BAB 2
LANDASAN TEORI
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari proses
penggilingan endosperm biji gandum (Gisslen, 2013: 57), dan digunakan sebagai
bahan dasar pembuat kue, mie dan roti.
Tepung terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang
tidak larut dalam air. Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten,
yang berperan dalam menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan
terigu. (Gisslen, 2013: 59). Jenis – jenis tepung terigu antara lain sebagai berikut:
Tepung berprotein tinggi (bread flour): tepung terigu yang mengandung kadar
protein tinggi, antara 11%-13%, digunakan sebagai bahan pembuat roti, mi,
pasta, dan donat.
Tepung berprotein sedang/serbaguna (all purpose flour): tepung terigu yang
mengandung kadar protein sedang, sekitar 8%-10%, digunakan sebagai bahan
pembuat kue cake.
Tepung berprotein rendah (pastry flour): mengandung protein sekitar 6%-8%,
umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biskuit atau
kulit gorengan ataupun keripik. (APTINDO, 2012)
Umbi talas merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang cukup
baik. Komponen makronutrien dan mikronutrien yang terkandung di dalam umbi
talas meliputi protein, karbohidrat, lemak, serat kasar, fosfor, kalsium, besi, tiamin,
riboflavin, niasin, dan vitamin C. Nilai lebih dari umbi talas adalah kemudahan
patinya untuk dicerna. Hal ini disebabkan oleh ukuran granula patinya yang cukup
kecil dan patinya mengandung amilosa dalam jumlah yang cukup banyak (20-25%).
Selain itu, talas juga bebas dari gluten, maka pangan olahan dari talas dapat
digunakan untuk diet (Koswara,2010 : 8)
Seperti halnya umbi-umbian yang lain, nutrisi terbanyak di dalam talas adalah
karbohidrat. Komponen karbohidrat di dalam talas berupa pati yang kandungannya
mencapai 77.9 persen. Kandungan amilopektin yang tinggi di dalam talas sekitar 72-
83% menjadikan rasa dan tekstur talas menjadi lengket dan pulen seperti beras
ketan. Pati di dalam talas memiliki sifat yang mudah dicerna, cocok dijadikan
makanan bayi atau menu penyembuhan pasca sakit. (Budi Setyawan,2015:55-56)
Hasil utama tanaman talas adalah umbi talas. Umbi talas biasanya diolah
dengan cara tradisional dengan cara digoreng, direbus , dikukus. Produk olahan
umbi talas yang lain adalah, stik talas, keripik talas, bolu talas, sayur talas dan
tepung talas. (Koswara, 2010:8)
kecoklatan. Hal ini dipengaruhi oleh warna umbi talas yang segar dan juga warna
talas kering yang mengalami reaksi pencoklatan akibat pengeringan. Berikut
adalah tabel perbandingan gizi tepung talas dan tepung terigu :
Fosfor mg 106
Besi mg 1.2
Vitamin B1 mg 0,12
6. Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa kandungan gizi tepung terigu
lebih banyak dibandingkan dengan kandungan gizi tepung talas. Tapi dapat
dikatakan bahwa tepung talas lebih sehat dibandingan dengan tepung terigu
karena tepung talas bebas gluten, sedangkan tepung terigu mengandung
gluten, sehingga tidak dapat dikonsunsumsi oleh penderita celiac disease dan
anak-anak yang mengidap autism, karena jika mereka mengonsumsi gluten
akan menimbulkan alergi usus sehingga menyebabkan kerusakan pada usus
serta mengganggu konsentrasi (tanpa gluten, 2010). Selain itu tepung talas
juga memiliki kandungan lemak dan karbohidrat yang lebih sedikit
dibandingkan tepung terigu, sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh orang
yang sedang menjalankan diet ( Koswara, 2010 : 8) dan juga memiliki
kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung terigu.
Selain itu talas juga memiliki kandungan amilopektin yang cukup tinggi yaitu
sebesar 72-83% ( Budi Setyawan, 2015:55) sedangkan tepung terigu hanya
memiliki kandungan amilopektin sebesar 72% (Noerdin 2008)
UMBI TALAS
PENCUCIAN
PENGUPASAN
PENCUCIAN
13
PENGIRISAN
PENGERINGAN
PENGGILINGAN
TEPUNG TALAS
Gambar 2.3 Diagram Alir Proses
dicerna. Hal ini disebabkan talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil
yaitu 1 – 4 μm. Ukuran granula pati yang kecil dapat bermanfaat mengatasi
masalah pencernaan Talas terdiri dari banyak jenis dan warna daging umbinya
bervariasi, yaitu putih, kuning muda, kuning atau oranye, merah, coklat, ungu,
dan lainnya. Untuk memperpanjang umur simpan talas, talas dapat diolah
menjadi tepung. Talas memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan
baku tepung-tepungan karena memiliki kandungan pati yang tinggi, yaitu sekitar
70-80% Rendemen yang bisa didapatkan pun juga cukup tinggi, yaitu mencapai
28.7% .g
Menurut Jurnal Ilmu Pangan Vol.1 No.1 oleh Rina Nur , dkk (2011) kadar
air tepung talas yang diperoleh berkisar antara 4,29-5,72%. Kondisi ini sudah
memenuhi syarat kadar air yang aman untuk tepung yaitu <14% sehingga dapat
mencegah pertumbuhan kapang. Kadar pati keempat jenis tepung talas yang diuji
berkisar antara 75,01-79,07%. Kandungan pati yang terdapat pada tepung terdiri
dari amilosa dan amilopektin. Kadar amilosa keempat jenis tepung talas yang
diuji berkisar antara 12,26-18,60%. Kadar oksalat tepung talas yang diperoleh
berkisar antara 219,33-759,98 ppm. Kadar lemak tepung talas yang didapatkan,
rata-rata berkisar antara 1,12-1,36%. Kadar protein tepung talas yang diuji
berkisar antara 5,75-6,29%. Kadar karbohidrat keempat jenis tepung talas yang
diuji berkisar antara 84,88-85,91%. Kadar kalori keempat jenis tepung talas yang
didapat berkisar antara 374,69-378,98 kkal.
Menurut Jurnal Teknologi Kimia dan Industri Vol.1 No.1 Hal 347-351
oleh Wida, dkk (2012) berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa sebenarnya talas dapat dimanfaatkan lebih optimal tidak
hanya sebatas camilan atau keripik saja. Karena setelah diteliti lebih jauh,
kandungan dari pati talas maupun tepung talas tidak jauh berbeda dengan pati
jagung, beras dan singkong.
yang lama dalam proses pembuatannya dan membuat cake hanya disajikan pada
acara-acara khusus seperti ulang tahun, acara perkawinan. Kemudian pada tahun
1830 wanita Amerika mengembangkan resep sponge dan pound cake agar dapat
dibuat dengan mudah dengan menggunakan beberapa telur dan sedikit butter.
Inovasi dari pound cake ini dikenal dengan butter cake dimana adanya perbedaan
takaran untuk tiap bahannya. Butter cake dikenal sebagai cake yang menggunakan
metode pengkreman lemak. Proses pembuatan butter cake diawali dengan
pengocokkan butter dan gula hingga pucat dan lembut, lalu telur dimasukkan satu
persatu sambil dikocok, kemudian bahan-bahan lain dimasukan kedalam adonan,.
Butter cake memiliki volume yang padat , seratnya yang sama besar, remahnya
kasar. (Gisslen 2013:381).
1. Telur
Menurut Gisslen (2013:78) telur memiliki fungsi untuk menghaluskan
tekstur, menyempurnakan struktur adonan, menambah warna serta memberi
kelembaban pada adonan.
2. Gula
Menurut Gisslen (2013: 65) gula memiliki pernanan untuk memeberikan
rasa manis pada adonan, menciptakan kelembutan dan kehalusan tekstur,
memberikan warna kerak, mempertahankan kelembaban,
Menurut Gisslen (2013:72) merupakan salah satu cairan yang penting selain
air. susu berkontribusi terhadap tekstur, rasa, warna , menjaga kualitas, dan
nilai gizi produk
4. Baking Powder
Menurut Gisslen (2013:81) baking powder adalah campuran baking soda
ditambah satu atau lebih asam untuk bereaksi dengan itu. Mereka juga
mengandung pati, yang mencegah penggumpalan dan membawa kekuatan
ragi ke tingkat standar
6. Garam
Menurut Gisslen (2013:90) garam memiliki peranan penting dalam hal
baking, garam juga berfungsi untuk memperkuat struktur gluten dan
membuatnya lebih elastis dan juga untuk menghambat pertumbuhan jamur.
8. Vanilla Extract
Menurut Gisslen (2013:91 ) digunakan untuk menambahkan rasa vanilla
pada cake.
18
1. Mixer
Mixer digunakan untuk mengaduk adonan butter cake. Pada penelitian ini
digunakan whisk attachment yang berguna untuk mengocok telur atau
menghaluskan mentega / margarin.
3. Spatula
19
4. Timbangan Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang bahan-bahan makanan mentah
untuk pembuatan Butter Cake agar takarannya tepat.
5. Saringan
Saringan digunakan untuk mengayak bahan kering yang digunakan dalam
pembuatan Butter Cake.
6. Oven
Oven digunakan untuk memanggang adonan.
7. Kitchen Towel
Ini digunakan untuk melindungi tangan ketika mengangkat Butter Cake
yang sudah selesai dipanggang dan masih panas.
8. Wire Rack
Wire rack atau rak pendingin, digunakan untuk mendinginkan Butter Cake
yang sudah matang.
9. Loyang
Digunakan sebagai wadah adonan ketika dipanggang.
Kocok butter, gula, garam dan vanilla extract , kocok hingga mengembang dan
bewarna putih menggunakan mixer
Kemudian masukan telur satu persatu dan kocok hingga mengembang. setelah itu
masukan coklat yang telah dilelehkan, aduk hingga rata.
Setelah adonan mengembang masukan semua bahan kering yang telah diayak
secara dikit demi sedikit bergantian dengan susu yang telah dicairkan
Masukan adonan kedalam loyang, kemudian panggang pada suhu 180 derajat
celcius selama 35 menit.
2.3.6 Resep Chocolate Butter Cake A ( 25% tepung talas dan 75% tepung
terigu)
Bahan :
280 gr Butter
23
250 gr eggs
26 gr Salt
470 gr Sugar
187,5 gr Flour
62,5 gr taro flour
15 gr baking powder
188 gr Unsweeted Chocolate
439 gr Milk
8 gr Vanilla Extract
2.3.7 Resep Chocolate Butter Cake B ( 50% tepung talas dan 50% tepung
terigu)
Bahan :
280 gr Butter
250 gr eggs
26 gr Salt
470 gr Sugar
125 gr Flour
125 gr taro flour
15 gr baking powder
188 gr Unsweeted Chocolate
439 gr Milk
8 gr Vanilla Extract
2.3.8 Resep Chocolate Butter Cake C ( 75% Tepung Talas dan 25% Tepung
Terigu)
Bahan :
280 gr Butter
250 gr eggs
26 gr Salt
470 gr Sugar
62,5 gr Flour
187,5 gr taro flour
15 gr baking powder
188 gr Unsweeted Chocolate
439 gr Milk
8 gr Vanilla Extract
Food Cost
26
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
3. Dari segi harga pasar tepung terigu 3. Dari segi harga pasar tepung talas
memiliki harga yang lebih murah memiliki harga yang lebih mahal
65.7% dibanding tepung talas yaitu 190% dibanding tepung terigu yaitu
Rp. 11.000,- Rp. 32.000.-
4. Dari segi food cost chocolate butter 4. Dari segi food cost chocolate butter
cake dapat diberi harga sebagai cake dapat diberi harga sebagai
berikut : berikut :
Tepung terigu : Rp. 24.000 Tp. Talas 25% : Rp.25.000
Tp. Talas 50% : Rp.26.000
Tp. Talas 75% : Rp.27.000