Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Beras Merah

2.1.1 Definisi Beras Merah

Beras merah (Oryza longistaminata) adalah spesies padi liar Rhizomatous yang

berasal dari Afrika. Beras merah umumnya diolah dengan ditumbuk atau dipecah

kulitnya. Hal ini membuat kulit arinya yang bewarna merah masih utuh. Pada kulit

arinya inilah terdapat kandungan protein, vitamin, mineral, lemak, dan serat yang

penting dalam tubuh. Kandungan zat besi, vitamin dan mineral dalam beras merah

jauh lebih unggul daripada beras putih. Dipasaran ada beberapa jenis beras merah

yang dijual yaitu beras merah pecah kulit yang masih untuh kulit arinya, bewarna

merah tua. Ini adalah beras merah yang terbaik. Ada pula beras merah yang digiling,

warnanya lebih muda karena sebagian kulit ari telah dibuang, warnanya lebih muda.

Beras jenis ini mengalami proses seperti beras putih. Selain itu, ada pula beras merah

yang dicampur dengan beras putih untuk mengahasilkan nasi yang kebih pulen (Ide,

2012). Warna merahnya berasal dari aleuron yang mengandung gen untuk

memproduksi antosianin – pigmen pemberi warna merah atau ungu yang berperan

sebagai antiokisidan. Beras merah yang baik yaitu permukaan butirannya terselaputi

warna gelap merah hati dan masih utuh. Semakin tipis warna merah hati dan semakin

banyak yang terkelupas, semakin sedikit pula kandungan nutrisinya. Beras merah yang

masih mengandung kulit ari berlemak yaitu beras merah sangat mudah tengik jika

tidak disimpan dengan baik dalam wadah atau dilemari es (Ide, 2010). Beras merah

sudah lama dimanfaatkan oleh ibu ibu untuk bubur makanan bayi, bahkan sudah

banyak dijual dalam bentuk produk siap saji (Utama, 2015).

8
9

2.2 Konsep Nasi Merah

2.2.1 Definisi Nasi Merah

Nasi merah mengandung banyak nutrisi dan memiliki tekstur yang unik.

Kandungan zat gizi pada nasi merah yaitu terdapat vitamin B dan B1, serat,

potassium, magnesium, seng, dan folat. Beras merah adalah makanan yang tinggi nilai

gizinya. Kandungan pada nasi merah cukup banyak yaitu dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.1 Kandungan pada Nasi Merah (Arun, 2017)

Karbohidrat 86,22 g
Mineral 763 mg
Protein 6.69 mg
Kalium 110 mg
Besi 5,5 mg
Kalori 110 Kkal

Nasi merah meningkatkan sedikit kadar gula dalam tubuh dibandingkan

dengan nasi putih. Kandungan karbohidrat dalam nasi merah lebih rendah dari pada

nasi putih. Oleh karena itu nasi merah sering kali direkomendasikan sebagai bahan

makanan yang baik untuk menurunkan berat badan. Didalam nasi merah

mengandung serat yang tinggi dan memiliki kalori yang rendah. Serat akan membuat

kita akan merasa lebih cepat kenyang dan perasaan kenyang itu lebih lama. Sebab

serat akan mengembang diperut, sehingga perut merasa penuh dan serat akan

memperlambat pencernaan dan tidak akan terjadi lonjakan gula darah pada tubuh

yang akan diubah menjadi lemak. Kalori yang rendah juga berpengaruh pada berat

badan, sebab orang yang menjadi gemuk karena mengkonsumsi kalori yang berlebih.

Mengganti sepertiga porsi nasi putih dengan nasi merah bisa menurunkan resiko

diabetes. Zat besi, vitamin, dan mineral dalam nasi merah jauh lebih unggul daripada
10

nasi putih. nasi merah juga mengandung tiamin yang berfungsi menjaga metabolisme

energi. Kekurangan tiamin bisa menganggu sistem saraf dan jantung bisa berlanjut

pada penyakit beri-beri (Ide, 2012).

Menurut (Arun, 2017) nasi merah juga memiliki banyak manfaat yaitu

memperbaiki tulang, mencegah kanker usus. Didalam nasi merah juga mengandung

antosianin. Kandungan antosianin ini berfungsi sebagai antioksidan (Hernawan &

Meylani, 2016). Nasi merah juga disarankan untuk pasien yang menderita hipertensi

karena kandungan natriumnya sangat rendah (Bhat dan Riar, 2015). Nasi merah juga

dimanfaatkan untuk pengobatan tertentu, seperti jantung, pemulihan pasca

menopause, memperlancar sirkulasi darah, mencegah perut gendut. Selain itu, Nasi

merah juga berkhasiat untuk mencegah kanker karena mengandung zat antikanker

dan diperkaya dengan zat gizi mikro seperti zat besi mampu memperbaiki berbagai

macam penyakit pada balita dan ibu hamil terutama penyakit anemia (Utama, 2015).

Kandungan serat dan asam lemak sehat ini dapat membantu menurunkan kadar

kolestrol LDL penyebab penyakit jantung (Ide, 2010). Nasi merah juga membantu

pembuatan asam lemak yang penting bagi sistem syaraf. Kandungan serat yang tinggi

akan mempercepat masa tinggal sisa makanan dalam usus sehingga menurunkan

resiko kanker usus (Purwasasmita & Sutaryat, 2011). Nasi merah juga bermanfaat

untuk menyembuhkan penyakit kekurangan vitamin A atau rabun ayam (Sunarminto,

2015).

2.3 Konsep Jagung

2.3.1 Definisi Jagung

Jagung memiliki taksonomi. Taksonomi jagung dimulai dari Kerajaan yang

bernama Plantae, Subkingdom jagung adalah Tracheobionta, Superdevisi jagung adalah


11

Spermatophyte dan Devisi jagung adalah Magnoliophyta. Pada tanaman jagung juga

mimiliki kelas yaitu Liliopsida, Subkelas Commelinidaedan keluarga jagung disebut

Poaceace. Subfamili jagung adalah Panicoideae, Suku dari jagung adalah Andropogoneae,

Genus jagung adalah Zea, dan spesiesnya disebut Zea Mays. Jagung adalah tanaman

palawija yang berumur pendek dan hasil panen jagung sangat cepat. Nama lain dari

jagung adalah Zea Mays L. Zea berasal dari Yunani kuno yang berarti “

mempertahankan kehidupan. Dan Mays berasal dari Taino yang berarti “ pemberi

kehidupan” (Shah et al, 2016). Kandungan gizi jagung cukup tinggi yaitu sebagaimana

dijelaskan pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.2 Kandungan Komponen Gizi Dalam 100 Gram Jagung Kuning

Air (g) 24
Kalori (kal) 120
Protein (g) 7,9
Lemak (g) 3,4
Karbohidrat (g) 63,6
Kalsium (mg) 9
Fosfor (mg) 148
Besi (mg) 2,1
Vitamin A (SI) 440
Vitamin B1 (mg) 0,33
Vitamin C (mg) 0

2.4 Konsep Nasi Jagung

2.4.1 Definisi Nasi Jagung

Jagung merupakan salah satu makanan pokok Indonesia. Jagung dapat diolah

menjadi berbagai macam bahan makanan yaitu jagung bisa dijadikan tepung ataupun

bubur dijadikan makanan ringan, dan dijadikan untuk sarapan berupa sereal (Shah et
12

al, 2016). Nasi jagung adalah makanan khas orang Indonesia yang terbuat dari jagung

sebagai bahan paling dasar. Nasi jagung merupakan makanan yang mengandung

nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Nasi jagung memiliki berbagai manfaat

bagi kesehatan. Jagung sendiri mengandung vitamin B kompleks baik untuk kulit,

rambut, jantung, otak, dan pencernaan. Jagung juga mencegah gejala rematik.

Vitamin A dan C dapat membantu meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan system

kekebalan tubuh. Jagung terdapat kalium yang memiliki sifat diuretik yang berfungsi

untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine dan bisa

mengobati batu ginjal, infeksi saluran kemih, dan retensi cairan. Nasi jagung memiliki

kalori yang rendah dan bisa direkomendasikan untuk diet. Nasi jagung juga memiliki

kandungan yang lainnya yaitu, kandungan lemak esensial yang bisa memainkan peran

penting dalam diet dengan mempertahankan tekanan darah, mengatur tingkat

kolestrol darah, dan mencegah penyakit kardiovaskuler. Jagung memiliki pati resisten.

Pati resisten dari jagung memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan yaitu bisa

menurunkan kolestrol dan meningkatkan ekskresi feses, atherosclerosis dan obesitas.

Pati resisten sebagai serat makanan yang membantu dalam mengontrol berat badan

karena mengurangi asupan lemak dan memberikan rasa kenyang (Shah et al, 2016).

2.5 Obesitas

2.5.1 Pengertian Obesitas

Masyarakat Indonesia terutama yang berada dikota kota besar cenderung

lebih suka mengkonsumsi fast food, makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak dan

kolestrol, sehingga bisa meningkatkan resiko obesitas.Obesitas terjadi bila seseorang

mengkonsumsi kalori yang melebihi jumlah kalori yang dibakar. Jika seseorang

mengkonsumsi makanan yang mengandung kalori yang lebih banyak dari kebutuhan,
13

maka sisa kalori akan dikonversikan ke lemak. Pada dasarnya, tubuh juga memerlukan

asupan kalori untuk aktivitas fisik dan kelangsungan hidupnya. Namun untuk

menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan energi yang masuk dan energi yang

keluar. Bila seseorang keseimbangan energinya tidak balance antara yang masuk dan

yang keluar, maka akan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas (Evan et al,

2017).

Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang tidak

normal atau berlebihan dijaringan adipose sehingga dapat menganggu kesehatan.

Obesitas bisa menyerang siapa saja dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Obesitas

merupakan masalah yang paling serius untuk segera ditangani. Bila tidak ditangani

akan menyebabkan timbulnya beberapa penyakit serius bahkan kematian

(Mokolensang, 2016). Pada kebanyakan obesitas terjadi karena tidak ada

keseimbangan positif antara asupan yang masuk dan pengeluaran energi (Black &

Hawks, 2009).

2.5.2 Etiologi

Menurut (Black & Hawks, 2009) Obesitas bisa disebabkan karena beberapa

faktor, yaitu :

1. Faktor lingkungan

Lingkungan mempengaruhi baik sisi pengeluaran energi dan asupan energi

dari persamaan keseimbangan energi. Oleh karena itu individu lebih banyak

menghabiskan waktu dengan duduk daripada bergerak (Black & Hawks, 2009).

Faktor lingkungan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap obesitas. Faktor

lingkungan yang mencakup gaya hidup seperti asupan makan seorang dan tingkat

aktivitas fisik yang dilakukan. Seorang remaja sepenuhnya belum matang dan cepat

sekali terpengaruhnya oleh lingkungan sekitar. Kesibukan menyebabkan mereka


14

memilih makanan diluar (jajanan) dan kebiasaan ini juga dipengaruhi oleh keluarga,

teman, atau iklan di media (Kurdianti et al, 2015).

2. Faktor genetik

Kesamaan dalam prevalensi obesitas dalam unit keluarga, tetapi lingkungan

juga merupakan faktor umum(Black & Hawks, 2009). Menurut Kurdanti et al, 2015

seseorang yang memiliki ibu dengan status obesitas dan memiliki ayah yang juga

memiliki status obesitas, maka seorang itu akan beresiko lebih besar mengalami

obesitas. Orang tua mempengaruhi pola makan anak dan gaya hidup yang sama

dengan keluarga. Keluarga dapat mewariskan kebiasaan pola makan dan gaya hidup

yang bisa menimbulkan resiko obesitas. Kebiasaan seorang anak mengadopsi

kebiasaan orangtua mereka. Seorang anak yang memiliki orangtua yang gemuk dan

yang terbiasa mengkonsumsi makanan berkalori tinggi dan tidak aktif, kemungkinan

besar anak tersebut akan mewarisis kebiasaan yang dilakukan oleh orangtuanya dan

berpengaruh kepada berat badannya.

3. Faktor sosioekonomi

Amerika Serikat sendiri, prevalensiobesitas lebih mengarah pada populasi

dengan status ekonomi rendah (Black & Hawks, 2009). Kejadian overwight atau

obesitas banyak ditemukan pada golongan status ekonomi yang tinggi. Status

ekonomi yang tinggi bisa menjadi pemicu obesitas karena konsumsi makanan yang

berlemak yang tinggi. Sedangkan kelompok sosial yang rendah, pemicu yang paling

utama terkena obesitas adalah kelompok sosial ekonomi yang rendah sering

mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak karbohidrat karena mereka

mengalami kesulitan untuk membeli makanan yang berprotein tinggi (Kurdianti et

al, 2015).
15

4. Disparitas etnis

Di Amerika Serikat wanita lebih rentan terkena obesitas daripada laki laki.

Alasan dari fenomena ini kurang jelas, sehingga membutuhkan pendekatan yang

berbeda (Black & Hawks, 2009). Kejadian obesitas lebih besar terjadi pada laki laki

dibandingkan perempuan. Laki laki secara bermakna lebih memungkinkan untuk

menjadi overwight atau obesitas dari pada perempuan karena laki laki cenderung

untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersantai santai pada saat akhir

pekan atau waktu senggang (Kurdianti et al, 2015).

Menurut Sherrwood 2001 pada jurnal Leptin sebagai Indikator Obesitas oleh

Cahyaningrum tahun 2015, penyebab kegemukan sangat bervariasi, faktor yang

berperan adalah :

1. Gangguan emosi yang disertai konsumsi makanan secara berlebihan

2. Pembentukan sel sel lemak dalam jumlah berlebihan akibat konsumsi

makanan yang berlebihan

3. Gangguan fungsi endokrin tertentu

4. Gangguan pada pusat pengatur kenyang dan selera makan dihipotalamus

5. Kecenderungan herediter

6. Faktor eksternal seperti kelezatan makanan yang tersedia

7. Kurang aktifitas fisik

2.5.2 Patofisologi

Karbohidrat yang di konsumsi oleh manusia akan mengalami proses

pencernaan. Pada metabolisme karbohidrat terdapat berbagai jalur reaksi biokimia

salah satunya adalah jalur glikolisis yang merupakan jalur reaksi oksidasi glukosa yang

berperan penting sebagai jalur penghasil energi (Firani, 2017). Hasil pencernaan yang

semula dari karbohidrat (glukosa) akan mengalami proses glikolisis. Proses glikolis
16

terdapat glukosa 6 fosfat. Glukosa fosfat ini akan diubah menjadi fruktosa 6 fosfat

dan menjadi dehidroksiaseton fosfat. Dehidroksiaseton fosfat ini adalah pemecahan

dari fruktosasehingga menjadi asam piruvat yang dibantu oleh enzim heksokinase.

Enzim heksokinase berfungsi sebagai merubah glukosa menjadi piruvat. Proses Asetil

koenzim A akan menghasilkan asam lemak. Jaringan aerob memetabolisme asetil

koenzim A yang dapat memasuki siklus asam sitrat untuk dioksidasi sempurna

menjadi CO2 dan NADH+ yang berkaitan dengan pembentukan ATP (Murray et al,

2009).

Obesitas dapat menginduksi stress oksidatif dan menimbulkan gangguan pada

produksi adipokin. Salah satu adipokin yang memiliki peran homeostasis energi

adalah leptin (Cahyaningrum, 2015). Leptin merupakan hormon yang bekerja

memberikan umpan balik negatif dalam mengatur keseimbangan energi. Sirkulasi

leptin melewati darah dan otak berinteraksi dengan reseptor pada neuron

mempengaruhi keseimbangan energi dan memberikan efek untuk mengurangi

adiposit dengan mengurangi nafsu makan dan peningkatan termogenesis. Perubahan

adiposit pada tubuh menyebabkan perubahan kadar leptin pada sirkulasi sehingga

otak akan memberikan respon dengan pengaturan asupan dan pengeluaran energi

serta mempertahankan lemak tubuh (Mauliza, 2018).

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk

jaringan lemak. Gangguan keseimbangan ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen

(nutrisi) dan endogen (Hormonal). Pengaturan keseimbangan ini diperankan oleh

hipotalamus. Hormon leptin dan insulin mengatur penyimpanan dan keseimbangan

energi. Apabila asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan maka jaringan adipose

meningkat dengan disertai peningkatan kadar leptin dalam darah. Sebagian besar

penderita obesitas terjadi retensi leptin, sehingga tingginya kadar leptin tidak
17

menyebabkan penurunan nafsu makan. Pengontrolan nafsu makan dan tingkat

kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme neural dan humoral yang dipengaruhi

oleh genetik, nutrisi, dan lingkungan (Cahyaningrum, 2015). Apabila asupan

karbohidrat, protein, dan lemak berlebih maka karbohidrat akan disimpan sebagai

glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai

protein didalam tubuh begitupun juga lemak akan di bentuk sebagai lemak dalam

tubuh. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak terbatas. Sehingga

dapat menyebabkan orang menjadi obesitas (Evan et al, 2017).

2.5.6 Penatalaksanaan

Menurut Black & Hawks tahun 2009, Obesitas memerlukan penanganan yang

tepat untuk mencegah supaya tidak memberikan dampak yang buruk. Ada beberapa

cara untuk menanggulanginya yaitu :

1. Olahraga yang teratur

Olahraga adalah cara yang penting untuk meningkatkan pengeluaran energi.

Memasukkan olahraga dalam aktivitas sehari hari contohnya menaiki tangga

daripada elevator, memarkir kendaraan yang jauh dari tempat yang akan dituju, jalan

kaki bila ingin keluar dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

2. Menggunakan obat obatan

Obesitas dapat dihindari dengan menggunakan obat. Obatnya yang pertama

yaitu subutramin. Subutramin untuk mengurangi nafsu makan. Kedua obat

Fentermin. Fentermin berfungsi sebagai meningkatkan pengeluaran energi dan

mengurangi berat badan. Selain Subutramin dan Fentermin ada juga Xenical yaitu

obat ketiga yang direkomendasikan untuk obesitas. Xenical adalah inhibitor lipase

perifer yang mengurangi pecernaan dan penyerapan lemak. Menurut Husnah, 2012
18

ada obat yang beredar yang biasa disebut fat burner. Fat burner ini bekerja

membakar lemak dibawah kulit pada orang yang gemuk.

3. Dengan tindakan medis

Bila menggunakan diet, olahraga teratur, dan obat obatan tidak berpengaruh

maka bisa menggunakan tindakan medis yaitu dengan cara :

1) Prosedur restriktif lambung : tindakan yang mengurangi perut dengan

satu atau dua prosedur gastroplasti vertical terkait atau pita lambung

yang disesuaikan.

2) Prosedur Malabsorpsi : prosedur bypass lambung membypass segmen

duodenum dari aliran makanan, sehingga mendorong malabsorpsi

nutrisi dan membuang manifestasi ketika glukosa ditelan.

3) Melakukan liposuction atau penyedotan lemak (Husnah, 2012).

4) Mesoterapi yaitu suntikan ke bawah kulit untuk membakar lemak.

5) Pintas lambung yaitu memperkecil ukuran lambung dan memintas ke

duodenum

4. Diet

Diet adalah kunci utama untuk penurunan berat badan. Diet yang harus

diberikan kepada seorang yang menderita obesitas yaitu diet rendah kalori,

mengurangi asupan lemak, makan buah dan sayur, hindari makanan yang manis dan

gurih, membatasi asupan karobohidrat (Budianto, 2009). Mengkonsumsi nasi merah

baik bagi penderita obesitas karena di dalam nasi merah terdapat serat. Serat

didalam tubuh akan membuat kita akan merasa lebih cepat kenyang dan

memberikan perasaan kenyang lebih lama. Sebab serat akan mengembang diperut,

sehingga perut merasa penuh dan serat akan memperlambat pencernaan (Ide, 2012).

Selain nasi merah, nasi jagung baik untuk penderita obesitas karena pada jagung
19

memiliki kandungan lemak esensial yang bisa memerankan penting dalam diet. Pada

jagung juga memiliki pati resisten yang bisa menggantikan sebagai serat makanan

sehingga bisa mengurangi asupan lemak dan memberikan rasa kenyang (Shah et al,

2016).

Ada tips untuk diet pada obesitas menurut Husnah, 2012 yaitu :

1) Jangan makan berlebih. Minum 1-2 gelas air putih terlebih dahulu dan

tunggu sampai 10-15 menit kemudian untuk mengetahui anda lapar

atau tidak.

2) Makan perlahan, gigit lebih kecil dan kunyah dengan baik.

3) Bila anda memasak, hindari banyak mencicipi.

4) Pilih masakan yang rendah lemak, lebih baik memasaknya dengan cara

dikukus, dibakar, direbus daripada digoreng.

5) Hindari alkohol, karena pada minuman alkohol kalorinya lebih banyak

daripada nutris lainnya.

6) Makan yang seimbang, artinya yang dimakan dan diminum sesuai

dengan kalori yang dibutuhkan.

7) Mulai berolahraga dengan teratur, dan minimal 20 menit sebanyak 3

kali dalam seminggu.

2.5.7 Dampak bila obesitas tidak ditangani

Menurut (Husnah, 2012) dampak bila obesitas tidak ditangani adalah bisa

memicu timbulnya penyakit yang parah seperti

1. Diabetes militus

Orang gemuk akan mempunyai kecenderungan menjadi kencing manis

sebesar 25%. Dengan bertambah ukuran lingkar perut dan lingkar panggul,
20

terutama pada onesitas akan menimbulkan resistensi insulin. Resistensi insulin

adalah suatu keadaan dimana menyebabkan insulin tubuh tidak bekerja dengan baik.

2. Penyakit stroke

Seiring dengan meningkatnya tekanan darah, lemak darah, dan gula maka

orang obesitas sangat mudah bisa terserang stroke.

3. Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah dimana tekanan darah diatas

140/90 mmHg. Tekanan darah tinggi lebih banyak sepertiga terkena pada orang

obesitas. Obesitas mengakibatkan kelemahan otot jantung atau kardiomiopati

sehingga dapat menganggu daya pompa jantung.

4. Nyeri sendi

Osteoatritis biasanya terjadi pada obesitas. Nyeri sendi umumnya pada sendi

sendi besar penyanggah berat badan, misalnya pada kaki. Pengapuran dan bengkak

pada sendi akan bertambah dengan bertambahnya usia atau memasuki masa

menopause.

2.6 Konsep Berat Badan

2.6.1 Pengertian Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk

pengukuran tubuh. Satuan dalam berat badan adalah kilogram (Kg). Melalui berat

badan bisa dapat mengetahui berbagai infornasi untuk menganalisa kondisi tubuh

seseorang (Thomas, et al 2008).

2.6.2 Kategori Berat Badan

Menurut (Thomas, et al 2008) mengetahui berat badan yang ideal atau tidak

itu sangat penting untuk meminimalisir terjadinya gangguan pada kesehatan. Ada
21

beberapa cara untuk mengetahui berat badan itu normal atau tidak, yaitu

menggunakan:

1. Metode Brocca

Untuk menentukan berat badan ideal pada metode ini menggunakan rumus

(Tinggi badan - 100) – 10% (Tinggi badan - 100)

Batas ambang yang diperbolehkan adalah kurang lebih dari 10 % dari berat

badan ideal. Bila <90 % dikatakan kekurusan, >10 % sudah kegemukan dan bila

>20% sudah terjadi obesitas.

Contoh : seorang wanita dengan berat badan 58 kg dan memiliki tinggi 161

cm. maka berat badan ideal wanita ini

Berat Badan Ideal = (161-100) – 10% (161-100)

= 61 – 6,1 = 54, 9 Kg

Jadi, wanita ini dengan berat badan 58 kg masih tergolong dalam batas

normal.

2. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT adalah metode yang dikeluarkan oleh WHO dan yang paling sering

digunakan untuk penentuan berat badan ideal. IMT ini hanya dapat diterapkan pada

dewasa baik itu laki laki dan perempuan dengan batas ambang :

Tabel 2.3 Nilai Normal Berat Badan

Kurus sekali < 17 Kg/ m2


Kurus 17 – 18,4 Kg/ m2
Normal 18,5 – 25,0 Kg/ m2
Gemuk 25,1 – 27 Kg/ m2
Gemuk sekali >27 Kg/ m2
22

Contoh : seorang wanita berat badan 58 kg dan tinggi badan 161 cm

Nilai IMT = 58 / (1, 61 x 1, 61)

= 22, 30

Jadi wanita yang memiliki berat 58 kg masih tergolong dalam batas normal

yaitu 18,5 – 25,0 Kg/ m2

2.6.3 Manfaat Berat Badan Ideal

Berat badan ideal dambaan dari setiap manusia baik muda maupun tua.

Memiliki berat badan yang ideal memiliki dampak yang baik dari segi penampilan

fisik maupun dari segi kesehatan. Kaum muda lebih banyak yang menginginkan berat

badan yang ideal karena penampilan fisik akan terlihat menjadi lebih menarik dan

proposional (Thomas, et al 2008).

2.7 Nasi Merah dan Nasi Jagung Untuk Perubahan Berat Badan

Nasi merah memiliki banyak manfaat yaitu untuk menjaga kesehatan jantung

dan sistem saraf, menangkal penyakit kanker dan hipertensi, menangkal penyakit

diabetes, mengatasi penyakit asma, mengatasi problem pasca menopause, penambah

darah, dan dapat menurunkan berat badan. Nasi merah dipercaya untuk menurunkan

berat badan karena nasi merah memiliki serat yang tinggi yang berguna dalam

melancarkan pencernaan dan meningkatkan metabolisme tubuh (Arianto, 2018).

Serat bersifat menyerap air. Air akan membantu tubuh memetabolisme lemak dengan

lebih baik. Jika kebutuhan air di dalam tubuh kurang maka salah satu organ yaitu

ginjal terganggu dan kerja ginjal akan diserahkan pada hati. Fungsi hati adalah

memetabolisme simpanan lemak menjadi energi yang akan digunakan tubuh. Ketika

ada tugas tambahan dari ginjal, hati menjadi kurang optimal dalam mematabolisme

simpanan lemak (Anwar & Khomasan, 2009). Serat akan membuat kita lebih cepat
23

kenyang, dan perasaan kenyang itu bertahan lebih lama, sebab serat akan

mengembang di perut sehingga merasa penuh (Ide, 2012). Nasi merah baik untuk

membantu progam diet menurunkan berat badan maupun mencegah terjadinya

obesitas atau kegemukan. (Arianto, 2018).

Nasi jagung adalah makanan khas orang Indonesia yang terbuat dari jagung

sebagai bahan paling dasar. Nasi jagung merupakan makanan yang mengandung

nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Nasi jagung memiliki kandungan gizi yang

sebanding dengan nasi putih. Bila konsumsi nasi jagung berlebihan akan

menyebabkan kelebihan glukosa. Nasi jagung diharapkan dapat menggantikan

makanan alternatif bila seorang tersebut mengalami kelebihan pada glukosanya

(Novianti,et al 2017). Nasi jagung juga baik untuk memberikan efek pada perubahan

berat badan karena pada jagung memiliki kalori yang rendah dan memiliki kandungan

lemak esensial yang berperan penting dalam diet. Pada jagung juga memiliki pati

resisten yang bisa menggantikan sebagai serat makanan sehingga bisa mengurangi

asupan lemak dan memberikan rasa kenyang (Shah et al, 2016). Menurut

(Widyaningsih, et al. 2017) Pati resisten dapat meningkatkan pembakaran lemak. Pati

resisten pada jagung dapat memperkuat oksidasi lemak setelah makan. Serat akan

membuat kita lebih cepat kenyang, dan perasaan kenyang itu bertahan lebih lama,

sebab serat akan mengembang di perut sehingga merasa penuh (Ide, 2012).

Anda mungkin juga menyukai