Anda di halaman 1dari 35

library.uns.ac.

id 6
digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman
berkisar antara 3-130 cm. Kacang hijau dikenal dengan beberapa nama seperti
mungo, mung bean, green bean dan mung. Buah kacang hijau merupakan polong
bulat memanjang antara 6-15 cm dan di dalam setiap buah terdapat 5-10 biji
kacang hijau (Mustakim, 2016). Biji kacang hijau berbentuk bulat atau lonjong,
umumnya berwarna hijau tetapi ada juga yang berwarna kuning, cokelat atau
berbintik-bintik hitam. Dua jenis kacang hijau yang paling terkenal yaitu golden
gram dan green gram. Golden gram merupakan kacang hijau yang berwarna
keemasan disebut Phaseolus aureus sedangkan yang berwarna hijau atau green
gram disebut Phaseolus radiatus (Astawan, 2009).
Biji kacang hijau terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji sebanyak
10%, kotiledon sebanyak 88% dan sisanya adalah lembaga sebanyak 2%.
Kotiledon banyak mengandung pati dan serat, sedangkan lembaga merupakan
sumber protein dan lemak (Astawan, 2009). Menurut Mustakim (2016),
taksonomi kacang hijau adalah sebagai berikut:
a. Kingdom : Plantae
b. Divisio : Spermatophyta
c. Sub Divisi : Angiospermae
d. Kelas : Dycotyledonae
e. Ordo : Fabales
f. Famili : Fabaceae
g. Genus : Phaseolus
h. Spesies : Phaseolus radiates L
Komposisi kimia kacang hijau sangat beragam, tergantung varietas, faktor
genetik, iklim maupun lingkungan. Karbohidrat merupakan komponen terbesar
dari biji kacang hijau yaitu lebih dari 55% yang terdiri dari pati, gula dan serat.
Pati kacang hijau memiliki daya cerna yang sangat tinggi yaitu 99,8% (Astawan,
2009). commit to user

6
library.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

Kacang hijau mengandung 20-25% protein yang memiliki daya cerna


sekitar 77%. Daya cerna yang tidak terlalu tinggi tersebut disebabkan oleh
adanya zat anti gizi seperti antitripsin dan tanin (polifenol) (Andrestian dan
Hatimah, 2015). Untuk meningkatkan daya cerna protein tersebut, kacang hijau
harus diolah terlebih dahulu melalui proses pemasakan seperti perebusan,
pengukusan dan sangrai (Pambudi et al., 2009)
Protein kacang hijau kaya akan asam amino leusin, arginin, isoleusin,
valin dan lisin (Nawangsari et al., 2012). Kandungan asam amino pada kacang
hijau yaitu asam amino isoleusin sebesar 6,95%, leusin 12,90%, lisin 7,94%,
metionin 0,84%, fenilalanin 7,07%, treonin 4,5%, valin 4,15%, arginin 4,4%,
asam aspartat 12,10%, asam glutamat 17%, glisin 4,03%, triptofan 1,35% dan
tirosin 3,86% (Yusuf, 2014; Astawan, 2009)
Kandungan lemak dalam kacang hijau relatif sedikit (1-1,2%). Keadaan
ini menguntungkan sebab dengan kandungan lemak yang rendah maka kacang
hijau dapat disimpan lebih lama dibandingkan kacang-kacang lainnya. Lemak
pada kacang hijau sebagian besar tersusun atas asam lemak tidak jenuh tunggal
(oleat) sebesar 20,8%, asam lemak tidak jenuh ganda (linoleat atau omega 6)
sebesar 16,3% dan asam lemak tak jenuh ganda (linolenat atau omega 3) sebesar
37,5% (Astawan, 2009; Mustakim, 2016)
Kacang hijau juga mengandung vitamin dan mineral. Mineral seperti
kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat pada kacang hijau.
Kalsium banyak terdapat pada bagian kulit biji diikuti bagian lembaga dan paling
sedikit pada bagian kotiledon. Sebaliknya, fosfor banyak terdapat pada bagian
lembaga. Zat besi banyak terdapat pada bagian embrio dan kulit biji. Vitamin
yang paling banyak terkandung pada kacang hijau adalah tiamin (B1), riboflavin
(B2) dan niasin (B3) (Tiwari et al., 2017; Astawan, 2009)
Kacang hijau juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber), dengan
kandungan serat sebesar 4,3 g dalam 100 g bahan makanan. Kadar serat dalam
kacang hijau mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah
terjadinya sembelit (konstipasi) serta berbagai penyakit yang berhubungan
dengan sistem pencernaan (Nawangsari et al., 2012; Yeap et al., 2012)
commit to user
library.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.1. Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Kacang Hijau Rebus per
100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Kacang Hijau Rebus
Energi (kkal) 323 109
Protein (g) 22,9 8,7
Lemak (g) 1,5 0,5
Karbohidrat (g) 56,8 18,3
Kalsium (mg) 223 95
Fosfor (mg) 319 149
Besi (mg) 7,5 1,5
Vitamin A (µg) 223 120
Vitamin B1 (mg) 0,46 0,12
Vitamin B2 (mg) 0,15 0,04
Vitamin B3 (mg) 1,5 0,4
Vitamin C (mg) 10 3
Serat (g) 7,5 1,5
Sumber: Daftar Komposisi Pangan Indonesia Tahun (2017)
Tabel 2.2. Perbandingan Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Minuman
Sari Kacang Hijau
Zat Gizi Berat Volume Biji Kacang Minuman Sari
sampel Akhir Hijau Kacang Hijau
(gram) (ml) (ppm) (ppm)
Amilum 1,0 25 397,2 70,2
Glukosa 1,0 25 4,2 1,6
Vitamin C 10,0 20 181,6 64,1
Kalsium 3,0 50 482,41 196,71
Total Flavonoid
0,10 10 32,846 12,608
Equivalent Quercetin
Sumber: Data Primer (2018)
Tabel 2.3. Perbandingan Kandungan Zat Gizi Biji Kacang Hijau dan Tauge
Kacang Hijau per 100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Tauge Kacang Hijau
Protein (g) 100 500
Kalsium (ppm) 601 594
Besi (ppm) 118,40 759
Mangan (ppm) 11,20 17,40
Fosfor (ppm) 0,30 0,5
Cu (ppm) 6,30 9,20
Na (ppm) 26,20 25,60
Kalium (ppm) 0,72 0,7
Seng (ppm) 60 67
Sumber: Tiwari et al (2017)

commit to user
library.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

Tabel 2.4. Perbandingan Profil Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Biji Kacang
Hijau dan Tauge Kacang Hijau per 100 g Bahan Makanan
Zat Gizi Biji Kacang Hijau Tauge Kacang Hijau
Vitamin C (mg) 11,69 285
Fenolat (mg) 214,67 966
Fenolat bebas (%) 80 95
Fenolat terikat (%) 5 5
Flavonoid (mg) 195 1319
Quercetin-3-O- 0,4 10,98
glukosida (mg)
Total aktivitas 452 2657
antioksidan (µmol)
Sumber: Guo et al (2012)
Minuman sari kacang hijau merupakan cairan yang berasal dari ekstrak
kacang hijau yang dapat dikonsumsi oleh remaja yang mengalami nyeri haid
(Watanabe et al., 2016; Mustakim, 2016). Beberapa manfaat kandungan zat gizi
pada kacang hijau bagi nyeri haid diantaranya yaitu:
a. Flavonoid pada kacang hijau berperan sebagai anti inflamasi.
Inflamasi merupakan respon protektif terhadap stimulus asing yang
terdiri dari innate system of cellular dan respons humoral. Tidak terkontrolnya
regulasi respons inflamasi tersebut dapat menyebabkan berbagai penyakit
inflamasi dan nyeri (Ali et al., 2014). Proses ini menyebabkan pembentukan
mediator inflamasi seperti prostaglandin, leukotrien dan platelet-activating
factor yang dikatalisis oleh fosfolipase-A2 (PLA2), siklooksigenase (COX),
dan lipooksigenase (Levita et al., 2010). Enzim siklooksigenase-2 (COX-2)
berperan dalam biosintesis prostaglandin yang terekspresi setelah terjadi
induksi oleh sitokin, kemokin, stres oksidatif, dan karsinogen. Pada inflamasi
kronik level COX-2 meningkat sebanding dengan adanya produksi
prostaglandin berlebih dalam sel dan jaringan (Kameshwari dan Devde, 2015)
Kandungan flavonoid pada kacang hijau bermanfaat sebagai anti
inflamasi melalui aktivitas antioksidan, aktivitas antiproliferatif, regulasi gen
supresor tumor atau ekspresi onkogen melalui jalur transduksi sinyal,
penghambatan ekspresi gen NF-ĸB yang mengatur COX-2 terkait aktivitas dan
sintesis PGE2, induksi apoptosis, dan antiangiogenesis (Guo et al., 2012).
Dengan demikian flavonoid pada kacang hijau dapat mengurangi nyeri haid
melalui hambatan terhadap biosintesis prostaglandin dengan menekan aktivitas
commit to user
enzim COX-2 melalui penghambatan ekspresi gen NF-ĸB. Aktivitas
library.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

antioksidan dalam flavonoid juga mampu menghambat spesies oksigen reaktif


(ROS) terutama yang terlibat dalam patologis inflamasi (Monthana et al.,
2012; Ekawati, 2015)
Kandungan flavonoid pada biji kacang hijau yaitu 195mg/100g bahan
makanan (Guo et al, 2012). Ali et al (2014) dalam penelitiannya menyebutkan
bahwa pemberian minuman sari kacang hijau, ektrak tauge kacang hijau dan
kacang hijau yang terfermentasi sebanyak 200 mg/kg dan 1000mg/kg
bermanfaat sebagai antiinflamasi dan menghambat rasa nyeri (Ali et al., 2014)
b. Vitamin C pada kacang hijau sebagai pembawa saraf serotonin
Vitamin C merupakan antioksidan non enzimatis yang mempunyai
sifat polaritas yang tinggi karena banyak mengandung gugus hidroksil
sehingga mudah larut dalam air. Sebagai antioksidan, vitamin C berfungsi
menetralkan oksidan dari stimulus neutrofil yang dihasilkan dari proses
inflamasi (Guo et al., 2012). Vitamin C juga berfungsi dalam pengaturan
sintesis karnitin, noradrenalin serta serotonin (Almatsier, 2003). Serotonin
merupakan suatu neurotransmitter yang terlibat dalam pengiriman pesan
sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh sehingga
sangat mempengaruhi suasana hati. Penurunan aktivitas serotonin
berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, stres, kelelahan serta
perubahan pola makan (Afriani et al., 2017).
Stres menyebabkan terjadinya respons neuroendokrin sehingga
menyebabkan CRH (corticotropin releasing hormone) yang merupakan
regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi adrenocorticotrophic
hormone (ACTH). ACTH merangsang kelenjar adrenalis menghasilkan
kortisol yang merupakan hormon steroid yang merangsang dilepaskannya
lemak, gula dan asam amino ke dalam darah untuk menghasilkan energi
(Tombokan et al., 2017). Peningkatan sekresi kortisol berkaitan dengan
menurunnya kadar dehydroepiandrosterone (DHEA) yang memiliki efek
anabolis yang berlawanan dengan kortisol sehingga terjadi gangguan sekresi
hormon seks yang mengakibatkan menurunnya kadar progesteron.
Menurunnya kadar progesteron tersebut menyebabkan serotonin menurun dan
commit to user
library.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

tertekan hal ini menyebabkan terjadinya nyeri haid (Rafique dan Al-Sheikh,
2018)
Adanya kandungan vitamin C pada kacang hijau dapat digunakan
sebagai anti depresan sehingga mengurangi nyeri haid melalui pengubahan
dopamin menjadi norepinefrin dan sebagai kofaktor tryptophan-5-hydroxilase
untuk mengubah triptofan menjadi 5-hydroxytryptophan pada produksi
serotonin sehingga menyebabkan fungsi saraf kembali normal, hal ini dapat
menurunkan tingkat stres (Afriani et al., 2017). Selain itu, vitamin C juga
dapat mempengaruhi kontraktilitas ketegangan dan merelaksasikan otot polos
uterus sehingga mengurangi stres dan terhambatnya biosintesis prostaglandin
(Ekawati, 2015)
c. Karbohidrat pada kacang hijau sebagai pembawa saraf serotonin
Peningkatan asupan karbohidrat sederhana selama fase luteal berkaitan
dengan peningkatan mood selama periode menstruasi hal ini dikarenakan
karbohidrat meningkatkan ketersediaan triptofan sebagai prekursor serotonin
di otak (Barbosa et al., 2015). Ketika kadar serotonin rendah, otak
mengisyaratkan pada tubuh untuk mengkonsumsi karbohidrat sehingga
merangsang produksi serotonin secara alami (Saryono dan Sejati, 2009)
d. Kalsium pada kacang hijau sebagai anti depresan
Kalsium berperan dalam berbagai pernyakit diantaranya menurunkan
tekanan darah, penyakit kardiovaskular, sindrom pramenstruasi, kanker usus
besar serta mengurangi resiko osteoporosis (Tiwari et al., 2017). Pada sindrom
pramenstruasi, kalsium berperan membantu menghilangkan gejala kecemasan
dengan mengendalikan konduksi impuls saraf ke otak (Budiarti dan
Wulandhari, 2015). Apabila otak kekurangan kalsium dapat menimbulkan
kekejangan pada otot sehingga dengan mengkonsumsi kalsium dapat
mempengaruhi kontraktilitas ketegangan dan merelaksasikan otot polos uterus
(Ekawati, 2015).
Kacang hijau kaya akan kandungan kalsium yaitu 223 mg per 100 g
bahan makanan yang bermanfaat dalam mengatasi nyeri haid (Marudut et al.,
2017). Kalsium berperan dalam interaksi protein di dalam otot yaitu aktin dan
commit
myosin sehingga menghasilkan to user Setelah kurang dari satu detik,
kontraksi.
library.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

kalsium dipompakan kembali ke dalam retikulum sarkoplasma tempat ion-ion


disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang kembali. Pengeluaran
ion kalsium dari miofibril akan menyebabkan kontraksi otot berhenti (Safitri et
al., 2015). Konsumsi kalsium 800-1000 ml dengan aturan 250-500 ml setiap
satu jam sekali selama keluhan nyeri dirasakan dapat mengurangi keluhan
nyeri haid tersebut (Budiarti dan Wulandhari, 2015)

2. Olahraga Stretching
Olahraga adalah salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk
mengurangi nyeri haid (Ginting, 2012). Latihan atau exercise dapat
meningkatkan kadar endorfin empat sampai lima kali (Anurogo, 2011). Pada
saat exercise dilakukan, produksi endorfin meningkat dan akan keluar serta
ditangkap oleh reseptor di hipotalamus dan sistem limbik. Endorfin tersebut
akan berfungsi dalam pengaturan emosi sehingga terjadi penurunan rasa nyeri,
peningkatan daya ingat, perbaikan nafsu makan, kemampuan seksual, tekanan
darah serta pernafasan (Setyorini dan Satino, 2016).
Stretching adalah bentuk dari peregangan otot-otot setiap anggota badan
sebelum melakukan olahraga, sebelum melakukan aktivitas sehari-hari serta
mengurangi resiko cedera yang dapat terjadi saat berolahraga (Graha, 2012;
Gamit et al., 2014). Stretching juga penting dilakukan untuk pencegahan kram
pada otot sebelum berolahraga atau bekerja dengan meningkatkan mobilitas
sendi di area gerakan yang dibutuhkan (Ylinen, 2008). Stretching atau
peregangan dapat dilakukan selama 30 menit setiap hari dan dapat dilakukan 5-7
hari sebelum menstruasi (Anurogo, 2011). Stretching bermanfaat untuk
meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot, meningkatkan mobilitas sendi,
mencegah cedera otot tendon dan sendi, mengurangi ketegangan (kram) otot,
meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh serta
mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi dengan meningkatkan produksi
endorfin (Ylinen, 2008; Anurogo, 2011)
Endorfin adalah opioid peptida endogen yang berfungsi sebagai
neurotransmitter. Endorfin memiliki struktur yang sama dengan morfin, yaitu
obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit (Rokade, 2011). Endorfin
commit to user
diproduksi dalam tubuh oleh kelenjar pituitari. Endorfin menginhibisi pelepasan
library.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

gamma aminobutyric acid (GABA). Inhibisi tersebut akan menyebabkan


peningkatan produksi dopamin yang berkaitan dengan rasa senang (Sprouse et
al., 2010). Hormon endorfin yang dihasilkan ketika berolahraga kemudian
dialirkan ke seluruh tubuh. Hormon endorfin berperan sebagai analgesik alami
di dalam tubuh sehingga dapat mengendalikan kondisi pembuluh darah kembali
normal dan menjaga agar aliran darah dapat mengalir tanpa hambatan (Sormin,
2014). Peningkatan metabolisme aliran darah pada pelvis yang muncul selama
olahraga dapat mengurangi nyeri iskemik selama menstruasi (Chaudhuri et al.,
2013)
Tiga jenis teknik stretching (peregangan) yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Teknik stretching statis. Stretching (peregangan) ini dilakukan secara
perlahan-lahan sampai pada titik resistensi atau sampai terasa sedikit sakit,
kemudian bertahan pada posisi meregang selama beberapa saat. Latihan
stretching tersebut kemudian diulangi sampai beberapa kali untuk tiap
kelompok otot (Ylinen, 2008)
b. Teknik stretching balistis merupakan teknik stretching dengan gerakan yang
lebih kuat dan menggunakan gerakan-gerakan bouncing (gerakan seperti
mengayun) secara berulang-ulang. Teknik ini mempunyai potensi terjadi
cedera yang cukup besar, sehingga tidak disarankan untuk dilakukan oleh
masyarakat awam (Ylinen, 2008)
c. Teknik PNF (proprioceptive neuromuscular facilitation). Teknik PNF
(proprioceptive neuromuscular facilitation) banyak digunakan oleh para
dokter dan ahli terapi fisik dalam memeriksa dan mempertimbangkan respon
fisiologis dari sistem saraf, otot, persendian dan tendon. Teknik ini
merupakan teknik peregangan paling efektif. Namun teknik PNF ini
membutuhkan partner atau teman latihan (tidak dapat dilakukan sendiri)
(Ylinen, 2008)
Pada beberapa penelitian, disebutkan bahwa aerobik dan stretching adalah
olahraga yang sesuai untuk nyeri haid primer karena dapat menurunkan durasi
dan tingkat keparahan nyeri haid (Homai et al., 2014; Onur., 2012). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Jerdy et al (2012) terhadap 179 siswi berusia 15-
17 tahun, diterapkan olahraga commit to user
stretching yang dilakukan selama 8 minggu di
library.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

rumah (3 kali seminggu dan dua kali sehari selama 10 menit setiap satu kali
stretching). Stretching tersebut tidak boleh dilakukan ketika menstruasi dan
teknik stretching yang benar diperagakan oleh instruktur yang berkualifikasi dan
berpengalaman (Jerdy et al., 2012).
Langkah-langkah dalam olahraga stretching diantaranya yaitu:
a. Langkah pertama adalah responden diminta berdiri di belakang sebuah kursi,
membungkuk ke arah depan sehingga bahu dan punggung berada pada satu
garis lurus dan tubuh bagian atas paralel dengan lantai (Gambar 2.1A). Durasi
latihan ini selama 5 detik, diulangi selama 10 kali (Jerdy et al., 2012;
Aboushady dan El-Saidy, 2016 )
b. Langkah kedua dari stretching adalah responden diminta untuk berdiri 10-20
cm di belakang kursi, kemudian mengangkat salah satu tumit kaki dari lantai,
kemudian diulangi dengan tumit kaki yang lain (Gambar 2.1B). Latihan ini
dilakukan sebanyak 20 kali (Jerdy et al., 2012; Aboushady dan El-Saidy,
2016)
c. Langkah ketiga dari stretching adalah responden diminta untuk melebarkan
kakinya selebar bahu, menempatkan tangan ke depan dalam keadaan
teregang, kemudian melipat lutut dan mempertahakan posisi berjongkok
(Gambar 2.1C) (Jerdy et al., 2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)
d. Langkah keempat dari stretching adalah responden diminta untuk melebarkan
kakinya lebih lebar daripada bahu. Kemudian, responden diminta untuk
menyentuh pergelangan kaki kiri dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri
dibentangkan di atas kepala, sehingga kepala berada di tengah dan posisi
kepala menoleh ke arah tangan kiri (Gambar 2.1D). Latihan ini diulangi
sebanyak 10 kali untuk masing-masing bagian tubuh (Jerdy et al., 2012;
Aboushady dan El-Saidy, 2016)
e. Langkah kelima dari stretching adalah responden diminta untuk berbaring
terlentang, kemudian lutut ditekuk dengan bantuan tangan sampai menyentuh
dagu (Gambar 2.1E). Langkah ini diulang sebanyak 10 kali (Jerdy et al.,
2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)
f. Langkah keenam dari stretching adalah responden diminta berdiri bersandar
commit
pada dinding dan meletakkan to user di belakang kepala dan siku
tangannya
library.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

menghadap lurus searah dengan pandangan mata (Gambar 2.1F). Latihan ini
dilakukan selama 10 menit dan diulang sebanyak 10 kali.17 (Jerdy et al.,
2012; Aboushady dan El-Saidy, 2016)

Gambar 2.1. Gerakan Olahraga Stretching


(Jerdy et al., 2012)

3. Remaja
a. Karakteristik Pertumbuhan Remaja
Remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak-anak
menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, psikis dan
psikososial (Dieny, 2014). Remaja merupakan suatu masa dimana seorang
individu berkembang saat pertama kali menunjukkan perubahan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat mencapai kematangan seksual, mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi diri dari anak-anak menjadi
dewasa dan terjadi peralihan ketergantungan sosial-ekonomi yang relatif
mandiri (Faria et al., 2013)
Menurut World Health Organization (WHO) atau United Nations
Children‟s Emergency Fund (UNICEF) tahun 2005, masa remaja dibagi
menjadi tiga stase yaitu:
1) Masa remaja awal (early adolescence) berusia 10-14 tahun
2) Masa remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-17 tahun
3) Masa remaja akhir (late adolescence) berusia 17-21 tahun
commit to user
library.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id

Pertumbuhan fisik pada masa remaja berbeda dengan pertumbuhan pada


masa sebelumnya. Pada masa remaja, terjadi pacu tumbuh yang pesat dan
pertumbuhan organ-organ seksual. Anak perempuan mengalami pacu tumbuh
lebih awal dibandingkan laki-laki. Agar pertumbuhan fisik optimal, anak harus
mendapatkan makanan yang bergizi dan olahraga yang cukup (Soetjiningsih,
2013). Pada remaja perempuan, growth spurt terjadi pada 12-18 bulan
sebelum menarche (10-14 tahun). Pertumbuhan berlanjut selama 7 tahun atau
saat remaja sampai pada usia 21 tahun. Selama masa ini terjadi percepatan
pertumbuhan yang meliputi 45% pertumbuhan tulang dan 15-25%
pertambahan tinggi badan (Susetyowati, 2016).
Selama masa growth spurt sebanyak 37% total massa tulang terbentuk.
Penambahan lemak lebih banyak pada remaja perempuan sehingga lemak
tubuh perempuan pada masa dewasa sebesar 22% dibandingkan pada laki-laki
dewasa yang hanya 15%. Pembentukan lemak tubuh sebanyak 15-19% terjadi
pada masa anak-anak hingga mencapai 20% pada masa remaja (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012). Pada remaja laki-laki terjadi lebih banyak pertumbuhan
otot dan tulang dengan lemak tubuh normal sekitar 12%. Tinggi badan remaja
laki-laki akan bertambah setinggi 18 cm sedangkan remaja perempuan lebih
rendah. Perbedaan tersebut yang menyebabkan terjadinya perbedaan zat gizi
antara remaja laki-laki dan perempuan (Susetyowati, 2016).
Tanda pubertas pertama pada anak perempuan adalah pertumbuhan
payudara terjadi setelah 2-3 tahun larche (breast budding) pada stadium IV
dan sangat jarang terjadi sebelum stasium III berupa penonjolan puting disertai
pembesaran daerah areola yang terjadi pada umur sekitar 8-12 tahun. Haid
pertama (menarche) terjadi pada stadium lanjut pubertas dan sangat bervariasi
antar individu (Deligeoroglou dan Creatsas, 2012). Rata-rata menarche terjadi
pada umur 10,5-15,5 tahun. Hubungan antara menarche dan pacu tumbuh
(growth spurt) tinggi badan sangat erat. Haid pertama ini pada setiap anak
perempuan terjadi ketika kecepatan pertumbuhan tinggi badan mulai menurun.
Kecemasan sering terjadi pada remaja perempuan, bila mereka belum
menarche padahal pacu tinggi badannya telah tercapai. Pacu tumbuh tinggi
commit to user
library.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id

badan pada anak perempuan terjadi sejak umur 9,5 tahun sampai 14,5 tahun
(Committee on Adolescent Health Care, 2015)

b. Kebutuhan Gizi Remaja


1) Energi
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk menentukan
kebutuhan energi remaja adalah aktivitas fisik. Kecukupan gizi untuk
remaja perempuan usia 13-15 tahun berdasarkan AKG 2013 sebesar 2125
kkal/hari sedangkan pada remaja perempuan usia 16-18 tahun sebesar
2250 kkal/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Angka tersebut
dianjurkan sebanyak 60% berasal dari karbohidrat yang diperoleh dari
bahan makanan seperti beras, terigu dan produk olahannya, umbi-umbian,
jagung, gula dan lain sebagainya (Susetyowati, 2016)
2) Protein
Kebutuhan protein mengalami peningkatan selama masa remaja
karena proses tumbuh kembang berlangsung cepat. Protein akan
menggantikan energi sebagai sumber energi jika asupan energi kurang dari
kebutuhan. Rekomendasi kebutuhan protein sehari berdasarkan angka
kecukupan gizi (AKG) 2013 pada remaja perempuan usia 13-15 tahun
yaitu 69 g/hari sedangkan usia 16-18 tahun yaitu 59 g/hari (Hardinsyah
dan Supariasa, 2016). Menurut World Health Organization atau Food and
Agriculture Organization (WHO/FAO), rekomendasi asupan protein bagi
remaja perempuan usia 3-15 tahun yaitu 0,9 g/kgBB/hari sedangkan bagi
remaja perempuan usia 15-18 tahun, kebutuhan protein menurun menjadi
0,8 g/kgBB/hari (Hornell et al., 2013)
Asupan protein yang dianjurkan dari bahan makanan sumber protein
berkualitas tinggi seperti bahan makanan dengan biologis tinggi. Hal
tersebut diperoleh dari sumber protein hewani dibandingkan protein nabati
karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Beberapa sumber bahan makanan protein hewani yang
dianjurkan adalah telur, susu, daging, ikan, keju, kerang, udang, dan lain
sebagainya. Protein nabati yang dianjurkan untuk dikonsumsi seperti
commit to user
tempe, tahu dan kacang-kacangan (Susetyowati, 2016)
library.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id

3) Lemak
Konsumsi lemak dibatasi tidak melebihi 25% dari total energi per
hari atau maksimal konsumsi tiga sendok makan minyak goreng untuk
memasak makanan sehari. Anjuran Kementerian Kesehatan RI, makanan
yang dihidangkan dengan cara digoreng cukup satu potong setiap makan
dalam sehari. Studi Majid et al (2016) menyatakan bahwa remaja di
pedesaan memiliki tingkat konsumsi energi dari kolesterol lebih tinggi
dibandingkan remaja di perkotaan. Kecukupan gizi lemak berdasarkan
AKG (2013) untuk remaja perempuan usia 13-15 tahun dan usia 16-18
tahun sama yaitu 71 g/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Bahan
makanan sumber lemak adalah minyak goreng, mentega, susu, daging,
ikan. Makanan berlemak seperti gajih, kulit, susu berlemak disarankan
untuk tidak dikonsumsi berlebihan karena dapat mengganggu kesehatan
(Almatsier et al., 2011).
4) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama untuk aktivitas
tubuh sehingga pemenuhan kebutuhan karbohidrat dianjurkan sebesar 50-
60% dari kebutuhan energi total dalam sehari. Makanan sumber
karbohidrat yang baik untuk dikonsumsi antara lain beras, terigu dan hasil
olahannya, umbi-umbian dan hasil olahannya, jagung dan gula
(Susetyowati, 2016). Studi Majid et al (2016) menyatakan bahwa remaja
obesitas di pedesaan memiliki tingkat konsumsi energi dari gula dan
pemanis lain lebih tinggi dibandingkan remaja di perkotaan. Angka
kecukupan gizi karbohidrat berdasarkan AKG (2013) untuk remaja
perempuan usia 13-15 tahun adalah 69 g/hari sedangkan usia 16-18 tahun
adalah 292 g/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016). Bahan makanan
sumber karbohidrat adalah beras, jagung, umbi-umbian, mie, kentang, roti,
minyak, mentega dan santan yang mengandung lemak (Almatsier et al.,
2011).
5) Kalsium
Kalsium pada masa ini berfungsi sebagai penunjang akselerasi
commit to userendokrin. Sumber kalsium paling
muskular, skeletal dan perkembangan
library.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id

baik terdapat pada susu dan hasil olahannya sedangkan sumber lain
terdapat pada ikan, kacang-kacangan dan sayuran hijau. Asupan kalsium
yang tidak adekuat menyebabkan puncak massa tulang kurang sehingga
meningkatkan resiko osteoporosis di masa dewasa (Adriani dan
Wirjatmadi, 2012). Kecukupan gizi kalsium berdasarkan AKG (2013)
pada remaja perempuan usia 13-15 tahun dan usia 16-18 tahun sama yaitu
1200 mg/hari (Hardinsyah dan Supariasa, 2016)
6) Zat besi
Zat besi sangat penting pada remaja, hal ini disebabkan pada masa
remaja terjadi pertumbuhan yang cepat menyebabkan volume darah
meningkat demikian pula massa otot dan enzim-enzim. Pada wanita,
menstruasi yang dialami setiap bulan juga akan meningkatkan kebutuhan
zat besi, hal ini dikarenakan banyaknya darah menstruasi yang dikeluarkan
yang menyebabkan remaja perempuan rawan terhadap anemia (Sharlin dan
Edelstein, 2015). Angka kecukupan gizi zat besi berdasarkan AKG (2013)
remaja perempuan berusia 13-15 tahun sebesar 26 mg/hari sedangkan usia
16-18 tahun kebutuhan zat besi sebesar 26 mg/hari (Hardinsyah dan
Supariasa, 2016).
7) Zinc
Zinc berperan dalam reaksi metabolisme karbohidrat, lemak, protein
dan asam nukleat. Selain itu, zinc juga merupakan bagian dari Follicle
Hormon (FH), Follicle Stimulating Hormon (FSH), Luteinizing Hormon
(LH) dan kortikotropin. Hormon tersebut berperan dalam pertumbuhan dan
kematangan seksual remaja (WHO, 2005). Angka kecukupan gizi (AKG)
seng untuk remaja perempuan usia 13-15 tahun adalah 16 mg/hari
sedangkan usia 16-18 tahun adalah 14 mg/hari (Hardinsyah dan Supariasa,
2016). Bahan makanan sumber zinc misalnya daging merah, hati, unggas,
keju, padi-padian, sereal, kacang kering, telur, produk laut terutama tiram
(Susetyowati, 2016)

c. Masalah Gizi Remaja Putri


Masalah gizi yang sering dialami remaja adalah masalah gizi ganda
commit to user
yaitu kekurangan gizi dan kelebihan berat badan (overweight) serta
library.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id

kegemukan (obesitas). Masalah gizi ganda pada remaja salah satunya di


faktori oleh konsumsi makanan olahan secara berlebihan (makanan cepat saji).
Makanan ini tinggi kandungan gula serta lemak di samping tinggi kandungan
bahan aditif. Konsumsi makanan cepat saji secara berlebihan dapat berakibat
kekurangan zat gizi lain (Fauzi, 2012).
Tiga alasan mengapa remaja wanita dikategorikan rentan terhadap
masalah gizi diantaranya percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak, perubahan gaya hidup dan
kebiasaan makan berpengaruh pada kebutuhan dan asupan zat gizi serta
kebutuhan khusus zat gizi perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang
mempunyai aktivitas olahraga, mengalami kehamilan, gangguan perilaku
makan, restriksi asupan makanan, konsumsi alkohol, kecanduan obat-obatan
maupun hal-hal lain yang biasa terjadi pada remaja (Dieny, 2014),

4. Menstruasi
a. Deskripsi
Menstruasi merupakan peluruhan dinding rahim yang terdiri atas
darah dan jaringan tubuh (Fatmawati et al., 2016). Menstruasi adalah proses
keluarnya lapisan superfisial endometrium yang disertai dengan sedikit
pengeluaran darah yang terjadi secara periodik dan siklik (Proverawati dan
Misaroh, 2009). Discharge (pengeluaran darah) menstruasi ini terdiri dari 20-
40% cairan jaringan, 50-80% darah dan fragmen-fragmen endometrium. Pada
umumnya, menstruasi terjadi selama 1-8 hari dengan volume rata-rata darah
yang hilang saat menstruasi yaitu 35-95 ml. Darah yang keluar saat
menstruasi ini tidak dapat membeku dikarenakan adanya fibrinolisin (Dieny,
2014).
Panjang siklus menstruasi merupakan jarak antara hari pertama
keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Hari
pertama perdarahan menstruasi disebut sebagai hari pertama siklus
menstruasi. Lamanya siklus pada menstruasi sangat bervariasi sampai 2 tahun
setelah menarche. Panjang siklus menstruasi yang normal berkisar antara 21-
35 hari namun ada pula yang memiliki panjang siklus 28 hari dengan
commit to user
lamanya hari menstruasi 2-7 hari. Pada umumnya siklus menstruasi akan
library.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id

terjadi secara teratur saat wanita telah dewasa dan memasuki usia subur yaitu
19-39 tahun (Saryono dan Sejati, 2009; Dieny, 2014; Budiarti dan
Wulandhari, 2015).
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian-axis)
dengan perubahan terkait jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal.
Ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena merupakan
sumber hormonal wanita paling utama yang bertanggung jawab dalam
pengaturan proses menstruasi (Proverawati dan Misaroh, 2009)

b. Proses Terjadinya Menstruasi


Mekanisme terjadinya menstruasi dibagi atas empat fase diantaranya:
1) Fase Folikuler (proliferasi) (hari ke-5 sampai hari ke-14).
Fase folikuler merupakan fase dimana seorang wanita mengalami
masa subur. Dinamakan fase folikuler karena pada saat ini terjadi
pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada fase folikuler dini, Follicle
Stimulating Hormone (FSH) meningkat yang dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis sehingga menyebabkan beberapa folikel primer dapat
berkembang dalam ovarium. Dengan berkembangnya folikel maka
produksi estrogen meningkat. Folikel yang akan berovulasi melindungi
dirinya sendiri terhadap atresia (degenerasi) dan berkembang menjadi
folikel de Graaf sedangkan folikel lain mengalami atresia (degenerasi)
(Dieny, 2014; Proverawati dan Misaroh, 2009)
Fase folikuler akhir, kadar estrogen yang mencapai puncaknya
menekan produksi FSH sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan
hormon gonadotropin yang lainnya yaitu LH (Luteinizing Hormone)
melalui mekanisme umpan balik positif sehingga LH (Luteinizing
Hormone) mengalami peningkatan. Hal ini menyebabkan terjadinya
lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus. Di bawah pengaruh
LH, folikel de Graaf menjadi lebih matang. Folikel ini mendekati
permukaan ovarium kemudian terjadilah ovulasi (pelepasan ovum oleh
ovarium) yang terjadi pada hari ke-14. Hipotalamus, hipofisis dan
commit to user
library.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id

ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarium) memegang peranan penting


dalam proses ovulasi (Dieny, 2014).
Hipotalamus menghasilkan Gonadotropin Releasing Hormone
(GnRH). GnRH merangsang pengeluaran Follicle Stimulating Hormone
(FSH) dan Lutenizing Hormone (LH) dari hipofisis. Pusat siklik dari
hipotalamus mengawasi lonjakan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus
haid yang menyebabkan terjadinya ovulasi. Pengeluaran secara teratur
dari hormon-hormon ini akan mempertahankan siklus menstruasi yang
normal. Fase folikuler terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-14
(Proverawati dan Misaroh, 2009)
2) Fase luteal atau fase sekresi atau fase pramenstruasi (hari ke-14 sampai
hari ke-28)
Pada fase luteal, sisa-sisa folikel de-Graaf menjadi korpus rubrum
(berwarna merah karena perdarahan) yang selanjutnya berubah menjadi
korpus luteum (berwarna kuning karena mengandung zat lutein). Korpus
luteum menghasilkan hormon progesteron sehingga kadarnya meningkat
diikuti dengan penurunan kadar hormon Follicle Stimulating Hormone
(FSH), estrogen dan Lutenizing Hormone (LH). Keadaan ini digunakan
sebagai penunjang lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding
rahim dalam menerima hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan
untuk penghambatan masuknya sperma ke dalam uterus dan proses
peluruhan dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.
Fase luteal terjadi pada hari ke-14 sampai ke-28 (Dieny, 2014;
Proverawati dan Misaroh, 2009). Mekanisme perkembangan
endometrium identik dengan reaksi peradangan yaitu vasodilatasi,
permeabilitas arteriol dan kapiler meningkat, perembesan sel-sel dan
cairan darah ke stroma (interstisial) menimbulkan edema (tumor dan
dolor) dan terjadi vasodilatasi akibat pelepasan mediator kimia yang
merangsang serabut saraf (prostaglandin) sehingga menimbulkan nyeri
(Dieny, 2014; Proverawati dan Misaroh, 2009; Saryono dan Sejati, 2009).

commit to user
library.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id

3) Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau ke-3)


Fase menstruasi menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan
dari lapisan endometrium dimana korpus luteum yang berumur 8-10 hari
berdegenerasi menjadi korpus albikans (jaringan parut) dan menyebabkan
kadar estrogen dan progesteron turun. Penurunan ini menyebabkan arteri
di endometrium kekurangan aliran darah karena terjadi pengerutan
pembuluh darah (vasokontriksi). Selanjutnya diikuti dengan pelebaran
pembuluh darah (vasodilatasi) serta pelepasan darah dan endometrium
yang nekrotik sehingga terjadi menstruasi (Dieny, 2014; Proverawati dan
Misaroh, 2009).
4) Fase regenerasi atau pasca menstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5)
Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali
lapisan endometrium uteri sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali
membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui
pengaruh hormon FSH dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan
kembali di dalam ovarium. Fase regenerasi terjadi pada hari ke-1 sampai
hari ke-5 (Proverawati dan Misaroh, 2009)

c. Gangguan Siklus Menstruasi


Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi selama interval 21-35
hari. Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan akhir masa
reproduktif yaitu dibawah usia 19 dan diatas usia 39 tahun (Dieny, 2014).
Gangguan siklus menstruasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Polimenorea
Polimenorea merupakan siklus menstruasi yang paling pendek
(siklus menstruasinya kurang dari 21 hari) sehingga menyebabkan
frekuensi menstruasi sering terjadi. Perdarahan kurang lebih sama atau
lebih banyak dari haid biasa (polimenoragia atau epimenoragia).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang
mengakibatkan gangguan ovulasi atau menjadi pendeknya fase luteal,
adanya kongesti ovarium karena peradangan dan endometriosis (Saryono
dan Sejati, 2009)
commit to user
library.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id

2) Oligomenorea
Istilah oligomenorea (dari kata Yunani oligos yang berarti sedikit)
mengarah pada siklus menstruasi lebih dari 45 hari. Oligomenorea lebih
banyak terjadi pada siklus pertama setelah menarche yang umumnya
disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS). Oligomenorea bisa
menjadi gangguan menstruasi sebelum amenorea sekunder dan keduanya
bisa dievaluasi mengikuti algoritma yang sama (Deligeoroglou dan
Creatsas, 2012)
3) Amenorea
Amenorea merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadi
menstruasi atau terhentinya menstruasi. Amenorea dapat dibedakan ke
dalam dua jenis yaitu amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea
primer menunjukkan awal menstruasi atau menarche yang terlambat
karena menstruasi yang tidak muncul sampai usia 16 tahun atau pada
remaja usia 14 tahun yang tidak memiliki perkembangan karakteristik
seksual sekunder (mengalami penundaan pubertas) (American Society for
Reproductive Medicine, 2008). Hal ini dapat disebabkan kelainan anatomi
alat kelamin seperti kriptomenorea (menstruasi dapat terjadi tetapi
perdarahan mentruasi tidak dapat keluar dari traktus genitalis). Amenorea
primer sering terjadi pada wanita yang mengalami gangguan makan atau
terlalu berat berolahraga. Amenorea sekunder terjadi jika seseorang pernah
mendapatkan menstruasi tetapi kemudian berhenti selama lebih dari 3
bulan. Faktor penyebabnya antara lain: gangguan gizi, adanya tumor
ataupun penyakit infeksi (Deligeoroglou dan Creatsas, 2012)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan siklus menstruasi


Pada umumnya gangguan siklus menstruasi terjadi pada awal dan akhir
masa reproduktif yaitu sebelum usia 19 tahun dan setelah usia 39 tahun
(Dieny, 2014). Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan, diketahui
bahwa ada sebagian yang mengalami gangguan siklus menstruasi. hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

commit to user
library.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id

1) Genetik
Sejumlah kecil androgen diproduksi terutama di kelenjar adrenal,
ovarium dan juga jaringan lemak. Pada wanita androgen berfungsi sebagai
prekursor hormon kelamin yakni androstenedion. Hiperandrogenisme tidak
hanya mempengaruhi kulit dan rambut tetapi juga berperan di dalam siklus
menstruasi abnormal dan kesuburan. Hiperandrogenisme disebabkan karena
kelainan genetik (kongenital adrenal hiperplasia) yang melibatkan mutasi
dari gen CYP21 sebanyak 95% kejadian (Saryono dan Sejati, 2009)
2) Usia
Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang.
Gangguan siklus menstruasi biasanya ditemukan pada periode awal dan
akhir masa reproduktif yaitu sebelum usia 19 tahun dan setelah usia 39
tahun dan pada 2 tahun pertama setelah menarche dan sebelum menopause
(Committee on Adolescent Health Care, 2015). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Iran, diketahui bahwa hanya 39,8% wanita yang berusia 20-25
tahun memiliki siklus menstruasi yang normal. Rata-rata panjang siklus
menstruasi pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada wanita usia 43
tahun adalah 27,1 hari dan pada wanita usia 55 tahun adalah 51,9 hari
(Dieny, 2014).
3) Penyakit
Penyakit yang berjalan menahun seperti penyakit radang panggul
dapat mengakibatkan gangguan siklus menstruasi. Penyakit ini disebabkan
oleh infeksi bakteri karena hubungan seksual. Salah satu gejala keganasan
badan rahim (karsinoma, korpus) adalah pola menstruasi yang tidak normal.
Kista ovarium juga menyebabkan siklus menstruasi pendek atau panjang
dan mungkin terjadi menoragia. Hal ini disebabkan karena pembesaran
folikel de Graaf yang tidak pecah dan terus menerus mengeluarkan cairan.
Penyakit metabolik seperti diabetes melitus juga dapat menyebabkan
gangguan siklus menstruasi dikarenakan adanya resistensi insulin yang
dapat mengganggu keseimbangan hormon androgen dan estrogen (Dieny,
2014).
commit to user
library.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id

4) Hormon
Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara hormon
estrogen dan progesteron. Kadar estrogen berlebihan sehingga melampaui
batas normal sedangkan kadar progesteron menurun. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem pembawa
pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel (Saryono
dan Sejati, 2009). Faktor-faktor yang menyebabkan adanya gangguan
hormonal antara lain:
a) Obat-obatan kontrasepsi
Kontrasepsi oral seperti pil KB mengandung hormon seks steroid
sintetik. Obat ini bekerja dengan cara menekan fungsi kelenjar hipofise,
baik secara langsung maupun melalui hipotalamus. Komponen estrogen
di dalam pil menekan sekresi FSH sehingga menghalangi maturasi
folikel dan ovarium karena pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada,
maka hormon LH tidak dikeluarkan sehingga ovulasi tidak dapat terjadi,
hal ini menyebabkan penekanan pada jaringan endometrium sehingga
menghambat aliran menstruasi. Dengan terhambatnya menstruasi maka
terjadi penurunan prostaglandin hal ini menyebabkan penurunan
motilitas dan iskemia uterus sehingga nyeri kram rahim menurun
(Deligeoroglou dan Creatsas, 2012).
b) Stres
Stres adalah gangguan ketidakseimbangan mental dan emosional
yang disebabkan oleh faktor luar (stresor) (Milanti el al., 2017). Stres
menyebabkan peningkatan kadar corticotropin releasing hormone
(CRH) dan glukokortikoid sehingga menghambat sekresi Gonadotropin
Releasing Hormone (GnRH) di hipotalamus. Hal ini menyebabkan
fluktuasi kadar FSH dan LH yang selanjutnya akan mempengaruhi siklus
normal menstruasi. Peningkatan kadar kortisol meningkatkan fungsi otak
dan memperlambat atau menghentikan fungsi tubuh non-esensial seperti
pertumbuhan sel dan reproduksi. Hal ini mengakibatkan sintesis dan
metabolisme gonadotropin dan estrogen tertekan sehingga mengganggu
commit toetuser
fisiologis menstruasi (Ekpenyong al., 2011).
library.uns.ac.id 27
digilib.uns.ac.id

Pada wanita yang mempunyai pekerjaan dengan tingkat stres


tinggi beresiko 2 kali lebih besar untuk mengalami gangguan siklus
menstruasi (siklus menjadi lebih pendek) dibandingkan yang mempunyai
tingkat stres ringan. Perubahan kadar hormonal juga dapat
mempengaruhi kerja neurotransmitter seperti serotonin (Proverawati dan
Misaroh, 2009)
c) Merokok
Merokok berkaitan erat dengan penurunan panjang fase folikel
dan peningkatan resiko terjadinya siklus menstruasi yang pendek
(polimenorea). Pada wanita yang merokok terjadi gangguan
perkembangan dan pematangan folikel. Efek ini dipengaruhi langsung
oleh rangsangan Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
menyebabkan pematangan folikel terjadi lebih cepat. Peningkatan
produksi FSH dapat menyebabkan gangguan metabolisme estrogen yang
berlanjut pada gangguan siklus menstruasi. Tingkat gangguan siklus
menstruasi tergantung pada tingkat paparan asap rokok. Pada wanita
yang aktif memperoleh paparan asap rokok terjadi pada proses
peningkatan angkutan FSH sehingga memotong perkembangan fase
folikuler (Liu et al., 2004; Dieny, 2014)
d) Konsumsi alkohol
Alkohol mempengaruhi sirkulasi dan kadar hormon reproduksi.
Alkohol dapat mengganggu sistem reproduksi melalui stimulasi
neuroendokrin yang diakibatkan oleh penurunan IGF-1. Fungsi dari IGF-1
yaitu untuk meningkatkan kadar LH dalam darah, akan tetapi penurunan
IGF-1 menyebabkan penurunan kadar LH dalam darah dan meningkatnya
kadar LH dalam sel. Pada wanita yang mengalami anovulasi umumnya
memiliki kadar LH dalam darah yang rendah. Penurunan kadar LH dalam
darah juga dapat dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon prolaktin
yang juga biasa ditemukan pada wanita yang mengkonsumsi alkohol
secara berlebih (Evans dan Levin, 2011)

commit to user
library.uns.ac.id 28
digilib.uns.ac.id

5) Status gizi kurang atau lebih


Status gizi berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan dan fungsi
organ reproduksi. Pada wanita dengan usia subur diperlukan status gizi yang
baik dengan mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan
pada saat menstruasi terutama pada fase luteal. Pada fase ini terjadi
peningkatan kebutuhan zat gizi (Dieny, 2014). Selama ini telah diketahui
bahwa wanita dengan status gizi kurang memiliki resiko terjadinya gangguan
siklus menstruasi yang diakibatkan oleh terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan sistem reproduksi (Milanti et al., 2017). Gangguan siklus
menstruasi juga ditemukan pada wanita yang mengalami obesitas. Hal ini
dikaitkan dengan jumlah jaringan lemak tubuh. Jaringan lemak tidak hanya
sebagai tempat penyimpanan lemak tetapi juga sebagai kelenjar endokrin
penghasil hormon dan sel target untuk berbagai hormon salah satunya yaitu
hormon reproduksi (Madhubala dan Jyoti, 2012; Hossam et al., 2016).
Obesitas berkaitan juga dengan persen lemak tubuh yang mempengaruhi rasio
estrogen dan progesteron. Tingginya sirkulasi estrogen dan progesteron pada
fase luteal mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin E2 dan F2α
sehingga mendorong terjadinya nyeri haid (Fahimah et al., 2017)
6) Asupan zat gizi
Asupan zat gizi yang cukup dapat menjamin pertumbuhan alat
reproduksi yang baik. Pola asupan dari makronutrien dan mikronutrien
mempengaruhi gejala yang berhubungan dengan siklus menstruasi baik dalam
keadaan normal maupun patologik. Peningkatan asupan energi dan lemak
dapat mempengaruhi ekspresi dan jumlah leptin dalam sirkulasi yang secara
tidak langsung juga mempengaruhi estrogen. Hormon leptin, ghrelin, insulin
berperan sebagai regulator penting terhadap selera makan dan homeostasis
energi (Barbosa et al., 2015; Proverawati dan Misaroh, 2009).
Asupan zat gizi seseorang sangat berkaitan erat dengan tingkat sosial
ekonomi. Tingkat sosial ekonomi berperan dalam mempengaruhi siklus
menstruasi. Tingkat sosial ekonomi ini meliputi tingkat pendapatan dan
pengetahuan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan daya beli seseorang
commit
terhadap beraneka ragam pangan to user
(Dieny, 2014)
library.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id

7) Aktifitas fisik
Gangguan siklus menstruasi lebih sering ditemukan pada atlet wanita
dibandingkan pada wanita yang bukan atlet. Keadaan ini berkaitan erat dengan
gangguan keseimbangan energi yang diakibatkan oleh aktivitas fisik yang
berlebihan. Peningkatan frekuensi dan intensitas aktivitas fisik berkaitan erat
dengan perpanjangan siklus menstruasi sedangkan semakin rendahnya
intensitas aktivitas fisik berkaitan dengan perpendekan siklus menstruasi
(Homai et al., 2014)
Gangguan siklus menstruasi pada wanita yang memiliki aktivitas fisik
yang tinggi dapat terjadi karena penurunan kadar estrogen yang diakibatkan
oleh berat badan di bawah normal, penurunan berat badan serta aktivitas fisik
sedang (sekitar 600kkal energi expenditure/minggu) memiliki resiko gangguan
fertilitas dibandingkan wanita yang memiliki aktivitas fisik yang lebih rendah.
Selain itu juga pada wanita yang memiliki aktivitas fisik lebih dari 750kkal
energi expenditure/minggu memiliki resiko panjang siklus menstruasi yang
lebih pendek dibandingkan dengan wanita yang memiliki aktivitas fisik yang
lebih rendah (Dieny, 2014)

5. Dismenore
Setiap perempuan memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda, ada
yang tanpa keluhan namun tidak sedikit pula yang mendapatkan menstruasi
disertai dengan keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidaknyamanan dalam
melaksanakan suatu kegiatan (Fatmawati et al., 2016).
Dismenore dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena suatu
proses penyakit misalnya radang panggul, endometriosis, tumor atau kelainan
letak uterus, stress dan kecemasan yang berlebihan. Dismenore dapat dirasakan di
perut bagian bawah atau di pinggang seperti mules-mules, ngilu atau seperti di
tusuk-tusuk. Rasa nyeri itu dapat timbul menjelang haid, sewaktu dan setelah haid
selama satu dua hari atau lebih lama (Wahyuni dan Indahsari, 2014)
Dismenore berasal dari bahasa Yunani yaitu dysmenorrheal menurut arti
katanya terdiri atas “dys” berarti sulit “meno” berarti bulan dan “rrhea” berarti
aliran (Madhubala dan Jyoti, 2012). Suparto (2011) mengatakan dismenore (nyeri
commit to user
haid) merupakan ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga
library.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id

mengakibatkan timbulnya rasa nyeri, sedangkan menurut Fatmawati et al (2016)


dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi. Dismenore terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Dismenore primer
Dismenore primer adalah nyeri yang muncul dengan anatomi pelvis
normal (Anisa, 2015). Dismenore primer adalah perasaan sakit di bagian perut
bawah yang terjadi karena ketidakseimbangan hormon tanpa kelainan organ
dalam pelvis. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum menstruasi atau pada saat
menstruasi di hari pertama yang berlangsung beberapa jam namun pada
beberapa kasus ada juga yang berlangsung hingga beberapa hari. Selain itu
timbul rasa mual, muntah, diare dan kram di daerah perut bahkan hingga
terjadi pingsan (Kundarti et al., 2012). Pada remaja, 60-75% lebih sering
mengalami dismenore primer dibandingkan dengan dismenore sekunder, hal
ini dikarenakan siklus hormonal yang dialami belum terlalu stabil dan remaja
putri belum sering mengalami kontraksi uterus seperti wanita dewasa muda
(Wahyuni dan Indahsari, 2014). Kejadian dismenore primer dialami oleh
54,89% wanita Indonesia di usia produktif yaitu terjadi sekitar 3 atau 6 tahun
setelah menstruasi pertama (menarche) karena siklus menstruasi pada bulan
pertama setelah menarche berjenis anovulatoir dan tidak nyeri. Dismenore
primer terjadi paling banyak pada wanita usia 15-25 tahun (Kundarti et al.,
2012)
Nyeri pada dismenore primer dan gejala sistemik lain disebabkan
karena tingginya kadar prostaglandin terutama prostaglandin F2α (PGF2α) dan
E2 (PGE2) pada sel epitel. Prostaglandin F2α menyebabkan hipertonus
miometrium dan vasokontriksi menyebabkan otot-otot rahim berkontraksi
sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah endometrium, iskemia
jaringan, perdarahan dan nyeri. Kadar prostaglandin F2α lebih tinggi selama
dua hari pertama menstruasi pada perempuan dengan dismenore primer
(Gumangsa dan Aryee, 2012). Enzim siklooksigenase (COX) mempengaruhi
biosintesis prostaglandin menggunakan asam lemak arakidonat sebagai
substrat utamanya. Asam arakidonat dilepaskan dan memulai kaskade
prostaglandin dalam uteruscommit to user
sehingga terjadi peningkatan prostaglandin
library.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id

selama menstruasi yang menimbulkan terjadinya dismenore serta perdarahan.


Peningkatan COX-2 di induksi oleh berbagai faktor diantaranya chorionic
gonadotropin, sitokinin dan promotor tumor (Hua et al., 2008; Azlin et al.,
2008)
b. Dismenore sekunder
Dismenore sekunder terjadi akibat proses patologis seperti
endometriosis, adenomiosis, penyakit radang panggul, stenosis servikal
saluran serviks, mioma atau polip uteri serta polip endometrium atau
endoserviks, adenomiosis (Deligeoroglou dan Creatsas, 2012). Menurut
Kundarti et al (2012), dismenore sekunder terjadi karena adanya kelainan
ginekologis (salfingitis kronik, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis
servisis uteri). Dismenore sekunder terjadi pada wanita usia 30-45 tahun
dimana sifat rasa sakit sering berlangsung lebih lama dari kram normal.
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah
saat menstruasi. uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan
relaksasi. Umumnya kontraksi otot uterus tidak dirasakan namun kontraksi
yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu
sehingga timbul rasa nyeri (Marlinda et al., 2013).

B. Penelitian yang Relevan


1. Wahyuni dan Indahsari, 2014. Judul penelitian: Efektivitas Terapi Kombinasi
Abdominal Exercise dan Minuman Kunyit Asam terhadap Dismenore pada
Remaja Putri di Pondok Pesantren Manba’u (Hafidhil) Qur’an Desa Tambak
Selo Wirosari Grobogan. Jenis intervensi: Kombinasi minuman kunyit asam
dan abdominal exercise selama 7 hari atau melewati 7 hari menjelang
menstruasi. Jenis penelitian: pre-eksperiment dengan rancangan One Group
Pre-Post Test. Jumlah sampel: 38 orang remaja putri yang mengalami dan
sudah menstruasi minimal 6 kali. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri Numeric Rating
Scale (NRS) dengan rasio 0-10, angket data demografi serta karakteristik
menstruasi. Hasil penelitian: Terdapat penurunan skala nyeri haid setelah
pemberian intervensi dengan hasil uji wilcoxon nilai Z = - 5.771a dengan
commit to user
signifikansi 0.000 (p<0,05).
library.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu jenis intervensi yang diberikan


berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching diberikan 7 hari
sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian: Open-Label
non Randomized Controlled Trial Design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling ditentukan sesuai kriteria inklusi. Jumlah
sampel sebanyak 116 orang remaja putri kelas X dan XI dari 4 Pondok
Pesantren di Kota Mataram yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok
intervensi dan 1 kelompok kontrol.
2. Suban et al., 2017. Judul penelitian: Pengaruh Terapi Air Putih terhadap
Penurunan Dismenorhea Primer pada Remaja Putri di Kos Bambu Kelurahan
Tlogomas Kota Malang. Jenis intervensi: Terapi air putih selama 3 hari
sebelum menstruasi dengan pedoman minum yaitu 2 gelas 250 cc 1,5 jam
sebelum makan pagi, makan siang dan makan malam, 1 gelas 250 cc sebelum
tidur malam. Jenis penelitian: Quasi Eksperiment Design dengan rancangan
One Group Pre-Post Test. Jumlah sampel sebanyak 17 orang dengan teknik
pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Instrumen penelitian: Lembar
kuesioner dan skala ukur nyeri Numeric Rating Scale (NRS) dengan rasio 0-10.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat penurunan skala nyeri haid setelah
pemberian intervensi air putih dengan hasil uji paired test yaitu p = 0,000
dengan α = 0,05 sehingga nilai p < 0,05.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada intervensi yang diberikan
yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang diberikan selama
7 hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian yang dibagi menjadi 4
kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Jenis
penelitian: Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
remaja putri kelas X dan XI dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram
3. Fahimah et al., 2017. Judul penelitian: Hubungan Konsumsi Asam Lemak
Omega-3, Aktivitas Fisik dan Persen Lemak Tubuh dengan Tingkat Dismenore
pada Remaja. Penelitian ini dilakukan pada remaja putri usia 15-17 tahun di
commit
SMAN 15 Semarang dan SMAN to user dengan total sampel sebanyak 90
9 Semarang
library.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id

orang yang dipilih secara purposive sampling dengan desain penelitian cross
sectional. Hasil penelitian: Ada hubungan antara konsumsi asam lemak omega-
3 dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,015) dan persen lemak tubuh
dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,026) serta tidak terdapat hubungan
antara aktivitas fisik dengan tingkat dismenore pada remaja (p= 0,394)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel bebas yang
digunakan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching. Jenis
penelitian: Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
remaja putri kelas X dan XI dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram.
4. Budiarti dan Wulandhari, 2015. Judul penelitian: Efektivitas Pemberian Terapi
Susu Kedelai terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid (Dismenorea) pada Remaja
Putri di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya. Penelitian ini dilakukan oleh
pada remaja putri usia di Pondok Pesantren Al-Jihad yang berusia 17- ≥ 23
tahun. Jenis intervensi: Terapi susu kedelai sebanyak 500 ml dengan aturan
konsumsi 250 ml 1 jam sekali setiap keluhan sakit dirasakan. Jenis penelitian:
Quasi Eksperimental . Teknik pengambilan sampel: Non Probability Sampling.
Jumlah sampel: 30 orang remaja putri terbagi menjadi 2 kelompok yaitu 1
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Instrumen penelitian: Lembar
observasi Numeric Rating Scale (NRS) dengan rentang skala 0-10. Hasil
penelitian: Ada pengaruh pemberian terapi susu kedelai pada remaja putri yang
mengalami dismenorea di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya (p= 0,005)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak jenis intervensi yang diberikan
yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang diberkan selama
7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jenis penelitian: Open-
Label non Randomized Controlled Trial Design dengan rancangan pre-post
with control design. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116 remaja putri kelas X dan XI usia
15-17 tahun dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram
5. Siregar et al., 2014. Judul penelitian: Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
commit
terhadap Nyeri Menstruasi pada SiswitoSMA
user 3 Kota Padangsidimpuan Tahun
library.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id

2014. Jenis intervensi: Teknik relaksasi nafas dalam yang diberikan selama 5-
10 menit. Jenis penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan Pre-
Post with Non Control Group Design. Teknik pengambilan sampel: consecutive
sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan
dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.
Jumlah sampel: 30 orang siswi kelas X SMA 3 Padangsidimpuan. Instrumen
penelitian: Lembar observasi relaksasi nafas dalam dan Numeric Rating Scale
(NRS) skala 0-10. Hasil penelitian: Ada pengaruh intervensi relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada siswi SMA 3
Padangsidimpuan (p=0,001 < α=0,05).
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching diberikan
selama 7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jumlah sampel
sebanyak 116 orang remaja putri yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol. Jenis penelitian menggunakan
Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan rancangan pre-
post with control design
6. Ningsih et al., 2013. Judul penelitian: Efektivitas Paket Pereda Nyeri pada
Remaja dengan Dismenore. Jenis intervensi: Paket pereda nyeri (terapi minum
air putih dan abdominal stretching exercise) yang diberikan pada menstruasi
hari pertama selama 3 bulan terkahir. Jenis penelitian: Penelitian kuantitatif
dengan desain quasi eksperimental dan rancangan penelitian post-test only with
control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive
sampling dengan mempertimbangkan pemilihan sampel sesuai kriteria inklusi.
Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri Numeric Rating Scale (NRS) dengan
rasio 0-10. Hasil penelitian: ada perbedaan intensitas nyeri antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol (p=0,000, α=0,05).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu jenis intervensi yang diberikan
berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang diberikan 7
hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jumlah sampel sebanyak
116 orang remaja putri yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3 kelompok
commit
intervensi dan 1 kelompok kontrol. to user
Jenis penelitian menggunakan Open-Label
library.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id

non Randomized Controlled Trial Design dengan rancangan pre-post with


control design
7. Pertiwi et al., 2015. Judul penelitian: Senam Aerobik Low Impact terhadap
Dismenore Primer pada Remaja Putri Di SMKN 1 Martapura. Jenis intervensi:
Senam aerobic low impact yang diberikan 2x/minggu selama 2 minggu
penelitian. Jenis penelitian: penelitian pre-experimental tanpa kelompok
kontrol dengan rancangan one group pre-post with control design. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 22
orang siswi di SMKN 1 Martapura. Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri
Numeric Rating Scale (NRS) dengan rasio 0-10. Hasil penelitian: Terdapat
perngaruh senam aerobic low impact dalam menurunkan dismenore primer
pada remaja putri SMKN 1 Martapura (p=0,000)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan selama 7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jenis
penelitian menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design
dengan rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
orang remaja putri kelas X dan XI dari 4 pondok pesantren di Kota Mataram
yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1 kelompok
kontrol.
8. Safitri et al., 2015. Judul penelitian: Hubungan Asupan Kalsium dan Aktivitas
Olahraga dengan Kejadian Dismenore Pada Siswi Kelas XI di SMA Negeri 2
Palu. Penelitian ini dilakukan pada remaja putri kelas XI di SMAN 2 Palu.
Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling
dengan total sampel sebanyak 65 orang dengan desain penelitian cross
sectional. Hasil penelitian: Ada hubungan antara asupan kalsium dengan
kejadian dismenore pada siswi kelas XI di SMA Negeri 2 Palu (p= 0,000). Ada
hubungan aktivitas olahraga dengan kejadian dismenore pada siswi kelas XI di
SMA Negeri 2 Palu (p= 0,006).
Perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini ingin melihat
commit
pengaruh minuman sari kacang hijau todan
user
olahraga stretching terhadap nyeri
library.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id

haid primer remaja putri dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram. Jenis
penelitian yang digunakan yaitu Open-Label non Randomized Controlled Trial
Design dengan rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan
sampel menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak
116 orang remaja putri kelas X dan XI yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 3
kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol.
9. Hosseinlou et al., 2014. Judul penelitian: The Effects of Fish Oil Capsules and
Vitamin B1 Tablets on Duration and Severity of Dysmenorrhea in Students of
High School in Urmia-Iran. Jenis intervensi: Suplementasi vitamin B1100
mg/hari dan suplementasi minyak ikan 500 mg/hari pada hari pertama
menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian: Double-Blind Clinical
Trial Design. Total sampel yang digunakan sebanyak 240 orang siswi SMA
Kota Urmia-Iran dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol dengan masing-masing kelompok sebanyak 60 orang.
Instrumen penelitian: skala ukur nyeri Visual Analogue Scale (VAS). Hasil
penelitian: Ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri ketiga kelompok
eksperimental dibandingkan dengan kelompok kontrol. Suplementasi vitamin
B1 (p<0,001), suplementasi minyak ikan (p=0,018), kombinasi suplementasi
vitamin B1 dan minyak ikan) (p<0,001) dan kelompok kontrol (p=0,79)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan yaitu minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan 7 hari sebelum menstruasi dalam 2 bulan penelitian. Jenis penelitian
menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 116
siswi SMA kelas X dan XI dari 4 Pondok Pesantren di Kota Mataram.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu skala ukur nyeri Numeric Rating
Scale rasio 0-10.
10. Amelia dan Maharani, 2017. Judul penelitian: Effectiveness Of Dark Chocolate
And Ginger On Pain Reduction Scale In Adolescent Dysmenorhea. Jenis
intervensi: Kelompok A yaitu terapi coklat hitam sebanyak 40 g per hari yang
diberikan 3 hari sebelum dan 3 commit to user
hari selama menstruasi. Kelompok B yatu terapi
library.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id

jahe bubuk sebanyak 1 sdm yang dilarutkan dalam 200 cc air hangat diberikan
3x/hari yaitu 3 hari sebelum menstruasi dan 3 hari selama menstruasi.
Kelompok C yaitu kelompok kontrol tanpa pemberian intervensi. Jenis
penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan pre-post with
control group design. Teknik pengambilan sampel: consecutive sampling yaitu
semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam
penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Jumlah sampel: 51
orang remaja putri yang dibagi menjadi 2 kelompok intervensi dan 1 kelompok
kontrol. Instrumen penelitian: Skala ukur nyeri Numeric Rating Scale (NRS)
dengan rasio 0-10. Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermakna antara
tingkatan nyeri menstruasi pada remaja sebelum dan sesudah pemberian
intervensi coklat hitam dan bubuk jahe dibandingkan dengan kelompok kontrol
(p=0,029)
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan 7 hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian
menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Jumlah sampel sebanyak 116 orang
remaja putri yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol.
11. Kartikasari dan Syauqy, 2014. Judul penelitian: Perbedaan Kadar Kolesterol
LDL dan HDL Sebelum dan Sesudah Pemberian Jus Kacang Hijau (Phaseolus
radiates Linn) pada Pria Dislipidemia
Jenis intervensi: Pemberian jus kacang hijau 400 ml pada kelompok
perlakuan sedangkan kelompok kontrol mendapatkan air minum kemasan
selama 21 hari dengan kadar kolesterol LDL 130-189 mg/dl dan kadar
kolesterol HDL < 60 mg/dl. Dalam penelitian ini baik kelompok kontrol
maupun perlakuan mendapatkan konseling gizi sebelum dilakukan intervensi.
Jenis penelitian: Quasi Experimental Design dengan pendekatan pre-post with
control group design. Kadar kolesterol LDL dan HDL diukur menggunakan
metode Friedewald dan Phosphotungstic Precipitation. Teknik pengambilan
sampel: consecutive sampling commit to user
yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi
library.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id

kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang


diperlukan terpenuhi. Jumlah sampel 28 orang remaja putri yang dibagi
menjadi 2 kelompok intervensi dan 1 kelompok kontrol Data di analisis
menggunakan uji dependent-test, independent-test, mann whitney dan fisher.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian jus kacang hijau 400 ml selama 21
hari pada kelompok perlakuan secara signifikan dapat menurunkan kadar LDL
dan meningkatkan kadar HDL. Pada kelompok kontrol terdapat penurunan
yang tidak signifikan terhadap kadar kolesterol LDL dan terdapat peningkatan
yang siginifikan terhadap kadar kolesterol HDL.
Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jenis intervensi yang
diberikan berupa minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching yang
diberikan 7 hari sebelum menstruasi selama 2 bulan penelitian. Jenis penelitian
menggunakan Open-Label non Randomized Controlled Trial Design dengan
rancangan pre-post with control design. Jumlah sampel sebanyak 116 orang
remaja putri yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu 3 kelompok intervensi dan 1
kelompok kontrol.

commit to user
library.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id

C. Kerangka Berpikir

Stres

Hipotalamus CRH

ACTH Adrenal

Hipofisis LH
Anterior Kortisol
FSH

GnRH
Progesteron

1. Vitamin C
Endorfin Serotonin 64,1 ppm
2. Kalsium
196,71 ppm
3. Karbohidrat
Mobilitas sendi
71,8 ppm
Kacang
Cedera otot Hijau
Olahraga
tendon
Stretching
Flavonoid
Prostaglandin
Metabolisme Equivalent
tubuh Quercetin
12,608ppm

Kekuatan dan
fleksibilitas otot
2. Usia Menarche
3. Tingkat Stress
4. Asupan Makanan
5. IMT
Nyeri Haid Primer 6. Konsumsi air
Remaja Putri putih

Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Penelitian Pengaruh Minuman Sari Kacang Hijau dan Olahraga
Stretching terhadap Nyeri Haid Primer Remaja Putri

Keterangan
: Variabel yang diteliti : Penurunan (Kerangka Pikir Masalah)
: Variabel yang tidak diteliti : Peningkatan (Kerangka Pikir Masalah)
: Penurunan (Kerangka Pikir Penelitian)
commit to user
: Peningkatan (Kerangka Pikir Penelitian)
library.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id

D. Hipotesis
1. Ada pengaruh minuman sari kacang hijau terhadap nyeri haid pimer remaja putri
2. Ada pengaruh olahraga stretching terhadap nyeri haid primer remaja putri
3. Ada pengaruh minuman sari kacang hijau dan olahraga stretching terhadap nyeri
haid primer remaja putri

commit to user

Anda mungkin juga menyukai