id 6
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman
berkisar antara 3-130 cm. Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama seperti
mungo, mung bean, green bean dan mung. Buah kacang hijau merupakan polong
bulat memanjang antara 6-15 cm dan di dalam setiap buah terdapat 5-10 biji
kacang hijau (Mustakim, 2016). Biji kacang hijau berbentuk bulat atau lonjong,
umumnya berwarna hijau tetapi ada juga yang berwarna kuning, cokelat atau
berbintik-bintik hitam. Dua jenis kacang hijau yang paling terkenal yaitu golden
gram dan green gram. Golden gram merupakan kacang hijau yang berwarna
keemasan disebut Phaseolus aureus sedangkan yang berwarna hijau atau green
gram disebut Phaseolus radiatus (Astawan, 2009).
Biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji sebanyak
10%, kotiledon sebanyak 88% dan sisanya adalah lembaga sebanyak 2%.
Kotiledon banyak mengandung pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan
sumber protein dan lemak (Astawan, 2009). Menurut Mustakim (2016),
taksonomi kacang hijau adalah sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae
b. Divisio : Spermatophyta
c. Sub Divisi : Angiospermae
d. Kelas : Dycotyledonae
e. Ordo : Fabales
f. Famili : Fabaceae
g. Genus : Phaseolus
h. Spesies : Phaseolus radiates L
Komposisi kimia kacang hijau sangat beragam, tergantung varietas, faktor
genetik, iklim maupun lingkungan. Karbohidrat merupakan komponen terbesar
dari biji kacang hijau yaitu lebih dari 55% yang terdiri dari pati, gula dan serat.
Pati kacang hijau memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8% (Astawan,
2009). commit to user
6
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.1. Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Kacang Hijau Rebus per
100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Kacang Hijau Rebus
Energi (kkal) 323 109
Protein (g) 22,9 8,7
Lemak (g) 1,5 0,5
Karbohidrat (g) 56,8 18,3
Kalsium (mg) 223 95
Fosfor (mg) 319 149
Besi (mg) 7,5 1,5
Vitamin A (µg) 223 120
Vitamin B1 (mg) 0,46 0,12
Vitamin B2 (mg) 0,15 0,04
Vitamin B3 (mg) 1,5 0,4
Vitamin C (mg) 10 3
Serat (g) 7,5 1,5
Sumber: Daftar Komposisi Pangan Indonesia Tahun (2017)
Tabel 2.2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Minuman
Sari Kacang Hijau
Zat Gizi Berat Volume Biji Kacang Minuman Sari
sampel Akhir Hijau Kacang Hijau
(gram) (ml) (ppm) (ppm)
Amilum 1,0 25 397,2 70,2
Glukosa 1,0 25 4,2 1,6
Vitamin C 10,0 20 181,6 64,1
Kalsium 3,0 50 482,41 196,71
Total Flavonoid
0,10 10 32,846 12,608
Equivalent Quercetin
Sumber: Data Primer (2018)
Tabel 2.3. Perbandingan Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Tauge
Kacang Hijau per 100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Tauge Kacang Hijau
Protein (g) 100 500
Kalsium (ppm) 601 594
Besi (ppm) 118,40 759
Mangan (ppm) 11,20 17,40
Fosfor (ppm) 0,30 0,5
Cu (ppm) 6,30 9,20
Na (ppm) 26,20 25,60
Kalium (ppm) 0,72 0,7
Seng (ppm) 60 67
Sumber: Tiwari et al (2017)
commit to user
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
Tabel 2.4. Perbandingan Profil Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Biji Kacang
Hijau dan Tauge Kacang Hijau per 100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Tauge Kacang Hijau
Vitamin C (mg) 11,69 285
Fenolat (mg) 214,67 966
Fenolat bebas (%) 80 95
Fenolat terikat (%) 5 5
Flavonoid (mg) 195 1319
Quercetin-3-O- 0,4 10,98
glukosida (mg)
Total aktivitas 452 2657
antioksidan (µmol)
Sumber: Guo et al (2012)
Minuman sari kacang hijau merupakan cairan yang berasal dari ekstrak
kacang hijau yang dapat dikonsumsi oleh remaja yang mengalami nyeri haid
(Watanabe et al., 2016; Mustakim, 2016). Beberapa manfaat kandungan zat gizi
pada kacang hijau bagi nyeri haid diantaranya yaitu:
a. Flavonoid pada kacang hijau berperan sebagai anti inflamasi.
Inflamasi merupakan respon protektif terhadap stimulus asing yang
terdiri dari innate system of cellular dan respons humoral. Tidak terkontrolnya
regulasi respons inflamasi tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit
inflamasi dan nyeri (Ali et al., 2014). Proses ini menyebabkan pembentukan
mediator inflamasi seperti prostaglandin, leukotrien dan platelet-activating
factor yang dikatalisis oleh fosfolipase-A2 (PLA2), siklooksigenase (COX),
dan lipooksigenase (Levita et al., 2010). Enzim siklooksigenase-2 (COX-2)
berperan dalam biosintesis prostaglandin yang terekspresi setelah terjadi
induksi oleh sitokin, kemokin, stres oksidatif, dan karsinogen. Pada inflamasi
kronik level COX-2 meningkat sebanding dengan adanya produksi
prostaglandin berlebih dalam sel dan jaringan (Kameshwari dan Devde, 2015)
Kandungan flavonoid pada kacang hijau bermanfaat sebagai anti
inflamasi melalui aktivitas antioksidan, aktivitas antiproliferatif, regulasi gen
supresor tumor atau ekspresi onkogen melalui jalur transduksi sinyal,
penghambatan ekspresi gen NF-ĸB yang mengatur COX-2 terkait aktivitas dan
sintesis PGE2, induksi apoptosis, dan antiangiogenesis (Guo et al., 2012).
Dengan demikian flavonoid pada kacang hijau dapat mengurangi nyeri haid
melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin dengan menekan aktivitas
commit to user
enzim COX-2 melalui penghambatan ekspresi gen NF-ĸB. Aktivitas
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
tertekan hal ini menyebabkan terjadinya nyeri haid (Rafique dan Al-Sheikh,
2018)
Adanya kandungan vitamin C pada kacang hijau dapat digunakan
sebagai anti depresan sehingga mengurangi nyeri haid melalui pengubahan
dopamin menjadi norepinefrin dan sebagai kofaktor tryptophan-5-hydroxilase
untuk mengubah triptofan menjadi 5-hydroxytryptophan pada produksi
serotonin sehingga menyebabkan fungsi saraf kembali normal, hal ini dapat
menurunkan tingkat stres (Afriani et al., 2017). Selain itu, vitamin C juga
dapat mempengaruhi kontraktilitas ketegangan dan merelaksasikan otot polos
uterus sehingga mengurangi stres dan terhambatnya biosintesis prostaglandin
(Ekawati, 2015)
c. Karbohidrat pada kacang hijau sebagai pembawa saraf serotonin
Peningkatan asupan karbohidrat sederhana selama fase luteal berkaitan
dengan peningkatan mood selama periode menstruasi hal ini dikarenakan
karbohidrat meningkatkan ketersediaan triptofan sebagai prekursor serotonin
di otak (Barbosa et al., 2015). Ketika kadar serotonin rendah, otak
mengisyaratkan pada tubuh untuk mengkonsumsi karbohidrat sehingga
merangsang produksi serotonin secara alami (Saryono dan Sejati, 2009)
d. Kalsium pada kacang hijau sebagai anti depresan
Kalsium berperan dalam berbagai pernyakit diantaranya menurunkan
tekanan darah, penyakit kardiovaskular, sindrom pramenstruasi, kanker usus
besar serta mengurangi resiko osteoporosis (Tiwari et al., 2017). Pada sindrom
pramenstruasi, kalsium berperan membantu menghilangkan gejala kecemasan
dengan mengendalikan konduksi impuls saraf ke otak (Budiarti dan
Wulandhari, 2015). Apabila otak kekurangan kalsium dapat menimbulkan
kekejangan pada otot sehingga dengan mengkonsumsi kalsium dapat
mempengaruhi kontraktilitas ketegangan dan merelaksasikan otot polos uterus
(Ekawati, 2015).
Kacang hijau kaya akan kandungan kalsium yaitu 223 mg per 100 g
bahan makanan yang bermanfaat dalam mengatasi nyeri haid (Marudut et al.,
2017). Kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot yaitu aktin dan
commit
myosin sehingga menghasilkan to user Setelah kurang dari satu detik,
kontraksi.
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
2. Olahraga Stretching
Olahraga adalah salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri haid (Ginting, 2012). Latihan atau exercise dapat
meningkatkan kadar endorfin empat sampai lima kali (Anurogo, 2011). Pada
saat exercise dilakukan, produksi endorfin meningkat dan akan keluar serta
ditangkap oleh reseptor di hipotalamus dan sistem limbik. Endorfin tersebut
akan berfungsi dalam pengaturan emosi sehingga terjadi penurunan rasa nyeri,
peningkatan daya ingat, perbaikan nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan
darah serta pernafasan (Setyorini dan Satino, 2016).
Stretching adalah bentuk dari peregangan otot-otot setiap anggota badan
sebelum melakukan olahraga, sebelum melakukan aktivitas sehari-hari serta
mengurangi resiko cedera yang dapat terjadi saat berolahraga (Graha, 2012;
Gamit et al., 2014). Stretching juga penting dilakukan untuk pencegahan kram
pada otot sebelum berolahraga atau bekerja dengan meningkatkan mobilitas
sendi di area gerakan yang dibutuhkan (Ylinen, 2008). Stretching atau
peregangan dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari dan dapat dilakukan 5-7
hari sebelum menstruasi (Anurogo, 2011). Stretching bermanfaat untuk
meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot, meningkatkan mobilitas sendi,
mencegah cedera otot tendon dan sendi, mengurangi ketegangan (kram) otot,
meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh serta
mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi dengan meningkatkan produksi
endorfin (Ylinen, 2008; Anurogo, 2011)
Endorfin adalah opioid peptida endogen yang berfungsi sebagai
neurotransmitter. Endorfin memiliki struktur yang sama dengan morfin, yaitu
obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit (Rokade, 2011). Endorfin
commit to user
diproduksi dalam tubuh oleh kelenjar pituitari. Endorfin menginhibisi pelepasan
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
rumah (3 kali seminggu dan dua kali sehari selama 10 menit setiap satu kali
stretching). Stretching tersebut tidak boleh dilakukan ketika menstruasi dan
teknik stretching yang benar diperagakan oleh instruktur yang berkualifikasi dan
berpengalaman (Jerdy et al., 2012).
Langkah-langkah dalam olahraga stretching diantaranya yaitu:
a. Langkah pertama adalah responden diminta berdiri di belakang sebuah kursi,
membungkuk ke arah depan sehingga bahu dan punggung berada pada satu
garis lurus dan tubuh bagian atas paralel dengan lantai (Gambar 2.1A). Durasi
latihan ini selama 5 detik, diulangi selama 10 kali (Jerdy et al., 2012;
Aboushady dan El-Saidy, 2016 )
b. Langkah kedua dari stretching adalah responden diminta untuk berdiri 10-20
cm di belakang kursi, kemudian mengangkat salah satu tumit kaki dari lantai,
kemudian diulangi dengan tumit kaki yang lain (Gambar 2.1B). Latihan ini
dilakukan sebanyak 20 kali (Jerdy et al., 2012; Aboushady dan El-Saidy,
2016)
c. Langkah ketiga dari stretching adalah responden diminta untuk melebarkan
kakinya selebar bahu, menempatkan tangan ke depan dalam keadaan
teregang, kemudian melipat lutut dan mempertahakan posisi berjongkok
(Gambar 2.1C) (Jerdy et al., 2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)
d. Langkah keempat dari stretching adalah responden diminta untuk melebarkan
kakinya lebih lebar daripada bahu. Kemudian, responden diminta untuk
menyentuh pergelangan kaki kiri dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri
dibentangkan di atas kepala, sehingga kepala berada di tengah dan posisi
kepala menoleh ke arah tangan kiri (Gambar 2.1D). Latihan ini diulangi
sebanyak 10 kali untuk masing-masing bagian tubuh (Jerdy et al., 2012;
Aboushady dan El-Saidy, 2016)
e. Langkah kelima dari stretching adalah responden diminta untuk berbaring
terlentang, kemudian lutut ditekuk dengan bantuan tangan sampai menyentuh
dagu (Gambar 2.1E). Langkah ini diulang sebanyak 10 kali (Jerdy et al.,
2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)
f. Langkah keenam dari stretching adalah responden diminta berdiri bersandar
commit
pada dinding dan meletakkan to user di belakang kepala dan siku
tangannya
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
menghadap lurus searah dengan pandangan mata (Gambar 2.1F). Latihan ini
dilakukan selama 10 menit dan diulang sebanyak 10 kali.17 (Jerdy et al.,
2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)
3. Remaja
a. Karakteristik Pertumbuhan Remaja
Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis dan
psikososial (Dieny, 2014). Remaja merupakan suatu masa dimana seorang
individu berkembang saat pertama kali menunjukkan perubahan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual, mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi diri dari anak-anak menjadi
dewasa dan terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang relatif
mandiri (Faria et al., 2013)
Menurut World Health Organization (WHO) atau United Nations
Children‟s Emergency Fund (UNICEF) tahun 2005, masa remaja dibagi
menjadi tiga stase yaitu:
1) Masa remaja awal (early adolescence) berusia 10-14 tahun
2) Masa remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-17 tahun
3) Masa remaja akhir (late adolescence) berusia 17-21 tahun
commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
badan pada anak perempuan terjadi sejak umur 9,5 tahun sampai 14,5 tahun
(Committee on Adolescent Health Care, 2015)
3) Lemak
Konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energi per
hari atau maksimal konsumsi tiga sendok makan minyak goreng untuk
memasak makanan sehari. Anjuran Kementerian Kesehatan RI, makanan
yang dihidangkan dengan cara digoreng cukup satu potong setiap makan
dalam sehari. Studi Majid et al (2016) menyatakan bahwa remaja di
pedesaan memiliki tingkat konsumsi energi dari kolesterol lebih tinggi
dibandingkan remaja di perkotaan. Kecukupan gizi lemak berdasarkan
AKG (2013) untuk remaja perempuan usia 13-15 tahun dan usia 16-18
tahun sama yaitu 71 g/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Bahan
makanan sumber lemak adalah minyak goreng, mentega, susu, daging,
ikan. Makanan berlemak seperti gajih, kulit, susu berlemak disarankan
untuk tidak dikonsumsi berlebihan karena dapat mengganggu kesehatan
(Almatsier et al., 2011).
4) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama untuk aktivitas
tubuh sehingga pemenuhan kebutuhan karbohidrat dianjurkan sebesar 50-
60% dari kebutuhan energi total dalam sehari. Makanan sumber
karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi antara lain beras, terigu dan hasil
olahannya, umbi-umbian dan hasil olahannya, jagung dan gula
(Susetyowati, 2016). Studi Majid et al (2016) menyatakan bahwa remaja
obesitas di pedesaan memiliki tingkat konsumsi energi dari gula dan
pemanis lain lebih tinggi dibandingkan remaja di perkotaan. Angka
kecukupan gizi karbohidrat berdasarkan AKG (2013) untuk remaja
perempuan usia 13-15 tahun adalah 69 g/hari sedangkan usia 16-18 tahun
adalah 292 g/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Bahan makanan
sumber karbohidrat adalah beras, jagung, umbi-umbian, mie, kentang, roti,
minyak, mentega dan santan yang mengandung lemak (Almatsier et al.,
2011).
5) Kalsium
Kalsium pada masa ini berfungsi sebagai penunjang akselerasi
commit to userendokrin. Sumber kalsium paling
muskular, skeletal dan perkembangan
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
baik terdapat pada susu dan hasil olahannya sedangkan sumber lain
terdapat pada ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Asupan kalsium
yang tidak adekuat menyebabkan puncak massa tulang kurang sehingga
meningkatkan resiko osteoporosis di masa dewasa (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012). Kecukupan gizi kalsium berdasarkan AKG (2013)
pada remaja perempuan usia 13-15 tahun dan usia 16-18 tahun sama yaitu
1200 mg/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016)
6) Zat besi
Zat besi sangat penting pada remaja, hal ini disebabkan pada masa
remaja terjadi pertumbuhan yang cepat menyebabkan volume darah
meningkat demikian pula massa otot dan enzim-enzim. Pada wanita,
menstruasi yang dialami setiap bulan juga akan meningkatkan kebutuhan
zat besi, hal ini dikarenakan banyaknya darah menstruasi yang dikeluarkan
yang menyebabkan remaja perempuan rawan terhadap anemia (Sharlin dan
Edelstein, 2015). Angka kecukupan gizi zat besi berdasarkan AKG (2013)
remaja perempuan berusia 13-15 tahun sebesar 26 mg/hari sedangkan usia
16-18 tahun kebutuhan zat besi sebesar 26 mg/hari (Hardinsyah dan
Supariasa, 2016).
7) Zinc
Zinc berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak, protein
dan asam nukleat. Selain itu, zinc juga merupakan bagian dari Follicle
Hormon (FH), Follicle Stimulating Hormon (FSH), Luteinizing Hormon
(LH) dan kortikotropin. Hormon tersebut berperan dalam pertumbuhan dan
kematangan seksual remaja (WHO, 2005). Angka kecukupan gizi (AKG)
seng untuk remaja perempuan usia 13-15 tahun adalah 16 mg/hari
sedangkan usia 16-18 tahun adalah 14 mg/hari (Hardinsyah dan Supariasa,
2016). Bahan makanan sumber zinc misalnya daging merah, hati, unggas,
keju, padi-padian, sereal, kacang kering, telur, produk laut terutama tiram
(Susetyowati, 2016)
4. Menstruasi
a. Deskripsi
Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri atas
darah dan jaringan tubuh (Fatmawati et al., 2016). Menstruasi adalah proses
keluarnya lapisan superfisial endometrium yang disertai dengan sedikit
pengeluaran darah yang terjadi secara periodik dan siklik (Proverawati dan
Misaroh, 2009). Discharge (pengeluaran darah) menstruasi ini terdiri dari 20-
40% cairan jaringan, 50-80% darah dan fragmen-fragmen endometrium. Pada
umumnya, menstruasi terjadi selama 1-8 hari dengan volume rata-rata darah
yang hilang saat menstruasi yaitu 35-95 ml. Darah yang keluar saat
menstruasi ini tidak dapat membeku dikarenakan adanya fibrinolisin (Dieny,
2014).
Panjang siklus menstruasi merupakan jarak antara hari pertama
keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Hari
pertama perdarahan menstruasi disebut sebagai hari pertama siklus
menstruasi. Lamanya siklus pada menstruasi sangat bervariasi sampai 2 tahun
setelah menarche. Panjang siklus menstruasi yang normal berkisar antara 21-
35 hari namun ada pula yang memiliki panjang siklus 28 hari dengan
commit to user
lamanya hari menstruasi 2-7 hari. Pada umumnya siklus menstruasi akan
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
terjadi secara teratur saat wanita telah dewasa dan memasuki usia subur yaitu
19-39 tahun (Saryono dan Sejati, 2009; Dieny, 2014; Budiarti dan
Wulandhari, 2015).
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian-axis)
dengan perubahan terkait jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal.
Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena merupakan
sumber hormonal wanita paling utama yang bertanggung jawab dalam
pengaturan proses menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009)
commit to user
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
2) Oligomenorea
Istilah oligomenorea (dari kata Yunani oligos yang berarti sedikit)
mengarah pada siklus menstruasi lebih dari 45 hari. Oligomenorea lebih
banyak terjadi pada siklus pertama setelah menarche yang umumnya
disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS). Oligomenorea bisa
menjadi gangguan menstruasi sebelum amenorea sekunder dan keduanya
bisa dievaluasi mengikuti algoritma yang sama (Deligeoroglou dan
Creatsas, 2012)
3) Amenorea
Amenorea merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi
menstruasi atau terhentinya menstruasi. Amenorea dapat dibedakan ke
dalam dua jenis yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea
primer menunjukkan awal menstruasi atau menarche yang terlambat
karena menstruasi yang tidak muncul sampai usia 16 tahun atau pada
remaja usia 14 tahun yang tidak memiliki perkembangan karakteristik
seksual sekunder (mengalami penundaan pubertas) (American Society for
Reproductive Medicine, 2008). Hal ini dapat disebabkan kelainan anatomi
alat kelamin seperti kriptomenorea (menstruasi dapat terjadi tetapi
perdarahan mentruasi tidak dapat keluar dari traktus genitalis). Amenorea
primer sering terjadi pada wanita yang mengalami gangguan makan atau
terlalu berat berolahraga. Amenorea sekunder terjadi jika seseorang pernah
mendapatkan menstruasi tetapi kemudian berhenti selama lebih dari 3
bulan. Faktor penyebabnya antara lain: gangguan gizi, adanya tumor
ataupun penyakit infeksi (Deligeoroglou dan Creatsas, 2012)
commit to user
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
1) Genetik
Sejumlah kecil androgen diproduksi terutama di kelenjar adrenal,
ovarium dan juga jaringan lemak. Pada wanita androgen berfungsi sebagai
prekursor hormon kelamin yakni androstenedion. Hiperandrogenisme tidak
hanya mempengaruhi kulit dan rambut tetapi juga berperan di dalam siklus
menstruasi abnormal dan kesuburan. Hiperandrogenisme disebabkan karena
kelainan genetik (kongenital adrenal hiperplasia) yang melibatkan mutasi
dari gen CYP21 sebanyak 95% kejadian (Saryono dan Sejati, 2009)
2) Usia
Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang.
Gangguan siklus menstruasi biasanya ditemukan pada periode awal dan
akhir masa reproduktif yaitu sebelum usia 19 tahun dan setelah usia 39
tahun dan pada 2 tahun pertama setelah menarche dan sebelum menopause
(Committee on Adolescent Health Care, 2015). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Iran, diketahui bahwa hanya 39,8% wanita yang berusia 20-25
tahun memiliki siklus menstruasi yang normal. Rata-rata panjang siklus
menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43
tahun adalah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun adalah 51,9 hari
(Dieny, 2014).
3) Penyakit
Penyakit yang berjalan menahun seperti penyakit radang panggul
dapat mengakibatkan gangguan siklus menstruasi. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi bakteri karena hubungan seksual. Salah satu gejala keganasan
badan rahim (karsinoma, korpus) adalah pola menstruasi yang tidak normal.
Kista ovarium juga menyebabkan siklus menstruasi pendek atau panjang
dan mungkin terjadi menoragia. Hal ini disebabkan karena pembesaran
folikel de Graaf yang tidak pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan.
Penyakit metabolik seperti diabetes melitus juga dapat menyebabkan
gangguan siklus menstruasi dikarenakan adanya resistensi insulin yang
dapat mengganggu keseimbangan hormon androgen dan estrogen (Dieny,
2014).
commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
4) Hormon
Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon
estrogen dan progesteron. Kadar estrogen berlebihan sehingga melampaui
batas normal sedangkan kadar progesteron menurun. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa
pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel (Saryono
dan Sejati, 2009). Faktor-faktor yang menyebabkan adanya gangguan
hormonal antara lain:
a) Obat-obatan kontrasepsi
Kontrasepsi oral seperti pil KB mengandung hormon seks steroid
sintetik. Obat ini bekerja dengan cara menekan fungsi kelenjar hipofise,
baik secara langsung maupun melalui hipotalamus. Komponen estrogen
di dalam pil menekan sekresi FSH sehingga menghalangi maturasi
folikel dan ovarium karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada,
maka hormon LH tidak dikeluarkan sehingga ovulasi tidak dapat terjadi,
hal ini menyebabkan penekanan pada jaringan endometrium sehingga
menghambat aliran menstruasi. Dengan terhambatnya menstruasi maka
terjadi penurunan prostaglandin hal ini menyebabkan penurunan
motilitas dan iskemia uterus sehingga nyeri kram rahim menurun
(Deligeoroglou dan Creatsas, 2012).
b) Stres
Stres adalah gangguan ketidakseimbangan mental dan emosional
yang disebabkan oleh faktor luar (stresor) (Milanti el al., 2017). Stres
menyebabkan peningkatan kadar corticotropin releasing hormone
(CRH) dan glukokortikoid sehingga menghambat sekresi Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH) di hipotalamus. Hal ini menyebabkan
fluktuasi kadar FSH dan LH yang selanjutnya akan mempengaruhi siklus
normal menstruasi. Peningkatan kadar kortisol meningkatkan fungsi otak
dan memperlambat atau menghentikan fungsi tubuh non-esensial seperti
pertumbuhan sel dan reproduksi. Hal ini mengakibatkan sintesis dan
metabolisme gonadotropin dan estrogen tertekan sehingga mengganggu
commit toetuser
fisiologis menstruasi (Ekpenyong al., 2011).
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id
7) Aktifitas fisik
Gangguan siklus menstruasi lebih sering ditemukan pada atlet wanita
dibandingkan pada wanita yang bukan atlet. Keadaan ini berkaitan erat dengan
gangguan keseimbangan energi yang diakibatkan oleh aktivitas fisik yang
berlebihan. Peningkatan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik berkaitan erat
dengan perpanjangan siklus menstruasi sedangkan semakin rendahnya
intensitas aktivitas fisik berkaitan dengan perpendekan siklus menstruasi
(Homai et al., 2014)
Gangguan siklus menstruasi pada wanita yang memiliki aktivitas fisik
yang tinggi dapat terjadi karena penurunan kadar estrogen yang diakibatkan
oleh berat badan di bawah normal, penurunan berat badan serta aktivitas fisik
sedang (sekitar 600kkal energi expenditure/minggu) memiliki resiko gangguan
fertilitas dibandingkan wanita yang memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah.
Selain itu juga pada wanita yang memiliki aktivitas fisik lebih dari 750kkal
energi expenditure/minggu memiliki resiko panjang siklus menstruasi yang
lebih pendek dibandingkan dengan wanita yang memiliki aktivitas fisik yang
lebih rendah (Dieny, 2014)
5. Dismenore
Setiap perempuan memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda, ada
yang tanpa keluhan namun tidak sedikit pula yang mendapatkan menstruasi
disertai dengan keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan dalam
melaksanakan suatu kegiatan (Fatmawati et al., 2016).
Dismenore dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena suatu
proses penyakit misalnya radang panggul, endometriosis, tumor atau kelainan
letak uterus, stress dan kecemasan yang berlebihan. Dismenore dapat dirasakan di
perut bagian bawah atau di pinggang seperti mules-mules, ngilu atau seperti di
tusuk-tusuk. Rasa nyeri itu dapat timbul menjelang haid, sewaktu dan setelah haid
selama satu dua hari atau lebih lama (Wahyuni dan Indahsari, 2014)
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dysmenorrheal menurut arti
katanya terdiri atas “dys” berarti sulit “meno” berarti bulan dan “rrhea” berarti
aliran (Madhubala dan Jyoti, 2012). Suparto (2011) mengatakan dismenore (nyeri
commit to user
haid) merupakan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
orang yang dipilih secara purposive sampling dengan desain penelitian cross
sectional. Hasil penelitian: Ada hubungan antara konsumsi asam lemak omega-
3 dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,015) dan persen lemak tubuh
dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,026) serta tidak terdapat hubungan
antara aktivitas fisik dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,394)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yang
digunakan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching. Jenis
penelitian: Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
remaja putri kelas X dan XI dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram.
4. Budiarti dan Wulandhari, 2015. Judul penelitian: Efektivitas Pemberian Terapi
Susu Kedelai terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) pada Remaja
Putri di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya. Penelitian ini dilakukan oleh
pada remaja putri usia di Pondok Pesantren Al-Jihad yang berusia 17- ≥ 23
tahun. Jenis intervensi: Terapi susu kedelai sebanyak 500 ml dengan aturan
konsumsi 250 ml 1 jam sekali setiap keluhan sakit dirasakan. Jenis penelitian:
Quasi Eksperimental . Teknik pengambilan sampel: Non Probability Sampling.
Jumlah sampel: 30 orang remaja putri terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 1
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Instrumen penelitian: Lembar
observasi Numeric Rating Scale (NRS) dengan rentang skala 0-10. Hasil
penelitian: Ada pengaruh pemberian terapi susu kedelai pada remaja putri yang
mengalami dismenorea di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya (p= 0,005)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak jenis intervensi yang diberikan
yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang diberkan selama
7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jenis penelitian: Open-
Label non Randomized Controlled Trial Design dengan rancangan pre-post
with control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116 remaja putri kelas X dan XI usia
15-17 tahun dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram
5. Siregar et al., 2014. Judul penelitian: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
commit
terhadap Nyeri Menstruasi pada SiswitoSMA
user 3 Kota Padangsidimpuan Tahun
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
2014. Jenis intervensi: Teknik relaksasi nafas dalam yang diberikan selama 5-
10 menit. Jenis penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan Pre-
Post with Non Control Group Design. Teknik pengambilan sampel: consecutive
sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Jumlah sampel: 30 orang siswi kelas X SMA 3 Padangsidimpuan. Instrumen
penelitian: Lembar observasi relaksasi nafas dalam dan Numeric Rating Scale
(NRS) skala 0-10. Hasil penelitian: Ada pengaruh intervensi relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada siswi SMA 3
Padangsidimpuan (p=0,001 < α=0,05).
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching diberikan
selama 7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jumlah sampel
sebanyak 116 orang remaja putri yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Jenis penelitian menggunakan
Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan rancangan pre-
post with control design
6. Ningsih et al., 2013. Judul penelitian: Efektivitas Paket Pereda Nyeri pada
Remaja dengan Dismenore. Jenis intervensi: Paket pereda nyeri (terapi minum
air putih dan abdominal stretching exercise) yang diberikan pada menstruasi
hari pertama selama 3 bulan terkahir. Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif
dengan desain quasi eksperimental dan rancangan penelitian post-test only with
control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling dengan mempertimbangkan pemilihan sampel sesuai kriteria inklusi.
Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri Numeric Rating Scale (NRS) dengan
rasio 0-10. Hasil penelitian: ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000, α=0,05).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu jenis intervensi yang diberikan
berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang diberikan 7
hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jumlah sampel sebanyak
116 orang remaja putri yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3 kelompok
commit
intervensi dan 1 kelompok kontrol. to user
Jenis penelitian menggunakan Open-Label
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
haid primer remaja putri dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu Open-Label non Randomized Controlled Trial
Design dengan rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak
116 orang remaja putri kelas X dan XI yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol.
9. Hosseinlou et al., 2014. Judul penelitian: The Effects of Fish Oil Capsules and
Vitamin B1 Tablets on Duration and Severity of Dysmenorrhea in Students of
High School in Urmia-Iran. Jenis intervensi: Suplementasi vitamin B1100
mg/hari dan suplementasi minyak ikan 500 mg/hari pada hari pertama
menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian: Double-Blind Clinical
Trial Design. Total sampel yang digunakan sebanyak 240 orang siswi SMA
Kota Urmia-Iran dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok sebanyak 60 orang.
Instrumen penelitian: skala ukur nyeri Visual Analogue Scale (VAS). Hasil
penelitian: Ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri ketiga kelompok
eksperimental dibandingkan dengan kelompok kontrol. Suplementasi vitamin
B1 (p<0,001), suplementasi minyak ikan (p=0,018), kombinasi suplementasi
vitamin B1 dan minyak ikan) (p<0,001) dan kelompok kontrol (p=0,79)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan 7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jenis penelitian
menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
siswi SMA kelas X dan XI dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu skala ukur nyeri Numeric Rating
Scale rasio 0-10.
10. Amelia dan Maharani, 2017. Judul penelitian: Effectiveness Of Dark Chocolate
And Ginger On Pain Reduction Scale In Adolescent Dysmenorhea. Jenis
intervensi: Kelompok A yaitu terapi coklat hitam sebanyak 40 g per hari yang
diberikan 3 hari sebelum dan 3 commit to user
hari selama menstruasi. Kelompok B yatu terapi
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
jahe bubuk sebanyak 1 sdm yang dilarutkan dalam 200 cc air hangat diberikan
3x/hari yaitu 3 hari sebelum menstruasi dan 3 hari selama menstruasi.
Kelompok C yaitu kelompok kontrol tanpa pemberian intervensi. Jenis
penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan pre-post with
control group design. Teknik pengambilan sampel: consecutive sampling yaitu
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Jumlah sampel: 51
orang remaja putri yang dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan 1 kelompok
kontrol. Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri Numeric Rating Scale (NRS)
dengan rasio 0-10. Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermakna antara
tingkatan nyeri menstruasi pada remaja sebelum dan sesudah pemberian
intervensi coklat hitam dan bubuk jahe dibandingkan dengan kelompok kontrol
(p=0,029)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan 7 hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian
menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Jumlah sampel sebanyak 116 orang
remaja putri yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol.
11. Kartikasari dan Syauqy, 2014. Judul penelitian: Perbedaan Kadar Kolesterol
LDL dan HDL Sebelum dan Sesudah Pemberian Jus Kacang Hijau (Phaseolus
radiates Linn) pada Pria Dislipidemia
Jenis intervensi: Pemberian jus kacang hijau 400 ml pada kelompok
perlakuan sedangkan kelompok kontrol mendapatkan air minum kemasan
selama 21 hari dengan kadar kolesterol LDL 130-189 mg/dl dan kadar
kolesterol HDL < 60 mg/dl. Dalam penelitian ini baik kelompok kontrol
maupun perlakuan mendapatkan konseling gizi sebelum dilakukan intervensi.
Jenis penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan pre-post with
control group design. Kadar kolesterol LDL dan HDL diukur menggunakan
metode Friedewald dan Phosphotungstic Precipitation. Teknik pengambilan
sampel: consecutive sampling commit to user
yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
commit to user
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Stres
Hipotalamus CRH
ACTH Adrenal
Hipofisis LH
Anterior Kortisol
FSH
GnRH
Progesteron
1. Vitamin C
Endorfin Serotonin 64,1 ppm
2. Kalsium
196,71 ppm
3. Karbohidrat
Mobilitas sendi
71,8 ppm
Kacang
Cedera otot Hijau
Olahraga
tendon
Stretching
Flavonoid
Prostaglandin
Metabolisme Equivalent
tubuh Quercetin
12,608ppm
Kekuatan dan
fleksibilitas otot
2. Usia Menarche
3. Tingkat Stress
4. Asupan Makanan
5. IMT
Nyeri Haid Primer 6. Konsumsi air
Remaja Putri putih
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Minuman Sari Kacang Hijau dan Olahraga
Stretching terhadap Nyeri Haid Primer Remaja Putri
Keterangan
: Variabel yang diteliti : Penurunan (Kerangka Pikir Masalah)
: Variabel yang tidak diteliti : Peningkatan (Kerangka Pikir Masalah)
: Penurunan (Kerangka Pikir Penelitian)
commit to user
: Peningkatan (Kerangka Pikir Penelitian)
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
1. Ada pengaruh minuman sari kacang hijau terhadap nyeri haid pimer remaja putri
2. Ada pengaruh olahraga stretching terhadap nyeri haid primer remaja putri
3. Ada pengaruh minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching terhadap nyeri
haid primer remaja putri
commit to user