Proposal Skripsi
Diusulkan oleh :
Pradneshita Indrestiarani
D.131.15.0075
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada bagian daging buah, kulit buah, kulit batang, dan akar dapat diramu
sebagai obat untuk berbagai jenis penyakit. Kulit buah dan batang delima
glukosa, asam sitrat (0,5-10%), asam askorbat dan asam malat. Asam malat
Pada buah delima terdapat asam elagat, yang sangat berpotensi sebagai
hidroksil, yaitu tanin dan flavonoid (Harling, 2018). Selain berpotensi sebagai
1
Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A,
C dan E serta asam folik. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan
kalium per 100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. Komponen
langsung dibuang tanpa dimanfaatkan. Padahal biji buah delima ada banyak
manfaat yang masih bisa diambil salah satunya adalah sebagai sumber asam
elagat dan juga masih banyak lagi gizi yang terkandung dalam biji delima
pangan yang didasarkan pada pengurangan nilai aktivitas air untuk mencapai
kualitas produk segar dan teknik pengeringan yang diterapkan (Hota, 2017).
Santra dan Jain (2012), menemukan bahwa kadar air awal buah delima
berada pada kisaran 377,09 - 442,68 % (db) yang menurun menjadi 5,69 -
9,62 % (db) setelah 26,5; 17,5; 14 dan 7,5 jam untuk suhu udara pengeringan
delima yang dikeringkan dalam pengering nampan sirkulasi udara pada suhu
2
60 ± 5ºC selama 6 jam atau sampai kadar air mencapai ~ 5-6% dan
disimpulkan bahwa serbuk biji delima dapat digunakan sebagai bahan pangan
B. Rumusan Masalah
pengeringan terhadap aktivitas antioksidan dan nilai gizi pada bubuk biji
delima?
C. Tujuan Penelitian
pengeringan terhadap aktivitas antioksidan dan nilai gizi pada bubuk biji
delima.
D. Manfaat Penelitian
antioksidan dan nilai gizi bubuk biji delima sehingga diharapkan dapat
diperoleh bubuk biji delima yang memiliki aktivitas antioksidan dan nilai gizi
E. Hipotesis
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Delima
dalam biji banyak terkandung senyawa polifenol (Marhari dan Dewi, 2014).
butiran biji berwarna putih yang dibungkus oleh daging buah. Selain dapat
resin, triterpenoid, kalsium oksalat, dan pati. Kulit akar dan kayu
4
Dalam satu buah delima terdapat bermacam-macam senyawa atau
nutrisi per 100 gram buah delima dapat dilihat pada Tabel 1.
Di bawah ini manfaat dari bagian tanaman buah delima, seperti sari
5
mengatur gula darah, meningkatkan sensitivitas terhadap insulin dan mampu
berat badan, dan jus delima dapat menyebabkan kematian sel kanker
(Sudjijo, 2014).
B. Biji Delima
disebut asam punicic (asam trienoat) yang menghasilkan sekitar 65% hingga
80% minyak dari biji delima. Biji delima juga mengandung protein, serat
coumestrol dan steroid seks, estron (Aruna et al., 2016). Nilai gizi yang
6
C. Pengeringan
enzim dapat dicegah (Jangam et al., 2010). Sari buah dapat diubah menjadi
pengeringan semprot dan pengeringan (Jittanit et al., 2010; Chong dan Law,
2011).
meningkatkan uap air bahan sehingga tekanan uap air akan lebih tinggi
(Rachmawan, 2001):
pengeringan.
7
2. Sifat bahan yang dikeringkan, kadar air awal bahan dan ukuran partikel
mempunyai kadar air awal tinggi dan ukuran partikel besar akan lebih
Selama pengeringan terjadi perubahan warna, tekstur, aroma, dan lain - lain.
yang menyerupai lemari ini bahan diletakan pada nampan (loyang) yang
selanjutnya disusun pada rak-rak yang tersedia. Cara kerja cabinet dryer
yaitu udara kering dihembuskan melalui bahan dan membawa air keluar
1. Blower, merupakan alat untuk meratakan panas berupa kipas yang dapat
8
2. Pemanas, merupakan bagian yang dapat memberi panas ke dalam cabinet
dryer berupa dua baris api yang bersumber dari gas di luar alat.
menggunakan aliran udara pengering yang baik adalah antara 45º - 75ºC
dengan lama pengeringan antara 6-16 jam. Pengeringan pada suhu di bawah
45ºC menyebabkan mikroba dan jamur yang merusak produk masih hidup
sehingga daya awet dan mutu produk rendah. Namun pada suhu udara
rusak karena perpindahan panas dan massa air yang berdampak pada
D. Bubuk
Produk bubuk siap saji adalah produk olahan pangan yang berbentuk
serbuk, mudah dilarutkan dalam air, praktis dalam penyajian dan memiliki
daya simpan yang panjang. Sifat produk bubuk siap saji yaitu ukuran
partikel yang sangat kecil, memiliki kadar air rendah yaitu sekitar 2 - 4%
9
Untuk syarat mutu bubuk mengacu pada syarat mutu tepung beras,
E. Antioksidan
atau lebih elektron radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat
10
Menurut Hariyatmi (2004), antioksidan dikelompokkan menjadi 2
dalam 2 kelompok yaitu antioksidan larut air dan antioksidan larut lemak.
quinon, dan bilirium. Antioksidan larut air diantaanya asam askorbat, asam
1. Antioksidan yang dibuat oleh tubuh kita sendiri yang berupa enzim
dan katalase.
2. Antioksidan alami yang dapat diperoleh dari tanaman atau hewan yaitu:
BHT, TBHQ, PG, dan NDGA yang ditambahkan dalam makanan untuk
11
peroksidasi merupakan salah satu faktor yang cukup berperan dalam
F. Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen. Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang
sangat penting pada bahan pangan karena kandungan air dalam bahan
pangan dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur, serta cita rasa pada bahan
pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya
awet bahan pangan tersebut. Kadar air yang tinggi akan mengakibatkan
akan terjadi perubahan pada bahan pangan. Semakin rendah kadar air dalam
G. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh tubuh
terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat dibagi menjadi
dasar dari karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang
dapat saling terikat, dan oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang
12
dibentuk oleh galaktosa, glukosa dan fruktosa. Karbohidrat kompleks terdiri
atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan monosakarida dan
yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, dan pengatur
H. Protein
dan N.. Molekul protein juga mengandung fosfor, belerang, besi, dan
proses denaturasi.
protein makanan.
13
5. Sifat protein: penambahan bahan kimia seperti urea, guadinin, klorida,
I. Lemak
serta sterol (Ganong, 2008). Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar
COOR) yang tidak dapat larut dalam air tapi larut dalam larutan non polar
seperti eter, aseton, bensin, karbon tetraklorida dan lain sebagainya (Baraas,
2006). Lipid akan larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol,
adalah :
1. Hidrolisis dari lipid akan menghasilkan asam lemak yang berperan pada
2. Lipid tidak larut dalam air, tetapi dapat larut dalam pelarut organik
dan protein.
14
J. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu zat gizi yang berperan sebagai antioksidan
efektif atau mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau jaringan
dan termasuk asam, tetapi tidak berbau dalam larutan. Sifat vitamin C
mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen dari udara dan juga karena suhu,
tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal (Padang dan Rasnita,
2017).
K. Rendemen
semakin tinggi rendemen ekstrak, maka semakin tinggi kandungan zat yang
L. Serat Kasar
residu dari bahan makanan atau hasil pertanian setelah diperlakukan dengan
asam atau alkali mendidih, dan terdiri dari selulosa, dengan sedikit lignin
dan pentose. Menurut Winarno (2004), serat dalam pangan tidak dapat
dicerna oleh tubuh tetapi mempunyai sifat positif bagi gizi dan metabolism,
15
diare, wasir dan kanker usus besar. Selain itu, penentuan serat kasar pada
bahan pangan sangat peting dalam penilaian kualitas bahan pangan karena
angka ini merupakan indeks dalam mentukan nilai gizi bahan makanan.
Serat kasar juga dapat dipakai untuk menentukan kemurnian bahan dan
efisiensi proses.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
N, asam sitrat, KI, Na2CO3 anhidrat, H2SO4 , NaOH 0,1 N, natrium tio sulfat,
kertas saring, cawan porselen, Erlenmeyer, labu lemak, desikator, serta alat-
17
C. Prosedur Penelitian
2. Penyortiran
rendah.
secara merata. Lalu dilakukan pengeringan dengan suhu 45º, 50º, 55º,
7. Pengemasan
18
8. Pengujian
Biji delima
Biji
Penyortiran
Kualitas
Rendah
Air Pencucian dan penirisan
Bersih Air Kotor
Pengemasan
Ilustrasi 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Bubuk Biji Delima (Jalal et al.,
2018) yang dimodifikasi.
19
D. Rancangan Percobaan
al. (2018), suhu dan waktu pengeringan yang digunakan dalam proses
E. Analisis
20
b. Pembuatan larutan stok sampel 300 ppm. Ditimbang 7,5 mg sampel
tanda batas.
larutan uji pada 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, 100 ppm, dan 125 ppm.
Absorbansiblanko
%Penghambatan= x 100 %
Absorbansiblanko −Absorbansi sampel
dikeringkan dalam oven pada suhu 100-1050 C selama 3-5 jam. Setelah
itu sampel dan cawan diangkat dan didinginkan dalam desikator hingga
analitik dan lakukan hingga diperoleh bobot cawan dan sampel akhir
konstan.
21
3. Karbohidrat (Mujumdar, 2005)
ml air suling.
6N. Titar dengan larutan natrium tio sulfat dengan petunjuk larutan
titrasi 2 ml.
dengan air suling dan titar dengan larutan NaOH 0,1 N dengan
indikator fenolftalein.
22
i. Pipet 10 ml larutan hasil pengeceran (b) masukkan ke dalam
Cara Kerja :
pendingin tegak.
asam.
larutan luff (dengan pipet) dan beberapa butir baut didih serta 15
ml air suling.
23
Kerjakan juga blanko:
w 1 x Fp
Kadar Glukosa = x 100%
w
Keterangan:
Fp = faktor pengencer
H2SO4, batu didih dan didihkan selama 1,5 jam sampai cairan menjadi
merah 0,2% dalam alcohol dan 1 bagian metal biru 0,2% dalam
sampai terjadi perubahan warna dari hijau menjadi abu-abu. Hal yang
24
5. Total Lemak (AOAC, 2005)
dalam alat ekstrasi soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak
dilarutkan dengan akuades bebas CO2 sebanyak 100 ml. Kadar vitamin
25
7. Rendemen (Senduk et al., 2020)
dengan api suhu 85ºC sampai menjadi ekstrak kental. Ekstrak kental
aluminium foil dan beri lubang-lubang kecil. Lalu oven atau masukkan
berat ekstrak
x 100 %
berat bahan baku
26
ke dalam cawan petri dan keringkan ke dalam oven selama 1 jam
b−a
Kadar serat kasar (%) = x 100%
x
Keterangan:
x = bobot sampel
F. Analisis Data
analisis ragam (ANOVA). Jika F hitung lebih besar atau sama dengan F
tabel maka dilanjutkan dengan uji beda nyata Duncan’s Multiple Range Test
27
DAFTAR PUSTAKA
Aruna, P., Venkataramanamma, D., Singh, KA dan Singh, PR. 2016. Manfaat
Kesehatan Asam Punicic: Sebuah Tinjauan. Ulasan Komprehensif dalam
Ilmu Pangan dan Keamanan Pangan. 15:16-27.
Budka, F. 2008. Active Ingredients, Their Bioavaibility and The Health Benefit of
Punica Granatum Linn (Pomegranate). Accessed: 10-122009.
Fajri, M. R. 2015. Analisis Kadar Protein Kasar dan Serat Kasar Wafer Limbah
Jerami Klobot dan Daun Jagung Selama Masa Penyimpanan. Skripsi.
Makassar: Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin.
28
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22 ed.). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Harling, Vina N. Van. 2018. Penentuan Kadar Asam Elagat Ekstrak Metanol
Kulit Buah dan Biji Buah Delima (Punica Granatum. L). Soscied, 1(2).
Politeknik Katolik Saint Paul, Sorong.
Hermayanti, Yeni dan Eli, G. 2006. Modul Analisa Proksimat. SMAK 3 Padang.
Hota, M., DS Dahiya dan Sonu, K. 2017. Pengaruh Berbagai Metode Pengeringan
terhadap Waktu dan Kualitas Pengeringan Buah Delima (Punica granatum L.)
Arils. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences
ISSN: 2319-7706. 6(4): 1711-1717.
Jalal, H., Mohammad, A. P., Henna, H., Mir, R. dan Nusrat, N. K. 2018. Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Delima dan Serbuk Biji. Jurnal
Farmakognosi dan Fitokimia 2018; 7 (5): 992-997.
Jangam, S. V., Law C. L., dan Mujumdar A. S. 2010. Use of Renewable Source of
Energy for Drying of FVF in Drying of Foods, Vegetables and Fruits. Vol. 1.
National University of Singapore, Singapore.
Jittanit W., G. Srzednicki, dan R. Driscoll. 2010. Corn, Rice, and Wheat Seed
Drying by Two Stage Concept, Drying Technology, 28: 807-815.
Kumalaningsih, S., Suprayogi dan B. Yudha. 2005. Membuat Makanan Siap Saji.
Trubus Agrisarana, Surabaya.
Luciana, Titta. 2018. Optimasi Tablet Salut Film Ekstrak Kulit Buah Delima Putih
(Punica granatum L.) Menggunakan PVP K-30 Sebagai Pengikat Dan Ac-
Di-Sol Sebagai Penghancur.
29
Sebuah Pendekatan Klinis (1 ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Putri, M. P dan Yunita, H. S. 2015. Analisis Kadar Vitamin C pada Buah Nanas
Segar (Ananas Comosus (L.) Merr) dan Buah Nanas Kaleng dengan Metode
Spektofotometri Uv-Vis. Jurnal Wiyata, 2(1): 34-38.
Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol dalam Daun The.
Majalah Jurnal Indonesia: 53-58.
Santra, I. dan Jain, SK. 2012. Studi Tentang Pengeringan Konvektif Pada Buah
Delima Arils. Int. J. Proc. & Post Harvest Technol., 3 (2): 172-175.
Senduk, T. W., Lita A. D. Y., Montolalu dan Verly, D. 2020. Rendemen Ekstrak
Air Rebusan Daun Tua Mangrove (Sonneratia Alba). Jurnal Perikanan dan
Kelautan Tropis, 11(1): 9-15.
Sirait, H., Lisa, M dan Sabar, G. 2013. Studi Pertumbuhan dan Produksi Sistem
Tanam dan Varietas Kedelai di Antara Barisan Tanam Kelapa Sawit Umur 16
Tahun. Jurnal Online Agroekoteknologi ISSN No. 2337-6597. 2(1):152-161.
30
Sugianto dan Lidyawati, N. 2011. Pemberian Jus Delima Merah (Punica
Granatum) dapat Meningkatkan Kadar Glutation Peroksidase Darah pada
Mencit (Musmusculus) dengan Aktivitas Fisik Maksimal. Tesis: Program
Magister, Program Studi Ilmu Biomedik, Program Pascasarjana. Denpasar:
Universitas Udayana.
Suhartono, E., Fujiati, dan Aflanie, I. 2002. Oxygen Toxicity by Radiation and
Effect of Glutamic Piruvat Trasamine (GPT) Activity Rat Plasma after
Vitamine C Treatment. Diajukan pada Internatinal Seminar on Environmental
Chemistry and Toxicology. Yogyakarta.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
31