Oleh:
Sumini Ayu Setiyowati
Kelompok 6/ THP-A
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk menganalisis bahan
baku yang akan digunakan dalam pengembangan produk baru.
BAB 2. ANALISIS BAHAN BAKU
2.1 Edamame
Edamame yang memiliki nama latin Glycin max (L) Merrill atau yang biasa
disebut sebagai kedelai jepang merupakan jenis tanaman sayuran yang bentuknya
hampir sama dengan tanaman kacang kedelai, namun terdapat perbedaan yaitu
ukuran edamame yang lebih besar dibandingkan dengan kacang kedelai biasa.
Nutrisi yang terkandung dalam edamame lebih mudah dicerna oleh tubuh
dibandingkan kedelai kuning. Edamame mengandung isoflavon yang dapat
berperan sebagai anti-kanker (Coolong, 2009).
Edamame tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh. Kandungan gizi
edamame kemungkinan merupakan yang tertinggi dibandingkan tanaman
pangan lain yang ada di dunia. Kandungan proteinnya rata-rata lebih dari 40%,
termasuk semua asam amino penting yang tidak dimiliki oleh tanaman
pangan lain. Satu gelas edamame mengandung 22 gram protein. Pada edamame,
vitamin A, B, zat besi, dan serat pangan juga terkandung dalam jumlah
tinggi. Edamame juga mengandung kalsium dalam jumlah yang tinggi,
sehingga dapat memperkuat tulang, gigi, dan mencegah resiko osteoporosis.
Fitoestrogen yang terdapat dalam edamame juga dapat menurunkan kolesterol,
mengurangi resiko sakit jantung, dan mengurangi rasa sakit bagi wanita usia post-
menopausal (Sciarappa, 2004).
Kandungan gizi edamame dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Komposisi Gizi Edamame per 100 Gram
Komposisi Jumlah
Energi 582,0 kkal
Air 71,1 g
Protein 11,4 g
Lipid 6,6 g
Karbohidrat 7,4 g
Serat 1,9 g
Serat pangan 15,6 g
Abu 1,6 g
Kalsium 70,0 mg
Fosfor 140,0 mg
Besi 1,7 mg
Natrium 1,0 mg
Kalium 140,0 mg
Karoten 100,0 mg
Vitamin B1 0,27 mg
Vitamin B2 0,14 mg
Niasin 1,0 mg
Asam askorbat 27,0 mg
Sumber: Johnson, et. al. (1999)
Bahan baku kedelai edamame yang digunakan dalam pembuatan Enerde dapat
diperoleh dari pasar. Ketersediaan bahan ini cukup banyak dipasaran sehingga
produsen Enerde tidak perlu mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya
kekurangan bahan baku.
2.3 Gula
Gula adalah bentuk dari karbohidrat, jenis gula yang paling sering digunakan
adalah kristal sukrosa padat. Mudjajanto dan Yulianti (2004) menjelaskan bahwa
fungsi penambahan gula dalam suatu produk pangan antara lain yaitu untuk
memberikan aroma, rasa manis sebagai pengawet, dan untuk memperoleh tekstur
tertentu. Gula sederhana seperti glukosa (yang diproduksi dari sukrosa dengan
enzim atau hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula merupakan sukrosa yaitu disakarida yang terbentuk dari ikatan antara
glukosa dan fruktosa. Rumus kimia sukrosa adalah C12H22O11.
Sukrosa memiliki sifat-sifat antara lain :
Sifat fisik : tak berwarna, larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter
dan kloroform, titik lebur 180°C, bentuk kristal monoklin, bersifat optis aktif,
densitas kristal 1588 kg/m3(pada 15°C).
Sifat kimia : dalam suasana asam dan suhu tinggi akan mengalami inverse
menjadi glukosa dan fruktosa.
Berikut ini merupakan standar mutu gula kristal putih menurut SNI.
2.5 Air
Air merupakan pelarut universal karena air dapat melarutkan berbagai bahan
seperti gula, garam, vitamin yang larut dalam air, mineral, dan senyawa citarasa.
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat mendispersikan berbagai senyawa yang
ada dalam makanan. Air yang digunakan dalam industri pangan pada umumnya
harus mempunyai syarat-syarat, antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, jernih, tidak mengandung besi dan mangan, serta dapat diterima
secara bakteriologis (tidak mengganggu kesehatan dan tidak menyebabkan
kebusukan bahan pangan yang diolah). Air yang tidak jernih dapat mengganggu
warna, aroma, dan rasa yang tidak diinginkan pada produk hasil olahannya
(Winarno dan Fardiaz, 1973). Air digunakan sebagai bahan pelarut pada saat
penyeduhan Enerde. Selain itu, digunakan juga pada saat pembuatan sari
edamame.
Syarat mutu air agar dapat digunakan dalam pengolahan pangan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Standar Mutu Air Minum
Kadar
No Parameter Uji Satuan Keterangan
maksimum
A Fisika
1 Bau - - Tak berbau
2 TDS Mg/l 1,000
3 Kekeruhan 5
-
4 Rasa o - Tak berasa
C
5 Suhu
Skala TCU
6 Warna 15
B Kimia Organik
1 Air raksa ppm 0,001
2 Aluminium ppm 0,2
3 Arsen ppm 0,05
4 Barium ppm 1,0
5 Besi ppm 0,3
6 Flourine ppm 0,5
7 Cadmium ppm 0,005
8 Kesadahan ppm 500
9 Klorida ppm 250
10 Kromium valensi 6 ppm 0,05
11 Mangan ppm 0,1
12 Natrium ppm 200
13 Perak ppm 0,05
14 pH ppm 6,5-8,5
15 Selenium ppm 0,01 Batas max
16 Seng ppm 5 dan min
17 Sianida ppm 0,1
18 Sulfat ppm 400
19 Sulfida sebagai H2S ppm 0,005
20 Tembaga ppm 1,0
21 Timbal ppm 0,05
C Kimia Organik
1 Aldrin dan diedldrin ppm 0,0007
2 Benzena ppm 0,01
3 Benzo (a) prene ppm 0,00001
4 Chlordane (total isomer) ppm 0,0003
5 Chlordane ppm 0,03
6 2,4-D ppm 0,10
7 DDT ppm 0,03
8 Deterjen ppm 0,5
9 1,2-Dichloroethane ppm 0,0003
Sumber: Badan Standarisasi Nasional
Air yang digunakan pada pengolahan Enerde bisa menggunakan air bersih
yang telah melewati proses perebusan hingga mendidih atau bisa juga
menggunakan air galon yang banyak dijual di toko-toko.
BAB 3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan produk Enerde adalah:
1. Baskom
2. Blender
3. Sendok
4. Kain saring
5. Kompor
6. Wajan/teflon
7. Talenan
8. Penumbuk
9. Oven
10. Loyang
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan produk Enerde adalah :
1. Kedelai edamame
2. Kacang hijau
3. Air
4. Susu bubuk
5. Gula
3.2 Diagram Alir Pembuatan Enerde
3.2.1 Proses Pembuatan Sari Edamame Instan
Kedelai Edamame
Penghalusan dengan
blender
Penyaringan Ampas
Sari Edamame
Penambahan Gula
Pendinginan
Pemipihan
Pengovenan / pengeringan
Pengemasan
Enerde
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, D., Wang, S., dan Suzuki, A. 1999. Edamame Vegetable Soybean for
Colorado. In: Janick, J. (eds.). Perspective on New Crops and New Uses, pp.
379 – 388. ASHS Press, Alexandria.
Mudjajanto E.S dan L.N Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Jakarta :Penebar
Swadaya
Sciarappa, W.J. 2004. Edamame: The Vegetable Soybean. New Jersey : Rutgers
Cooperative Research & Extension,. halaman 3.
Wirakusumah, ES. 2010. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta : PT.
Trubus Agriwidya.