Anda di halaman 1dari 11

PENANGANAN PRODUK SAYURAN SEGAR ( WORTEL )

(Laporan Manajemen Logistik)

Disusun Oleh :

Reisa Ari Kurnia 20751021


Tika Viorela Margareta 20751028
Wahyu darmawan 20751029
Cherelia Adelina 20751006

PRODI PENGELOLAAN
AGRIBISNIS JURUSAN EKONOMI
DAN BISNIS POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG 2022/2023
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Wortel (Daucus carota) adalah tanaman penyimpan karbohidrat dalam jumlah besar untuk
dapat tumbuh dan berbunga. Wortel termasuk tanaman umbi akar yang dikategorikan k
dalam sayuran. Wortel memiliki susunan tubuh yang terdiri dari daun, batang dan akar.
Struktur batang pendek, akarnya tunggang, tumbuh pada musim kemarau dan hujan,
memiliki siklus hidup 1-2 tahun. Wortel memiliki umbi yang berwarna kuning kemerah-
merahan, karena mengandung betakaroten dan flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan
yang bermanfaat bagi tubuh (Lesmana, 2015). Wortel memiliki tekstur seperti serat kayu
dan memiliki rasa yang manis langu. Apabila wortel dimasak dengan kurang baik,
teksturnya masih terasa keras dan rasa manisnya belum keluar. Oleh karena itu, banyak
anak-anak bahkan sampai orang dewasa yang tidak menyukai sayuran terutama wortel.
Wortel juga merupakan komoditas yang mudah rusak setelah pemanenan. Wortel biasanya
diolah untuk membuat masakan sup, capcai, bistik, kari, mie dan sebagainya (Cahyono,
2002). Untuk memperpanjang masa simpan, kini wortel dapat diolah menjadi permen jelly
yang sehat. Permen jelly yang berbahan dasar dari wortel, tentunya akan disukai oleh
anak-anak karena berbentuk seperti permen. Selain itu, kandungan seperti betakaroten
(Vitamin A), Vitamin B (B1, B3, B6 dan B9), Vitamin C dan mineral merupakan zat gizi
yang bermanfaaat bagi anak-anak dan orang dewasa (Lesmana, 2015). Proses dan jenis
pengolahan wortel yang terbatas menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat karena wortel
mudah rusak sehingga wortel hanya bisa digunakan sebagai sayuran maupun jus.
Masyarakat jaman sekarang ini menginginkan suatu produk baru yang memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan umur simpan yang panjang. Salah satu upaya untuk
mengurangi kerusakan wortel dapat dilakukan dengan mengolah wortel menjadi produk
tepung. Tepung wortel merupakan produk awetan yang dapat dijadikan alternatif untuk
memperpanjang umur simpan, memudahkan penyimpanan, dan transportasi (Handayani,
1994 dalam Sopiyandi, 2016).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk Menganalisis Proses penanganan produk wortel (GHP)
2. Untuk Menganalis Perhitungan Nilai tambah Produk wortel
3. Untuk Menganalisis Proses Penjualan produk wortel
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1Tanaman Wortel
Wortel (Daucus carota L) merupakan sayuran yang memiliki sumber provitamin A,
vitamin B, vitamin C, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan (Kumalaningsih,
2007). Umbi wortel memiliki warna kuning kemerahan yang disebabkan kandungan
karoten yang sangat tinggi, dan memiliki tekstur keras, serta rasa yang gurih dan agak
manis (Berlian Nur et al., 1994 dalam Basito, 2011). Wortel memiliki kandungan air yang
sangat tinggi hingga mencapai 88% sehingga menyebabkan wortel yang segar mudah
rusak (USDA Nutrient Database, 2016). Menurut Tjitrosoepomo (2010) sistematika
taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman wortel sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carota L

Wortel merupakan salah satu produk pangan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi.
Kandungan wortel yang paling utama adalah vitamin A dengan total 12,000 SI. Wortel
akan kaya zat antioksidan karena beta karoten yang mampu mencegah radikal bebas
penyebab kanker. Wortel merupakan sumber dari vitamin A yang bertujuan untuk
membantu proses dalam penglihatan. Vitamin A merupakan bagian yang sangat penting
dari penerimaan cahaya mata (Kumalaningsih, 2007). Kandungan gizi wortel dalam 100
gram dapat dilihat dibawah ini

Kandungan Gizi dalam 100 g Wortel Segar


Kandungan gizi Jumlah
Proksimat
Air (g) 88,29 Zinc (mg) 0,24
Energi (kkal) 41 Vitamin
Protein (g) 0,93 Vitamin A (IU) 16706
Lemak (g) 0,24 Vitamin B1 (mg) 0,066
Karbohidrat (g) 9,58 Vitamin B2 (mg) 0,058
Serat (g) 2,8 Vitamin B3 (mg) 0,983
Gula (g) 4,74 Vitamin B6 (mg) 0,138
Mineral Folat (µg) 19
Kalsium (mg) 33 Vitamin C (mg) 5,9
Besi (mg) 0,3 Vitamin E (mg) 0,66
Magnesium (mg) 12 Vitamin K (mg)
Fosfor (mg) 35 beta karoten (mg)
Kalium (mg) 320 13,2
Natrium (mg) 69 8285

Sumber: USDA Nutrient Database (2016)

II.2 Beta Karoten


Menurut Almatsier (2001), fungsi dari beta karoten pada wortel tersebut adalah: Sebagai
prekursor vitamin A yang secara enzimatis akan berubah menjadi zat aktif vitamin A
dalam tubuh. Vitamin A ini sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan
reproduksi, penglihatan, pemeliharaan sel-sel epitel pada mata, serta dapat meningkatkan
daya tahan dan kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit. Sebagai antioksidan yang
berfungsi untuk menangkal radikal bebas, dan penyakit jantung maupun kanker. Faktor
penyebab kerusakan beta karoten yaitu:

- Suhu tinggi
Menurut Eskin (1979), bahwa pada suhu tinggi akan terjadi dekomposisi karotenoid yang
mengakibatkan intesitas warna karoten menjadi menurun atau pemucatan warna. Suhu
pengeringan kisaran 45oC-60oC, dimana suhu tersebut dapat mempertahankan warna
karoten, dan mengurangi kadar air pada wortel (Mohamed et al., 1994).
- Oksidasi
Menurut Eskin (1979), bahwa adanya oksidasi yang disebabkan oleh enzim yang dapat
menyebabkan penyimpangan cita rasa pada wortel. Berdasarkan penelitian Octaviani et
al., (2014) bahwa kadar beta karoten cabe ada hubungan dengan derajat kemerahan cabe,
semakin merah cabe semakin tinggi beta karoten. Warna merah cabe biasanya seiring
dengan kematangan cabe, sehingga faktor panen cabe yang diambil sangat menentukkan
kadar beta karoten.
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Penanganan produk sayuran segar Hingga Penjualan Dilakukan dari Tanggal 28
September – 04 Oktober 2022. Dan Untuk Tempatnya sendiri yaitu Di Politeknik Negri
Lampung pada Lab Logistik. Proses penanganan sepenuhnya dilakukan oleh anggota
kelompok Manajemen Logistik dengan kerja sama tim dan saling membantu satu sama
lain pada saat Pengemasan agar terciptanya kelancaran pada saat penjualan.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun Alat dan Bahan yang kami gunakan bisa dilihat pada Tabel dibawah ini :
No Alat Bahan
1 Baskom Wortel
2 Gunting
3 Pisau
4 Talenan
5 Plastik Wrapping

3.3. Prosedur Praktikum


 Persiapan alat dan bahan
 Pembagian jenis produk berdasarkan kelompok
 Penyortiran Produk
 Pembersihan Produk
 Pengemasan produk
 Perhitungan biaya dan pendapatan
 Pencatatan hasil praktikum
 Pengumpulan Laporan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan GHP


Good Handling Practices (GHP) adalah pedoman umum dalam melaksanakan
pasca panen hortikultura secara baik dan benar sehingga tingkat kerusakan dan kehilangan hasil
dapat ditekan seminimal mungkin untuk menghasilkan produk yang bermutu atau memenuhi
standar mutu yang berlaku seperti Standar Nasional Indonesia. Tujuan utama pelaksanaan GHP
adalah untuk mempertahankan mutu dan meningkatkan daya saing. Tujuan lainnya adalah untuk
menekan kehilangan/kerusakan hasil, memperpanjang daya simpan, mempertahankan kesegaran,
meningkatkan daya guna, meningkatkan nilai tambah, meningkatkan efisiensi penggunaan
sumberdaya dan sarana, meningkatkan daya saing, memberikan keuntungan yang optimum
dan/atau mengembangkan usaha pascapanen hasil pertanian asal tanaman yang berkelanjutan.
Berikut merupakan tahapan GHP komoditas Wortel:
1. Pengkelasan (grading)
Kegiatan pengelompokan mutu produk wortel berdasarkan karakteristik fisik antara lain
bentuk, ukuran, dan warna.
2. Pembersihan Produk
Pembersihan dan penyortiran produk Wortel dengan cara membersihkan ujung Wortel
nya lalu menyusun berdasarkan ukuran dan di kemas sesuai ketentuan
3. Pengemasan
kegiatan mengemas produk Wrapping Plastic untuk melindungi produk dari gangguan
faktor luar yang dapat mempengaruhi daya simpan.
4. Pelabelan produk
Kegiatan penempelan label produk pada kemasan
5. Perhitungan HPP, harga jual dan nilai keuntungan Pemasaran
Kegiatan memasarkan produk Wortel menggunakan media online seperti mengunakan
media whats app atau dan menawarkanya secara langsung kepada konsumen.
4.2 Perhitungan Biaya

1. Biaya yang dikeluarkan


- Harga beli 2kg: Rp14.000
- Plastik wraping : Rp150 x 6 pcs = Rp.900
- Kertas label : Rp5000/ lembar
Total biaya ( TC) : Rp14.000 + Rp5.900= Rp19.900

2. HOK
(15 menit/420 menit x 4 orang) x upah = 0,25 x 1 jam /7x Rp70.000
= 0,25 x 7,142 = Rp2.499

3. Hpp
HPP = Total biaya + HOK = Rp19.900 + 2.499= Rp3.734 / Rp4.000
Unit 6

4. Harga Jual
Harga jual = HPP + (10%)
= Rp4000 + 400
= Rp. 4.400

5. Keuntungan
- Pendapatan = Rp 4000 x 6pcs = 24.000
- Laba = Pendapatan – Total biaya
= Rp24.000 – Rp. 22.400
= Rp. 1.600
4.3 Penjualan Produk
Pada kegiatan penjualan produk Wortel ini menggunakan tahapan
segmentasi,targeting dan positioning pasar adapun penjelasanya sebagai berikut :
 Segmentasi
Segmen adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok
pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang
berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang
berbeda. Segmentasi pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian
dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara
pembeli di pasar
 Targeting
Target dari produk wortel adalah Mahasiswa/mahasiswi Politeknik Negeri
Lampung, dan masyarakat umum atau tetangga Kos.
 Positioning
Pada tahapan positioning produk ini menggunakan media social yang
sekiranya dapat menjangkau konsumen terhadap pembelian produk Wortel ini dan
kami juga menggunakan promosi secara langsung agar jelas tersampaikan kepada
konsumen.
V. KRSIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Pengemasan pasca panen pada tanaman wortel dapat menggunakan wrapping plastic,
tujuan dari pengemasan menggunakan wrapping plastic agar menjaga kualitas dan
kesegaran wortel, selaiin itu pengemasan menggunakan wrapping plastic dapat menambah
nilau jual padatanaman wortel. Harga pokok produksi pada produk wortel sebesar Rp
4.000 rupiah dengan harga jual sebesar Rp 4.400.
Proses penjualan produk wortel diterima baik oleh masyarakat, mereka mengharapkan
adanya pengembangan mengenai produk olahan sayuran yang dikemas dengan baik
dengan harga sesuai dengan yang ada dipasar tradisional.

Anda mungkin juga menyukai