Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Pertama kami ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "pembuatan
tempe dengan kacang hijau dalam upaya peningkatan mutu gizi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang tata cara pembuatan tempe dengan
bahan kacang hijau bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
.
Penulis
ii
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
manfaat tempe sangat besar. Kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi
vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan antioksidan di dalam tempe dapat
Dalam 100 gram tempe, mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat
1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1
ragamannya. Pada umumnya tempe dibuat dari kacang kedelai. Pemilihan bahan
alternatif tempe selain kacang kedelai, dapat menggunakan kacang hijau. Dalam kacang
hijau terkandung gizi yang baik untuk kesehatan, seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin A, vitamin B1 dan juga mineral. Harganya yang relatif murah dan ketersediaan
kacang hijau melimpah menyebabkan kacang hijau menjadi alternatif bahan dasar
pembuatan tempe. Pemanfaatan kacang hijau sebagai tempe kacang hijau akan
menghasilkan suatu produk makanan baru yang kaya akan protein dan juga kaya
akan antioksidan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis
1.3. Manfaat
1. Makalah ini dapat memberikan wawasan bagi siswa/siswi agar lebih memahami
2. Makalah diharapkan bisa jadi referensi yang baik dan diperbaiki agar lebih
sempurna.
1.4. Tujuan
BAB II
KONSEP TEORI
ditemukan pada tahun 1875. Bahkan, dalam Serat Centini (tulisan bersejarah pada awal
abad ke-19) telah ditemukan kata tempe. Kata itu menunjukkan bahwa makanan
tradisional ini sudah dikenal sejak berabad- abad lalu dalam tatanan budaya makan
Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan dapat
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui proses
fermentasi dari kacang kedelai atau kacang- kacangan lainnya dalam waktu tertentu
jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru tanah air. Saat ini, tempe bahkan telah
merambah ke lima benua. Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak 1946.
Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Cina, Taiwan, India, Srilangka, Kanada,
Australia serta negara-negara Amerika Latin dan Afrika, tempe sudah dikenal
Bahwa secara kuantitatif nilai gizi tempe lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai.
Namun, secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi, karena tempe mempunyai nilai
cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan
1. Asam Lemak
ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk
(Polyunsaturated Fatty Acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam
palmitat dan asam inoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi
pada asam aleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak
tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga
a. Vitamin
Dua kelompok terdapat dalam tempe, yaitu larut air (vitamin B komplek) dan
larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupa- kan sumber vitamin B yang
sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1
Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada
makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji- bijian), namun tempe mengandung
vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari
bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan
tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari
kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3
kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi
oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti klebsiella pneumoniae dan
citrobacter freundil. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3
mikrogram per 10 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan
vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para
vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12 sepanjang mereka
b. Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah
mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap
100g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan
asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan
terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan
c. Antioksidan
Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon,
seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang
Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada
tempe, disamping ketiga isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6, 7, 4-
dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadi- nya proses
fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bekteri Micrococus luteus dan coreyne
bacterium.
Kacang hijau atau phaseolus aureus berasal dari famili leguminoseae alias
polong-polongan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupa- kan sumber mineral
penting, diantaranya ialah kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Sedangkan, kandungan lemaknya merupa- kan asam lemak tak jenuh, sehingga aman
Kacang hijau merupakan salah satu komoditi camman palawija yang banyak
dibudidayakan oleh petani. Di beberapa lahan usaha tani produktivitas kacang hijau
masih rendah, karena belum dikawal dengan teknologi budidaya yang tepat sesuai
spesifik lokasi. Melihat asal-usulnya, kacang hijau diduga berasal dari kawasan India,
kacangan yang lain, seperti lebih tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit relatif
sedikit, panen relatif cepat yakni pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan
dilapangannya serta perlakuan pasca panen relatif mudah, kegagalan panen total relatif
kecil harga jual tinggi dan stabil, dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan
yang mudah.
7
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22% dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor
pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari
konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak
jenuh. Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan
Varietas Kacang Hijau Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting
sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Jenis ataupun varietas
kacang hijau di Indonesia beragam. Adapun varietas kacang hijau yang telah
1. Vima -1
Vima -1 (akronim dari vigna sintesis – Malang) ini berkulit biji kusam. Sejumlah
kelebihan dimiliki oleh vima -1 ini. Dari sisi budi daya, varietas ini memiliki
8
keunggulan, yakni hasil cukup tinggi, umur yang genjah, dan tahan penyakit
embun tepung. Tandan polong vima -1 yang seluruhnya berada di atas kanopi
merupakan daya tarik tersendiri bagi petani, karena relatif mudah dipelihara dan
dipanen. Kualitas biji vima -1 memiliki kandungan protein yang cukup tinggi,
2. Vima -2
1. Potensi hasil mencapai 2,44 t/ha dan rata-rata hasil 2,80 t/ha, berumur genjah (56
HST), masak serempak, terindikasi toleran terhadap serangan thrips pada fase
generatif karena bunganya tidak mudah rontok dan berhasil membentuk polong.
3. Vima -3
Vima -3 ini berwarna hijau kusam, varietas ini memiliki beberapa keunggulan,
antara lain potensi hasil mencapai 2,11 t/ha dan rata-rata hasil 1,78 t/ha, beradaptasi
luas, masak serempak, terindikasi tahan terhadap penyakit bulat tanah di lapang
ditunjukkan dengan tanaman layu yang rendah, dan sesuai untuk kecambah.
9
BAB III
a. Kacang hijau
b. Ember
c. Air
d. Bak
f. Tampah
g. Panci
h. Ragi
i. Daun pisang
Kacang hijau yang digunakan sebagai bahan utama tempe dipilih yang bagus.
Apabila terdapat kotoran seperti pasir dapat dibersihkan dengan cara sebagai
berikut.
Kacang hijau dimasukkan dalam ember berisi air segar. Setelah semua terendam
air, ember diangkat dan mulutnya dimiringkan sedikit demi sedikit di atas bak.
Cara ini berguna untuk menuang kacang hijau agar tidak terbawa aliran air.
Apabila airnya habis, segera diisi air lagi, lalu dituang lagi perlahan-lahan.
ember habis. Dengan cara ini, pasir dan kotoran yang tidak terbawa aliran air tetap
tertinggal di ember.
b. Perendaman Awal
Rendam kacang hijau dengan air asam cuka PH 5 selama 12 jam. Perendaman ini
kapang pada kacang hijau. Kapang akan tumbuh baik jika PH kacang hijau di
antara 3,5 dan 5,2. Nilai PH yang rendah ini penting karena dapat menghambat
pertumbuhan bakteri.
c. Perendaman Lanjutan
Setelah proses perendaman awal menggunakan air cuka, bersihkan dan rendam
dalam air selama 12 jam. Proses perendaman ini bertujuan untuk melunakkan
kacang hijau agar memudahkan penetrasi asam untuk mengubah PH kacang hijau
cocok untuk pertumbuhan kapang. Air yang masuk ke dalam kacang hijau
membutuhkan air.
Proses ini sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikro- organisme yang
tumbuh selama perendaman. Rendam dalam air men- didih selama 15 menit.
Setelah sterilisasi, kacang hijau diangkat dari tempat perendaman. Kacang hijau
ditebarkan di atas tampah besar yang lebar, kemudian diserakkan tipis-tipis agar
Proses penirisan bertujuan untuk menghilangkan air yang menempel pada kacang
hijau. Air yang menempel akan memicu pertumbuhan bakteri dan akan
11
umumnya adalah kurang tuntasnya penirisan karena bahan tempe masih basah.
Proses penirisan yang baik dapat dilakukan dengan menyebar bahan dan meratakan
secara tipis ke tempat yang diberi kain penyerap. Selain itu, juga dapat
Proses pendinginan, selain untuk menghilangkan air yang menempel pada kacang
hijau, juga untuk mengondisikan suhu agar sesuai untuk pertumbuhan kapang. Jika
suhu masih panas, kemungkinan akan terjadi inaktivasi ragi karena ragi tidak tahan
panas.
Dengan demikian, kacang hijau tidak terlalu basah sehingga kelembapannya dapat
f. Fermentasi
Setelah tiris, siap untuk difermentasi dengan inokulum tradisional (daun waru) dan
pada kacang hijau dilakukan pada suhu sekitar 370C. Suhu itu merupakan suhu
Proses ini sering dianggap paling sulit. Apabila salah perlakuannya, dapat
Pertumbuhan kapang tempe dipengaruhi suhu lingkungan dan cuaca. Apabila cuaca
berbeda dari biasanya, banyaknya ragi yang diberikan dapat berbeda dari hari-hari
biasanya. Pada cuaca tertentu, misalnya pada musim pancaroba, pemberian ragi
g. Pembungkusan
Agar tempe yang dibuat tidak mengalami kegagalan, substrat kacang hijau yang
telah diberi inokulum tradisional (daun waru) dan inokulum serbuk (raprima) harus
dibungkus dan diperam di tempat tertutup dan hangat. Apabila dibiarkan dalam
memerlukan sedikit oksigen untuk memacu pertumbuhan kapang. Oleh karena itu,
kemasan dilubangi agar oksigen dapat masuk. Kemasan juga berguna untuk
mengondisikan suhu agar selalu sesuai untuk pertumbuhan kapang bahan pengemas
Tabel 3.1
Hasil analisis proksimat tempe kacang hijau (%bk)
Zat gizi Presentasi (%)
Kadar air 64,32
Kadar abu 0,70
Lemak 0,56
Protein 41,92
Karbohidrat 56,81
1. Kadar Air
Tempe kacang hijau mengandung air 64,32%. Kadar air di tempe kacang hijau
lebih rendah dibanding dengan kadar air tempe kedelai yaitu 69% kadar air tempe
kacang hijau sama dengan jumlah kadar air tempe koro benguk (64%) dan tempe
lamtoro (64%%) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kadar air ini yang
menyebabkan tekstur tempe kacang hijau agak keras / kenyal. Tekstur ini adalah tekstur
tempe segar yang baik yaitu tampak padat dan apabila dipegang kenyal atau agak keras.
13
2. Kadar Abu
Kadar abu pada tempe kacang hijau adalah 0,70% (bk). Kadar abu dari bahan
pangan menunjukkan gambaran kasar dari mineral bahan pangan tersebut. Kadar abu
tempe kacang hijau dipengaruhi adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada saat
yang lebih baik sehingga kulit yang merupakan bagian yang banyak mengandung
mineral terkikis sempurna. Adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada pengolahan
3. Lemak
Tempe kacang hijau mengandung lemak 0,56% (bk). Kandungan lemak tempe,
kacang hijau jauh lebih kecil dibanding jenis tempe-tempe yang lain. Menurut data
Depkes RI (1981) dalam Sarwono (2002), pada 100g bahan tempe kedelai mengandung
lemak 12,9g (bk), tempe bongkrek 12,7g (bk), tempe lamtoro 6,9 (bk).
4. Protein
Jumlah protein tempe kacang hijau adalah 41.92% (bk). Protein tempe kedelai
sebesar 59% (bk) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kandungan protein tempe
kacang hijau lebih tinggi dibandingkan dengan tempe bongkrek 16% (bk), tempe koro
benguk 28,3% (bk) dan tempe lamtoro 30,6% (bk). Peningkatan jumlah protein kacang
hijau setelah diolah menjadi tempe disebabkan adanya pengelupasan kulit kacang hijau.
Meningkatnya kadar protein kacang hijau pada tempe kacang hijau juga disebabkan
oleh komponen khitin dari dinding sel kapang tempe (Hadioetomo, 1982) dan
Proses fermentasi mempengaruhi kualitas protein pada bahan makanan. Hal ini
menyebabkan protein pada tempe lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.
5. Karbohidrat
ini lebih tinggi dari tempe kedelai 40,9% (bk) dan tempe lamtoro 56,7% (bk), tetapi
masih lebih rendah dibanding tempe bongkrek 66,5% (bk) dan tempe koro benguk
64,4% (bk). Kapang Rhyzopus Oryzae pada ragi tempe mensintesis enzim pemecah hati
(a-amilase) yang digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi substrat yang lebih
sederhana. Proses katabolisme ini ber- langsung secara aerobik dan menghasilkan 38
molekul ATP.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Cara membuat tempe kacang hijau diantaranya yaitu menyiapkan alat dan bahan,
pembungkusan.
Kandungan gizi tempe kacang hijau terdiri dari 0,7% kadar abu, 0,56% lemak,
4.2. Saran
Dari berbagai pembahasan tentang “Pembuatan Tempe Dengan Kacang Hijau
dalam Upaya Peningkatan Mutu Gizi”, maka penyusun memberi saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/download/6055/4299
http://www.murodmaulana.com/2014/02/manfaat-kacang-hijau-dan-kandungan.html.
http://www.jitunews.com/read/13952/ini-dia-rarietas-kacang-hijau-unggulan- indonesia-
apa-saja.
http://stuff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi/yuaqita-lestari-ssi-
msc/kandungan-gizi-tempe-beserta-manfaatnya-versi-ringkas.pdf.
https://nuragnialvina.wordpress.com/2015/07/27kacang-hijau-dan-kacang-kedelai/
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1560/iswandari.?sequence=4.