BAB I
PENDAHULUAN
didukung dengan banyaknya produk olahan pangan baru yang terus mengalami
masyarakat adalah bakso. Bakso umumnya hanya terbuat dari daging yang digiling
masyarakat, produk pangan ini terus mengalami perubahan dan tetap menjadi
makanan yang digemari. Bakso dapat dibuat dari berbagai macam daging yaitu
umum dikonsumsi dengan maksud saling melengkapi zat gizi dalam produk akhir.
Tahu dan wortel merupakann bahan pangan yang sudah umum dikonsumsi oleh
tersebut diharapkan dapat memperkaya produk olahan yang memiliki kelengkapan zat
Disampaikan dalam ujian proposal mahasiswa program studi Teknologi Pangan Unsrat.
** Mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pertanian Unsrat dibawah
bimbingan Ir. Erny J. N. Nurali, MS. selaku pembimbing 1 dan Ir. Tineke M. Langi, MSi
selaku Pembimbing 2.
Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan daging pada proses pengolahan
didapatkan dari daging dengan penambahan bubur wortel (Daucus carrota) sebagai
olahan daging. Pengolahan produk olahan bakso tahu dengan penambahan bubur
wortel diharapkan dapat diterima oleh kalangan umum dan dapat menghasilkan
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sifat sensoris dan mengetahui tingkat
kesukaan masyarakat pada produk bakso tahu dengan penambahan bubur wortel.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Wortel (Daucus carrota L.) adalah jenis sayuran umbi semusim. Sayuran ini
mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi (12.000 SI). Selain kaya akan vitamin
dan Fitri, 2015). Wortel memiliki batang yang pendek sekali, berakar tunggang yang
kemudian berubah bentuk dan fungsinya menjadi umbi. Wortel memiliki bentuk bulat
Sub-Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Genus : Daucus
Secara morfologi, wortel merupakan tanaman perdu yang tumbuh tegak dengan
semusim karena setelah berbunga dan meyebarkan bijinya, tanaman ini akan
3
menggugurkan batang dan daunnya. Pada Gambar 1 dapat dilihat bagian-bagian
wortel.
1000-1200 meter di atas permukaan laut. Meskipun demikian wortel dapat pula
ditanam di dataran medium yang ketinggiannya lebih dari 500 mdpl, namun produksi
memperkuat jantung, paru – paru, mata dan hati. Selain itu daun tanaman wortel juga
dapat di olah menjadi sari daun wortel yang dapat digunakan sebagai obat luar untuk
mengobati gatal pada kulit, jerawat dan noda hitam pada wajah. Sedangkan rimpang
4
atau akarnya dapat mengobati pada cacing kremi, memelihara kesehatan mata,
pencernaan, dan sebagai obat luar untuk luka bakar. Selain itu warn atua pada wortel
menandakan kandungan β-karoten yang tinggi. Semakin jingga warna wortel, maka
semakin tinggi kadar β-karoten yang ada pada wortel. β-karoten sendiri dapat
mengeluarkan angin dalam tubuh. Selengkapnya kandungan gizi pada wortel dapat
2.2. Tahu
5
Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan
kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Penggumpalan protein ini
kalsium sulfat yang dikenal dengan nama batu tahu, batu coko, atau sioko. Pada
pembuatan tahu diperoleh tahu diperoleh ampas dan cairan hasil penggumpalan tahu
(whey) sebagai hasil sampingan. Tahu sering sekali disebut dengan daging tidak
bertulang karena kandungan gizinya, terutama mutu protein yang setara dengan
daging hewan (Sarwono &Saragih, 2001). Kandungan gizi tahu dapat dilihat pada
tabel 2.
2.3. Bakso
6
Bakso adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dengan
mencampur daging giling, tepung tapioka dan berbagai macam rempah menjadi
adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola pingpong sebelum
dimasak dalam air yang mendidih (Soeparno, 2009). BSN (1995) dalam Astuti dan
Yuli (2017) mengatakan bahwa bakso daging merupakan makanan dengan campuran
kandungan daging yang tidak kurang dari 50% dan pati atau serelia. Syarat mutu
7
Proses pengolahan daging sendiri terdiri dari beberapa tahapan diantaranya,
Tahap ini memiliki tujuan memperluas permukaan tahu sehingga protein yang
Pada tahap ini tahu yang telah digiling kemudian dicampur dengan rempah
yang digunakan dan bahan tambahan lainnya. Setelah semua tercampur rata lalu
ditambahkan tepung tapioka dan tepung terigu sambil diaduk dan dilumatkan hingga
wortel sesuai dengan konsentrasi yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.
2.3.3. Pencetakan
Adonan yang telah homogen kemudian dicetak hingga membentuk bola (seperti
bola pingpong). Pencetakan bisa dilakukan dengan tangan, dengan sendok maupun
2.3.4. Pemasakan
jaring-jaring. Suhu dalam perebusan ini adalah 85-90˚C. Jika adonan yang direbus
sudah mengapung dipermukaan air berarti adonan sudah menjadi bakso (sudah
8
matang) dan dapat diangkat. Kematangan pada bakso juga dapat dilihat dengan
membelah bakso dan melihat bagian dalamnya, bakso yang telah masak tampak
mengkilap, lebih padat dan tidak keruh. Biasanya dalam proses perebusan bakso
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan analisis tingkat kesukaan pada produk Bakso tahu dengan penambahan bubur
wortel.
dengan perlakuan substitusi bubur wortel yang terdiri dari 4 taraf perlakuan dan
9
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pisau, grinder/parutan, wadah
3.2.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bubur wortel adalah wortel dan
air.
tapioka, tepung terigu, telur, es batu, daun bawang, bawang putih, merica bubuk,
garam, gula.
pemotongan. Wortel yang sudah dipotong tipis kemudian dikukus selama 5 menit.
adanya lagi daging dalam proses pengolahannya. Tahu digunakan sebanyak 500g.
Tahu yang sudah disiapkan dan timbang kemudian dihancurkan atau dihaluskan
10
hingga tidak ada yang bergumpal besar lalu dicampur dengan putih telur, dan es batu.
Tambahkan tepung tapioka dan tepung terigu, bawang putih, merica bubuk, garam
halus dan gula secukupnya dan haluskan menggunakan food processor. Angkat
adonan, tambahkan daun bawang yang telah diiris tipis dan kecil. Aduk adonan lalu
mendidih yang telah disediakan. Masak hingga adonan bakso mengapung yang
11
3.5 Parameter Pengamatan
Uji sensoris yang dilakukan adalah uji tingkat kesukaan dengan menggunakan
skala hedonik, yaitu tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, dan tekstur
terhadap Bakso. Panelis yang digunakan sebanyak 25 orang dimana setiap panelis
terhadap sampel yang disajikan. Data hasil uji sensoris kemudian dianalisis dengan
uji anova. Jumlah skala yang digunakan terdiri dari 7 skala yaitu:
7 = Sangat suka
6 = Suka
5 = Agak suka
4 = Netral
2 = Tidak suka
12
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 2014. Bakso Daging SNI 3818:2014. BSN. Jakarta.
Bakar A., dan Usmiati S., 2007. Teknologi Pengolahan Daging. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Bogor.
Cahyono, 2002. Wortel Teknik Budidaya Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.
Carvalho, E. M. L. D., 2019. Substitusi Tepung Wortel (Daucus carrota L.) Terhadap
sifat Organoleptik Donat. Karya Tulis. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Politeknik Kesehatan KEMENKES Kupang. Prodi Gizi. Kupang.
Ismiatun, 2000. Kudapan Berbahan Tahu. Tiara Aksa Trubus Agrisarana. Surabaya.
Lesmana, M., dan Fitri, K., 2005. Buku Pintar Wortel : Panduan Sukses Menjadi
Pebisnis. Lembar Langit Indonesia. Jakarta.
Sarwono, B., Saragih, Y. P., 2001. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya. Bogor.
Soeparno, 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sufi, S. Y., 2002. 210 Resep Masakan Pilihan Ragam Rasa Terfavorit untuk menu
sehari-hari dan Resepsi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
13
Wijaya dan T. Q. Dewi, 2015. Bertanam 13 Tanaman Buah di Pekarangan. Penebar
Swadaya. Bogor.
Winarno F. G., dan Rahayu T. S., 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan
Kontaminan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Yovinarti, 2018. Pemaparan Pb dan Cd dalam berbagai jenis bakso di Yogyakarta dan
Solo. Skripsi. Program Studi Biologi. Fakultas Bioteknologi. Universitas
Kristen Duta Wacana. Yogyakarta.
14