1.3 Tujuan
Untuk melihat mutu organoleptik dan kadar Beta Karoten yang terdapat pada dodol
wortel.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dodol
2.1.1 Pengertian Dodol
Dodol merupakan salah satu jenis produk olahan hasil pertanian yang bersifat semi basah,
berwarna coklat hingga coklat tua, dibuat dari campuran tepung ketan, gula, dan santan.
Sedangkan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) defenisi dodol adalah makanan yang
terbuat dari tepung ketan, santan kelapa, dan gula atau dengan penambahan bahan makanan
dari bahan lain yang diizinkan. Dodol termasuk jenis makanan setengah basah (Intermediate
Moisture Food) yang mempunyai kadar air 10-40 %; Aw 0,70-0,85; tekstur lunak,
mempunyai sifat elastis, dapat langsung dimakan, tidak memerlukan pendinginan dan tahan
lama selama penyimpanan. Keawetan pangan semi basah sangat tergantung oleh kadar
airnya. Daya simpan pangan semi basah juga banyak dipengaruhi oleh komponen
penyusunnya, aktivitas mikroba, teknologi pengolahan dan sanitasinya, sistem pengemasan
yang dikenakan dan penggunaan bahan pengawet. Umumnya dodol ini memiliki rasa manis
dan gurih, berwarna coklat dan bertekstur lunak, sehingga digolongkan sebagai makanan
semibasah.
2.1.2 Kandungan Zat Gizi Dodol
Tabel 1. Komposisi Zat Gizi Dodol
Zat Gizi Jumlah
Energi 348 kkal
Protein 0,4 gr
Lemak 3,8 gr
Karbohidrat 76,1 gr
Kalsium 41 mg
Phospor 144 mg
Zat Besi 2,6 mg
Vitamin A 0 IU
Vitamin B1 0 mg
Vitamin C 0 mg
Sumber : Mien K Mahmuda
2.1.3 Bahan Pembuatan Dodol
2.14 Pembuatan Dodol
2.2 Wortel
Wortel (Daucus carota L.) adalah tumbuhan jenis sayuran umbi yang biasanya berwarna
kuning kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur serupa kayu seperti pada Gambar 1
(Malasari 2005). Bagian yang dapat dimakan dari wortel adalah bagian umbi atau akarnya.
Cadangan makanan tanaman ini disimpan di dalam umbi. Kulit umbi wortel tipis dan jika
dimakan mentah terasa renyah dan agak manis (Makmun 2007).Wortel termasuk sayur-
sayuran yang paling luas dikenal manusia. Manusia mulai mengkonsumsi wortel setelah
mengetahui beberapa manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya (Sunanto, 2002).
Wortel merupakan tanaman khas dataran tinggi dengan ketinggian 1.200- 1.500 m dpl untuk
pertumbuhan terbaiknya. Suhu yang cocok untuk tanaman ini sekitar 22-24°C dengan
kelembaban dan sinar matahari yang cukup. Persyaratan tanah yang sesuai untuk tanaman ini
yaitu subur, gembur dan banyak mengandung humus, tata udara dan tata airnya berjalan baik
(tidak menggenang). Wortel dapat tumbuh baik pada pH antara 5,5-6,5 dan untuk hasil
optimal diperlukan pH 6,0-6,8. Keunggulan tanaman ini adalah tanaman ini dapat ditanam
sepanjang tahun,baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Batangnya pendek dan
berakar tunggang yang fungsinya berubah menjadi bulat dan memanjang. Namun, suhu udara
tetap perlu diperhatikan, karena jika suhu udara terlalu tinggi seringkali menyebabkan umbi
kecil-kecil dan berwarna pucat atau kusam, sedangkan jika suhu udara terlalu rendah maka
umbi yang terbentuk adalah panjang kecil (Mulyahati, 2005).
Tanaman wortel memiliki kandungan senyawa aktif, yaitu: protein, karbohidrat, lemak,
serat, gula alamiah, pektin, glutatin, asparaginin, geraniol, flavonoida, pinena, limonena dan
beta karoten. 14 Karoten memberikan karakteristik warna jingga pada wortel (Suojala, 2000).
Warna umbi kuning kemerah-merahan, mempunyai karoten A yang sangat tinggi, Umbi
wortel juga mengandung vitamin B, Vitamin C dan mineral (Pohan, 2008). Wortel ini juga
kaya akan vitamin A, B kompleks, C, D, E, K, dan antioksidan (Sunanto, 2002)
Wortel merupakan sayuran yang multi khasiat bagi pelayanan kesehatan masyarakat luas.
Di Indonesia wortel dapat dianjurkan sebagai bahan pangan potensial untuk mengentaskan
masalah penyakit kurang vitamin A karena kandungan karoten (pro vitamin A) pada wortel
dapat mencegah penyakit rabun senja (buta ayam) dan masalah kurang gizi. Beta karoten di
dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A, zat gizi yang sangat penting untuk fungsi retina
(Khomsan, 2007). Dalam setiap 100 gram wortel mengandung 12.000 S I vitamin A (Berlian
dan Rahayu, 1995).
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
ING DODOL
1. DODOL
Energi = P + L + KH
Lemak = 3,8g x 9kkal = 34,2 kkal
Protein = 0,4g x 4kkal = 1,6 kkal
Karbohidrat = 76,1g x 4kkal = 304,4 kkal
= 1,6 + 34,2 + 304,4 = 340,2 = 340 kkal (Lebih dari 50 kkal per sajian,
dibulatkan ke kelipatan 10 kkal terdekat)
Energi dari lemak
= 3,8g x 9kkal = 34,2 = 30 kkal (5 kkal sampai 50 kkal per sajian,
dibulatkan kekelipatan 5 kkal terdekat)
Lemak total
= 3,8g = 4g (0,5 g sampai 5 g per sajian, dibulatkan ke kelipatan 0,5 g
terdekat)
%AKG = 4g/67ALG x 100% = 5,97% = 6 % (Lebih dari 0 % per sajian, maka
dibulatkan ke kelipatan 1 % terdekat)
Karbohidrat Total
= 76,1g = 76g (Lebih dari 0,5 g per sajian, dibulatkan ke kelipatan 1 g
terdekat)
%AKG = 76g/325ALG x 100% = 23,38= 23% (Lebih dari0 %, maka
dibulatkan ke kelipatan 1 % terdekat.)
Kalsium
= 41 mg
%AKG = 41mg/1100ALG x 100 = 3,72 = 4% (2 % sampai 10 % AKG per
sajian, dibulatkan ke kelipatan 2 o/o terdekat)
Zat besi
= 2,6 mg = 3 mg
%AKG = 3mg/22 ALG x 100% = 13,64 = 10% (Lebih dari 10 % AKG per
sajian, dibulatkan ke kelipatan 5 % terdekat)
Fosfor
= 144 mg
%AKG = 144mg/700ALGx 100% = 21%
Energi = P + L + KH
Lemak = 7g x 9kkal = 63 kkal
Protein = 2g x 4kkal = 8 kkal
Karbohidrat = 85g x 4kkal = 340 kkal
= 8 + 63 + 340 = 411 = 410 kkal (Lebih dari 50 kkal per sajian,
dibulatkan ke kelipatan 10 kkal terdekat)
Energi dari lemak
= 7g x 9kkal = 63= 60 kkal (Lebih dari 50 kkal per sajian, dibulatkan
kekelipatan 10 kkal terdekat)
Lemak total
= 6,8 = 7g (Lebih dari 5 g per sajian, dibulatkan ke kelipatan 1 g
terdekat)
%AKG = 7g/67ALG x 100% = 10,5% = 11 % (Lebih dari 0 % per sajian,
maka dibulatkan ke kelipatan 1 % terdekat)
Karbohidrat Total
= 85,4g = 85g (Lebih dari 0,5 g per sajian, dibulatkan ke kelipatan 1 g
terdekat)
%AKG = 85g/325ALG x 100% = 26%
Vitamin A
= 12.000 SI
%AKG = /600ALG x 100% =
Vitamin B3
= 1,8 mg = 1,8 mg
%AKG = 1,8 mg/15ALG x 100% = 12% (Lebih dari0 %, dibulatkan ke
kelipatan 1 % terdekat)
Kalsium
= 74 mg
%AKG = 74mg/1100ALG x 100 = 6,7 = 7% (2 % sampai 10 % AKG per
sajian, dibulatkan ke kelipatan 2 % terdekat)
Zat besi
= 3,2 mg = 3 mg
%AKG = 3mg/22 ALG x 100% = 13,64 = 10% (Lebih dari 10 % AKG per
sajian, dibulatkan ke kelipatan 5 % terdekat)
Fosfor
= 172 mg
%AKG = 172mg/700ALGx 100% = 24,6 = 25% (Lebih dari 10 % AKG per
sajian, dibulatkan ke kelipatan 5 % terdekat)
*ALG yang digunakan berdasarkan nilai gizi kategori umum (PERATURAN KEPALA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9
TAHUN 2016 TENTANG ACUAN LABEL GIZI)