SKRIPSI
Oleh;
Lisa Ramadani
NIM;201918405B0007
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biji durian menjadi limbah yang tidak dimanfaatkan, yang sebenarnya banyak
mengandung nilai gizi. Biji durian mengandung tinggi kalsium, protein serta
fosfor (Winarti, 2006 dalam Rofaida, 2008).
Agar kandungan gizi dari pada limbah durian tersebut dapat dimanfaatkan
perlu diproses lebih lanjut menjadi hasil variasi yang baru. Pengolahan biji durian
dalam bentuk tepung akan mempermudah pemanfaatan biji durian menjadi bahan
setengah jadi yang fleksibel. Selain daya simpan yang lama juga dapat dipakai
dalam pengolahan berbagai bahan makanan (Rofaida, 2008).
Kandungan karbohidrat tepung biji durian cukup tinggi yakni sebesar
76,73 %. Kandungan proteinnya juga lebih tinggi yakni sebanyak 10,41%
dibandingkan protein tepung lainnya, seperti seperti tepung beras 7 %, tepung
terigu 8,9 %, tepung jagung 9,2 %. (Hutapea, 2010 dalam S Ryan N dkk, 2016).
Dengan demikian, tepung ini layak dan dapat dikombinasikan dengan tepung
lainnya seperti tepung terigu.
Sebagai bahan pangan sumber kalsium dan protein, daya terima terhadap
tepung biji durian sebaiknya ditingkatkan. Artinya, tepung ini diproses lebih lanjut
dalam bentuk produk olahan variasi baru dengan mempertimbangkan kualitas
fisik seperti segi warna, tekstur, rasa, dan aroma. Bentuk yang baru dari
keberadaan kue kering dapat menjadi salah satu daya tarik masyarakat khususnya
anak masa sekolah. Anak sekolah cenderung dalam mengkonsumsi makanan
yang renyah sebagai jajanan cemilan sehari-hari. Salah satu bentuk makanan
kering dan renyah yaitu stick. Stick yaitu makanan ringan yang di oven atau
digoreng dengan bahan dasar tepung terigu, tepung tapioka atau tepung sagu,
ditambahkan margarin, telur dan air, bentuknya pipih panjang (Pratiwi, 2013).
Stick biji durian bisa menjadi produk olahan yang bisa meningkatkan
asupan kalsium dan protein anak sekolah. Dimana pada umumnya stick disukai
anak-anak karena kerenyahannya dan pilihan rasanya. Penggunaan bahan lokal
akan menciptakan variasi pilihan stick. Dengan pemanfaatan bahan lokal tentunya
dapat membantu katahanan pangan guna perbaikan gizi. Seperti yang
dikemukakan Nainggolan (2008), pentingnya pangan menjadikan ketahanan
pangan sebagai pilar ketahanan nasional.
1
Hasil uji pendahuluan dari 5 perlakuan diperoleh bahwa yang paling
disukai oleh panelis adalah perlakuan C (50 % tepung terigu dan 50 % tepung biji
durian) dengan hasil nilai rata-rata 15,175; perlakuan B (60 % tepung terigu dan
40 % tepung biji durian) dengan hasil nilai rata-rata 15,025; dan perlakuan A (80
% tepung terigu dan 20 % tepung biji durian) dengan hasil nilai rata-rata 14,475.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Pemanfaatan limbah biji durian sebagai bahan Dasar stick
Sebagai Suplemen Materi kuliah Ilmu gizi Dan Kesehatan’’. Penelitian ini
merupakan pembuatan sebuah produk yang praktis, mudah dikonsumsi dan
banyak diminati masyarakat.
B. Perumusan masalah
Bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pemanfaatan
limbah biji durian sebagai bahan dasar stick untuk suplemen materi kuliah ilmu
gizi dan kesehatan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh limbah biji durian (kalsium dan protein) yang
terdapat dalam stik biji durian.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai daya terima konsumen terhadap warna stick dengan penambahan
tepung biji durian.
b. Menilai daya terima konsumen terhadap tekstur stick dengan penambahan
tepung biji durian.
c. Menilai daya terima konsumen terhadap rasa stick dengan penambahan
tepung biji durian.
d. Menilai daya terima konsumen terhadap aroma stick dengan penambahan
tepung biji durian.
e. Menilai daya terima konsumen terhadap stick yang paling disukai dengan
penambahan tepung biji durian yang berbeda.
f. Menilai kandungan kalsium stick dengan penambahan tepung biji durian.
g. Menilai kandungan protein stick dengan penambahan tepung biji durian.
2
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat
a. Sebagai salah satu alternatif pengolahan biji durian menjadi stick yang tinggi
akan zat gizi dalam meningkatkan upaya peningkatan produk pangan.
b. Menambah nilai ekonomis tepung biji durian terhadap masyarakat.
2. Bagi Peneliti
Menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman penulis dalam
penelitian.
3
salut buah, ini hanya 20-35% bagian. Berarti kulit (6075%) dan biji (5-15%)
durian belum termanfaatkan secara maksimal (Wahyono, 2009).
Biji durian cenderung meresahkan masyarakat disaat musim buah durian
karena menjadi limbah pertanian (Wahyono, 2009).
Biji durian hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak
(Djaeni, M dan A. Prasetyaningrum, 2010). Sementara bijinya yang memiliki
kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai alternatif pengganti makanan
(Deputi Menegristek, 2012).
Biji durian bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar,
atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak
dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene).
Pemanfaatan tepung biji durian dapat menambah informasi tentang gizi
pada masyarakat. Kandungan karbohidrat yang tinggi pada biji durian dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pengganti sumber karbohidrat. Pati biji durian
memiliki kesamaan dengan tepung tapioka yaitu adanya kandungan pati yang
terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa pati tepung tapioka yaitu
±20-27% dan kandungan amilosa pati biji durian yaitu ±26,607% (Wirawan et al,
2013).
Penggunaan tepung biji durian dapat dikombinasikan dengan tepung lain
seperti tepung terigu, pada biji durian lebih tinggi dibandingkan tepung terigu.
Kandungan karbohidrat tepung biji durian yakni 76,73 % dan kandungan
proteinnya sebesar 10,41%. Kandungan protein tepung biji durian lebih tinggi
dibandingkan tepung-tepung lainnya, seperti tepung beras 7 %, tepung terigu 8,9
%, tepung jagung 9,2 %. (Hutapea, 2010).
Tabel 1. Komposisi Kimia Biji Durian
Komponen Bahan Biji Segar (100%) Biji Setelah Dimasak
(100%)
4
Abu 1.9 g 1.0 g
Kalsium 17 mg 39-88.8 mg
Fosfor 68 mg 86.65-87 mg
Zat besi (Fe) 1.0 mg 0.60.64 mg
Sodium 3 mg -
Potassium 962 mg -
Beta karoten 250μg -
Riboflavin 0.05 mg 0.05-0.052 mg
Thiamin - 0.03-0.032 mg
Niasin 0,9 mg 0.89-0.9 mg
Sumber : L. Ambarita, 2015
5
d. Menjaga daya tahan tubuh
4) Menjadi makanan sehat yang lezat
Biji durian dapat diolah menjadi makanan yang lezat, atau dengan
pengolahan sederhana tetap memiliki rasa nikmat. Berbagai nutrisi yang
terdapat di dalam biji durian membuatnya tergolong makanan sehat yang
cukup memiliki nilai gizi. Nutrisi yang dimaksud seperti karbohidrat,
kalsium, protein, lemak, fosfor, dan lainnya. Konsumsi biji durian dapat
dilakukan dengan merebus atau memanggangnya, hingga menjadi sebuah
cemilan nikmat dan kaya nutrisi yang sangat diperlukan oleh tubuh.
B. Tepung Biji Durian
1. Definisi
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat
halus. Tepung bisa berasal dari bahan sumber nabati seperti tepung terigu dari
gandum, tapioka dari singkong, maizena dari jagung, atau dari bahan sumber
hewani seperti tepung tulang dan tepung ikan (Wikipedia, 2009; Hutapea , 2010).
Tepung biji durian merupakan tepung yang dihasilkan melalui proses
perebusan, pengeringan serta penggilingan. Biji durian akan menghasilkan tepung
yang berwarna putih kekuningan, yang mana dari tepung biji durian mempunyai
kandungan amilopektin hampir sama dengan tepung beras ketan, dapat kita
ketahui dengan pemberian sedikit air teksturnya akan lengket. Dengan pengolahan
biji durian dalam bentuk tepung, dapat diolah lebih lanjut dalam aneka ragam
makanan seperti dodol, kue telur blanak, wajik, kue kering, dan berbagai produk
lainnya.
6
segala kotoran yang melekat pada biji durian, terutama untuk menghilangkan
daging buah durian yang masih melekat pada bijinya (Afif, 2006; Hutapea ,
2010).
3) Perebusan
Perebusan adalah proses pematangan pada air panas atau perebusan
selama beberapa menit.Tujuannya untuk mengilangkan getah dan
pengempukkan tekstur pangan. (Jarod, 2007; Hutapea , 2010).
4) Pengupasan
Pengupasan yaitu proses pemisahan biji durian dari kulit arinya dengan
menggunakan pisau, karena biasanya kulit bahan memiliki karakteristik yang
berbeda dengan isi bahan (Sulistyowati, 2001; Hutapea , 2010).
5) Pengirisan
Biji durian yang telah dikupas kemudian diiris tipis dengan menggunakan
pisau atau alat pengiris. Tujuan pengirisan ini adalah untuk mempermudah dalam
proses penepungan (Afif, 2007).
6) Perendaman
Biji durian yang telah diiris kemudian direndam dengan garam selama 5 –
10 menit sambil diaduk-aduk supaya lendir yang terkandung di biji durian hilang.
7) Pengeringan
Pengeringan dilakukan secara langsung dengan menggunakan tenaga
matahari, proses penjemuran dilakukan sampai kering. Karena dengan daging biji
yang kering tersebut guna mempermudah dalam proses penepungan pada biji
durian (Nurfatimah, 2011).Tujuan pengeringan adalah menghilangkan atau
mengurangi kadar air bahan agar mikroba penyebab penyakit tidak bisa hidup,
sehingga bahan pangan menjadi awet dan tahan lama. Pengurangan air
menurunkan bobot dan memperkecil volume pangan sehingga mengurangi biaya
pengangkutan dan penyimpanan (Hutapea, 2010)
8) Penggilingan
Irisan biji durian yang sudah kering ditumbuk atau dihaluskan untuk
memperkecil ukuran partikel, hingga menjadi bubuk halus/tepung. Kemudian
diayak sehingga diperoleh hasil berupa tepung yang halus dan homogen
(Rukmana, 2001).
7
3. Hasil Olahan Tepung Biji Durian
Beberapa hasil olahan dari tepung biji durian :
1) Pembuatan bakso dengan penambahan tepung biji durian.
2) Pembuatan dodol dengan menggunakan tepung biji durian.
3) Pembuatan nuget dengan penambahan tepung biji durian.
4) Pembuatan brownies dengan penambahan tepung biji durian.
5) Pembuatan wafer dengan penambahan tepung biji durian.
6) Pembuatan roti tawar dengan penambahan tepung biji durian.
7) Pemanfaatan tepung biji durian pada pembuatan biskuit.
C. Uji Organoleptik
Penentuan bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada
beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya disamping
itu ada beberapa faktor lain, misalnya sifat mikrobiologis. Tetapi sebelum faktor-
faktor lain dipertimbangkan secara visual faktor warna tampil dahulu dan
kadang–kadang sangat menentukan. a. Warna
Warna merupakan indikator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya
cara pencampuran atau cara pengolahan dapat ditandai dengan adanya warna yang
seragam dan merata. Penentuan mutu suatu bahan pangan pada umumnya
tergantung pada warna, karena warna tampil terlebih dahulu (Winarno, 2004).
b. Tekstur
Tekstrur merupakan faktor terpenting yang terdapat pada bahan pangan
selain warna dan aroma. Tekstur dapat diketahui dengan melihat dan juga
menyentuh bahan makanan. Tekstur dari fisik makanan gambaran organoleptik
panca indra yang berhubungan dengan kualitas makanan (figura dan Teixera,
2007).
8
c. Aroma
Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium oleh
syaraf-syaraf olfaktori yang berada dalam rongga hidung ketika makanan masuk
ke dalam mulut (Winarno, 2004).Aroma merupakan salah satu yang menentukan
kelezatan bahan makanan tersebut. Dalam hal bau lebih banyak sangkut pautnya
dengan alat panca indera penciuman (Rampengan dkk.,1985 dalam Rakhmah,
2012). d. Rasa
Rasa adalah faktor berikutnya yang dinilai panelis setelah tekstur, warna
dan aroma. Rasa merupakan faktor terpenting yang terpenting yang terdapat pada
bahan pangan selain warna dan aroma. Rasa dapat diketahui dengan mencicipi
bahan makanan. Penilaian konsumen terhadap suatu bahan makanan biasanya
tergantung pada citarasa dari bahan makanan (Rustandi, 2009).
9
1) Larutan ammonium oxalat jenuh
2) Larutan NH4OH : 1 bagian NH4OH pekat ditambah 4 bagian H2O
3) Larutan H2SO4 : 1 bagian H2SO4 pekat ditambah 4 bagian H2O
4) Indikator Methyl Red 0,1 %
5) Larutan KmnO4 0,05 N
6) Larutan CaCl2 15% Prosedur :
1) Pipet 20 ml larutan mineral ke dalam erlenmeyer
2) Tambahkan 30 ml H2O
3) Panaskan hingga mendidih
4) Tambah 3 tetes MR 0,1%
5) Tambah 10 ml Amonium oxalat jenuh
6) Netralkan campuran dengan larutan NH4OH (sampai PH kira-kira 5 atau
warna merah muda)
7) Didihkan supaya endapan menggumpal
8) Dinginkan dan biarkan kira-kira 4 jam
9) Saring dan cuci endapan dengan H2O bebas CO2 sampai bebas oxalat
(Test filtrat dengan CaCl2 15% sampai bebas endapan)
10)Pindahkan endapan ke dalam erlenmeyer dengan melubangi kertas saring
dan siram dengan 50 ml H2O panas
11)Tambahkan 10 ml H2SO4 1:4
12)Panaskan sampai suhu 80ºC
13)Titrasi dengan KmnO4 0,04N sampai warna merah muda
14)Standarisasi KmnO4
Perhitungan :
Kadar Ca (%) = (ml KmnO4-S-ml KmnO4 B) x N KmnO4 x Bm KmnO4 x Vol.Peng x 100 x 1
2. Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar
tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada
didalam otot, seperlima didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam
kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim,
10
berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks interseluler dan
sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang membentuk protein bertindak
sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-
molekul yang esensial untuk kehidupan.
Protein diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua jaringandi
dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dankuku. Disamping
itu, protein berguna untuk melindungi supayakeseimbangan asam dan basa di
dalam darah dan jaringan terpelihara,selain itu juga mengatur keseimbangan air di
dalam tubuh.
Asupan protein yang rendah akan mempengaruhi produksi dan kerja
hormon IGF-1, yaitu hormon protein polipeptida yang mempunyai struktur
molekul mirip insulin yang berperan sebagai mediator kerja GH (Growth
Hormon). Hormon ini berperan penting dalam pertumbuhan dari masa anak-anak
hingga dewasa. Sebagai faktor penting dalam pertumbuhan, mekanisme dari
hormon IGF-1 ini dengan menstimulasi proliferasi dan diferensiasi dari kondrosit
pada lempeng epifiseal. Selain itu, hormon ini juga dibutuhkan untuk
pertumbuhan tulang rawan.Dengan asupan protein yang cukup maka proses
pertumbuhan akan berjalan lancar dan sistem kekebalan tubuh bekerja dengan
baik (Mitra, 2015 dalam Chastity, 2017).
Protein terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen,oksigen, dan nitrogen,
sulfur dan fosfor. Semua unsur tersebut diperoleh melalui tumbuh-tumbuhan
(protein, nabati) seperti kacang-kacangan terutama kedelai dan kacang hijau serta
hasil olahannya (tempe dan tahu), dan melalui hewan (protein hewani), seperti
daging, susu, telur, ikan.
Menurut Sunita Almatsier (2009: 96-97) fungsi protein yaitu:
1) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan dan sel-sel tubuh.
2) Pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, hormon-hormon seperti tiroid,
insulin, dan epinerfin adalah protein, demikian pula berbagai enzim.
3) Mengatur keseimbangan air, cairan-cairan tubuh terdapat dalam tiga
kompartemen: intraseluler (di dalam sel), ekstraseluler/ interselular (di luar
sel), intravaskular (di dalam pembuluh darah).
4) Memelihara netralitas tubuh, protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu
bereaksi dengan asam basa untuk pH pada taraf konstan.
11
5) Pembentukan anti bodi, kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi
bergantung pada kemampuan tubuh memproduksi anti bodi.
6) Mengangkut zat-zat gizi dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke
jaringan-jaringan, dan melalui membran sel ke dalam sel-sel.
7) Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena
menghasilkan 4 kalori/g protein.
E. Stick
1. Definisi Stick
Stick merupakan salah satu makanan ringan atau jenis kue ringan dengan
bahan dasar tepung terigu, margarin, telur serta air, yang berbentuk pipih panjang
dan cara penyelesaiannya dengan cara di goreng, mempunyai rasa gurih serta
bertekstur renyah sehingga banyak disukai masyarakat.
Stick merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang artinya tongkat
atau sesuatu yang berbentuk seperti batang menurut Peter Salim dan The
Contempory English-Indonesia Dictionary (1985 : 62).
12
Tabel 2. Standar Mutu Makanan Ringan
Kriteria Uji Satuan Spesifikasi
1. Keadaan Normal
- Bau Normal
- Rasa Normal
- Warna
13
Keterangan : APM adalah angka paling mungkin
14
Putih telur dapat sangat berperan dalam membentuk adonan yang lebih kompak.
Penggunaan
salah satu bagian telur ( kuning atau putih telur) atau kombinasi keduanya yang
disesuaikan dengan hasil akhir yang diinginkan. e. Bumbu
Bumbu merupakan komponen bahan makanan yang ditambahkan dan
digunakan sebagai penegas cita rasa dan juga bahan pengawet pada olahan
makanan.
f. Air
Air dalam proses pembuatan stik berfungsi sebagai media reaksi antara
gluten, karbohidrat dan larutan garam serta membentuk adonan menjadi kalis. a.
Mentega
Mentega terbuat dari lemak hewani, mengandung 82% lemak susu dan
16% air. Adapun 2 jenis mentega, yaitu mengandung garam (salt) dan tidak yang
mengandung garam (unsalted butter) mentega yang mengandung garam sebaiknya
hanya digunakan untuk adonan yang berair (butter), kenyal (dough) dan pasta.
Beberapa kegunaan mentega antara lain untuk mengoleskan di permukaan
roti sehingga berbagai tambahan dapat dikenakan di atasnya. Sebagian orang juga
menggunakan mentega untuk memasak. Mentega digunakan sebagai pengganti
minyak. Mentega juga bisa digunakan untuk pembuatan kue. Dengan tambahan
mentega akan membuat kue lebih enak.
b. Baking powder
Baking powder hampir sama dengan soda kue, baik dari segi manfaat dan
juga kandungannya. Baking powder mengandung sodium bikarbonat, sodium
alumunium fosfat, dan monocalcium fosfat yang dapat menghasilkan CO2 ketika
zat tersebut bertemu dengan air. Fungsi dari baking powder adalah membuat
adonan kue menjadi mengembang.
16
• 75 gr tepung terigu
• 75 gr tepung biji durian
• 75 gr tepung sagu
• 2 butir telur
• 1 ½ sdt garam
• 2 sdm mentega
• 2 siung bawang putih
• 2 siung bawang merah
• ½ batang seledri
• ½ sdt baking powder
• Minyak untuk menggoreng
Alat :
• Timbangan
• Sendok
• Pisau
• Waskom
• Serbet
• Ayakan
• Sendok goreng
• Saringan goreng
• Ampia
• Tampah
• Kompor gas
• Kuali
Prosedur pembuatan stick tepung biji durian :
1. Siapkan bahan-bahan.
2. Bawang merah, bawang putih diblender hingga halus. Seledri dicincang
halus.
3. Telur dikocok hingga putih telur dan kuning telur tercampur rata.
Masukkan bawang yang sudah dihaluskan, seledri cincang, dan baking
powder. Campuran bahan diaduk hingga rata.
4. Masukkan tepung terigu , tepung sagu dan tepung biji durian. Campur dan
aduk adonan hingga semua bahan benar-benar menyatu dan kalis.
5. Adonan dibentuk seperti stick dengan menggunakan ampia.
17
6. Goreng stick dalam minyak goreng yang telah panas dengan api sedang
hingga garing dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat lalu tiriskan.
Kriteria stick yang baik yaitu:
• Warna : kuning kecokelatan
• Tekstur : renyah
• Aroma : harum khas kue
• Rasa : gurih
F. Panelis
Untuk melaksanakan suatu penilaian organoleptik diperlukan panel. Dalam
penilaian mutu atau analisis sifat - sifat sensorik suatu komoditi panel bertindak
sebagai instrumen atau alat. Alat ini terdiri dari orang atau kelompok orang yang
disebut panel yang bertugas menilai sifat atau mutu benda berdasarkan kesan
subjektif orang yang menjadi anggota panel disebut panelis. Jadi penilaian
makanan secara panel berdasarkan kesan subjektif dari panelis dengan prosedur
sensorik tertentu yang harus dituruti.
Penggunaan panel ini dapat dibedakan tergantung dari tujuan. Menurut
Soekarto, terdapat 6 macam panel yang biasa digunakan dalam penelitian
organoleptik yaitu :
18
Jika panel terlatih biasanya untuk menguji perbedaan (difference test),
maka panel tak terlatih umumnya untuk menguji kesukaan
(preference test).Anggota panel tak terlatih tidak tetap. e.
Panel agak terlatih
Panelis dalam katagori ini mengetahui sifat-sifat sensorik dari contoh yang
karena mendapat penjelasan atau sekedar latihan.Tetapi latihan-latihan yang
diterima tidak cukup intensif dan tidak teratur, karena itu belum mencapai tingkat
sebagai panel terlatih.Jumlah untuk panel agak terlatih jumlahnya terletak di
antara panelis terlatih dan tidak terlatih.Jumlah itu berkisar antara 15 - 25
orang.Makin kurang terlatih makin besar jumlah panelis yang diperlukan. f. Panel
konsumen
Panel ini biasanya mempunyai anggota yang besar jumlahnya, dari 30
sampai 1000 orang.Pengujiannya biasanya mengenai uji kesukaan (preference
test) dan dilakukan sebelum pengujian pasar.Hasil uji kesukaan dapat digunakan
untuk menentukan apakah suatu jenis makanan dapat diterima oleh
masyarakat.Anggota panel konsumen dapat diambil dari sejumlah orang yang ada
di pasar atau dapat pula dilakukan dengan mendatangi rumah konsumen, dalam
hal kelompok pertama pengujian dapat diselenggarakan sekaligus, sedangkan
dalam hal yang kedua diselenggarakan dengan mendatangi rumah-rumah.
G. Kerangka Teori
Limbah durian
19
Kadar
Tepung bijikalsium, Penambahan
Biji
durianprotein bahan dasar stick
durian
Mutu fisik
20
Keterangan :
Variabel bebas :
Variabel terikat :
I. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi Skala
Kriteria penilaian :
3. Suka
(3.0 – 3.9)
4. Kurang Suka
(2.0 – 2.9)
5. Tidak Suka
(1.0 -1.9)
21
1) Warna Merupakan corak rupa penilaian panelis Ordinal
dengan indra penglihatan yang terdapat
pada stick biji durian.
3. Mutu Kimia
J. Hipotesis
Ha : Ada pengaruh penambahan tepung biji durian terhadap mutu fisik dan mutu
kimia (kalsium, protein) stick biji durian.
22
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu uji pendahuluan dan penelitian
utama. Uji pendahuluan dilaksanakan pada bulan Oktober 2022 dan penelitian
utama akan dilaksanakan pada bulan November 2022 di Laboratorium Teknologi
Pangan Poltekes Kemenkes Jember Jurusan Gizi .
Untuk uji kimia (kalsium dan protein) stick biji durian yang disukai panelis
dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Universitas PGRI Argopuro Jember
(UNIPAR).
C. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat eksperimental yaitu dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL), dengan 3 (tiga) kali perlakuan.
Perlakuan
Tabel 3. Persentase 3 (tiga) Perlakuan
Tepung Terigu Tepung Biji Durian
No Perlakuan % Gr % Gr
.
23
A. Perlakuan A yaitu dengan perbandingan tepung terigu 80% : tepung biji
durian 20% 120 gr : 30 gr.
B. Perlakuan B yaitu dengan perbandingan tepung terigu 60% : tepung biji
durian 40% 90 gr : 60 gr.
C. Perlakuan C yaitu dengan perbandingan tepung terigu 50% : tepung biji
durian 50% 75 gr : 75 gr.
Pengulangan
Jumlah unit percobaan (n) dalam penelitian dihitung dengan rumus :
∑unit percobaan
n = r x t
=2x3
= 6 unit percobaan
Keterangan: : n = Jumlah unit percobaan r = Jumlah Pengulangan (replikasi) t
= Jumlah perlakuan ( treatment) (Notoatmojo, 2005)
1 0,302 2 A1
2 0,038 6 A2
3 0,604 1 B1
4 0,144 4 B2
5 0,136 5 C1
6 0,179 3 C2
24
dikelompokkan berdasarkan jenis perlakuan yaitu : 2 6 1 4
5 3
A1 A2 B1 B2 C1 C2
3 4
C2 (0,179) B2 (0,144)
5 6
C1 (0,136) A2 (0,038)
Keterangan :
A1, A2 = Perlakuan A, dengan perbandingan tepung terigu 120 gr dan tepung biji
durian 30 gr.
E. Sampel
Sampel pada penelitian ini, yaitu tepung biji durian.
25
1. Timbangan Meja ( 2 kg ) 1 Buah
2. Sendok 2 Buah
3. Pisau 1 Buah
4. Waskom 2 Buah
5. Serbet 1 Buah
6. Ayakan 1 Buah
7. Sendok goreng 1 Buah
8. Saringan goreng 1 Buah
9. Ampia 1 Buah
10. Tampah 1 Buah
11. Kompor gas 1 Buah
12. Kuali 1 Buah
26
No Satuan A1, B1, C1,
A2 B2 C2
4. Telur butir 2 2 2 6 12
5. Mentega gr 20 20 20 60 120
6. Bawang siung 2 2 2 6 12
putih
7. Bawang siung 2 2 2 6 12
merah
8. Baking sdt ½ ½ ½ 1½ 3
powder
9. Seledri btg ½ ½ ½ 1½ 3
27
2. Bawang merah, bawang putih diblender hingga halus. Seledri dicincang
halus.
3. Telur dikocok hingga putih telur dan kuning telur tercampur rata.
Masukkan bawang yang sudah dihaluskan, seledri cincang, dan baking
powder. Campuran bahan diaduk hingga rata.
4. Masukkan tepung terigu , tepung sagu dan tepung biji durian. Campur dan
aduk adonan hingga semua bahan benar-benar menyatu dan kalis.
5. Adonan dibentuk seperti stick dengan menggunakan ampia.
6. Goreng stick dalam minyak goreng yang telah panas dengan api sedang
hingga garing dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat lalu tiriskan.
28
Pensortiran
Pencucian
Perebusan
Perendaman dengan
larutan garam
Pengirisan
Pengeringan
Penggilingan
29
Siapkan semua bahan
Pencetakan adonan
menjadi bentuk stick
Gambar 4. Bagan Alir Pembuatan Stik Penambahan Tepung Biji Durian Prosedur
Penilaian Mutu Kimia uji Kalsium
1) Pipet 20 ml larutan mineral ke dalam erlenmeyer
2) Tambahkan 30 ml H2O
3) Panaskan hingga mendidih
4) Tambah 3 tetes MR 0,1%
5) Tambah 10 ml Amonium oxalat jenuh
30
6) Netralkan campuran dengan larutan NH4OH (sampai PH kira-kira 5 atau
warna merah muda)
7) Didihkan supaya endapan menggumpal
8) Dinginkan dan biarkan kira-kira 4 jam
9) Saring dan cuci endapan dengan H2O bebas CO2 sampai bebas oxalat
(Test filtrat dengan CaCl2 15% sampai bebas endapan)
10)Pindahkan endapan ke dalam erlenmeyer dengan melubangi kertas saring
dan siram dengan 50 ml H2O panas
11)Tambahkan 10 ml H2SO4 1:4
12)Panaskan sampai suhu 80ºC
13)Titrasi dengan KmnO4 0,04N sampai warna merah muda
14)Standarisasi KmnO4
Uji Protein
Kuantitatif
1) Pipet 2 ml larutan protein.
2) Tambahkan 3 ml larutan biuret.
3) Kocok dan panaskan 10 menit di waterbath pada suhu 37ºC, dinginkan.
4) Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540nm.
31
Pakam dengan kriteria sudah lulus mata kuliah ITP, tidak dalam keadaan sakit,
tidak merokok, dan bersedia untuk ikut melakukan uji organoleptik.
Sampel disediakan di dalam piring kecil dengan setiap piring diberi kode
angka sesuai dengan banyaknya perlakuan. Setiap panelis diberi formulir unit
organoleptik dengan masing-masing satu lembar untuk setiap percobaan.
Penilaian dinyatakan dalam skala hedonik dengan kriteria sebagai berikut :
a. Amat Sangat Suka : 5.0 – 5.9
b. Sangat Suka : 4.0 – 4.9
c. Suka : 3.0 – 3.9
d. Kurang Suka : 2.0 – 2.9
e. Tidak Suka : 1.0 -1.9
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
1. Warna
Hasil penelitian terhadap mutu fisik warna stick dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Mutu Fisik Warna Stick Dengan Penambahan Tepung Biji Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,98 Suka
B 3,49 Suka
C 2,80 Kurang suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap warna
stick dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung biji
durian, 120 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,98) kategori suka. Perlakuan B
(60 gr tepung biji durian, 90 gr tepung terigu) memproleh nilai (3,49) kategori
suka. Pada perlakuan C (75 gr tepung biji durian, 75 gr tepung terigu)
memperoleh nilai (2,80) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap warna stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
33
rata kesukaan terhadap warna, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap warna stick.
2. Tekstur
Hasil penelitian terhadap mutu fisik tekstur stick dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9. Hasil Mutu Fisik Tekstur Stick Dengan Penambahan Tepung Biji Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,27 Suka
B 3,69 Suka
C 2,08 Kurang suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap tekstur
stick dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung biji
durian, 120 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,27) kategori suka. Perlakuan B
(60 gr tepung biji durian, 90 gr tepung terigu) memproleh nilai (3,69) kategori
suka. Pada perlakuan C (75 gr tepung biji durian, 75 gr tepung terigu)
memperoleh nilai (2,08) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap tekstur stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap tekstur, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap tekstur stick yang dihasilkan.
3. Rasa
Hasil penelitian terhadap mutu fisik rasa stick dari tepung biji durian dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10. Hasil Mutu Fisik Rasa Stick Dengan Penambahan Tepung Biji Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,23 Suka
34
B 4,09 Sangat suka
C 2,68 Kurang suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap rasa
stick dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung biji
durian, 120 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,23) kategori suka. Perlakuan B
(60 gr tepung biji durian, 90 gr tepung terigu) memproleh nilai (4,09) kategori
sangat suka. Pada perlakuan C (75 gr tepung biji durian, 75 gr tepung terigu)
memperoleh nilai (2,68) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap rasa stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
rata kesukaan terhadap rasa, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya
ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap rasa stick yang dihasilkan.
4. Aroma
Hasil penelitian terhadap mutu fisik aroma stick dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11. Hasil Mutu Fisik Aroma Stick Dengan Penambahan Tepung Biji Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,62 Suka
B 3,65 Suka
C 3,01 Suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap aroma
stick dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung biji
durian, 120 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,62) kategori suka. Perlakuan B
(60 gr tepung biji durian, 90 gr tepung terigu) memproleh nilai (3,65) kategori
suka. Pada perlakuan C (75 gr tepung biji durian, 75 gr tepung terigu)
memperoleh nilai (3,01) kategori suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap aroma stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
rata kesukaan terhadap aroma, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap aroma stick yang dihasilkan.
35
5. Rekapitulasi Uji Mutu Fisik
Rata-rata dari hasil uji mutu fisik atau uji kesukaan meliputi warna,
tekstur, rasa, dan aroma terhadap stick dengan penambahan tepung biji durian
yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Uji Mutu Fisik Stick Dengan Penambahan Tepung
Biji Durian
No Mutu Fisik Nilai Perlakuan Variasi
Penambahan
Tepung Biji Durian
6. Mutu Kimia
Uji mutu kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi dari suatu
produk makanan. Informasi nilai gizi suatu makanan sangat penting untuk
diketahui dalam memenuhi asupan tubuh setiap harinya. Nilai gizi suatu makanan
sangat rentan mengalami perubahan baik sebelum, selama, dan sesudah
pengolahan, misalnya protein mengalami denaturasi pada saat pemanasan. Tetapi
dengan adanya proses pengolahan dapat meningkatkan aroma dan cita rasa suatu
produk makanan. Pada penelitian ini dilakukan uji mutu kimia untuk mengetahui
kandungan kalsium dan protein stick dengan penambahan tepung biji durian.
Tabel 13. Rekapitulasi Mutu Kimia Stick Dengan PenambahanTepung Biji Durian
No Parameter/Mutu Kimia Berat Sampel Nilai Zat Gizi
36
1 Kalsium 10 gr 9,97 mg
2 Protein 0,2 gr 13,09 %
Pada pembuatan stick dengan penambahan tepung biji durian
menggunakan bahan tambahan sumber protein dan kalsium seperti tepung terigu,
dan telur. Pada perlakuan yang diuji menggunakan tepung terigu 90 gr dimana
tepung terigu mengandung protein 9,3 gr dan kalsium 13,5 mg ; telur ayam 50 gr
dimana telur ayam mengandung protein 6,3 gr dan kalsium 25 mg. Pada tabel
diatas dapat dijelaskan bahwa dalam 10 gr stick dengan penambahan tepung biji
durian pada perlakuan B (60 gr tepung biji durian) mengandung kalsium sebesar
9,97 mg dan dalam 0,2 gr stick dengan penambahan tepung biji durian pada
perlakuan B (60 gr tepung biji durian) mengandung protein sebesar 13,09 %.
Tabel 14. Rekapitulasi Mutu Kimia Stick Dengan PenambahanTepung Biji Durian
Dalam 100 gr Sampel
No Parameter/Mutu Kimia Nilai Zat Gizi Satuan
1 Kalsium 99,72 mg
2 Protein 64,48 gr
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dalam 100 gr stick dengan penambahan
tepung biji durian pada perlakuan B (60 gr tepung biji durian) mengandung
kalsium sebesar 99,726 mg dan protein sebesar 64,48 gr.
B. Pembahasan
1. Warna
Warna produk pangan adalah salah satu sifat organoleptik yang terdapat
pada produk pangan. Warna makanan memegang peranan utama dalam
penampilan makanan, karena dalam memilih makanan indera pertama yang
digunakan adalah mata.. Warna akan membantu penerimaan suatu makanan dan
dapat merangsang selera makan secara tidak langsung.Warna dalam makanan
dapat meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk (Sumarlin,
2010).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap warna stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
rata kesukaan terhadap warna, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
37
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap warna stick.
Hasil uji organoleptik pada indikator warna, stick dengan penambahan
tepung biji durian sebanyak 30 gr (perlakuan A) adalah yang paling disukai. Hal
ini dikarenakan penambahan tepung biji durian yang lebih sedikit. Warna yang
dihasilkan, yaitu kuning kecoklatan, sementara perlakuan B dan C menghasilkan
warna coklat gelap. Pada saat penggorengan terjadi proses karamelisasi dimana
tepung biji durian mengandung tinggi karbohidrat. Maka semakin banyak
penambahan tepung biji durian semakin gelap warna stick yang dihasilkan.
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan A lebih disukai dibandingkan perlakuan B dan C. Dengan
demikian, stick dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi warna adalah perlakuan A yaitu tepung biji durian sebanyak 30 gr dan tepung
terigu sebanyak 120 gr dengan nilai (3,98).
2. Tekstur
Tekstur makanan merupakan suatu hal yang berkaitan dengan struktur
makanan yang dapat dideteksi dengan baik, yaitu dengan merasakan makanan
didalam mulut. Sifat yang digambarkan dari tekstur makanan antara lain renyah,
lembut, kasar, halus, berserat, empuk, keras, dan kenyal.
Salah satu yang menentukan kualitas makanan adalah tekstur sehingga
turut mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap makanan. Penilaian tekstur
bertujuan untuk mengetahui penilaian panelis terhadap tingkat elastisitas atau
kekenyalan suatu produk yang dapat dinilai menggunakan indera peraba, yaitu
lewat rangsangan sentuhan.
Tekstur akan mempengaruhi cita rasa yang akan ditimbulkan oleh suatu
bahan. Perubahan tekstur atau viskositas bahan dapat mengubah rasa dan bau
yang timbul karena dapat mempengaruhi kecepatan timbulnya rangsangan
terhadap sel reseptor olfaktori dan kelenjar air liur. Semakin kental suatu bahan,
penerimaan terhadap intensitas rasa, bau, dan cita rasa semakin berkurang
(Winarno, 2004). Tekstur suatu bahan pangan sangat mempengaruhi rasa bahan
pangan tersebut, tekstur yang baik akan mendukung cita rasa suatu bahan pangan.
38
Tekstur merupakan aspek penting dari mutu makanan, tekstur dapat diketahui
dengan melihat dan menyentuh bahan makanan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap tekstur stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap tekstur, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap tekstur stick yang dihasilkan.
Hasil uji organoleptik pada indikator tekstur, stick dengan penambahan
tepung biji durian sebanyak 60 gr (perlakuan B) adalah yang paling disukai,
karena stick yang dihasilkan cukup rapuh dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Perlakuan B lebih disukai panelis, hal ini dapat diindikasikan tepung biji durian
memiliki kesamaan dengan tepung tapioka yang mengandung amilopektin dimana
amilopektin berpengaruh pada kerenyahan. Pada perlakuan C penambahan tepung
biji durian terlalu tinggi sehingga tekstur stick yang dihasilkan terlalu rapuh dan
mudah hancur.
Pada dasarnya kerupuk dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi
memiliki pengembangan yang tinggi karena pada saat pemanasan terjadi proses
gelatinisasi dan terbentuk struktur yang elastis, yang kemudian mengembang pada
tahap penggorengan. Dengan kata lain, kerupuk dengan volume pengembangan
yang tinggi memiliki kerenyahan yang tinggi. Proporsi penambahan tepung
tapioka dan bahan utama yang seimbang dapat mengembangkan kerupuk saat
digoreng. Semakin mengembang kerupuk akan semakin renyah juga (Wahyono
dan Marzuki, 2010).
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Dengan
demikian, stick dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi tekstur adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian sebanyak 60 gr dan
tepung terigu sebanyak 90 gr dengan nilai (3,69).
3. Rasa
Salah satu faktor yang menentukan cita rasa makanan adalah rasa
makanan. Apabila penampilan makanan yang disajikan merangsang syaraf
melalui indera penglihatan sehingga mampu membangkitkan selera untuk
39
mencicipi makanan tersebut. Tahap berikutnya, cita rasa makanan itu akan
ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan indera pengecap.
Rasa suatu bahan pangan merupakan hasil kerjasama beberapa indera
antara lain indera penglihatan, pembauan, pendengaran dan perabaan (Febriana
dkk, 2014). Rasa merupakan faktor yang menentukan tingkat kesukaan konsumen
terhadap produk pangan. Atribut rasa yang terbentuk meliputi manis, asam, asin,
dan pahit. Rasa pada makanan sangat dipengaruhi oleh bahan suatu produk,
sehingga penggunaan bahan dan jumlahnya yang berbeda berpengaruh terhadap
rasa produk yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap rasa stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
rata kesukaan terhadap rasa, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya
ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap rasa stick yang dihasilkan.
Hasil uji organoleptik pada indikator rasa, stick dengan penambahan
tepung biji durian sebanyak 60 gr (perlakuan B) adalah yang paling disukai. Pada
setiap perlakuan menggunakan bahan pendukung yang sama, seperti bawang
merah, bawang putih, seledri, dan garam yang dapat memberikan citarasa pada
stick yang dihasilkan. Rasa yang dihasilkan pada stick yang paling disukai yaitu
gurih atau rasa asin. Hal lain yang dapat diindikasikan bahwa stick yang paling
disukai dari segi rasa yaitu perlakuan B adalah pengaruh dari tekstur perlakuan B
yang lebih rapuh dan renyah.
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Dengan
demikian, stick dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi rasa adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian sebanyak 60 gr dan tepung
terigu sebanyak 90 gr dengan nilai (4,09).
4. Aroma
Aroma makanan adalah bau yang disebarkan oleh makanan, daya tarik
yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga
membangkitkan selera. Aroma yang keluar oleh setiap makanan berbeda-beda,
demikian pula cara memasak makanan akan memberikan aroma yang berbeda
40
pula. Bau makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Jenis
bau yang keluar dari makanan dapat diperoleh melalui epitel olfaktori, yaitu suatu
bagian yang berwarna kuning yang terletak pada bagian atap dinding rongga
hidung (Winarno, 2004).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap aroma stick dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa rata-
rata kesukaan terhadap aroma, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang berbeda
terhadap aroma stick yang dihasilkan.
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Rata-rata
kesukaan terhadap aroma pada setiap perlakuan mempunyai nilai kategori yang
sama yaitu suka hal ini dikarenakan penggunaan bahan pendukung yang sama,
seperti bawang, merah, bawang putih, dan seledri yang berpengaruh terhadap
aroma stick yang dihasilkan. Namun nilai yang lebih tinggi didapatkan pada
perlakuan B. Dengan demikian, stick dengan penambahan tepung biji durian yang
paling disukai dari segi aroma adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian
sebanyak 60 gr dan tepung terigu sebanyak 90 gr dengan nilai (3,65)
menghasilkan aroma khas stick bawang.
5. Kalsium
Tubuh memerlukan mineral kalsium untuk membentuk tulang dan gigi,
mengatur proses biologis pada tubuh serta manfaat lainnya. Memungkinkan
berfungsinya, fungsi otak dan saraf, fungsi mata, fungsi hidung, fungsi telinga,
fungsi paru-paru, kelenjar timus, cabang tengorok, fungsi jantung, fungsi kelenjar
susu, fungsi kelenjar adrenalin, fungsi ginjal, untuk organ reproduksi pria dan
wanita, fungsi prostat, kandung kemih, prsendian, kulit, kuku, serta
memungkinkan berfungsinya vitamin
C, membantu pembekuan darah karena terluka dan untuk fisiologi alat. Keperluan
kalsium terbesar terjadi pada saat pertumbuhan dan kalsium masih diperlukan
lebih lanjut walaupun telah mencapai tahap dewasa pada proses pembentukan
tulang baru dan penghancuran tulang yang telah tua. Kalsium yang berada dalam
peredaran darah dan jaringan tubuh mempunyai fungsi dalam berbagai kegiatan,
41
diantaranya adalah untuk transmisi impuls-impuls saraf, kontraksi otot,
penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas membran sel dan aktivitas enzim
(Wirosaputro, 1998 dalam Fahmi, 2012).
Pada tabel 14 dapat dilihat bahwa pada setiap 100 gr stick dengan
penambahan tepung biji durian sebanyak 60 gr mengandung kalsium sebesar
99,72 mg. Kandungan kalsium pada stick yang dihasilkan dapat dipengaruhi pada
saat pengolahan.
Pada penelitian Merlinda KD, 2010 terhadap kandungan mineral kerang
hijau dengan pemasakan hasil menunjukkan bahwa nilai kelarutan (yang hilang
dalam media pemasak) rata-rata mineral Ca, Fe, Zn, dan Se tertinggi dari berbagai
metode pemasakan yaitu dari metode pemasakan dengan cara digoreng.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia kecukupan kalsium
yang dianjurkan, yaitu usia 7-9 tahun 1000 mg/hari, usia 10-15 tahun 1200
mg/hari. Dengan demikian mengkonsumsi 100 gr stick biji durian tidak
mencukupi kebutuhan, namun dapat menyumbangkan asupan kalsium sebesar
99,72 mg/hari.
6. Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein
adalah sumber asam–asam amino yang mengandung unsur-unsurCarbon (C),
Hidrogen (H), Oksigen (O), dan Nitrogen (N) yang tidak dimilikilemak dan
karbohidrat, molekul protein juga mengandung fosfor, belerang, danada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga(Yusuf L,2008
dalam Putri K, 2016).
Tiap 1 gram protein setara dengan 4 kkal.Proteinsangat diperlukan tubuh.
Fungsi utama protein adalah membentuk jaringan barudan memperbaiki jaringan
yang rusak .
Pada tabel 14 dapat dilihat bahwa pada setiap 100 gr stick dengan
penambahan tepung biji durian sebanyak 60 gr mengandung protein sebesar 64,48
gr.
Kandungan protein pada stick yang dihasilkan dapat dipengaruhi pada saat
penggorengan. Pada umumnya, protein sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh
fisik dari zat kimia, maka mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan pada
42
struktur molekul protein disebut dengan denaturasi. Hal -hal yang menyebabkan
terjadinya denaturasi adalah panas, pH, tekanan, aliran listrik, dan adanya bahan
kimia seperti urea, alkohol, dan sabun. Pada penelitian (Sundari D, 2015) yang
melakukan analisis kandungan zat gizi terhadap ayam potong, ikan, tempe, dan
tahu pada proses perebusan dan penggorengan menunjukkan bahwa terjadi
penurunan kadar protein dari keempat bahan uji setelah mengalami proses
pemasakan. Pada proses penggorengan, penurunan kadar protein lebih besar
dibandingkan dengan perebusan. Hal ini dikarenakan suhu yang digunakan dalam
penggorengan sangat tinggi dan protein akan rusak dengan panas yang sangat
tinggi. Semakin tinggi suhu yang digunakan mengakibatkan kadar protein pada
bahan pangan semakin menurun.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia kecukupan protein
yang dianjurkan, yaitu usia 7-9 tahun 32 g/hari, usia 10-12 tahun 56-60 g/hari.
Dengan demikian mengkonsumsi 100 gr stick biji durian dapat mencukupi
kebutuhan protein per hari.
7. Stunting
Stunting atau malnutrisi berdasarkan tinggi badan menurut umur
merupakan indikator kekurangan gizi kronis. Penyebab dasar stunting seperti
lingkungan, status sosial ekonomi. Penyebab langsungnya adalah asupan makan
yang tidak memadai.
Asupan energi dan zat gizi seperti kalsium dan protein yang tidak
memadai merupakan faktor yang sangat berperan terhadap masalah
stunting.Kalsium merupakan mineral penting yang berperan dalam seluruh proses
metabolisme tulang dan gigi. Selama pertumbuhan, kebutuhan akan mineral
terhadap tulang sangat tinggi. Kekurangan kalsium akan menghambat
pertumbuhan. Rendahnya asupan kalsium dapat menyebabkan penurunan
kepadatan tulang. Berdasarkan penelitian di Jepang, bahwa orang yang diet
rendah kalsium lebih pendek dibandingkan dengan diet kalsium yang adekuat
(Tucker dkk, 2002 dalam Rahmawati, 2017).Protein berperan untuk membangun
dan memelihara sel-sel serta jaringan tubuh. Anak dengan asupan protein yang
kurang akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan anak
dengan asupan protein yang cukup.
43
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa stick yang dihasilkan
dapat menyumbangkan asupan kalsium dan protein. Stick ini dapat diberikan
kepada anak sekolah sebagai makanan tambahan khususnya anak yang mengalami
stunting/pendek. Dalam 100 gr stick yang dihasilkan mengandung kalsium
sebesar 99,726 mg dan protein sebesar 64,48 gr.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
1. Stick dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai
berdasarkan warna adalah perlakuan A yang menghasilkan warna kuning
kecoklatan, dari segi tekstur adalah perlakuan B yang menghasilkan
tekstur yang cukup rapuh, dari segi rasa adalah perlakuan B yang
menghasilkan rasa gurih, dan dari segi aroma adalah perlakuan B yang
menghasilkanaroma khas stick bawang.
2. Berdasarkan rekapitulasi uji mutu fisik, perlakuan yang paling disukai
adalah perlakuan B (tepung biji durian 60 gr).
3. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa pada setiap 100 gr stick dengan
penambahan tepung biji durian pada perlakuan B mengandung kalsium
sebesar 99,72 mg dan protein sebesar 64,48 gr.
B. SARAN
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi produk makanan baru
yang dapat memanfaatkan biji durian menjadi tepung dengan berbagai
olahan produk makanan.
2. Penelitian ini perlu dilanjutkan untuk uji proksimat.
3. Stick yang dihasilkan dapat diberikan kepada anak sekolah sebagai
makanan tambahan/PMT untuk anak sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
45
Rofaida, L.L. 2008. Komparasi Uji Karbohidrat pada Produk Olahan Makanan
dari Tepung Terigu dan Tepung Biji Durian (Durio zibethinus Murr).
Rustandi D 2009. Tepung Terigu.(Online). http://www.wordPress.com. Diakses
tanggal 3 Maret 2016.html. Diakses Juli 2016.
Rofaida (2008), Hutapea (2010). Meitta Ageng P, Djalal Rosyidi dan Eny Sri
Widyastuti, 2012. Pengaruh penambahan pati biji durian terhadap kualitas
kimia dan organoleptik nugget ayam. Fakultas Peternakan Universitas
Brawijaya. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 23 (3): 17 – 26, Hal:18.
Rofaida, Laila Luthfia. 2008. Komparasi Uji Karbohidrat Pada Produk
Olahan Makanan Dari Tepung Terigu Dan Tepung Biji Durian
(Durio Zibethinus Murr). Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Hal 3
Sativani Riza. 2011. Mekanisme Absorbsi Kalsium.
http://oryzasativa135rsh.blogspot.co.id/2011/06/mekanismeabsorbs icalsi
m. html. Diakses Juli 2016.
SNI. 2000. Standar Mutu Makanan Ringan (SNI 01-2886-2000). BSN (Badan
Standar Nasional). Jakarta.
Sumarlin, R. Efendi dan Rahmayuni. 2013. Karakterisasi Pati Biji Durian (Durio
zibethinus Murr) Dengan Heat Moisture Treatment (HMT). Jurnal.
Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Sumarlin, La ode, 2010. Identifikasi Pewarna Sintesis Pada Produk Pangan Yang
Beredar di Jakarta dan Ciputat. Program Studi Kimia FST UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sundari D dkk, 2015. Pengaruh Proses Pemasakan Terhadap Komposisi Zat Gizi
Bahan Pangan Sumber Protein. Jakarta. 2015
Tucker dkk, 2002dalam Rahmawati, D.P, Anggita S.A.D, Siti Z, Listyani H. 2017.
Tingkat Kecukupan Asupan Protein, Zinc, Kalsium, Vitamin D, Zat Besi
(Fe), Dan Kadar Hb Pada Remaja Putri Stunting Dan Non Stunting Di
Smp N 1 Nguter Kabupaten Sukoharjo. 2017.
Wahyono. 2009. Karakteristik Edible Film Berbahan Dasar Kulit dan PatiBiji
Durian (Durio sp) untukPengemasan Buah Strawberry. Skripsi. UMS.
Wahyono, R. dan Marzuki. 2010. Pembuatan Aneka Kerupuk. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Winarno,F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirawan et al (2013). Sistanto, E. Sulistyowati dan Yuwana, 2017. Pemanfaatan
Limbah Biji Durian (Durio Zibethius Mur) Sebagai Bahan Penstabil Es
Krim Susu Sapi Perah. Universitas Bengkulu. Jurnal Sains Peternakan
Indonesia Vol. 12 No. 1 Januar-Maret 2017, Hal:10.
Wirosaputro, 1998 dalam Fahmi, 2012. Kadar Protein Dan Ca Pada Ikan Teri
Asin Hasil Pengasinan Dengan Abu Pelepah Kelap. Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2012.
46
Lampiran 1
47
Hasil dari Perebusan Pengupasan Kulit
48
Lampiran 2
Mengetahui
Peneliti Panelis
49
(Imrayani Simanullang) ( )
Lampiran 3.
Nama :
Tanggal :
Instruksi : Saudara diminta untuk memberikan penilaian sesuai dengan
tingkat kesukaan terhadap masing-masing sampel mengenai warna,
tekstur, rasa dan aroma berdasarkan skala penilaian yang telah
ditentukan.
0.038
0.604
0.144
0.136
0.179
Penilaian :
Amat Sangat Suka : 5.0 – 5.9
Sangat Suka : 4.0 – 4.9
Suka : 3.0 – 3.9
Kurang Suka : 2.0 – 2.9
Tidak Suka : 1.0 – 1.9
50
Lampiran 4
HASIL UJI PANELIS 5 PERLAKUAN
PANELIS RATA"
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PARAMETER PERLAKUAN
A 3,5 4 3 4 4 3 3 3 5 5 3 5 2 3 5 3 3 5 4 4 74,5
B 3,5 3 4 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 4 2 3 4 4 3 4 78,5
WARNA
C 3,5 3 3 2 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 77,5
D 3,4 3 3 5 4 2 3 3 5 5 3 5 4 4 3 2 3 4 2 3 69,4
E 3,4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 62,4
A 4 2 4 4 4 3 3 3 4 5 3 5 2 2 4 3 3 5 4 3 70
B 4 3 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 4 4 2 4 3 2 5 4 77
C 3 3 4 2 4 5 3 4 5 5 3 4 5 5 3 5 3 3 3 3 75
TEKSTUR
D 3 3 3 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 5 3 2 3 3 3 3 74
E 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 3 3 2 4 3 2 4 3 69
A 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 5 4 3 4 4 2 70
B 4 3 3 5 3 2 5 4 4 4 5 5 2 2 3 4 4 5 2 4 73
C 2 3 3 2 4 5 4 3 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 3 79
RASA
D 2,5 3 4 5 4 3 3 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 68,5
E 2 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 3 4 4 3 72
A 4 3 4 4 3 5 3 3 4 5 4 5 3 3 5 3 4 5 3 2 75
B 4 2 4 5 3 3 5 3 4 5 4 5 2 2 4 3 3 5 3 3 72
C 2 2 4 2 3 5 4 3 5 3 3 5 5 4 4 5 3 3 4 3 72
AROMA
D 2 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 75
E 2 2 3 5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 3 4 2 3 5 4 2 71
TOTAL RATA-RATA
A B C D E
14,475 15,025 15,175 14,345 13,72
58
Rekapitulasi Data Rata-
Lampiran 5
Rata Kesukaan Panelis Terhadap Warna
Stick Biji Durian
A1 A2 B1 B2 C1 C2
Panelis (0,302) (0,038) (0,604) (0,144) (0,136) (0,179)
1 2 3 4 3 2 2
2 3 3 4 3 2 2
3 3 3 4 3 4 4
4 4 3 4 3 4 1
5 4 2 5 3 1 2
6 5 4 3 3 3 3
7 5 4 4 3 3 3
8 4 4 4 3 3 3
9 5 5 3 3 3 3
10 4 5 4 4 2 3
11 4 4 3 3 4 3
12 5 4 3 3 3 4
13 3 3 3 4 2 2
14 4 5 4 3 3 4
16 4 4 3 3 3 2
18 4 4 4 3 3 3
19 5,7 5 5,7 4 4 3
20 3 3 4 4 3 3
53
Test of Homogeneity of Variances
Rata_rata
4.612 2 57 .014
ANOVA
Rata_rata
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 13.816 2 6.908 15.605 .000
Rata_rata
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Jenis_Perlaku
an
N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.8075
0
Perlakuan 2 3.4900
2
Perlakuan 1 0 3.9775
54
Rekapitulasi Data Rata-
Lampiran 6
Rata Kesukaan Panelis Terhadap Tekstur
Stick Biji Durian
A1 A2 B1 B2 C1 C2
Panelis (0,302) (0,038) (0,604) (0,144) (0,136) (0,179)
1 4 4 3 4 3 3
2 3 3 4 4 3 2
3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 2
5 3 3 4 1 2 2
6 4 3 4 5 3 2
7 3 3 4 4 3 3
8 3 3 4 5 2 3
9 3 3 4 4 2 3
10 3 3 5 5 3 3
11 3 3 4 4 3 3
12 3 4 5 4 4 3
13 3 3 3 3 3 2
14 3 3 4 4 4 4
16 3 3 3 4 3 2
17 3 4 4 4 2,9 2,9
18 4 4 3 3 2 2
20 3 3 3 2 2 3
55
Rata-rata 3,27 3,69 3,08
ANOVA
Rata_rata
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 11.459 2 5.729 16.656 .000
Rata_rata
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Jenis_Perlaku
an
N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.8075
0
Perlakuan 1 3.2725
2
Perlakuan 2 0 3.8750
Lampiran 7
Rata Kesukaan Panelis Terhadap Rasa
Stick Biji Durian
A1 A2 B1 B2 C1 C2
Panelis (0,302) (0,038) (0,604) (0,144) (0,136) (0,179)
1 3 4 4 2 3 2
2 3 3 4 4 2 2
3 4 4 5 5 4 4
4 3 2 3 4 2 2
5 3 3 3 2 2 2
6 4 3 4 4 2 2
7 3 3 4 5 2 2
8 5 4 5 5 3 3
9 4 3 5 5 2 2
10 3 3 5 5 2 3
11 4 4 4 4 4 2
12 3 4 4 5 3 4
13 3 2 4 4 2 4
14 3 2 5 4 3 3,5
57
16 3 2 4 3 3 3
18 3 3 4 4 3 3
19 3 4 4,2 2 3 3
20 3 4 3 2 3 2
ANOVA
Rata_rata
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 20.288 2 10.144 21.923 .000
Rata_rata
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Jenis_Perlaku
an
N 1 2 3
58
Rekapitulasi Data Rata-
Perlakuan 3 2 2.6850
0
Perlakuan 1 3.2325
2
Perlakuan 2 0 4.0975
Lampiran 8
Rata Kesukaan Panelis Terhadap Aroma
Stick Biji Durian
A1 A2 B1 B2 C1 C2
Panelis (0,302) (0,038) (0,604) (0,144) (0,136) (0,179)
1 4 3 3 4 3 2
2 3 4 4 5 3 3
3 3 3 3 4 4 4
4 4 3 4 3 2 3
5 4 3 3 4 4 3
6 4 4 4 4 3 3
59
7 5 3 3 4 2 3
8 4 4 4 3 3 2
9 4 3 4 4 3 3
10 3 4 3 4 3 3
11 4 4 3 4 3 3
12 4 3 4 3 3 4
13 3 3 3 4 4 3
14 4 3 4 3 2 3
15 4 4 4 4 3 3,1
16 4 4 3 4 2,9 3
17 4 4 4 4 3 3
18 4 4 3 3 3 3
19 4 3 4 3 3 3,4
20 3 3 4 4 3 3
60
Rekapitulasi Data Rata-
ANOVA
Rata_rata
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 15.383 2 7.691 27.155 .000
Rata_rata
Duncana
Subset for alpha = 0.05
Jenis_Perlaku
an
N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.7350
0
Perlakuan 2 3.3325
2
Perlakuan 1 0 3.9750
61
62
Lampiran 9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
63
Lampiran 10
PERNYATAAN
Imrayani Simanullang
64
Lampiran 11 Uji Mutu Fisik
65
Nama : Imrayani Simanullang
Nim : P01031214028
Judul : Pengaruh Penambahan Tepung Biji Durian Terhadap Mutu Fisik Dan
Mutu Kimia (Kalsium & Protein) Stik Biji Durian.
No Hari / Topik Bimbingan TTD TTD
Tanggal Mahasiswa Pembimbing
66
9 01 Menyusun Bab II Dan
November Bab III
2017
10 02 Revisi
November
2017
11 03 Revisi
November
2017
12 06 Pengumpulan Proposal
November
2017
14 08 Revisi Pembahasan
Agustus Mutu Fisik
2018
16 13 Revisi Lampiran
Agustus
2018
17 13 Memeriksa Kelengkapan
September Skripsi Sebelum Jilid Lux
2018
67