jenis Produk : Makanan
Tanggal Berdiri : 2002
1.6 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Visi :
Menyajikan makanan berkualitas dengan layanan yang cepat dan bersahabat dalam
rangka memenuhi selera dan kepuasan pelanggan.
Misi :
 Mengembangkan inovasi demi kelangsungan dan ketahanan usaha
 Memberikan kepuasan terhadap pelanggan, pemilik, karyawan / pegawai
 Mengembangkan usaha di beberapa tempat yang strategis
 Mengutamakan kualitas dalam hal apapun yang dilakukan (pelayanan) dan disajikan
(makanan)
 Terus meningkatkan suasana makan dan memberikan produk, layanan, serta fasilitas
yang selalu mengikuti kebutuhan dan selera konsumen yang terus berubah.

Tujuan :
 Memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan
 Mempertahankan usaha
 Mendapatkan laba yang besar

1.7 Kreativitas dan Inovasi

4
Setiap orang pada dasarnya memiliki sikap kreatif dan inovatif, akan tetapi tidak semua
orang bisa mengembangkan sikap kreatif dan inovatifnya tersebut secara maksimal. Kreatif
dan inovatif adalah karakteristik personal yang terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha
sejati. Bisnis yang tidak dilandasi upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya
tidak dapat berkembang abadi. Lingkungan bisnis yang begitu dinamis menuntut wirausaha
untuk selalu adaptif dan mencari terobosan terbaru. Karakter cepat berpuas diri dan
cenderung stagnan sama saja membawa bisnis ke arah kematian.
Pemahaman kreatif dan inovatif sering kali dipertukarkan satu sama lain. Menurut
Zimmerer dkk (2009) kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk
meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang. Selanjutnya Ted Levitt
(dalam Zimmerer, 2009) menyatakan bahwa kreatifitas memikirkan hal-hal baru dan inovasi
mengerjakan hal-hal baru.
Mas Pur merupakan sosok yang kreatif dan inovatif, hal ini ditunjukkan dengan
berhasilnya berdiri Warung Lesehan Mas Pur yang ramai di kalangan mahasiswa dan umum.
Sikap inovatif Mas Pur yang berhasil menciptakan berbagai menu dengan cita rasa yang
berbeda dari warung penyet lain. Sikap inovatif Mas Pur juga ditunjukkan dengan
bertambahnya menu makanan dan minuman di warung makannya. Selain itu Mas Pur juga
menghadirkan konsep duduk lesehan di warungnya yang membuat suasana ketika makan di
warungnya berbeda dengan makan di tempat lain.
Selain itu, Mas Pur juga memanjakan pengunjung dengan tempat yang cukup luas, hal
ini dianggapnya cocok untuk makan sekeluarga, rapat untuk mahasiswa dan kegiatan lainnya.
Bukan hanya itu, warung makan Mas Pur buka sejak pukul 09.00 – 24.00 WIB, yang artinya
dapat memenuhi keinginan konsumen untuk makan siang serta makan malam di warungnya.
Lokasi yang di pilih Mas Pur juga strategis yaitu lokasi yang dekat dengan kos mahasiswa
perantau yang rata-rata tidak masak sendiri. Kepandaian Mas Pur dalam memanfaatkan
situasi ini membuat warung makannya tumbuh dengan cepat dan memiliki cabang hanya
dalam waktu beberapa tahun saja.
Pencapaiannya tidak membuat inovasinya hanya berhenti disini saja, Mas Pur
menghadirkan menu paketan yang murah dan menggiurkan bagi pelanggannya. Menu
paketan ini yang pada saat ini menjadi andalan di warungnya, bahkan menjadi dongkrak atas
penghasilannya. Mas Pur sangat menyesal apabila menaikkan harga pada menunya, karena
Mas Pur menganggap yang utama bukanlah soal harga, namun bagaimana pelanggannya
5
merasa puas atas apa yang dihidangkannya. Mas Pur tidak ingin kehilangan pelanggan hanya
karena menaikkan harga Disamping itu, Mas Pur sangat memperhatikan masalah kualitas,
kebersihan, dan cita rasa atas apa yang dihidangkannya. Mas Pur menilai, karena dengan
kualitas yang dihidangkannya, pelanggannya akan menjadi loyalitas dan tidak akan pergi
begitu saja.
Kerja keras Mas Pur juga tidak berhenti disitu, Mas Pur selalu melakukan inovasi menu
dengan menambah menu di warungnya. Mas Pur tidak sembarangan menambah menu, tetapi
harus melewati serangkaian proses awal agar menunya menjadi sangat istimewa di mata
pelanggannya. Mas Pur juga juga tidak lupa bahwa masyarakat Indonesia sangat menyukai
pedas, Mas Pur menyediakan kepedasan berdasarkan selera pelanggannya. Disamping itu,
Mas Pur sangat mengetahui keinginan pelanggan, terutama mahasiswa perantau yang malas
untuk keluar dari kosan. Sehingga, Mas Pur mengambil peluang dengan menyediakan
fasilitas Delivery Order.
Berwirausaha di industri makanan rawan sekali untuk orang lain meniru makanan
tersebut, Mas Pur juga mengakui hal ini. Namun berkat inovasinya yang terus menerus
melakukan penambahan pada makanan dan minumannya membuat Mas Pur tetap digemari
pelanggannya. Bisa dikatakan warung ini sangat lengkap, karena mulai dari seafood, mie,
kwetiaw, dan berbagai minuman mulai dari juice, ice cream, hingga soda gembira
dihidangkan di warung Mas Pur.
Mas Pur juga memanjakan pelanggannya dengan hidangan yang cepat dapatnya, masih
hangat, serta saat makan pun dengan tikar yang empuk diduduki. Selain itu di warungnya
juga tersedia musholla dan toilet, yang berbeda dari tempat lain.

6
BAB II
ASPEK ORGANISASI

Dalam pengertian sederhana organisasi sering diartikan sebagai kelompok orang yang
bekerjasama dan ingin mencapai tujuan bersama. Organisasi didirikan karena beberapa tujuan
tertentu yang hanya dapat dicapai melalui tindakan yang harus dilakukan bersama-sama,
apakah tujuan itu berupa laba, pemberian pendidikan, sosial dan lain-lain.
Menurut Barnard dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan organisasi adalah
suatu sistem usaha bersama antara dua orang atau lebih, sesuatu yang tidak berwujud dan
tidak bersifat pribadi, yang sebagian besar mengenai hubungan-hubungan kemanusiaan.
Atmosudirdjo dalam buku Wursanto (2005:53) mendefinisikan organisasi itu sebagai
struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-
orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai
tujuan yang tertentu.
Di dalam bab ini akan di bahas lebih rinci bagaimana Warung Lesehan Mas Pur dapat
menjalankan organisasinya dengan baik dan dapat mecapai tujuan bersama.

2.1 Bentuk Badan Usaha


Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan
mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan,
walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga
sementara perusahaan adalah tempat di mana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor
produksi.
Badan usaha Warung Lesehan Mas Pur ini merupakan usaha wiraswasta sendiri dari
Bapak Purwohandoyo. Modal yang didapatkan berasal dari laba atas penjualannya saat
menjadi kaki lima, dan juga meminjam uang dari bank konvensional. Jumlah yang
dipinjamnya juga tidak terlalu banyak, karena ketika berdiri Warung Lesehan Mas Pur yang
pertama kali, sudah ada modal perlangkapan seperti bangku, meja, kompor, yang merupakan
sisa dari kaki limanya.
Mas Pur tidak pernah menggunakan labanya untuk masuk ke kantong pribadi pada
nominal yang banyak, Mas Pur lebih memilih menginvestasikannya untuk melebarkan
sayapnya. Tak disangkat, usahanya sangat diminati dan langkahnya pun sangat pas yaitu lebih
memilih untuk menginvestasikan labanya pada persen yang cukup besar. Seiring dengan

7
semakin boomingnya ayam penyet, warung Mas Pur semakin banyak yang datang dan
mencobanya.
Disaat sedang booming-boomingnya, banyak sekali yang meniru usaha Mas Pur ini,
namun Mas Pur selalu memanjakan pelanggannya dengan berbagai menu yang lengkap,
bukan hanya ayam penyet saja. Bagi penyuka mie, Mas Pur juga menyediakan mie, bahkan
untuk pelanggan yang datang hanya untuk minum saja, Mas Pur juga menyediakan minuman
yang beraneka ragam, mulai dari juice, ice cream, hingga soda gembira.

2.2 Struktur Organisasi


Semua perusahaan, baik yang berorientasi profit maupun non profit, harus bekerja keras
untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi secara
berkesinambungan dan sukses. Untuk menciptakan bayangan kesuksesan bisnis kita,
diperlukan sebuah perencanaan yang matang mengenai divisi-divisi dan posisi-posisi apa saja
yang dapat membawa perusahaan untuk mencapai ke level puncak. Selain itu kita juga harus
memperhatikan sumber daya manusia yang akan di tempatkan di setiap posisi agar karyawan
dapat bekerja secara maksimal dan bertanggung jawab atas pekerjaannya.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah sistem yang lebih dikenal sebagai
struktur organisasi. Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal
organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan,
dan dikoordinasikan. Struktur organisasi menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan
organisasi, kedudukan dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis
perintah dan tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi (Hasibuan,
2004:128).
Dalam usaha Warung Lesehan Mas Pur itu sendiri, struktur organisasi yang digunakan
adalah fungsional, karena atasan tidak langsung ke bawahan, melainkan memberi tanggung
jawab kepada kepala cabang, lalu kepala cabang ke kepala pembelajaan, kepala keuangan,
serta ke karyawan.

2.3 Job Desk Karyawan


Seringkali terjadi perbedaan pendapat antara karyawan dan perusahaan, tentang tugas
yang harus dikerjakan atau acuan yang digunakan sebagai batas wewenang. Dengan adanya
job description, apa yang diinginkan perusahaan dan bagaimana membuat agar tugas yang
harus dikerjakan, dapat diketahui dengan jelas.

8
Dalam definisi teoritis, job description adalah uraian singkat tentang tugas, kondisi
pekerjaan, serta tuntutan yang diperlukan ketika menjabat suatu posisi. Di dalamnya,
setidaknya ada nama posisi, tujuan pekerjaan dan hasil yang diharapkan, aktifitas yang perlu
dilakukan, peralatan dan hubungan kerja yang digunakan, atau spesifikasi personal pemegang
jabatannya.
Job description itu sangat berguna, baik bagi perusahaan maupun karyawannya.
Bahkan, dari nama posisi, seorang karyawan juga dapat mengetahui batas wewenang supaya
tidak tumpang tindih dengan rekannya. Lalu job description juga berisi tentang tujuan
pekerjaan.
Karyawan juga perlu tahu tugas utama dan tugas tambahan yang perlu dilakukan.
Setelah menyelesaikan tugas utama dan tugas tambahan, karyawan juga dapat memperoleh
gambaran nyata tentang output kerjanya sendiri atau melihat prestasi yang dicapai. Biasanya
evaluasi kinerja yang dilakukan tahunan oleh perusahaan juga didasarkan pada tingkat
keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang tergambar dalam job description.
Pada Warung Lesehan Mas Pur, Mas Pur mempercayakan jabatan tertinggi di cabangnya
kepada Kepala Cabang.
Selanjutnya disetiap cabang, terdapat kepala pembelanjaan dan kepala keuangan yang
langsung dibawahi oleh kepala cabang. Namun, kepala keuangan dan kepala pembelanjaan
tidak langsung membawahi karyawan. Pada tingkat selanjutnya, terdapat karyawan yang
dibawahi langsung oleh kepala cabang. Karyawan terdiri dari 1 kasir, 2 koki, 9 pelayan, maka
total karyawan adalah 12 orang untuk setiap cabang. Untuk masalah kebersihan, masing-
masing karyawan sudah mempunyai tanggung jawab untuk membersihkan area kerjanya.
Berikut ini pembagian job desk karyawan di Warung Lesehan Mas Pur :

Kepala Cabang Mengawasi cabang


Kepala Keuangan Mengatur anggaran masuk maupun keluar
Kepala Pembelanjaan Mengatur pembelanjaan harian
Kasir Transaksi pembayaran
Koki/Pelayan Memasak pesanan
Pelayan Melayani pelanggan

9
Struktur Badan Usaha Warung Lesehan Mas Pur (satu cabang) :

Pemilik
Perusahaan

Kepala Cabang

Kepala Kepala
Pembelanjaan Keuangan

Kasir Koki Pelayan

2.4 Karyawan
Setiap perusahaan membutuhkan karyawan sebagai tenaga yang menjalankan setiap
aktivitas yang ada dalam organisasi perusahaan. Karyawan merupakan aset terpenting yang
memiliki pengaruh sangat besar terhadap kesuksesan sebuah perusahaan. Tanpa mesin
canggih, perusahaan dapat terus beroperasi secara manual, akan tetapi tanpa karyawan,
perusahaan tidak akan dapat berjalan sama sekali. Jika diartikan secara sederhana, karyawan
dapat diartikan sebagai setiap orang yang memberikan jasa kepada perusahaan ataupun
organisasi yang membutuhkan jasa tenaga kerja, yang mana dari jasa tersebut, karyawan akan
mendapatkan balas jasa berupa gaji dan kompensasi-kompensasi lainnya.
1. Perekrutan Karyawan
Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
profesional adalah terletak pada proses Rekrutmen,Seleksi, Training and Development calon

10
tenaga kerja. Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah gampang.
Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan perusahaan-perusahan harus
melakukan penyaringan untuk anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen
tenaga kerja dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam
organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan baik
tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Rekrutmen merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk
dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua
arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya
bekerja di dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan
informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka
diangkat sebagai pegawai.
Cara Mas Pur merekrut karyawan cukuplah mudah, tidak ada kualifikasi khusus yang
diminta, yang paling penting adalah komitmen atas apa yang dikerjakan nantinya. Mas Pur
hanya menyuruh karyawannya untuk mencari teman yang sekiranya layak untuk
dipekerjakan. Hal positif yang didapatkan dari proses rekrutmen ini adalah karyawan baru
sudah diketahui seluk beluk kehidupannya.

2. Jumlah Karyawan dalam Satu Cabang


Untuk jumlah karyawan dalam satu cabang Warung Lesehan Mas Pur terdapat 12
pegawai di dalamnya. 12 pegawai ini meliputi berbagai macam jabatan fungsional yang
berbeda-beda, lalu terdapat 1 orang kepala cabang, 1 orang kepala pembelanjaan, dan 1 orang
kepala keuangan.
a. Kasir : 1 orang
b. Koki : 2 orang
c. Pelayan : 9 orang
d. Kepala Pembelanjaan : 1 orang
e. Kepala Keuangan : 1 orang
f. Kepala Cabang : 1 orang +
15 orang

Apabila di hitung secara keseluruhan dalam 4 cabang, maka Mas Pur memiliki karyawan
sebanyak 48 orang, kepala keuangan sebanyak 4 orang, kepala pembelanjaan sebanyak 4

11
orang, dan kepala cabang sebanyak 4 orang. Berikut merupakan rincian lengkapnya dalam
seluruh cabang.
a. Kasir : 1 orang x 4 cabang = 4 orang
b. Koki : 2 orang x 4 cabang = 8 orang
c. Pelayan : 9 orang x 4 cabang = 36 orang
d. Kepala Pembelanjaan : 1 orang x 4 cabang = 4 orang
e. Kepala Keuangan : 1 orang x 4 cabang = 4 orang
f. Kepala Cabang : 1 orang x 4 cabang = 4 orang +
60 orang

3. Upah Karyawan

Upah per Bulan


Jabatan
Kasir Rp 1.100.000
Juru Masak Rp 1.500.000
Pelayan Rp 900.000
Kepala Bidang Rp 2.000.000
Kepala Cabang Rp 2.200.000

Selain upah diatas, apabila target terpenuhi atau omzet yang diinginkan tercapat, makan
karyawan akan diberikan bonus dengan kisaran Rp 100.000 – Rp 150.000 perbulan. Selain
itu, terdapat pula Tunjangan Hari Raya (THR) dengan kisaran yang beragam, tergantung
masa kerja karyawan, dengan maksimal besaran THR Rp 300.000. Diharapkan dengan
adanya bonus dan tunjangan tersebut, karyawan lebih termotivasi untuk melakukan
pekerjaannya.

12
4. Jam Kerja
Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilksanakan siang hari
dan/atau malam hari. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu:
 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu; atau
 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat
puluh) sam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu Kerja tersebut,
maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh
berhak atas upah lembur.
Warung Lesehan Mas Pur punya jam kerja yang berbeda pada tiap cabangnya. Hal ini
disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Pemimpin perusahaan menetapakan jam kerja ideal
dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 12 malam. Namun bukan berarti mereka bekerja 15 jam
penuh. Mereka bekerja hanya pada saat pelanggan datang atau adanya pesanan. Warung
Lesehan Mas Pur buka setiap hari walaupun hari libur besar.

5. Pengembangan Karyawan
Tujuan pengembangan sumber daya manusia menurut Martoyo (1992) adalah dapat
ditingkatkannya kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan/anggota organisasi sehingga
lebih efektif dan efisien dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi.
Dalam melakukan upaya pengembangan karyawan, Mas Pur melakukan training terlebih
dahulu, untuk koki training dilakukan selama 3 bulan, dan untuk pelayan serta kasir selama 1
bulan. Diharapkan dalam masa training, para pekerja dapat memaknai pekerjaannya serta
bertanggung jawab atas apa yang dikerjakan. Selain itu, training juga dijadikan wadah untuk
mengetahui job desk yang harus dikerjakan masing-masing.

6. Reward and Punishment


Reward merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh
perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku
sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Sistem ini menjadi sangat dibutuhkan oleh
perusahaan jika perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang menuntut dipekerjakannya
knowledge workers.

13
Reward yang diberikan oleh Mas Pur berupa bonus atas pekerjaannya, Mas Pur
memberikan bonus berkisar Rp 100.000 – Rp 150.000 perbulan perkaryawan apabila target
omzet terpenuhi dan karyawan sudah bekerja secara maksimal. Hal ini dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan.
Sedangkan punishment merupakan sesuatu yang tidak disukai/disenangi oleh
karyawan untuk menghasilkan efek jera sehingga tidak akan melakukan perbuatan yang
sama. Bentuk-bentuk punishment antara lain kehilangan pekerjaan, tidak menerima kenaikan
gaji, dihapus dari daftar karyawan yang akan dipromosi, penghinaan publik, kegagalan
mendapatkan reward, ancaman pemecatan,dan lain sebagainya.
Namun dalam sistem di perusahaan Mas Pur, sistem hukumannya berupa pemotongan
gaji apabila kesahalannya sudah fatal dan dapat diganti dengan uang. Tidak ada hukuman
apabila karyawan melakukan kesalahan kecil, karena di Mas Pur, semua karyawan merasa
bagaikan keluarga.

14
BAB III
ASPEK PEMASARAN

Segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia setiap kali akan mengalami
perubahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan juga pengaruh pada pola
perilaku pesaing di dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini membuat timbulnya persaingan
semakin ketat dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan pada umumnya ingin berhasil dalam
menjalankan usaha-usahanya. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan adalah salah satunya melalui kegiatan pemasaran, yaitu suatu proses sosial yang
di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan penawaran, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain.
Berikut ini adalah aspek pemasaran yang perlu diperhatikan oleh seorang pengusaha
agar mencapai target pasar sesuai dengan yang diharapkan.

3.1 Prospek Permintaan dan Penawaran


Bila dilihat dari gaya hidup zaman sekarang, Warung Lesehan Mas Pur merupaka salah
satu kuliner yang sedang terkenal di masyarakat. Sebelum memulai usahanya, pemilik
melakukan analisis psar terlebih dahulu. Pemilik akan melakuakn analisis pasar sebelum
mulai membuka cabang barunya. Pemilik selalu mempertimbangkan pasarnya terlebih
dahulu. Pemilik menawarkan produk berbeda serta inovatif yang didukung dengan lokasi
yang nyaman disaat pasar sedang menyukai makanan inovatif dan makanan yang nyaman
untuk berkumpul bersana teman-teman.
Untuk masing-masing cabang Warung Lesehan Mas Pur memiliki perbedaan
perkembangan presentase permintaan dan penawaran. Dalam sehari Warung Lesehan Mas
Pur menghabisan 820 porsi perhari.
 Warung Lesehan Mas Pur 1, merupakan cabang yang pertama kali dibuka. Dalam
sehari cabang Warung Lesehan Mas Pur1 dapat menghabiskan 195 porsi.
 Warung Lesehan Mas Pur 2 dalam sehari dapat menghabiskan 220 porsi, karena
cabang ini merupakan cabang yang paling ramai jika dibandingkan dengan cabang
yang lain. Dikarenakan cabang ini merupakan cabang yang paling mudah di jangkau
oleh pelanggan yang datang.
 Warung Lesehan Mas Pur 3 merupakan cabang ke tiga yang dibuka, yang dapat
menghabiskan 200 porsi per hari.

15
 Warung Lesehan Mas Pur 4, merupakan cabang terbaru yang dibuka, berlokasi di
Sekaran Raya, Gunung Pati. Lokasi ini daapat mengabiskan 205 porsi per hari.

3.2 Bauran Pemasaran


Perencanaan dalam pemasaran mencakup penentuan strategi yang akan dipakai agar
produk dapat dijual ketangan konsumen. Hal ini berarti bahwa tugas manajemen pemasaran
adalah bagaimana mengkomunikasikan keberadaan produk kepada pasar sehingga dalam
pikiran konsumen muncul perhatian akan produk tersebut, merasa tertarik dan kemudian
konsumen memutuskan untuk membelinya.
Produk barang atau jasa akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi, jika kita dapat
menyediakan apa yang konsumen butuhkan.
Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen membutuhkan strategi pemasaran yang biasa
disebut dengan istilah marketing mix. Marketing mix merupakan kombinasi dari empat
variable penting dari konsep pemasaran yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Empat
variable atau kegiatan inti tersebut meliputi produk ( product ), harga ( price ), tempat
( place ), dan promosi ( promotion ), dan biasa disingkat dengan 4P.
a. Product
Produk yang ditawarkan kepada konsumen merupakan produk inovatif dan banyak
mengundang rasa penasaean masyarakat untuk merasakan atau mencicipi produk yang
dihasilkan. Warung Lesehan Mas Pur dapat dengan mudah diterima oleh pasar dan
pertumbunhan penjualan cepat. Walaupun saat ini sudah banyak pesaing uang menjual
dengan produk sejenis, tetapi Warung Lesehan Mas Pur akan terus mengembangkan inovasi
yang dapat bersaing di pasaran. Menu-menu yang dihasilkan oleh Warung Lesehan Mas Pur
menyesuaikan dengan permintaan dan penawaran dari konsumen.

b. Price
Warung Lesehan Mas Pur memiliki harga jual yang dapat bersaing dengan pasar.
Penetapan harga yang dilakukan adalah berdasarkan biaya dan harga rata-rata pesaing yakni
untuk minuman berkisar antara Rp 2.000 – Rp 9.000 sedangkan u ntuk makanan, berkisar antara Rp
4.500 – Rp 20.500. Warung Lesehan Mas Pur mengutamakan usaha yang berumur panjang,
sehingga Warung Lesehan Mas Pur menggunakan bahan baku yang berkualitas.

DAFTAR MENU WARUNG LESEHAN MAS PUR

16
GORENG KREMES PEDES GILA
Nasi + Ayam Goreng Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Bebek Goreng Pedas Gila Rp 20.500
Nasi + Lele Goreng Pedas Gila Rp 9.000
Nasi + Tempe Goreng Pedas Gila Rp 6.000
Nasi + Tahu Goreng Pedas Gila Rp 6.000
Nasi + Telur Goreng Pedas Gila Rp 6.500
Nasi + Telur Goreng Spesial Pedas Gila Rp 7.000
Nasi + Telur Tempe Goreng Pedas Gila Rp 7.500
Nasi + Telur Tahu Goreng Pedas Gila Rp 7.500
Nasi + Ati Ampela Goreng Pedas Gila Rp 9.000
Nasi + Bandeng Goreng Pedas Gila Rp 10.500
Nasi + Bawal Goreng Pedas Gila Rp 10.500
Nasi + Ikan Patin Goreng Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Belut Goreng Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Bandeng tanpa Duri Goreng Pedas
Gila Rp 12.000
Nasi + Udang Kremes Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Udang Jumbo Kremes Pedas Gila Rp 14.000
Nasi + Cumi-cumi Kremes Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Jamur Kremes Pedas Gila Rp 10.000
Nasi + Kakap Kremes Pedas Gila Rp 11.000

PAKET GEPUK PEDAS GILA


PAKET GEPUK A (PG) PAKET GEPUK D (PG)
Ayam Gepuk Ayam Gepuk
Nasi Putih Rp12.50 Nasi Putih Rp15.00
Sambel Pedes Gila + 0 Sambel Pedes Gila + 0
Lalapan Lalapan
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

PAKET GEPUK B (PG) PAKET GEPUK E (PG)


Bawal Gepuk Bawal Gepuk
Nasi Putih Rp11.00 Nasi Putih Rp13.00
Sambel Pedes Gila + 0 Sambel Pedes Gila + 0
Lalapan Lalapan
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

PAKET GEPUK C (PG) PAKET GEPUK F (PG)


Lele Gepuk Lele Gepuk
Nasi Putih Rp12.00 Nasi Putih Rp14.00
Sambel Pedes Gila + 0 Sambel Pedes Gila + 0
Lalapan Lalapan
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

MENU BAKAR BUMBU PEDAS GILA


17
Nasi + Ayam Bakar Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Bebek Bakar Pedas Gila Rp 20.500
Nasi + Lele Bakar Pedas Gila Rp 9.000
Nasi + Tempe Bakar Pedas Gila Rp 6.000
Nasi + Tahu Bakar Pedas Gila Rp 6.000
Nasi + Telur Bakar Pedas Gila Rp 6.500
Nasi + Telur Spesial Bakar Pedas Gila Rp 7.000
Nasi + Telur Tempe Bakar Pedas Gila Rp 7.500
Nasi + Telur Tahu Bakar Pedas Gila Rp 7.500
Nasi + Ati Ampela Bakar Pedas Gila Rp 9.000
Nasi + Bandeng Bakar Pedas Gila Rp 10.500
Nasi + Bawal Bakar Pedas Gila Rp 10.500
Nasi + Ikan Patin Bakar Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Belut Belut Pedas Gila Rp 13.000
Nasi + Bandeng tanpa Duri Bakar Pedas
Gila Rp 12.000
Terong Bakar Pedas Gila Rp 4.500

SPESIAL GEPUK PEDAS GILA


Rp
Nasi Ayam Gepuk Pedas Gila 13.000
Rp
Nasi Bebek Gepuk Pedas Gila 20.500
Rp
Nasi Lele Gepuk Pedas Gila 9.500
Rp
Nasi Bawal Gepuk Pedas Gila 10.500
Rp
Nasi Bandeng Gepuk Pedas Gila 10.500
Rp
Nasi Ikan Patin Gepuk Pedas Gila 13.000
Rp
Nasi Tahu Gepuk Pedas Gila 6.000
Nasi Kepala Ikan Gepuk Pedas Rp
Gila 9.000
Nasi Kepala Bebek Gepuk Pedas Rp
Gila 7.500

PAKET HEMAT
PAKET A (PG) Rp12.000 PAKET D (PG) Rp14.500
Ayam Goreng/Bakar Ayam Goreng/Bakar
Nasi Putih Nasi Putih
Sambel Pedes Gila Sambel Pedes Gila
Lalapan Lalapan
18
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

PAKET B (PG) PAKET E (PG)


Bawal Goreng/Bakar Bawal Goreng/Bakar
Nasi Putih Nasi Putih
Rp11.000 Rp13.000
Sambel Pedes Gila Sambel Pedes Gila
Lalapan Lalapan
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

PAKET C (PG) PAKET F (PG)


Lele Goreng/Bakar Lele Goreng/Bakar
Nasi Putih Nasi Putih
Rp11.500 Rp13.500
Sambel Pedes Gila Sambel Pedes Gila
Lalapan Lalapan
Es Teh / Teh Hangat Jus Jeruk

GORENG KREMES/BAKAR
Nasi + Ayam 12000
Nasi + Bebek 19500
Nasi + Lele 8000
Nasi + Tempe 5000
Nasi + Tahu 5000
Nasi + Telur 5500
Nasi + Telur Spesial 6000
Nasi + Telur Tempe 6500
Nasi + Telur Tahu 6500
Nasi + Ati Ampela 8000
Nasi + Bandeng 9500
GORENG KREMES/GONGSO
Nasi + Bawal Rp 9500
Nasi
Nasi +
+ Ikan
UdangPatin
Kremes 12000
12.000
Nasi + Belut
Nasi + Udang Jumbo Rp 12000
Nasi +Ikan Bandeng Tanpa Duri
Kremes 11000
13.000
Rp
Nasi + Cumi-cumi Kremes 12.000
Rp
Nasi + Jamur Kremes 9.000
Rp
Nasi + Kakap Kremes 10.000
Rp
Nasi+ Gongso Udang 12.000
Rp
Nasi+ Gongso Cumi-cumi 12.000
Rp
Nasi+ Gongso Telur 8.000
Rp
Nasi+ Gongso Babat 9.000
Rp
Nasi+ Gongso Ayam 9.000 19
Rp
Nasi+ Gongso Ati 9.000
Rp
Nasi + Lele Asam Manis 10.500
Menu Paket Gepuk
Ayam Gepuk
Nasi Putih
Paket Gepuk Rp
A Sambal+Lalapan 11.500
Es Teeh/ Teeh
Hangat
Bawal Gepuk
Nasi Putih
Paket Gepuk Rp
B Sambal+Lalapan 10.000
Es Teeh/ Teeh
Hangat
Lele Gepuk
Nasi Putih
Paket Gepuk Rp
C Sambal+Lalapan 11.000
Es Teeh/ Teeh
Hangat
Ayam Gepuk
Paket Gepuk Nasi Putih Rp
D Sambal+Lalapan 14.000
Jus Jeruk
Bawal Gepuk
Paket Gepuk Nasi Putih Rp
E Sambal+Lalapan 12.000
Jus Jeruk
Lele Gepuk
Paket Gepuk Nasi Putih Rp
F Sambal+Lalapan 13.000
Jus Jeruk

Menu Paket Hemat


Ayam Goreng/Bakar
Paket Nasi Putih Rp
A Sambel+Lalapan 11.000
Es Teeh/ Teeh Hangat
Paket Bawal Goreng/ Bakar Rp
B Nasi Putih 10.000

20
Sambel+Lalapan
Es Teeh/ Teeh Hangat
Lele Goreng/ Bakar
Paket Nasi Putih Rp
C Sambel+Lalapan 10.500
Es Teeh/ Teeh Hangat
Ayam Goreng/Bakar
Paket Nasi Putih Rp
D Sambel+Lalapan 13.500
Jus Jeruk
Bawal Goreng/ Bakar
Paket Nasi Putih Rp
E Sambel+Lalapan 12.000
Jus Jeruk
Lele Goreng/ Bakar
Paket Nasi Putih Rp
F Sambel+Lalapan 12.500
Jus Jeruk

Spesial Fillet Lele


Nasi Fillet Lele Goreng
Kremes Rp 11.500
Nasi Fillet Lele Saus Padang Rp 12.500
Nasi Fillet Lele Asam Manis Rp 12.500
Nasi Fillet Lele Lada Hitam Rp 12.500

21
Minuman Spesial
Es Capucino Rp 5.000
Es Kopi Rp 3.000
Es Lemon Squash Rp 6.000
Milkshake Strawberry Rp 6.500
Milkshake Coklat Rp 6.500
Milkshake Vanila Rp 6.500
Avocado Mix Rp 7.500
Avocado Float Rp 9.000
Coca-cola Float Rp 7.500
Fanta Float Rp 7.500
Sprite Float Rp 7.500
Orange Float Rp 7.500
Hebal Juice Rp 5.000
Es Sprite Rp 6.000
Es Coca-cola Rp 6.000
Es Fanta Rp 6.000
Es Susu Sprite Rp 7.000
Es Susu Coca-cola Rp 7.000
Es Susu Fanta Rp 7.000
Soda Gembira Rp 8.500

Spesial Gepuk
Nasi Ayam Gepuk Rp 12.000
Nasi Bebek Gepuk Rp 19.500
Nasi Lele Gepuk Rp 9.000
Nasi Bawal Gepuk Rp 9.500
Nasi Bandeng Gepuk Rp 9.500
Nasi Ikan Patin Gepuk Rp 12.000
Nasi Tahu Gepuk Rp 5.500
Nasi Kepala Ayam Gepuk Rp 8.000
Nasi Kepala Bebek Gepuk Rp 7.000

Minuman Hangat
Teeh Hangat Rp 2.000
Jeruk Hangat Rp 3.500
Susu Hangat Rp 3.500
Milo Hangat Rp 3.500
Coffemix Hangat Rp 3.500
Jeruk Nipis Hangat Rp 4.000
Lemon Tea Hangat Rp 4.000
22
Aneka Juice
Jus Melon Rp 5.000
Jus Jambu Rp 5.000
Jus Mangga Rp 5.000
Jus Tomat Rp 5.000
Jus Strawberry Rp 5.000
Jus Alpukat Rp 7.000
Jus Apel Rp 5.000
Jus Sirsak Rp 5.000
Jus Wortel Rp 5.000

FOTO MENU

c. Place
Lokasi Warung Lesehan Mas Pur merupakan lokasi strategis yang sesuai dengan target
pelangan. Warung Lesehan Mas Pur berlokasi di sekitar sekolah, kampus dan daerah yang padat
penduduk. Saat ini Warung Lesehan Mas Pur sudah memiliki 4 cabang.
 Warung Lesehan Mas Pur 1, Jalan Tirto Agung No. 10, Banyumanik,
Semarang.
 Warung Lesehan Mas Pur 2, Jalan Tirto Agung No. 24, Banyumanik,
Semarang.
 Warung Lesehan Mas Pur 3, Jalan Pedalangan, Banyumanik, Semarang.
 Warung Lesehan Mas Pur 4, Jalan Raya Sekaran, Gunung Pati, Semarang.

d. Promotion
Promosi yang dilakukan Warung Lesehan Mas Pur menggunakan brosur yang dibagikan di
sekitar sekolah, kampus dan di tempat keramaian orang-orang yang sedang berkumpul. Kepuasan
konsumen atas pelayanan dan cita rasa yang disajikan oleh Warung Lesehan Mas Pur membuat
23
konsumen secara tidak langsung mempromosikan Warung Lesehan Mas Pur kepada teman- teman
atau orang- orang sekitar secara door to door.

3.3 Analisis SWOT


Perencanaan merupakan tahapan pertama dalam kegiatan apapun termasuk perencanaan
bisnis. Tahap ini menentukan suatu rangkaian atau kerangka kerja yang menyeluruh. Bila
perencanaan ini berhasil maka sama artinya dengan merencanakan keberhasilan, dan
sebaliknya bila gagal dalam perencanaan maka sama artinya dengan merencanakan
kegagalan. Sehingga alat analisis dalam perencanaan ini juga menjadi bagian penentu dalam
keberhasilan perencanaan.
Salah satu alat analisis dasar dalam perencanaan adalah dengan menggunakan metode
SWOT. Metode SWOT menganalisis internal kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) serta analisis ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats). SWOT
merupakan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melakukan strategi.
Implementasi SWOT sangat bergantung dengan situasi dan kondisi, baik itu situasi kondisi
internal maupun eksternal.
Menurut salah satu pakar SWOT Indonesia, yaitu Fredy Rangkuti mengatakan bahwa
“Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur
internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan
ancaman.”.
Hasil dari analisa biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari segi peluang yang ada, sambil mengurangi
kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan
membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Dari
pembahasan diatas tadi, analisa SWOT merupakan instrumen yang bermanfaat dalam
melakukan analisis strategi. Analisis ini berperan sebagai alat untuk meminimalisasi
kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak
ancaman yang timbul dan harus dihadapi. Analisa SWOT terhadap Warung Lesehan Mas Pur
akan dibahas pada bab ini.

1. Strength yaitu analisis kekuatan, dalam situasi atau kondisi merupakan kekuatan dari
suatu organisasi atau perusahaan psa saat ini. Yang perlu dilakukan di dalam analisi

24
ini adalah setiap perusahaan atau organisasi perlu menilai kekuatan dan kelemahan
yang akan dibandingkan dengan para pesaingnya.
 Produk yang dijual merupakan produk baru atau inovatif, menarik dan banyak
dinikmati oleh masyarakat
 Warung Lesehan Mas Pur akan selalu menjaga cita rasa dari masakan.
 Menu yang ditawarkan yang sesuai dengan permintaan dan permintaan
karyawan.
 Harga yang ditawarkan sesuai dengan harga rata-rata pesaing.
 Struktur organisasi yang dijalankan sesuai dengan job desk karyawan sehingga
jelas dan terarah.
2. Weakness yaitu analisis kelemahan, suatu situasi atau kondisi yang merupakan suatu
kelemahan bagi suatu organisasi atau perusahaan. Merupakan cara menganalisis
kelemahan yang menjadi kendala dalam kemajuan suatu organisasi atau perusahaan.
 Sistem keuangan yang belum di kelola secara terperinci atau mendetail.
 Sistem keuangan Warung Lesehan Mas Pur masih menggunakan pembukuan
secara manual, dan belum dilakukan secara lengkap.
3. Opportunity yaitu analisis peluang, suatu situasi atau kondisi yang merupakan
peluang diluar suatu organisasi atau perusahaan dan memberikan peluang untuk
berkembang bagi organisasi tersebut dimasa yang akan datang. Cara ini digunakan
intuk mencari peluang ataupun terobosan yang memungkinkan untuk melalukan
perkembangan di masa yang akan depan.
 Lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh konsumen.
 Memiliki supplier yang tiap hari menyediakan bahan baku yang segar dan
berkualitas
4. Threat yaitu analisis ancaman ancaman, suatu situasi atau kondisi yang merupakan
cara menganalisis tantangan dan ancaman yang harus dihadapi oleh organisasi atau
perusahaan yang dihadapi berbagai macam factor lingkungan, ekonomi yang kurang
menguntungkan bagi kegiatan tersebut yang dapat menjadikan sebuah kemunduran
atau menghambat jalannya suatu proses usaha tersebut. Jika tidak dapat diatasi dengan
cepat dan tepat, ancaman tersebut akan menjadi pengaruh bagi usaha yang
bersangkutan.
 Pemilik tidak selalu melakukan pengawasan, hanya memberikan kepercayaan
atau kewenangan kepada kepala cabang.
 Munculnya berbagai pesaing yang menjual menu atau produk yang sama

3.4 Strategi STP


a. Segmentasi

25
Pasar terdiri dari banyak pembeli, dan para pembeli berbeda dalam satu atau beberapa
hal. Misalnyaberbeda dalam keinginan, lokasi, sikap pembelian, dan praktik pembelian yang
dilakukan. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap individu adalah unik, setiap individu tetap
memiliki kemauan, kebutuhan, motivasi yang beraneka ragam. Untuk menantisipasi dalam
menghadapi perilaku konsumen yang beraneka ragam, dibutuhkan strategi pemasaran yang
sesuai dengan dinamika pasar.
Strategi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi kondisi seperti diatas yaitu
segmentasi. Segmentasi merupakan tahapan awal pada strategi pemasaran. Segmentasi pasar
atau segmenting, adalah suatu proses untuk membagi-bagi pasar ke dalam kelompok tertentu
yang berbeda, dimana dalam setiap kelompok memiliki karakter, kebutuhan dan keinginan
yang hampir sama, dimana membuat mereka memilki perilaku yang mungkin sama terhadap
produk yang ditawarkan (Kotler dan Amstrong, 2003).
Segmentasi adalah menentukan target dari suatu kelompok pelanggan yang memiliki
kebutuhan dan keinginan yang serupa. Sehingga Warung Lesehan Mas Pur berusaha untuk
memenuhi kebutuhan, permintaan dari permintaan pasar atau konsumen.
Berdarkan geografis, pemilihan lokasi yang lingkungannya merupakan anak sekolah
dan mahasiswa yang merupakan target awal dari Warung Lesehan Mas Pur.
Berdasarkan demografi usia, Warung Lesehan Mas Pur mengkelompokkan menjadi 3
bagian, yaitu:
a. Pelajar: 30%
b. Mahasiswa : 50%
c. Masyarakat Umum: 20%

b. Targetting
Setelah melakukan analisis segmentasi, tahapan selanjutnya menetapkan target pasar
atau targeting guna memilih sasaran pasar yang dituju. Menurut Kasali (1998), targeting
merupakan satu atau beberapa segmen pasar yang senantiasa fokus akan menjadi fokus
kegiatan pemasaran serta meninggalkan segmen yang lain. Menurut Hasan (2009), targeting
merupakan kegiatan untuk menentukan pasar yang disasar, yaitu merupakan tindakan
memilih satu atau beberapa segmen untuk dilayani. Untuk itu diperlukan suatu analisis atas
daya tarik segmen dan kekuatan bisnis untuk pemanfaatan suatu peluang yang ada. Adapun
analisis target pasar adalah kegiatan untuk melakukan evaluasi daya tarik masing-masing
segmen dan kemudian memilih segmen-segmen sasaran yang dituju. Dalam menentukan
segmen pasar yang ingin dituju, perusahaan harus terlebih dahulu mengenali seberapa luas
pasar yang akan dimasuki. Dalam melakukan evaluasi segmen yang akan dituju terdapat

26
beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti ukuran segmen, pertumbuhan segmen, daya
tarik struktural, tujuan perusahaan, dan sumber daya perusahaan guna memastikan penetapan
segmen yang dilakukan oleh perusahaan tetap fokus pada target perusahaan yang ingin
dicapai.
Target merupakan sebuah sasaran, siapa yang akan dituju. Dalam menentukan targeting,
Warung Lesehan Mas Pur melakukakan berbagai survey yang akan digunakan untuk
mengetahui keadaan pasar, agar ketika proses usaha tersebut dijalankan bagian kegiatan
pemasaran tidak salah sasaran. Target utama Warung Lesehan Mas Pur memiliki target anak
muda yang menyukai makanan baru yang inovatif dan harga yang terjangkau.

c. Positioning
Positioning merupakan langkah selanjutnya setelah menetapkan sasaran pasar yang
dipilih oleh perusahaan. Tujuan positioning adalah untuk menenamkan persepsi ke dalam
benak konsumen akan posisi suatu produk. Beberapa ahli juga mendefinisikan sebagai
berikut : Menurut Tjiptono (2000), positioning merupakan suatu strategi untuk menciptakan
diferensiasi yang unik di dalam benak konsumen untuk membentuk suatu citra merek atau
keunggulan suatu produk dibandingkan dengan pesaingnya. Sedangkan menurut Kotler
(2000) positioning merupakan suatu penawaran perusahaan atas suatu keunikan dan citra
yang dimilikinya sehingga dapat menonjolkan keunggulannya dan memperoleh tempat di hati
konsumen. Berdasarkan pengertian yang ditulis oleh Kasali (1998), positioning adalah
strategi komunikasi untuk memasuki pikiran konsumen, agar suatu produk/merek/nama
memiliki arti Analisa atribut tertentu guna mencerminkan keunggulan terhadap pesaingnya
dalam bentuk hubungan asosiatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa positioning
merupakan suatu strategi pemasaran yang menitikberatkan kepada komunikasi perusahaan
untuk menyampaikan suatu keunggulan dan nilai lainnya atas produk yang di tawarkan
melalui suatu keunikan tertentu agar dapat lebih mudah diingat dan diterima oleh konsumen.
Melalui strategi positioning diharapkan agar produk yang ditawarkan tersebut akan
mendapatkan sambuan positif dibandingkan dengan produk pesaing.

3.5 Spesifikasi Produk


Produk merupakan unsur pertama dan penting dalam suatu periklanan. Inti produk
adalah manfaat yang dapat di konsumsi oleh pembeli. Wujud produk adalah ciri produk yang
dihasilkan,mutu bahan yang digunakan, kemasan yang menarik, merk yang dipakai untuk

27
membuat suatu produk. Produk yang sudah jadi disempurnakan dengan gabungan dari wujud
produk dan pelayanan yang menyertainya.
Barang konsumen biasanya di klarifikasikan berdasarkan kebiasaan sehari-hari yang
dilakukan konsumen, seperti kebutuhan sehari-hari,kegiatan belanja, barang khusus, dan
barang yang tidak dicari. Dimensi tersebut dari bauran produk ini merupakan alat untuk
mengembangkan strategi produk dari sebuah kegiatan perusahaan.
Spesifikasi yang digunakan dalam Warung Lesehan Mas Pur adalah berbagai macam
jenis penyetan yang terdiri dari ayam, ikan dan bebek. Begitu juga dengan berbagai macam
paket yang ditawarkan dan juga berbagai jenis minuman hangat dan dingin. Yang bahan
bakunya segar, berkualitas dan dipasok oleh supplier setiap hari, tempat yang bersih dan
nyaman, pelayanan yang baik, cepat dan ramah, menu yang dimasak per porsi sehingga tidak
menggurangi cita rasa di Warung Lesehan Mas Pur.

3.6 Saluran Distribusi


Menurut Nitisemito (1993, p.102), Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga

distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan untuk menyalurkan

atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Sedangkan,

menurut Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh

produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau

pemakai industri.

Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke

konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus

melakukan pertimbangan yang baik.

Warung Lesehan Mas Pur mendapat pasokan bahan baku dari supplier tiap hari, dan

Warung Lesehan Mas Pur menggunakan saluran distribusi secara langsung yaitu,

memasarkan produk jadi yang sudah diolah dengan bahan baku yang diperoleh dari supplier

langsung kepada konsumen untuk langsung di konsumsi.

Alur distribusi Warung Lesehan Mas Pur:

28
29
BAB IV
ASPEK PRODUKSI

Produksi yaitu suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan atau
input menjadi keluaran atau output yang dibutuhkan oleh konsumen. Sistem produksi yang
baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang diharapkan. Umumnya suatu sistem
diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah dan kualitas yang ditetapkan
berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan sumber daya perusahaan serta harapan dari
wirausahawan sebagai pemilik dan mungkin juga sekaligus sebagai manajer. Tahap awal
dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk yang akan diproduksi.
Gambaran mengenai karakteristik produk yang akan dihasilkan, memberikan kemudahan
dalam menyusun kebutuhan bahan, tenaga kerja, peralatan, lokasi produksi dan biaya yang
dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan gambaran produk ini, juga akan memudahkan
dalam menetapkan aspek produksi yang akan diterapkan dalam menghasilkan produk yang
dimaksud.

4.1 Teknologi dan Peralatan Produksi


Teknologi dan peralatan yang digunakan dalam produksi warung lesehan mas pur
merupakan peralatan memasak yang sudah sesuai dengan standar. Pembelian peralatan
tersebut dilakukan dengan pertimbangan secara ekonomis dan disesuaikan dengan kapasitas
jumlah yang dihasilkan setiap harinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan peralatan
produksi yaitu :
 Kapasitas peralatan
 Kecocokan dengan barang yang dihasilkan

 Tersedianya peralatan pelengkap yang diperlukan

 Kemudahan persiapan, instalasi, penggunaan dan pemeliharaan

 Keamanan

 Penyerahan

 Keadaan pengembangan

 Pengaruh terhadap organisasi yang ada

30
Faktor-faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian
peralatan, sehingga tidak akan terjadi kelebihan atau kekurangan peralatan, serta
disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang ada. Kemudian faktor tersebut juga dijadikan
pertimbangkan untuk menghindari adanya biaya yang lebih mahal pada peralatan
dibandingkan dengan tingkat produksi yang dihasilkan.

4.2 Perencanaan Peralatan Produksi

Unit per Unit Total Harga per Umur


No Peralatan Jumlah
Warung (4 Warung) Unit Ekonomis
1 Kompor Gas 2 Tungku 2 8 Rp 430.000 Rp3.440.000 10
2 Kompor 0 Rp - 10
3 Tabung Gas 3Kg 4 16 Rp 150.000 Rp2.400.000 10
4 Wajan 2 8 Rp 250.000 Rp2.000.000 5
5 Rice Cooker 2L 1 4 Rp1.175.000 Rp4.700.000 10
6 Blender 2 8 Rp 350.000 Rp2.800.000 5
7 Freezer 0 Rp - 10
8 Sendok & Garpu 100 400 Rp 2.000 Rp 800.000 5
9 Piring 100 400 Rp 6.000 Rp2.400.000 5
10 Mangkok 75 300 Rp 6.000 Rp1.800.000 5
11 Gelas 125 500 Rp 4.000 Rp2.000.000 5
12 Pisau 6 24 Rp 5.000 Rp 120.000 5
13 Baskom 8 32 Rp 35.000 Rp1.120.000 5
14 Mesin Kasir 1 4 Rp7.000.000 Rp28.000.000 10

4.3 Persediaan Barang Mentah


No Jenis Bahan
1 Ikan & Seafood
2 Ayam
3 Bebek
4 Telur
5 Beras
6 Tahu & Tempe
7 Buah
8 Ice Cream
9 Lain-lain, seperti Mie, Kwetiaw

4.4 Biaya Produksi


Biaya dapat didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk
memperoleh produk (barang dan /atau jasa). Atau pengeluaran yang dilakukan di masa
31
sekarang untuk mendapatkan manfaat pada masa yang akan datang, dimana pengeluran atau
pengorbanan tersebutdapat diduga serta dapat dihitung secara kuantitatif dan tidak dapat
dihindarkan.
Biaya produksi terdiri atas 2 (dua) bagian besar dengan penggolongan biayanya masing-
masing diuraikan, sebagai berikut:
1. Biaya menurut perilaku yang terdiri dari:
 Biaya Tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi dan dalam periode tertentu jumlahnya tetap. Misalnya biaya
untuk gaji tenaga kerja tetap, penyusutan alat, pajak lahan dan sebagainya.
 Biaya tidak tetap, merupakan biaya yang besar kecilnya berhubungan
langsung dengan besarnya produksi atau dengan kata lain biaya yang dalam
periode tertentu jumlahnya dapat berubah tergantung pada tingkat produksi
yang dihasilkan.Misalnya biaya untuk pembelian bahan baku, biaya upah
tenaga kerja borongan, dan sebagainya.
2. Biaya menurut jenis yang terdiri dari:
 Biaya langsung (pokok), merupakan biaya yang langsung terikat atau menjadi
bagian pokok dari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongan dalam jenis
ini adalah biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
 Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang secara tidak langsung digunakan
untuk menghasilkan produk atau biaya yang terikat bukan pada bagian
pokokdari produk yang dihasilkan. Biaya yang digolongan dalam jenis ini
adalah biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
 Biaya administrasi/umum, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
administrasi kantor perusahaan dan umum. Misalnya biaya untuk menggaji
pimpinan dan pegawai, sewa kantor, perlengkapan kantor dan sebagainya.

4.5 Proses Produksi


Dihasilkannya produk sesuai dengan jumlah dan mutu yang diharapkan oleh pasar dan
perusahaan, selain ditentukan oleh input sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, juga
sangat ditentukan oleh kegiatan yang dilaksanakan selama proses pembuatan produk
berlangsung yang dikenal dengan istilah proses produksi. Proses produksi melalui beberapa
tahapan yang merupakan aktivitas menyeluruh yang dilakukan oleh tanaga kerja produksi

32
yang membuat produk, tahapan-tahapan ini disebut tahapan produksi. Tahapan-tahapan
produksi yang tersusun secara teratur disebut aliran produksi.
Penggolongan proses peoduksi berkaitan dengan sifat dan jenis masukan yang digunakan dan
produk yang akan dihasilkan. Olehnya itu, proses produksi dapat dibedakan atas:
1. Proses produksi berdasarkan wujudnya, terdiri atas:
 Proses kimiawi, yaitu proses pengolahan bahan menjadi produk dengan
berdasarkan pada sifat kimiawi bahan yang diolah.
 Proses mengubah bentuk, yaitu proses pengolahan bahan menjadi produk yang
jadi atau setengah jadi dengancaramengubah bentuk bahan menjadi bentuk
yang lebih bermanfaat.
 Proses perakitan, yaitu proses menggabungkan komponen-komponen produk
menjadi produk yang lebih bermanfaat.
 Proses transportasi, yaitu proses memindahkan sumber atau produk dari
tempat asal ke tempat dimana produk tersebut dibutuhkan.

2. Proses produksi berdasarkan tipenya, terdiri atas:


 Proses berkesinambungan, dimana arus masukan berlangsung terus
melaluisistem produksi yang telah distandarisasi untukmenghasilkan produk
yang homogen. Bentuk produk yang dihasilkan bersifat standar dan tidak
tergantung pada spesifikasi pemesan. Tujuan produksi umumnya untuk
persediaan kemudian dipasarkan.
 Proses terputus-putus, proses yang biasanya menghasilkan produk yang
berbeda-beda, prosedur yang berbeda-beda dan bahkan kadang dengan
masukan yangberbeda-beda. Bentuk produknya disesuaikan dengan pesanan
konsumen. Tujuan produksi adalah untuk melayani pesanan konsumen.

Melihat dari proses produksi berdasarkan tipenya maka dapat disimpulkan bahwa
produksi warung lesehan mas pur merupakan proses produksi yang terputus-putus, karena
tiap pelanggan memiliki keinginan yang berbeda-beda. Sehingga proses produksi warung
lesehan mas pur menyesuaikan dengan permintaan setiap pelanggan.
Cara membuat olahan ayam penyet:
1. Anda dapat membuat ayam penyet yakni dengan mencapur daging ayam
dengan bumbu ayam penyet yang sudah di haluskan, seperti ketumbar,

33
bawang putih, kunyit, dan garam dengan mencampurkan air jahe, daun salam
dan juga lengkuas.
2. Campur ayam dengan bumbu sampai merata.
3. Selanjutnya, masak dengan panas api kecil, tutup wajannya. Masak sampai
ayam matang dan juga bumbunya meresap.
4. Setelah itu angkat dan tiriskan.
5. Kemudian goreng daging ayam sampai berwarna kekuningan, lalu angkat dan
sisihkan.

Cara membuat sambal:


1. Untuk mebuat sambal, yakni menggoreng cabai, terasi, tomat merah.
2. Kemudian dihaluskan dan tambahkan garam, daun jeruk purut dan juga irisan gula
merah.
3. Selanjutnya, dapat digoreng kembali.
4. Masukkan kemangi, sambal pun sudah siap dihidangkan.

4.6 Desain Produk


Desain produk adalah pioner dan kunci kesuksesan sebuah produk menembus pasar
sebagai basic bagian marketing, mendesain sebuah produk berarti membaca sebuah pasar,
kemauan mereka, kemampuan mereka, polapikir mereka serta banyak aspek lain yang
akhirnya mesti diterjemahkan dan diaplikasikan dalamperancangan sebuah produk.
Kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana

sebuah desain mampu beradaptasi akan perubahan-perubahan dalam bentuk apapun yang

terjadi di dalam pasar yang dimasuki produk tersebut, sehingga kemampuan tersebut menjadi

nilai keberhasilan bagi produk itu sendiri di kemudian hari. Dasar untuk desain produk

adalah:

1. Mode

Produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen.

Keadaan pasar akan menumbuhkan keinginan untuk rnembuat produk

yang memiliki kesamaan dari segi desain dan kemasan.

34
2. Teknologi
macam produk yang dihasilkan tergantung pada kemampuan
untuk menghasilkan barang dan jasa. Penentuan macam teknologi
yang digunakan dapat didahului hasil riset dan pengembangan produk.
Perkembangan teknologi memungkinkan para produsen memilih untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi spesifikasi produk.

Desain produk warung lesehan mas pur terus melakukan inovasi-


inovasi baru. Dilihat dari menu yang disajikan awalnya terbatas hanya
beberapa menu saja, dengan berkembangnya waktu kemudian warung
lesehan mas pur menyesuaikan permintaan konsumen sehingga kini hadir
dengan lebih dari lima puluh pilihan menu dengan pilihan sambal yang
variasi. Selain itu tersedia menu pelengkap seperti berbagai jenis es juga
dapat disajikan dengan harga yang terjangkau. Penyajian produk dengan
berbagai pilihan yang sangat menarik dan kondisi tempat yang nyaman
dan bersih membuat konsumen ingin terus datang dan menyantap kuliner
ini.
Sebelum Warung Lesehan Mas Pur melakukan pengembangan produk,
pemilik melakukan riset terlebih dahulu. Menentukan inovasi berdasarkan
dengan kebutuhan dan permintaan dari konsumen, selanjutnya pemilik
juga melakukan survey tentang produk dan harga dari para pesaing.

4.7 Jam Operasional Produksi


Jam Kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat dilksanakan siang hari
dan/atau malam hari. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2 sistem, yaitu:
 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu; atau
 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari kerja dalam 1
minggu.
Pada kedua sistem jam kerja tersebut juga diberikan batasan jam kerja yaitu 40 (empat
puluh) sam dalam 1 (satu) minggu. Apabila melebihi dari ketentuan waktu Kerja tersebut,
maka waktu kerja biasa dianggap masuk sebagai waktu kerja lembur sehingga pekerja/buruh
berhak atas upah lembur.

35
Warung Lesehan Mas Pur punya jam kerja yang berbeda pada tiap cabangnya. Hal ini
disesuaikan dengan lingkungan sekitar. Pemimpin perusahaan menetapakan jam kerja ideal
dimulai dari jam 9 pagi hingga jam 12 malam. Namun bukan berarti mereka bekerja 15 jam
penuh. Mereka bekerja hanya pada saat pelanggan datang atau adanya pesanan. Warung
Lesehan Mas Pur buka setiap hari walaupun hari libur besar.

4.8 Layout Produksi


Pengaturan tata letak fasilitas produksi harus mempertimbangkan beberapa aspek
sebagai berikut:
1. Jenis produk, seperti halnya desain produk serta volume produksi.
2. Urutan proses, apakah atas dasar arus ataukah dasar proses
3. Peralatan yang digunakan, baik teknologi, jenis, maupun kapasitas mesin.
4. Pemeliharaan dan penggantian peralatan.
5. Keseimbangan kapasitas (balance capacity).
6. Area tenaga kerja (employee area).
7. Area pelayanan (service area).
8. Fleksibilitas (flexibility).

Layout di setiap cabang Warung Lesehan Mas Pur dibuat tipe fungsional. Dengan
alasan utama karena proses produksi harus dilakukan secara tepat waktu agar pelanggan tidak
kecewa, selain itu apabila terjadi kesalahan dalam proses produksi maka harus diganti untuk
menjaga kualitas produksi.

Alur Pemesanan dan Produksi:


1. Pelanggan meminta menu pada pelayan
2. Pelanggan menentukan pilihan dan mencatat pesanan pada nota pesanan
3. Nota pesanan diserahkan kepada pelayan
4. Pelayan menyampaikaan pesana kepada koki/chef
5. Koki/Chef mulai mempersiapkan dan membuat/memasak pesanan
6. Pesanan yang sudah jadi kemudian disajikan kepada pelanggan
7. Setelah pelangganselesai menyantap sajian, kemudian mereka membayar di meja
kasir

Layout Produksi

36
4.9 Quality Control
Konsumen memiliki sejumlah alasan dalam memutuskan untuk kembali ke sebuah
restoran. Alasan utama konsumen untuk kembali ke restoran adalah kualitas makanan yang
baik dan bahan makanan yang segar (Brumback 1998; dalam Soriano 2002). Meski seringkali
salah satu cara utama untuk mengevaluasi kualitas makanan bagi konsumen adalah melalui
desain menu makanan, sebab menu secara efektif akan menjadi alat penjual bagi sektor
restoran (Bowen dan Morris 1995; dalam Soriano 2002).
Untuk menghasilkan kualitas makanan yang sesuai dengan harapan konsumen,
dibutuhkan sebuah sistem kontrol yang memantau produk tersebut dimulai dari proses
pemilihan bahan baku untuk digunakan memasak, penyimpanan bahan baku, proses
penyajian, dan yang paling utama yaitu masalah kebersihan lingkungan. Sistem kontrol
tersebut yang lebih dikenal dengan quality control.
37
Quality Control atau pengendalian mutu adalah bagian dari unit usaha yang bertugas
mengawasi dan mengendalikan mutu dari bahan baku, proses sampai barang jadi. Dengan
adanya Quality Control dalam suatu perusahaan, perusahaan tersebut akan dapat
mengendalikan kekonsistensian mutu dan standar yang ditentukan untuk memenuhi kepuasan
pelanggan. Selain itu juga untuk mencegah dan menghindari kerusakan produk yang akan
berpengaruh terhadap penurunan biaya setelah dijual (after sales), meningkatkan produksi
dan menjaga citra produk, cara terbaik mengendalikan mutu propduk, menjadi acuan sistem
kerja dan perbaikan produk yang dihasilkan.
Quaity Control merupakan suatu kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan suatu
produk melalui proses penelitian pengembangan serta perancangan suatu produk yang
bertujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen. Quality control sangat berkaitan erat dengan
proses produksi. Produksi merupakan suatu proses kegiatan untuk menciptakan, mengolah,
serta meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan jasa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan manusia dalam hal ini adalah konsumen. Selain itu, Quality Control juga sangat
berperan dalam hal manufakturing suatu perusahaan sehingga setiap kegiatan yang terjadi di
suatu perusahaan dapat dievaluasi sehingga akan berjalan menjadi Lebih baik. Aspek yang
umumnya diperhatikan dalam kegiatan Quality Control ini adalah sebagai berikut:
1. Kualitas dari produk dan kegiatan
2. Cost atau biaya
3. Delivery (Pengiriman)
4. Safety (Keselamatan)
5. Environtment (Ramah Lingkungan)

Tujuan dari sebuah Quality Control adalah melihat letak kelemahan serta kesulitan
yang terjadi dalam suatu perusahaan dan dievaluasi menggunakan parameter yang ada
(Standar Perusahaan) sehingga kinerja perusahaan lebih efisien. Quality Control pada
Warung Lesehan Mas Pur dilakukan oleh Pemimpin Cabang serata bantuan dari pegawainya.
Beberapa Quality Control yang dilakukan yaitu:
1. Membuat Standar Menu
Standar tersebut meliputi porsi menu, penyajian menu, dan rasa menu. Dari
ketiga faktor inilah yang nantinya akan menjadi ukuran kualitas menu. Kemampuan
memperkirakan porsi yang tepat untuk tamu dalam artian tidak terlalu banyak yang
menyebabkan menu tidak habis dimakan oleh tamu dan menjadi terbuang, juga tidak
terlalu sedikit sehingga menimbulkan kesan mahal. Begitu juga dengan standar penyajian
menu, Warung Lesehan Mas Pur memperhatikan kebersihan alat saji, keindahan garnish,

38
dan cara menaruh menu di atas alat saji supaya terlihat menarik. Untuk standar rasa
menu, Warung Lesehan Mas Pur memasak setiap porsi secara terpisah sehingga cita rasa
tetap terjaga, ini hal utama yang sangat harus diperhatikan demi kepuasan pelanggan.

2. Mengawai Proses Pembuatan Menu


Quality Control pada Warung Lesehan Mas Pur harus selalu melakukan kontrol
secara konsisten terhaap proses pembuatan menu. Jangan sampai ada koki atau jur masak
yang membuat atau memproses menu diluar resep menu yang sudah ditentukan. Semua
pembuatan menu harus selalu sesuai dengan resep menu yang ditentukan. Jika ditemukan
ada koki yang memasak menu yang tidak sesuai dengan resep atau standar menu, maka
Quality Control bisa memberikan peringatan kepada koki dengan persetujuan pemilik.

3. Kontrol Bahan Baku Produksi


Quality Control harus selalu melakukan pengawasan atau kontrol terhadap bahan
baku produksi yang digunakan. Jika bahan bakunya tidak sesuai dengan standar yang
ditentukan, maka Quality Control berhak untuk menegur supplier penyedia bahan baku
produksi dan bahkan mengembalikannya jika dipandang perlu. Kontrol terhadap kualitas
bahan baku ini sangat penting karena bahan baku produksi dapat langsung berpengaruh
terhadap kualitas menu yang dihasilkan nantinya.

4. Membuat Program Pelatihan Memasak Untuk Koki/Juru Masak


Quality Control memberikan pelatihan memasak menu yang baik kepada semua
pegawai di Warung Lesehan Mas Pur, mengingat bahwa semua pegawai harus bisa
menguasai, terutama memasak. Pelatihan bisa dilakukan secara rutin satu bulan sekali.

5. Memberikan Motivasi Kepada Pegawai


Quality Control, selain memberikan kritikan, masukan, dan arahan, juga harus
bisa memberikan motivasi yang kuat untuk pegawai agar bisa selalu semangat dan
berprestasi.
6. Kontrol Kebersihan Area Produksi
Kebersihan area produksi semua cabang juga menjadi tanggung jawab Quality
Control. Jangan sampai ada cabang Warung Lesehan Mas Pur yang kurang bersih serta
berbau tidak sedap. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan tempat sampah serta
tempat cuci yang memadai. Selain itu, kebersihan tempat makan juga sangat penting
untuk menjaga kenyamanan konsumen saat berkunjung, maka dari itu setiap konsumen
selesai makan, pegawai harus segera membersihkan meja dan membuang sampah-
sampah yang ada.

39
BAB V
ASPEK KEUANGAN

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis


tentu memerlukan sejumlah modal di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk
membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap,
hingga modal kerja. Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai
sumber dana yang ada. Sumber dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara
menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman. Penggunaan masing-masing modal
tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka waktu serta jumlah yang diinginkan
perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian. Hal ini dapat dilihat
dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah yang dapat dipenuhi.
Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa
pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu.
Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian dan estimasi keuntungan yang
diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh dari
selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan
sangat berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan
estimasi pendapatan dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan
asumsi-asumsi tertentu yang akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow)
perusahaan selama periode usaha. Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian
dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria kelayakan investasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan aspek yang
digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama
pentingnya dengan aspek lainnya, bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek
inilah yang paling utama untuk dianalisis karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang
berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat
penting untuk diteliti kelayakannya.

5.1 Sumber Modal


Awalnya ketika menjadi kaki lima, Mas Pur menggunakan modal sendiri. Namun
ketika berinisiatif melebarkan sayapnya menjadi warung makan, Mas Pur meminjam modal
dari Bank senilai Rp 100.000.000 pada tahun 2008. Pinjaman tersebut dapat dikatakan kecil
untuk ukuran seseorang yang ingin membangun sebuah warung makan. Tetapi modal yang
40
dikeluarkan sebenarnya lebih dari itu, namun modal lainnya di dapat dari modal pribadi serta
sisa-sisa peralatan dan perlengkapan ketika masih menjadi kaki lima.
Modal dari pinjaman dan modal pribadi tersebut digunakan untuk biaya sewa,
pembelian peralatan, pembelian perlengkapan, dan kebutuhan lainnya. Seiring dengan
berjalannya waktu, laba yang diperoleh oleh Mas Pur dikumpulkan dan dalam persentase
yang besar laba tersebut ditahan guna uangnya digunakan untuk perluasan usahanya. Mas Pur
hanya mengambil laba untuk pribadi sedikit karena memang berinisiatif membuka cabang
lebih banyak.
Setelah memiliki beberapa cabang, barulah Mas Pur mulai memikirkan untuk membeli
Truk Sampah guna mengambil sampah-sampah setiap cabang yang jumlahnya banyak
tersebut. Setelah itu, Mas Pur mulai berfikir untuk lebih memanjakan pelanggannya dengan
membuat sistem delivery order. Maka Mas Pur membeli 3 motor khusus untuk melayani
pelanggan yang memesan lewat delivery order.

5.2 Laporan Keuangan


a. Laporan Laba Rugi
Warung Lesehan Mas Pur

Laporan Laba Rugi


Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Agustus 2016

P
e
n
j
u
a
l
a
n Rp 393.600.000
Harga Pokok Penjualan
B Rp 202.050.000
i
a
y
a

B
a
h
a
n
41
B
a
k
u
Biaya Tenaga Kerja Rp 61.600.000
Biaya Overhead Pabrik Rp 46.320.000
Rp 309.970.000
L
a
b
a

K
o
t
o
r Rp 83.630.000
Biaya Sewa Rp 40.000.000
Biaya Listrik Rp 3.200.000
Biaya Air Rp 1.200.000
Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 916.667
Biaya Penyusutan Peralatan Rp 538.500
Biaya Kesejahteraan Pegawai Rp 9.000.000
Biaya Perawatan dan Perbaikan Rp 300.000
Biaya Transport dan BBM Rp 4.500.000
T
o
t
a
l

B
i
a
y
a
Laba Bersih Rp 23.974.833
R
p

5
9
.
6
5
5
.
1
6

42
7

Keterangan dari komponen laba rugi:


Penjualan Warung Lesehan Mas Pur
Agustus 2016

Porsi terjual 820 porsi


Penerimaan per porsi Rp 16.000
Penjualan per hari Rp 13.120.000
Penjualan per bulan Rp 393.600.000

Warung Lesehan Mas Pur


Biaya Bahan Baku
Periode Agustus 2016

Jumlah Kebutuhan
Jumlah Kebutuhan
No Jenis Bahan Harian per Harga Satuan Jumlah Biaya
4 Warung
Warung
1 Ikan & Seafood 5Kg 20Kg Rp 30.000 Rp 600.000
2 Ayam 20 ekor 80 ekor Rp 35.000 Rp 2.800.000
3 Bebek 2 ekor 8 ekor Rp 65.000 Rp 520.000
4 Telur 5Kg 20Kg Rp 15.000 Rp 300.000
5 Beras 1.5 Sak 6 Sak Rp 250.000 Rp 1.500.000
6 Tahu & Tempe 25 Kotak 100 Kotak Rp 750 Rp 75.000
7 Buah 6 Kg 24Kg Rp 25.000 Rp 600.000
8 Ice Cream 2 Boks 8 Boks Rp 17.500 Rp 140.000
9 Lain-lain Rp 200.000 Rp 200.000
Jumlah Kebutuhan Harian Rp 6.735.000
Jumlah Kebutuhan Bulanan Rp 202.050.000

Warung Lesehan Mas Pur


Biaya Overhead Pabrik
Periode Agustus 2016

Kebutuhan Harian Kebutuhan Harian 4


No Jenis Bahan
per Warung Warung

1 Minyak Rp100.000 Rp400.000


2 Bumbu Dapur Rp150.000 Rp600.000
3 Gula Rp100.000 Rp400.000
4 Gas Elpiji Rp36.000 Rp144.000
Rp386.000 Rp1.544.000
43
Kebutuhan Bulanan 4 Warung Rp46.320.000

Warung Lesehan Mas Pur


Biaya Tenaga Kerja
Periode Agustus 2016

Per Total 4 Upah per


Upah per Bulan
Jabatan Warung Warung Bulan
Kasir 1 4 Rp 1.100.000 Rp 4.400.000
Juru Masak 2 8 Rp 1.500.000 Rp 12.000.000
Pelayan 9 36 Rp 900.000 Rp 32.400.000
Kepala Bidang 2 Rp 2.000.000 Rp 4.000.000
Kepala Cabang 1 4 Rp 2.200.000 Rp 8.800.000
TOTAL Rp 7.700.000 Rp 61.600.000

Warung Lesehan Mas Pur


Beban Depresiasi Peralatan
Periode Agustus 2016

Unit per Unit Total Harga per Umur Beban Depresiasi


No Peralatan Jumlah
Warung (4 Warung) Unit Ekonomis Peralatan
Kompor Gas 2
Rp 344.000
1 Tungku 2 8 Rp 430.000 Rp3.440.000 10
2 Blower 2 8 Rp 200.000 Rp 800.000 10 Rp 6.000
3 Tabung Gas 3Kg 4 16 Rp 150.000 Rp2.400.000 10 Rp 240.000
4 Wajan 2 8 Rp 250.000 Rp2.000.000 5 Rp 400.000
5 Rice Cooker 2L 1 4 Rp1.175.000 Rp4.700.000 10 Rp 470.000
6 Blender 2 8 Rp 350.000 Rp2.800.000 5 Rp 560.000
7 Freezer 1 4 Rp2.500.000 Rp10.000.000 10 Rp 50.000
Sendok &
Rp 160.000
8 Garpu 100 400 Rp 2.000 Rp 800.000 5
9 Piring 100 400 Rp 6.000 Rp2.400.000 5 Rp 480.000
10 Mangkok 75 300 Rp 6.000 Rp1.800.000 5 Rp 360.000
11 Gelas 125 500 Rp 4.000 Rp2.000.000 5 Rp 400.000
12 Pisau 6 24 Rp 5.000 Rp 120.000 5 Rp 24.000
13 Baskom 8 32 Rp 35.000 Rp1.120.000 5 Rp 224.000
14 Mesin Kasir 1 4 Rp7.000.000 Rp28.000.000 10 Rp 2.800.000
Rp51.580.000 Rp 6.462.000
Beban Depresiasi Perbulan Rp 538.500

44
Warung Lesehan Mas Pur
Beban Depresiasi Kendaraan
Periode Agustus 2016

Beban
Kendaraan Jumlah Harga Perunit Jumlah Umur Depresiasi
Unit Ekonomis Kendaraan
Motor 6 Rp 15.000.000 Rp 90.000.000 10 Rp 6.000.000
Mobil Truk Sampah 1 Rp 150.000.000 Rp 150.000.000 20 Rp 5.000.000
Beban Depresiasi Pertahun Rp 11.000.000
Beban Depresiasi Perbulan Rp 916.667

Warung Lesehan Mas Pur


Neraca
Periode Agustus 2016

Assets Liabilities
Current Assets Utang Dagang Rp 20.000.000
Kas Rp 4.841.000
Piutang Rp 800.000
Persediaan Bahan Baku Rp 26.940.000 Equity
Persediaan Bahan Pembantu Rp 46.320.000 Modal Bank Rp 100.000.000
Sewa dibayar dimuka Rp 480.000.000 Modal Tuan Pur Rp 537.041.003
Perlengkapan Rp 10.000.000 Laba ditahan Rp 191.798.664

Fixed Assets
Peralatan Rp 51.580.000
Akumulasi Depresiasi
Peralatan Rp (4.308.000)
Kendaraan Rp 240.000.000
Akumulasi Depresiasi
Kendaraan Rp (7.333.333)

Total Liabilities &


Total Assets Rp 848.839.667 Equity Rp 848.839.667

5.3 Analisis Kelayakan Usaha


a. Payback Period
Diketahui jumlah investasi yang diperoleh dari Bank adalah sebesar Rp 100.000.000, dan
penerimaan bersih setiap tahunnya adalah Rp 287.697.996. Dari data ini dapat diperoleh :

45
Jumlah Investasi
Payback Period = Penerimaan Bersih pertahun + Beban
Depresiasi
Rp100.000.000
=
Rp 287.697.996 + Rp 17.462.000
= 0,32769695
= 117,9709021
= 118 hari = 3 bulan 28 hari

Dengan perhitungan payback period diatas dapat disimpulkan bahwa investasi Mas Pur
sebesar Rp 100.000.000 dapat diperoleh kembali selama jangka waktu 118 hari, hal ini
menunjukkan investasi tersebut layak.

b. Break Even Point


Fixed Cost Variable Cost
Biaya Sewa Rp 480.000.000 Biaya Bahan Baku Rp 2.424.600.000
Biaya Listrik Rp 38.400.000 Biaya Tenaga Kerja Rp 739.200.000
Biaya Air Rp 12.000.000 Biaya Overhead Pabrik Rp 709.440.000
Biaya Penyusutan Kendaraan Rp 11.000.000 Total Variable Cost Rp 3.873.240.000
Biaya Penyusutan Peralatan Rp 6.462.000 Jumlah Unit 299300
Biaya Kesejahteraan Pegawai Rp 79.200.000 Variable Cost per Unit Rp 12.941
Biaya Perawatan dan
Perbaikan Rp 3.600.000
Biaya Transport dan BBM Rp 9.000.000
Total Fixed Cost Rp 639.662.000
Jumlah Unit 299300
Fixed Cost per Unit Rp 2.137 Variable Cost per Unit Rp 12.941

Break Even Point Unit = Fixed Cost


Harga jual per unit - Variable Cost per unit
= Rp 639.662.000
Rp 16.000 – Rp 12.941
= 209.107,9084

Warung Lesehan Mas Pur harus menjual 209.108 porsi untuk setahun dalam mencapai titik
impas.

46
Break Even Point Rupiah Fixed Cost
= Variable Cost
1-
Penjualan
Rp639.662.000
= Rp3.873.240.000
1-
Rp4.723.200.000
Rp639.662.000
=
1 - 0,820045732
Rp639.662.000
=
0,179954268
= Rp3.554.580.873

Warung Lesehan Mas Pur harus memperoleh omzet Rp3.554.580.873 untuk setahun dalam
mencapai titik impas.

c. Net Present Value

Arus Kas Masuk Selama Satu Periode - Total Biaya Investasi


Net Present Value Σ
(1 + tingkat diskon) Awal
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2008 (Pertama) = Rp239.748.330
(1+0.2)1 = 1,2
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2009 (Kedua) = Rp199.790.275
(1+0.2)2 = 1,44
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2010 (Ketiga) = Rp166.491.896
(1+0.2)3 = 1,728
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2011 (Keempat) = Rp138.743.247
(1+0.2)4 = 2,0736
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2012 (Kelima) = Rp115.619.372
(1+0.2)5 = 2
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2013 (Keenam) = Rp96.349.477
(1+0.2)6 = 2,985984
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2014 (Ketujuh) = Rp80.291.231
(1+0.2)7 = 3,5831808
Rp 287.697.996 Rp287.697.996
Tahun 2015 (Kedelapan) = Rp66.909.359
(1+0.2)8 = 4,29981696
Total Rp1.103.943.186

NPV = Rp 1.103.943.186 - Rp 100.000.000


NPV = Rp1.003.943.186
47
Nilai NPV yang diproyeksikan dari usaha Warung Lesehan Mas Pur sebesar
Rp1.003.943.186, karena hasil yang diperoleh dari hasil perhitungan Net Present Value
adalah positif, maka investasi yang dilakukan Mas Purwohandoyo adalah menguntungkan.

d. Rasio Likuiditas
1 Current Ratio Aktiva Lancar
=
Hutang Lancar
Rp 568.901.000
=
Rp 20.000.000
= 28,44505

2 Quick Ratio Aktiva Lancar - Persediaan


=
Hutang Lancar
Rp 568.901.000 - 26.940.000
=
Rp 20.000.000
= 27,09805

3 Cash Ratio Kas


=
Hutang Lancar
Rp 4.841.000
=
Rp 20.000.000
= 0,24205

e. Rasio Solvabilitas
1 Debt to equity ratio Total Hutang
=
Modal
Rp 20.000.000
=
Rp 828.839.667
= 0,024130119

Total Assets to Total Debt


2 Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
Rp 20.000.000
=
Rp 848.839.667
= 0,023561576

3 Time Interest Earned EBIT


=
Interest Expense
Rp 23.974.833
=
Rp1.666.667
= 14,3848998
48
5.4 Alur Pelaporan Keuangan

Kasir
Cabang 1

Kasir
Cabang 2
Kepala Bagian Kepala Pemilik
Keuangan Cabang
Kasir
Kepala Bagian
Cabang 3 Keuangan

Kasir
Cabang 4

Alur pelaporan keuangan yang dilakukan di Warung Lesehan Mas Pur dari laporan
penjualan dan pengeluaran yang dilakukan oleh masing-masing kasir. Proses ini dibawahi
langsung dan dilaporkan kepada kepala bagian keuangan. Setelah itu, kepala bagian
keuangan melaporkan kepada kepala cabang. Kepala cabang mendapat laporan dan
mengetahui bagaimana kondisi warung tersebut. Selanjutnya, kepala cabang melaporkannya
kepada Bapak Purwohandoyo sebagai bentuk laporan atas warung tersebut. Kepala Bagian
Keuangan setiap harinya juga harus merinci sedemikian rupa agar biaya yang dikorbankan
dapat diminimumkan. Kepala Bagian Keuangan juga harus tetap berada dibawah komando
Kepala Cabang, karena bagaimanapun kepala cabang yang mengetahui semuanya.

49
BAB VI
ASPEK SOSIAL DAN EKONOMI

Dalam aspek ekonomi dan sosial setiap usaha yang dijalankan, tentu akan
memberikan dampak positif maupun negatif bagi pelaku usaha, pemerintah, dan lingkungan
sekitar usaha itu sendiri atau masyarakat sekitar. Bagi masyarakat yang berinvestasi akan
memberian peluang untuk meningkatkan pendapatannya, sedangkan bagi pemerintah yang
diperoleh dari aspek ekonomi dan sosial adalah adanya kontribusi dari sumber-sumber
pendapatan baik pusat maupun daerah.
Jadi dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah adalah apakah usaha atau
proyek yang dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada
berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu
dipertimbangkan karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila salah
dalam melakukan penilaian.

6.1 Aspek Sosial


Banyak dampak dalam aspek sosial yang diberikan dari adanya usaha “Warung Lesehan Mas
Pur” yakni:
 Bertambahnya Lapangan Pekerjaan
Dengan adanya “Warung Lesehan Mas Pur” masyarakat sekitar mendapat banyak
kesempatan untuk mencoba lowongan pekerjaan di Warung Lesehan Mas Pur saat beliau
sedang membuka lowongan pekerjaan dan membutuhkan karyawan. Mas Pur memiliki 4
Cabang Warung Lesehan di Semarang, dan beliau juga memiliki rencana untuk membuka
Cabang baru lagi di luar Kota. Dengan banyaknya cabang tsb, tentu saja hal itu membantu
meningkatkan lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia, khusunya di Kota Semarang
sendiri.

 Berkurangnya Pengangguran
Semakin bertambahnya lapangan pekerjaan, maka semakin berkurangnya tingkat
pengangguran yang timbul karena banyak cabang “Warung Lesehan Mas Pur” yang berdiri di
Semarang. Kriteria karyawan yang dibutuhkan Mas Pur juga tidak begitu rumit, yg terpenting
bagi beliau adalah pribadi yang memiliki kejujuran, tanggung jawab, dan terutama bisa
memasak maupun mensajikan makanan. Maka dari itu, tidak sedikit masyarakat yang

50
berdatangan untuk melamar menjadi pegawai saat Warung Lesehan Mas Pur sedang
mebutuhkan lowongan pekerja.

 Mendorong Inovasi dan Kreatifitas Masyarakat


Warung Lesehan Mas Pur banyak memberikan inovasi dan kreatifitas pada
masyarakat yang ingin berwirausaha sendiri. Banyak sekali orang yang ingin membuka usaha
sendiri terutama di bidang kuliner. Walaupun tidak dengan konsep yang sama seperti mas pur,
tetapi mereka ingin meraih keuntungan dengan menciptakan kreatifitas dan inovasi baru
seperti cita rasanya yang khas, menu baru yang unik, cara mensajikan makanan dengan gaya
yang berbeda, dan lain sebagainnya.

 Perubahan Gaya Hidup yang Konsumtif


Tidak semua dampak pada aspek sosial adalah dampak yang positif, tetapi ada juga
dampak negatif yang timbul karena adanya Warung Lesehan Mas Pur ini. Masyarakat
menjadi konsumtif untuk selalu makan di luar dan memanjakan lidahnya. Kebanyakan orang
lebih memilih untuk membeli karena praktis daripada capek-capek belanja dan memasak
sendiri, terutama di Warung Lesehan Mas Pur yang harganya sangat terjangkau untuk semua
kalangan, terutama bagi kalangan Mahasiswa tentunya.

6.2 Aspek Ekonomi


Banyak dampak dalam aspek ekonomi yang diberikan dari adanya usaha “Warung
Lesehan Mas Pur” yakni:
 Peningkatan Ekonomi Rumah Tangga melalui Bertambahnya Lapangan Pekerjaan
“Warung Lesehan Mas Pur” membantu meningkatkan ekonomi rumah tangga yang
ditimbulkan dari bertambahnya lapangan pekerjaan yang diberikan Mas Pur tiap tahunnya,
saat warung beliau semakin ramai pengunjung, hingga saat beliau akan membuka cabang
baru. Mas Pur memiliki banyak karyawan, yaitu ada 60 tenaga kerja, yaitu terdiri dari
Manajer (Kepala Cabang), 2 Kepala Divisi yakni Divisi Keuangan dan Divisi Pembelanjaan,
1 Kasir, 2 Koki, dan 9 Pelayan atau jika ditotal ada 15 tenaga kerja di setiap masing-masing
cabang. Dengan banyaknya karyawan tersebut, maka kesejahteraan ekonomi masyarakat
sekitar meningkat pesat.

51
 Meningkatkan Perekonomian Pemerintah
Dengan bertambahanya lapangan pekerjaan seperti Warung Lesehan Mas Pur, maka
perekonomian Pemerintah juga meningkat baik, karena akan mengurangi tingkat
kriminalitas yang timbul akibat maraknya pengangguran yang ada di Indonesia.

 Masyarakat Memiliki Penghasilan


Semakin banyaknya lapangan pekerjaan seperti Warung Lesehan Mas Pur maka
semakin banyak masyarakat yang ingin mencoba melamar menjadi karyawan beliau jika
ada lowongan pekerja. Warung Lesehan Mas Pur ini memberikan dampak yang sangat
baik bagi masyarakat di sekitarnya, karena yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan,
sekarang menjadi warga negara yang berpenghasilan dan tidak menganggur lagi. Dengan
meningkatnya masyarakat yang memiliki penghasilan, maka tingkat kriminalitas juga
semakin berkurang.

 Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat


Produk dari Mas Pur memenuhi kebutuhan akan banyaknya jumlah permintaan Pasar
yaitu sekitar 50 porsi tiap harinya, sekaligus menjawab keinginan dari masyarakat yang
ingin berinovasi dan berkreasi. Yaitu dengan cita rasa yang khas, harganya yang
terjangkau, dan permintaan masyarakat untuk selalu mengeluarkan menu baru tiap
bulannya. Hal itu ternyata disetujui dan terapkan oleh Mas Pur, tentu saja hal itu
merupakan bukti bahwa Mas Pur memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

52
BAB VII
ASPEK LINGKUNGAN

7.1 Aspek Lingkungan


Lingkungan tempat bisnis akan dijalankan harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang dari bisnis yang akan dijalankan,
namun disisi lain lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan bisnis.
Keberadaan bisnis dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat
maupun lingkungan ekologi tempat bisnis yang akan dijalankan.
Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari
adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis, juga
perubahan gaya hidup.
Selain itu, lingkungan juga harus diperhatikan agar bisnis yang kita jalankan ini bebas
hambatan. Kita harus memperhatikan apakah di lingkungan ini, kebutuhan bahan baku dapat
terpenuhi atau tidak, apakah sasaran dari usaha ini juga sudah tepat atau belum. Kita harus
berfikir matang-matang untuk menentukan aspek lingkungan, jangan sampai ada aspek yang
tidak terpenuhi. Apabila sasaran sudah tepat namun bahan baku sulit di dapat, itu akan
menghambat jalannya usaha, atau sebaliknya apabila bahan baku mudah di dapat namun
sasaran tidak tepat juga menjadi ancaman yang serius akan keberlangsungan usaha kita.
Tujuan diadakannya analisis aspek lingkungan adalah untuk memperoleh jawaban
mengenai apakah lingkungan setempat sesuai dengan ide usaha yang akan dijalankan dan
apakah usaha lebih banyak memberikan dampak positif dibandingkan dampak negatif kepada
lingkungan. Usaha dapat dinyatakan layak menurut aspek lingkungan bila ide usaha sesuai
dengan lingkungan dan usaha dapat memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dampak negatif yang diberikan kepada lingkungan dari adanya usaha tersebut.
Warung Lesehan Mas Pur dapat dinyatakan layak menurut aspek lingkungan, karena
warung ini didirikan di lingkungan kampus yang mayoritas mahasiswa yang mencari
makanan siap saji. Selain itu, mahasiswa juga merasa terbantu dari adanya warung ini karena
mudah dijangkau dan harganya terjangkau. Tidak ada dampak negatif yang ditimbulkan dari
adanya warung ini, maka dinyatakan bahwa Warung Lesehan Mas Pur layak menurut aspek
lingkungan.

7.2 Pengelolaan Limbah


53
Hampir disetiap aktivitas yang kita lakukan, kita menghasilkan limbah, mulai dari
proses metabolisme didalam tubuh hingga proses-proses industri yang berbasis teknologi
tinggi. Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, pengertian
limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah adalah sisa dari suatu usaha
dan/atau kegiatan manusia baik berbentuk padat, cair ataupun gas yang dipandang sudah
tidak memiliki nilai ekonomis sehingga cenderung dibuang.
Bagi restoran, sisa makanan merupakan limbah yang memusingkan. Sampah yang
umumnya berasal dari dapur, seperti bagian dari sayuran yang tidak termasak, minyak bekas
menggoreng, atau sisa-sisa makanan yang tidak habis disantap tamu, merupakan bagian yang
terkontribusi terhadap pencemaran lingkungan.
Warung Lesehan Mas Pur menghasilkan limbah restoran, yang umumnya sama seperti
limbah rumah tangga. Limbah tersebut dapat berupa limbah organik cepat busuk, yaitu sisa
makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan, daun- daunan, dan lain-lain. Dapat pula berupa
sampah anorganik, yaitu sampah kemasan bahan pangan. Dan dapat berupa limbah cair serta
limbah minyak.
Tentunya Mas Purwohandoyo tidak tinggal diam dalam mengatasi hal ini. Untuk
limbah padat, Mas Purwohandoyo sudah menyiapkan sendiri truk sampah guna mengangkut
limbah padat hasil produksinya. Truk ini disimpan di tempat pembuangan akhir (TPA). Untuk
limbah cair, Mas Purwohandoyo juga memperhatikan aspek-aspek tertentu agar tidak
membuat air yang dibuangnya ini mencemari lingkungan sekitar. Aspek yang diperhatikan
yaitu :
- Tidak mencemari sumber air disekitar lingkungan.
- Tidak mengotori permukaan tanah.
- Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya.
- Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa Warung Lesehan Mas Pur ini sudah
melakukan pengelolaan limbah dan memperhatikan aspek lingkungan dengan baik dan
maksimal.

54
BAB VIII
LEGALITAS USAHA

Izin usaha rumah makan adalah izin yang diberikan kepada orang pribadi atau badan
untuk mendirikan dan menjalankan tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya
menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat usahanya. Izin usaha ini
digunakan untuk mendata oleh pemerintah, selain itu untuk memberikan kepercayaan
konsumen terhadap warungnya.
Bapak Purwohandoyo juga mengurus berbagai perizinan mengenai usahanya. Warung
Lesehan Mas Pur sudah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Surat Izin
Tempat Usaha (SITU). Selain itu, Bapak Purwohandoyo merupakan orang yang taat
membayar, oleh karena itu beliau sudah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas
usahanya. Beliau juga saat ini sedang proses dalam mengurus Pajak Atas Rumah Makan,
yaitu sebesar 10%. Sehingga aspek legalitas usaha dari Warung Lesehan Mas Pur dapat
dikatakan sudah layak.

55
BAB IX
KESIMPULAN

9.1 Aspek Pemasaran


Warung Mas Pur memiliki pemasaran yang cukup baik dilihat dari 4P, Mas Pur
memiliki produk yang bisa menarik minat konsumen karena keunikannya dengan harga yang
bersahabat di kantung dan tempat yang strategis. Namun dari segi promosi Warung Mas Pur
memilihi kelemahan karena kurangnya promosi dari pengelola.
Dilihat dari sisi STP, Warung Mas Pur telah memiliki segmen pasarnya sendiri yaitu
Mahasiswa Muda-Mudi dan pada awalnya memang telah ditetapkan target pelanggan adalah
Mahasiswa serta Muda-Mudi di daerah Tembalang dan sekitarnya.
Warung Mas Pur belum cukup baik dalam melakukan pencatatan keuangan karena di
setiap cabang masing masing hanya memiliki satu manajer saja yang tugasanya mengawasi
serta mencatat uang masuk dan uang keluar di setiap harinya, begitu banyaknya pesaing yang
menjual dalam bentuk serupa memaksa Mas pur harus melakukan inovasi di tiap bulannya
dengan promo, atau diskon dengan berbagai macam cara.

9.2 Aspek Organisasi


Warung Mas Pur memiliki struktur organisasi yang telah terstruktur rapi sehingga
masing-masing karyawannya mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing,
setiap karyawan fokus pada bidangnya masing masing. Jika ada rotasi pun hanya pelayan dan
kasir saja yang di rotasi sedangkan juru masak tetap pada bidangnya masing–masing. Di tiap
cabangnya diawasi oleh 1 manajer untuk memonitori karyawan.

9.3 Aspek Teknologi dan Produksi


Warung Mas Pur menggunakan teknologi dan peralatan yang dilabeli sertifikat food
grade, Warung Mas Pur begitu menjaga kebersihan peralatan serta bahan apa yang digunakan
peralatannya. Warung Mas Pur sudah sangat memadai dalam sektor peralatan dapurnya,
namun dalam proses produksi Warung Mas Pur masih dikatakan kurang efisien karena juru
masak yang tersedia hanya 2 orang di setiap cabangnya.

9.4 Aspek Keuangan


56
Selama ini Warung Mas Pur dalam pencatatan keuangannya hanya sekedarnya saja
yaitu uang masuk dan uang keluar yang dicatat setiap hari dan diadakan pembukuan setiap
bulannya, akan tetapi sebaiknya laporan keuangan Warung Mas Pur dapat ditingkatkan agar
laporan keuangannya juga bisa dibuat pertimbangan untuk pembuatan cabang baru serta bisa
menjadi bahan pertimbangan untuk usaha ini kedepannya.

9.5 Aspek Ekonomi dan Sosial


Warung Mas Pur hadir cukup strategis yaitu di pemukiman yang berisi mahasiswa
sesuai dengan pangsa pasar yang dituju, dan ini menjadikan Warung Mas Pur memiliki nilai
lebih di hadapan konsumen karena harganya yang bersaing serta lokasinya yang begitu dekat
dengan lingkungan mahasiswa. Bahkan beberapa pembeli cukup menyambanginya dengan
berjalan kaki, dan tidak sedikit warga di sekitar Warung Mas Pur yang bekerja sebagai
karyawan di Warung Mas Pur. Fasilitas yang diterima sebagai Pekerja di Warung Mas Pur
juga cukup memadai, seperti upah tiap bulan, tunjangan hari raya, serta uang kesejahteraan.
Hubungan yang terjadi antara manajer dan karyawan pun terjalin sangat baik karena setiap
karyawan tiap bulannya berhak mengajukan pendapat demi memajukan Warung Mas Pur.

9.6 Aspek Lingkungan


Secara umum pengolahan Limbah di Warung Mas Pur sudah cukup baik karena sudah
di sediakan jadwal pembagian tugas menjaga kebersihan yang telah di sepakati oleh masing-
masing karyawannya. Serta disediakan banyak tempat sampah agar kebiasaan konsumen
yang membuang sampah sembarangan tidak terjadi lagi di Warung Mas Pur. Namun alangkah
baiknya bila Mas Pur membedakan sampahnya menjadi sampah organik dan anorganik.
Sehingga limbah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos dan sampah anorganik
dapat diambil oleh petugas Dinas Kebersihan Lingkungan. Fasilitas lainnya yang menjadi
keunggulan Mas Pur yaitu memiliki truk sampah untuk membuang sendiri limbah hasil
produksinya. Hal ini menjadikan nilai plus akan aspek lingkungan dalam usaha Mas Pur.

9.7 Aspek Legalitas

57
Izin usaha yang dimiliki Warung Mas Pur terdiri dari Surat Izin Tempat Usaha (SITU),
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), ditambah dengan mempunyai Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) serta Mas Pur sedang memproses adanya Pajak atas Rumah Makan 10%.

58
BAB X
SARAN

10.1 Aspek Organisasi


Warung Lesehan Mas Pur memiliki 4 cabang yang berada di Semarang. Masing-masing
cabang memiliki karyawan sekitar 12 orang yang terdiri dari 1 kasir, 2 koki, 9 pelayan
ditambah dengan seorang kepala cabang. Meskipun karyawan dari suatu cabang mungkin
akan ditempatkan ke cabang yang lebih ramai pada saat dibutuhkan. Akan lebih baik apabila
terdapat rotasi kerja yang rutin sehingga karyawan tidak jenuh bekerja pada salah satu cabang
Mas Pur saja. Dengan perputaran karyawan, akan menghadirkan semangat kerja yang lebih
baik karena adanya suasana yang baru, lokasi yang berbeda dan membantu para karyawan
belajar bahwa perbedaan lokasi pun memiliki perbedaan situasi.

10.2 Aspek Pemasaran


Selama ini promosi Mas Pur hanya sebatas door to door oleh mahasiswa. Dengan
gencar Mas Pur memberikan tawaran terbaru, diharapkan lebih menarik pelanggan baru agar
warungnya lebih ramai. Selain dengan door to door Mas Pur juga menggunakan brosur
sebagai media promosi yang sudah dilakukan sejak awal tetapi belum efektif untuk menarik
pelanggan. Disarankan Mas Pur juga membuat akun Instagram atau media sosial lain agar
dapat menggiurkan masyarakat dengan menampilkan foto masakan yang dapat dibeli di Mas
Pur. Akan lebih membantu lagi bila Mas Pur juga turut aktif memberikan inovasi makanan
yang tidak itu-itu saja.

10.3 Aspek Produksi


Persoalan mengenai produksi di Mas Pur adalah proses memasak yang hanya dilakukan
2 koki. Hal ini tentu perlu dipertimbangkan kembali, karena akan menjadi suatu masalah bila
situasi warung sedang ramai. Proses masak akan memakan waktu yang lebih lama karena
menunggu hidangan dimasak sesuai urutan pemesan. Perlu adanya tambahan koki agar dapat
menghindari kemungkinan permasalahan ini.
Jika terjadi kenaika bahan baku, Mas Pur tidak akan menaikan harga atau mengurangi
porsi yang di sajikan, tetapi Mas Pur akan menekan biaya bahan baku lain sehingga tidak
akan berpengaruh terlalu banyak yang bisa mengakibatkan kenaikan harga atau yang lain.
Cara Warung Lesehan Mas Pur mempertahankan keberadaannya adalah :

59
 Dengan mempertahankan harga yang terjangkau, pelanggan Warung Lesehan Mas
Pur yang khususnya mahasiswa akan tetap bertahan di satu warung jika harga
makanan yang dijual terjangkau.
 Dengan mempertahankan cita rasa yang sesuai dengan lidah konsumen, pelanggan
tidak akan pindah ke yang lain.
 Dengan promosi yang dilakukan, membuat Warung Lesehan Mas Pur semakin
berkembang dan makin ramai dikunjungi.
 Dengan memberikan pelayanan yang baik serta ramah, sehingga membuat
konsumen merasa nyaman.

10.4 Aspek Keuangan


Mas Pur masih melakukan pencatatan laporan keuangan yang isinya memuat
penerimaan dan pengeluaran yang terjadi. Bila akun yang tercantum lebih terperinci hal ini
akan membantu pembuatan keputusan yang dibuat oleh pihak-pihak dalam usaha seperti
manajer, pemilik. Terutama pembuatan keputusan mengenai investasi dan pengeluaran di
masa depan, karena prediksi dari adanya akun-akun yang lebih rinci akan lebih akurat
dibandingkan yang kurang jelas.

10.5 Aspek Sosial dan Ekonomi


Meskipun Mas Pur sudah membantu mereka yang tadinya tidak memiliki pekerjaan
dengan menerima mereka sebagai pegawai di Warung Lesehan Mas Pur. Sebaiknya, Pak
Purwohandoyo juga memberikan kesempatan bagi para karyawan untuk berinovasi
menciptakan produk atau saran baru untuk usaha karena selain akan menambah pertimbangan
yang baik untuk usaha hal ini juga akan mengembangkan kemampuan para karyawan dan
mereka akan merasa lebih dihargai.
Mas Pur juga disarankan untuk lebih sering menyelenggarakan kegiatan sosial terutama
dengan masyarakat sekitar, misalnya pada bulan Ramadhan dapat mengadakan acara buka
bersama dengan anak yatim. Selain masyarakat akan lebih menghargai kegiatan yang
diselenggarakan Mas Pur, hal ini juga menciptakan pengalaman positif bagi pihak usaha.
Jika terjadi complain pelanggan, maka complain tersebut akan di smapaikan kepada
kepala cabang dan akan di lanjutkan ke Mas Pur sebagai pemilik. Kemudian Pemilik dan para
pegawai akan mendiskusikannya untuk mencari penyelesaian dari complain dari pelanggan
tersebut, dan akan memperbaiki diri agar tidak ada complain lagi.
10.6 Aspek Lingkungan
60
Warung Lesehan Mas Pur memang sangat memperhatikan kebersihan di warung.
Selama ini sampah tidak dibuang di sekitar warung untuk menghindari keadaan lingkungan
yang kotor sehingga dapat membuat pelanggan tidak nyaman. Selain itu Mas Pur juga sudah
menyiapkan truk sampah yang di tempakan di Tempat Pembuangan Akhir guna menampung
sampah-sampah. Untuk limbah air, Mas Pur memperhatika aspek-aspek tertentu untuk tidak
membuang langsung limbah air tersebut ke daerah pemukiman warga agar tidak terjadi
pencemaran lingkungan.

61
DOKUMENTASI

Foto bersama usai wawancara


Foto
Foto

62
Proses Produksi

Foto
Foto
Foto

63
Meja Konsumen

Foto
Foto
Foto

64
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya menyetujui hasil
laporan survei pada usaha “Warung Lesehan Mas Pur” yang telah dibuat oleh mahasiswa/i
dibawah ini:

1. Dinda Bunga Kumaladewi


2. Erna Sulistyowati
3. Faiz Nur Maajid
4. Iqmalifa Dwi Nursandhi
5. M Ilham Baskoro
6. Rizka Aulia
7. Roma
8. Zakya Fitri Hakim D

Yang mana laporan ini akan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan dengan dosen pengampu Drs. R. Djoko Sampurno, M.M.,

Pemilik Warung Lesehan Mas Pur Dosen Pengampu


Mata Kuliah Kewirausahaan

Purwohandoyo Drs. R. Djoko Sampurno, M.M

65

Anda mungkin juga menyukai