Anda di halaman 1dari 19

i

LAPORAN HASIL PERCOBAAN

PEMBUATAN TEMPE DENGAN KACANG HIJAU


DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI

Disusun Oleh :

Ketua : Clueri Octarianti


Anggota : 1. Melsa Agustin
2. Eka Sari
3. Dimas Saputra
4. Farel Trigusti

Kelas : Sembilan (9) A


Guru Pengajar : Agus Sudarsono, S.Pd.

SMP NEGERI 1 KECAMATAN BATANG HARI LEKO


2022
ii

KATA PENGANTAR

Pertama kami ucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "pembuatan
tempe dengan kacang hijau dalam upaya peningkatan mutu gizi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang tata cara pembuatan tempe dengan
bahan kacang hijau bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
.

Tanah Abang, 16 Agustus 2022

Penulis

ii
iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di Indonesia tempe merupakan makanan rakyat, dari segi gizi maupun kesehatan,

manfaat tempe sangat besar. Kandungan gizi tempe disejajarkan dengan kandungan gizi

yang ada pada yogurt.

Tempe merupakan sumber protein nabati. Mengandung serat pangan, kalsium,

vitamin B dan zat besi. Kandungan antibiotika dan antioksidan di dalam tempe dapat

menyembuhkan infeksi serta mencegah penyakit degeneratif.

Dalam 100 gram tempe, mengandung protein 20,8 gram, lemak 8,8 gram, serat

1,4 gram, kalsium 155 miligram, fosfor 326 miligram, zat besi 4 miligram, vitamin B1

0,19 miligram, karoten 34 mikrogram.

Kini berkembanganya produk tempe telah populer dengan penganeka-

ragamannya. Pada umumnya tempe dibuat dari kacang kedelai. Pemilihan bahan

alternatif tempe selain kacang kedelai, dapat menggunakan kacang hijau. Dalam kacang

hijau terkandung gizi yang baik untuk kesehatan, seperti karbohidrat, protein, lemak,

vitamin A, vitamin B1 dan juga mineral. Harganya yang relatif murah dan ketersediaan

kacang hijau melimpah menyebabkan kacang hijau menjadi alternatif bahan dasar

pembuatan tempe. Pemanfaatan kacang hijau sebagai tempe kacang hijau akan

menghasilkan suatu produk makanan baru yang kaya akan protein dan juga kaya

akan antioksidan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis

paper yang berjudul “PEMBUATAN TEMPE KACANG DENGAN HIJAU DALAM

UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI.


2

1.2. Rumusan Masalah


Agar mudah dalam pemahaman makalah ini, maka penulis merumuskan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana cara membuat tempe kacang hijau?

2. Bagaimana mutu gizi hasil pembuatan tempe kacang hijau?

1.3. Manfaat

1. Makalah ini dapat memberikan wawasan bagi siswa/siswi agar lebih memahami

tata cara pembuatan tempe dengan bahan kacang hijau.

2. Makalah diharapkan bisa jadi referensi yang baik dan diperbaiki agar lebih

sempurna.

1.4. Tujuan

Dalam pembahasan paper berjudul “PEMBUATAN TEMPE DENGAN

KACANG HIJAU DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU GIZI”, penulis

mempunyai beberapa tujuan:

1. Untuk mengetahui cara membuat tempe kacang hijau.

2. Untuk mengetahui mutu gizi hasil pembuatan tempe kacang hijau.


3

BAB II
KONSEP TEORI

2.1. Pengertian Tempe

Tempe telah lama dikenal di Indonesia. Rujukan pertama mengenai tempe

ditemukan pada tahun 1875. Bahkan, dalam Serat Centini (tulisan bersejarah pada awal

abad ke-19) telah ditemukan kata tempe. Kata itu menunjukkan bahwa makanan

tradisional ini sudah dikenal sejak berabad- abad lalu dalam tatanan budaya makan

masyarakat Jawa, khususnya Yogyakarta dan Surakarta.

Tempe merupakan salah satu produk makanan tradisional Indonesia dan dapat

dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Makanan tersebut dibuat melalui proses

fermentasi dari kacang kedelai atau kacang- kacangan lainnya dalam waktu tertentu

menggunakan jamur Rhizopus sp. (Astawan, 2010)

Tempe menyebar ke seluruh Indonesia sejalan dengan penyebaran masyarakat

jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru tanah air. Saat ini, tempe bahkan telah

merambah ke lima benua. Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak 1946.

Tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 3 di Amerika, dan 8 di

Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Cina, Taiwan, India, Srilangka, Kanada,

Australia serta negara-negara Amerika Latin dan Afrika, tempe sudah dikenal

walaupun di kalangan terbatas.

2.1.2. Kandungan Gizi Tempe


Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Tempe
Zat gizi Satuan Komposisi zat gizi 100
gram bdd tempe
Energi (kal) 201
Protein (gram) 20,8
Lemak (gram) 8,8
Hidrat Arang (gram) 13,5
4

Serat (gram) 7,4


Abu (gram) 1,6
Kalsium (mg) 155
Fosfor (mg) 326
Besi (mg) 4
Karotin (mkg) 34
Vitamin A (SI) 0
Vitamin B1 (mg) 0,9
Vitamin C (mg) 0
Air (gram) 55,3
Bdd (berat yang dapat diambil) (%) 100

Bahwa secara kuantitatif nilai gizi tempe lebih rendah dari pada nilai gizi kedelai.

Namun, secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi, karena tempe mempunyai nilai

cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air akan

meningkat akibat aktivitas enzim proteolitik.

1. Asam Lemak

Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat

ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk

(Polyunsaturated Fatty Acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam

palmitat dan asam inoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi

pada asam aleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak

tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga

dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

a. Vitamin

Dua kelompok terdapat dalam tempe, yaitu larut air (vitamin B komplek) dan

larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupa- kan sumber vitamin B yang

sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1

(tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niagin), vitamin B6

(piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).


5

Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada

makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji- bijian), namun tempe mengandung

vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari

bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan

tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari

kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3

kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi

oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti klebsiella pneumoniae dan

citrobacter freundil. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3

mikrogram per 10 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan

vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para

vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12 sepanjang mereka

melibatkan tempe dalam menu hariannya.

b. Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah

mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap

100g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan

asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan

terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan

zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.

c. Antioksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon,

seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang

sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.


6

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada

tempe, disamping ketiga isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6, 7, 4-

trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan

dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadi- nya proses

fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bekteri Micrococus luteus dan coreyne

bacterium.

2.2. Pengertian Kacang Hijau

Kacang hijau atau phaseolus aureus berasal dari famili leguminoseae alias

polong-polongan. Kandungan proteinnya cukup tinggi dan merupa- kan sumber mineral

penting, diantaranya ialah kalsium dan fosfor yang sangat diperlukan oleh tubuh.

Sedangkan, kandungan lemaknya merupa- kan asam lemak tak jenuh, sehingga aman

dikonsumsi oleh orang yang memiliki masalah kelebihan berat badan.

Kacang hijau merupakan salah satu komoditi camman palawija yang banyak

dibudidayakan oleh petani. Di beberapa lahan usaha tani produktivitas kacang hijau

masih rendah, karena belum dikawal dengan teknologi budidaya yang tepat sesuai

spesifik lokasi. Melihat asal-usulnya, kacang hijau diduga berasal dari kawasan India,

dan telah lama dikenal serta ditanam oleh petani di Indonesia.

Kacang hijau memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan tanaman kacang-

kacangan yang lain, seperti lebih tahan terhadap kekeringan, hama, dan penyakit relatif

sedikit, panen relatif cepat yakni pada umur 55-60 hari, cara tanam dan pengelolaan

dilapangannya serta perlakuan pasca panen relatif mudah, kegagalan panen total relatif

kecil harga jual tinggi dan stabil, dan dapat dikonsumsi langsung dengan pengolahan

yang mudah.
7

2.2.1. Kandungan Gizi Kacang Hijau

Tabel 2.2 Kandungan Gizi Kacang Hijau


Zat gizi satuan Nilai kandungan gizi
kacang hijau per 100 gram
Kalori (kal) 323
Protein (g) 22
Lemak (g) 1,5
Karbohidrat (g) 56,8
Kalsium (mg) 223
Zat Besi (mg) 7,5
Fosfor (mg) 3,9
Vitamin A (SI) 157
Vitamin B1 (mg) 0,46
Vitamin C (mg) 10
Air (g) 15,5

Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22% dan

merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan

kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor

pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga

mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari

konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menyebabkan

bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau.

Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak

jenuh. Kacang hijau juga mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan

Varietas Kacang Hijau Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting

sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Jenis ataupun varietas

kacang hijau di Indonesia beragam. Adapun varietas kacang hijau yang telah

diluncurkan kementrian pertanian dan menjadi unggulan antara lain adalah:

1. Vima -1

Vima -1 (akronim dari vigna sintesis – Malang) ini berkulit biji kusam. Sejumlah

kelebihan dimiliki oleh vima -1 ini. Dari sisi budi daya, varietas ini memiliki
8

keunggulan, yakni hasil cukup tinggi, umur yang genjah, dan tahan penyakit

embun tepung. Tandan polong vima -1 yang seluruhnya berada di atas kanopi

merupakan daya tarik tersendiri bagi petani, karena relatif mudah dipelihara dan

dipanen. Kualitas biji vima -1 memiliki kandungan protein yang cukup tinggi,

lemak rendah, dan pati tinggi.

2. Vima -2

Vima -2 ini berwarna hijau mengkilap. Varietas vima -2 memiliki beberapa

keunggulan diantaranya produktivitas di atas varietas pengganti kutilang dan vima -

1. Potensi hasil mencapai 2,44 t/ha dan rata-rata hasil 2,80 t/ha, berumur genjah (56

HST), masak serempak, terindikasi toleran terhadap serangan thrips pada fase

generatif karena bunganya tidak mudah rontok dan berhasil membentuk polong.

3. Vima -3

Vima -3 ini berwarna hijau kusam, varietas ini memiliki beberapa keunggulan,

antara lain potensi hasil mencapai 2,11 t/ha dan rata-rata hasil 1,78 t/ha, beradaptasi

luas, masak serempak, terindikasi tahan terhadap penyakit bulat tanah di lapang

ditunjukkan dengan tanaman layu yang rendah, dan sesuai untuk kecambah.
9

BAB III

PEMBUATAN TEMPE DENGAN KACANG HIJAU DALAMU PAYA

PENINGKATAN MUTU GIZI

3.1. Cara Membuat Tempe Kacang Hijau

1. Alat dan Bahan

a. Kacang hijau

b. Ember

c. Air

d. Bak

e. Asam cuka PHS

f. Tampah

g. Panci

h. Ragi

i. Daun pisang

2. Proses Pembuatan Tempe Kacang Hijau

a. Pemilihan dan Pencucian Kacang Hijau

Kacang hijau yang digunakan sebagai bahan utama tempe dipilih yang bagus.

Apabila terdapat kotoran seperti pasir dapat dibersihkan dengan cara sebagai

berikut.

Kacang hijau dimasukkan dalam ember berisi air segar. Setelah semua terendam

air, ember diangkat dan mulutnya dimiringkan sedikit demi sedikit di atas bak.

Cara ini berguna untuk menuang kacang hijau agar tidak terbawa aliran air.

Apabila airnya habis, segera diisi air lagi, lalu dituang lagi perlahan-lahan.

Pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang sampai kacang hijau yang terendam di


10

ember habis. Dengan cara ini, pasir dan kotoran yang tidak terbawa aliran air tetap

tertinggal di ember.

b. Perendaman Awal

Rendam kacang hijau dengan air asam cuka PH 5 selama 12 jam. Perendaman ini

dimaksud untuk mencapai tingkat keasaman PH yang sesuai untuk pertumbuhan

kapang pada kacang hijau. Kapang akan tumbuh baik jika PH kacang hijau di

antara 3,5 dan 5,2. Nilai PH yang rendah ini penting karena dapat menghambat

pertumbuhan bakteri.

c. Perendaman Lanjutan

Setelah proses perendaman awal menggunakan air cuka, bersihkan dan rendam

dalam air selama 12 jam. Proses perendaman ini bertujuan untuk melunakkan

kacang hijau agar memudahkan penetrasi asam untuk mengubah PH kacang hijau

cocok untuk pertumbuhan kapang. Air yang masuk ke dalam kacang hijau

merupakan syarat dapat tumbuhnya kapang karena pertumbuhan kapang mutlak

membutuhkan air.

d. Perendaman pada Air Mendidih

Proses ini sebagai proses sterilisasi untuk mematikan mikro- organisme yang

tumbuh selama perendaman. Rendam dalam air men- didih selama 15 menit.

e. Penirisan dan Pendinginan

Setelah sterilisasi, kacang hijau diangkat dari tempat perendaman. Kacang hijau

ditebarkan di atas tampah besar yang lebar, kemudian diserakkan tipis-tipis agar

cepat tiris dan dingin.

Proses penirisan bertujuan untuk menghilangkan air yang menempel pada kacang

hijau. Air yang menempel akan memicu pertumbuhan bakteri dan akan
11

menghambat pertumbuhan kapang. Penirisan secara tuntas merupakan faktor yang

sangat penting bagi keberhasilan pembuatan tempe. Penyebab utama kegagalan

umumnya adalah kurang tuntasnya penirisan karena bahan tempe masih basah.

Proses penirisan yang baik dapat dilakukan dengan menyebar bahan dan meratakan

secara tipis ke tempat yang diberi kain penyerap. Selain itu, juga dapat

menggunakan wadah berlubang atau anyaman bambu.

Proses pendinginan, selain untuk menghilangkan air yang menempel pada kacang

hijau, juga untuk mengondisikan suhu agar sesuai untuk pertumbuhan kapang. Jika

suhu masih panas, kemungkinan akan terjadi inaktivasi ragi karena ragi tidak tahan

panas.

Dengan demikian, kacang hijau tidak terlalu basah sehingga kelembapannya dapat

sesuai dengan kebutuhan kapang tempe yang akan ditumbuhkan.

f. Fermentasi

Setelah tiris, siap untuk difermentasi dengan inokulum tradisional (daun waru) dan

inokulum serbuk (raprima). Fermentasi berlangsung selama 48 jam. Fermentasi

pada kacang hijau dilakukan pada suhu sekitar 370C. Suhu itu merupakan suhu

optimal untuk pertumbuhan kapang.

Proses ini sering dianggap paling sulit. Apabila salah perlakuannya, dapat

mengakibatkan bakal tempe tidak dapat di- tumbuhi kapang.

Pertumbuhan kapang tempe dipengaruhi suhu lingkungan dan cuaca. Apabila cuaca

berbeda dari biasanya, banyaknya ragi yang diberikan dapat berbeda dari hari-hari

biasanya. Pada cuaca tertentu, misalnya pada musim pancaroba, pemberian ragi

dapat dua kali lipat dari takaran biasa.


12

g. Pembungkusan

Agar tempe yang dibuat tidak mengalami kegagalan, substrat kacang hijau yang

telah diberi inokulum tradisional (daun waru) dan inokulum serbuk (raprima) harus

dibungkus dan diperam di tempat tertutup dan hangat. Apabila dibiarkan dalam

keadaan terbuka, bahan tersebut tidak akan menjadi tempe.

Pengemasan atau pembungkusan diperlukan bahan tempe karena fermentasi hanya

memerlukan sedikit oksigen untuk memacu pertumbuhan kapang. Oleh karena itu,

kemasan dilubangi agar oksigen dapat masuk. Kemasan juga berguna untuk

mengondisikan suhu agar selalu sesuai untuk pertumbuhan kapang bahan pengemas

bisa dipergunakan bahan alami maupun bahan buatan.

3.2. Kandungan Gizi Tempe Kacang Hijau

Tabel 3.1
Hasil analisis proksimat tempe kacang hijau (%bk)
Zat gizi Presentasi (%)
Kadar air 64,32
Kadar abu 0,70
Lemak 0,56
Protein 41,92
Karbohidrat 56,81

1. Kadar Air

Tempe kacang hijau mengandung air 64,32%. Kadar air di tempe kacang hijau

lebih rendah dibanding dengan kadar air tempe kedelai yaitu 69% kadar air tempe

kacang hijau sama dengan jumlah kadar air tempe koro benguk (64%) dan tempe

lamtoro (64%%) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kadar air ini yang

menyebabkan tekstur tempe kacang hijau agak keras / kenyal. Tekstur ini adalah tekstur

tempe segar yang baik yaitu tampak padat dan apabila dipegang kenyal atau agak keras.
13

2. Kadar Abu

Kadar abu pada tempe kacang hijau adalah 0,70% (bk). Kadar abu dari bahan

pangan menunjukkan gambaran kasar dari mineral bahan pangan tersebut. Kadar abu

tempe kacang hijau dipengaruhi adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada saat

fermentasi. Perlakuan perendaman pada kacang hijau menyebabkan pengelupasan kulit

yang lebih baik sehingga kulit yang merupakan bagian yang banyak mengandung

mineral terkikis sempurna. Adanya pengelupasan kulit kacang hijau pada pengolahan

tempe menyebabkan kadar abu tempe menurun drastis.

3. Lemak

Tempe kacang hijau mengandung lemak 0,56% (bk). Kandungan lemak tempe,

kacang hijau jauh lebih kecil dibanding jenis tempe-tempe yang lain. Menurut data

Depkes RI (1981) dalam Sarwono (2002), pada 100g bahan tempe kedelai mengandung

lemak 12,9g (bk), tempe bongkrek 12,7g (bk), tempe lamtoro 6,9 (bk).

4. Protein

Jumlah protein tempe kacang hijau adalah 41.92% (bk). Protein tempe kedelai

sebesar 59% (bk) (Depkes RI, 1981 dalam Sarwono, 2002). Kandungan protein tempe

kacang hijau lebih tinggi dibandingkan dengan tempe bongkrek 16% (bk), tempe koro

benguk 28,3% (bk) dan tempe lamtoro 30,6% (bk). Peningkatan jumlah protein kacang

hijau setelah diolah menjadi tempe disebabkan adanya pengelupasan kulit kacang hijau.

Meningkatnya kadar protein kacang hijau pada tempe kacang hijau juga disebabkan

oleh komponen khitin dari dinding sel kapang tempe (Hadioetomo, 1982) dan

perbedaan kadar air dari kedua bahan.

Proses fermentasi mempengaruhi kualitas protein pada bahan makanan. Hal ini

disebabkan karena Kapang Rhyzopus Oligosporus mensintesis enzim protease lebih


14

banyak yang memecah senyawa organik kompleks menjadi sederhana sehingga

menyebabkan protein pada tempe lebih mudah dicerna dan diserap tubuh.

5. Karbohidrat

Tempe kacang hijau mengandung karbohidrat 56,81% (bk). Jumlah karbohidrat

ini lebih tinggi dari tempe kedelai 40,9% (bk) dan tempe lamtoro 56,7% (bk), tetapi

masih lebih rendah dibanding tempe bongkrek 66,5% (bk) dan tempe koro benguk

64,4% (bk). Kapang Rhyzopus Oryzae pada ragi tempe mensintesis enzim pemecah hati

(a-amilase) yang digunakan untuk memecah karbohidrat menjadi substrat yang lebih

sederhana. Proses katabolisme ini ber- langsung secara aerobik dan menghasilkan 38

molekul ATP.
15

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Cara membuat tempe kacang hijau diantaranya yaitu menyiapkan alat dan bahan,

pemilihan dan pencucian kacang hijau, perendaman awal, perendaman lanjutan,

perendaman pada air mendidih, penirisan atau pendinginan, fermentasi, dan

pembungkusan.

2. Kandungan gizi kacang hijau mengalami perubahan setelah menjadi tempe.

Kandungan gizi tempe kacang hijau terdiri dari 0,7% kadar abu, 0,56% lemak,

41,92% protein, dan 56,81% karbohidrat.

4.2. Saran
Dari berbagai pembahasan tentang “Pembuatan Tempe Dengan Kacang Hijau

dalam Upaya Peningkatan Mutu Gizi”, maka penyusun memberi saran sebagai berikut:

1. Hendaknya produsen tempe tidak mengutamakan kedelai sebagai bahan dasar


tempe.
2. Masyarakat harus bersifat terbuka dengan penganekaragaman tempe ini.
3. Pengenalan aneka ragam tempe ke seluruh lapisan masyarakat.
16

DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JST/article/download/6055/4299
http://www.murodmaulana.com/2014/02/manfaat-kacang-hijau-dan-kandungan.html.
http://www.jitunews.com/read/13952/ini-dia-rarietas-kacang-hijau-unggulan- indonesia-
apa-saja.
http://stuff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dewi/yuaqita-lestari-ssi-
msc/kandungan-gizi-tempe-beserta-manfaatnya-versi-ringkas.pdf.
https://nuragnialvina.wordpress.com/2015/07/27kacang-hijau-dan-kacang-kedelai/
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1560/iswandari.?sequence=4.

Anda mungkin juga menyukai