SKRIPSI
Oleh:
Lisa Ramadani
NIM: 201918405B0007
2
BAB I PENDAHULUAN
2
1.5. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
b. Bagi peneliti
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Durian (Durio zibethinus murr) adalah salah satu buah yang sangat popular di
Indonesia. Buah dengan julukan The King of fruits ini termasuk dalam famili
Bombacaceae dan banyak ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia durian merupakan
buah yang sangat populer, bahkan diluar negeri terkenal dengan sebutan “The King of
Fruits” atau “Raja Buah” (Ambarita, 2013). Tanaman durian terdapat di seluruh pelosok
Jawa dan Sumatra. Sedangkan di Kalimantan dan Irian Jaya umumnya hanya terdapat di
hutan.
Pendidikan gizi akan meningkatkan pengetahuan gizi anak dan akan membantu
sikap anak yang dapat mempengaruhi kebiasaan anak dalam memilih makanan dan
snack yang menyehatkan (Nuryanto,2014). Adapun berbagai ragam bentuk makanan /
snack yang dapat dipilih diantaranya makanan yang bersumber bahan makanan tinggi
kalsium.
kalsium (ca) merupakan mineral yang paling banyak terdapat ditubuh.Lebih dari
99% kalsium ada dalam tulang, metabolisme Ca diatur oleh hormon peratiroid,
kalsitonin dan bentuk vitamin D (Karyadi Darwin,2019).
kalsium memiliki dua manfaat utama bagi tulang yaitu memberi kekuatan pada
tulang dan memberikan penyimpanan yang dinamis untuk mempertahankan intra dan
ekstraseluler simpanan kalsium Manusia hanya 20-50 persennya yang berhasil diserap
oleh tubuh , penyerapan kalsium paling utama terjadi di duodenum, jejunum, dan ileum
. Salah satu dampak buruk dari kurangnya asupan kalsium ialah lambatnya
pertumbuhan tulang yang mengakibatkan tinggi badan rendah (pendek). Selain peran
kalsium sebagai mineral penting dalam proses pembentukan dan pemeliharan tulang
dan gigi, kalsium juga berperandalam berbagai proses dalam tubuh seperti proses
pembekuan darah dan kontraksi otot (Wahyono, 2019).
Biji durian cenderung meresahkan masyarakat disaat musim buah durian karena
menjadi limbah pertanian (Wahyono, 2019). Biji durian hanya sebagian kecil
dimanfaatkan sebagai pakan ternak (Djaeni, M dan A. Prasetyaningrum, 2019).
Sementara bijinya yang memiliki kandungan pati cukup tinggi, berpotensi sebagai
alternatif pengganti makanan berupa biskuit (Deputi Menegristek, 2014).
20
Biji durian bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, Biji durian
yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak
siklopropena (cyclopropene). Masa anak-anak dan pra remaja tidak hanya mengalami
pertumbuhan tetapi juga bertambah menjadi padat (Parinduri khoiriyah Fitri,dkk 2017)
Usia sekolah (usia 5 sampai 14 tahun), merupakan salah satu masa yang mengalami
tumbuh kembang yang cepat. Pada usia ini aktifitas fisik terus meningkat seperti,
bermain, berolah raga atau membantu orang tua dalam bekerja. Asupan gizi yang baik
dari segi kuantitas maupun kualitas diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat
optimal. Pemberian gizi pada usia ini biasanya tidak berjalan secara sempurna, Karena
banyak faktor lingkungan sangat mempengaruhi perilaku makanannya
(Nuryanto,dkk.2019).
Secara nasional prevalesi kependekan pada anak umur 5-12 tahun yang memiliki
status gizi sangat pendek di Indonesia mencapai 12,3% dan status gizi penndek 18,4% ,
sedangkan untuk provinsi Sumatra utara dengan prevalensi anak umur 5-12 tahun
dengan status gizi sangat pendek 20% dan status gizi pendek mencapai angka 40% .
Penggunaan tepung biji durian dapat dikombinasikan dengan tepung lain seperti
tepung terigu,Kandungan kalsium tepung biji durian yakni 528,24 %. Kandungan
kalsium tepung biji durian lebih tinggi dibandingkan tepung-tepung lainnya, seperti
tepung beras 7 %, tepung terigu 8,9 %, tepung jagung 9,2 %. (Hutapea, 2014).
27
Tabel 1. Komposisi Kimia Biji Durian
(100%)
Kadar air 51.5 g 51.1 g
Lemak 0.4 g 0.2-0.23 g
Protein 2.6 g 1.5 g
Karbohidrat 43.6 g 46.2 g
Serat kasar - 0.7-0.71 g
Nitrogen - 0.297 g
Abu 1.9 g 1.0 g
Kalsium 17 mg 39-88.8 mg
Fosfor 68 mg 86.65-87 mg
KZat besi (Fe) 1.0 mg 0.60.64 mg
Sodium 3 mg -
Potassium 962 mg -
Beta karoten 250μg -
Riboflavin 0.05 mg 0.05-0.052 mg
Thiamin - 0.03-0.032 mg
Niasin 0,9 mg 0.89-0.9 mg
Sumber : L. Ambarita, 2015
1) Menutrisi tulang
Biji durian memiliki sari pati dalam kadar tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan
kalsium bagi tulang. Rebus bijinya untuk mendapatkan manfaat ini.
2) Baik untuk kesehatan tulang
Setelah diteliti lebih lanjut, biji durian memiliki kandungan fosfor dan kalsium
yang sangat baik untuk kesehatan tulang anda. fosfor dan kalsium ini merupakan
dua zat yang penting untuk kesehatan tulang anda, seperti :
28
b. Memperkuat struktur tulang
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus.
Tepung bisa berasal dari bahan sumber nabati seperti tepung terigu dari gandum, tapioka
dari singkong, maizena dari jagung, atau dari bahan sumber hewani seperti tepung tulang
dan tepung ikan (Hutapea , 2013). Tepung biji durian merupakan tepung yang dihasilkan
melalui proses perebusan, pengeringan serta penggilingan. Biji durian akan
menghasilkan tepung yang berwarna putih kekuningan, yang mana dari tepung biji
durian mempunyai kandungan amilopektin hampir sama dengan tepung beras ketan,
dapat kita ketahui dengan pemberian sedikit air teksturnya akan lengket. Dengan
pengolahan biji durian dalam bentuk tepung, dapat diolah lebih lanjut dalam aneka
ragam makanan seperti biskuit, kue telur blanak, wajik, kue kering, dan berbagai produk
lainnya.
1) Penyortiran
Pemilihan biji durian yang baik yang diambil dari buah durian yang dalam
keadaan baik, tidak terserang hama maupun penyakit. Biji durian berukuran besar
sehingga apabila dikupas daging bijinya banyak.
2) Pencucian
Biji durian yang sudah disortir kemudian dicuci berulang kali sampai bersih,
setiap kali cuci airnya diganti. Pencucian ini berfungsi untuk melepaskan segala kotoran
yang melekat pada biji durian, terutama untuk menghilangkan daging buah durian yang
masih melekat pada bijinya (Afif, 2016).
3) Perebusan
Perebusan adalah proses pematangan pada air panas atau perebusan selama
beberapa menit.Tujuannya untuk mengilangkan getah dan pengempukkan tekstur
pangan. (Afif, 2016).
27
4) Pengupasan
Pengupasan yaitu proses pemisahan biji durian dari kulit arinya dengan
menggunakan pisau, karena biasanya kulit bahan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan isi bahan (Afif , 2016).
5) Pengirisan
Biji durian yang telah dikupas kemudian diiris tipis dengan menggunakan pisau
atau alat pengiris. Tujuan pengirisan ini adalah untuk mempermudah dalam proses
penepungan (Afif, 2016).
6) Perendaman
Biji durian yang telah diiris kemudian direndam dengan garam selama 5 – 10
menit sambil diaduk-aduk supaya lendir yang terkandung di biji durian hilang.
7) Pengeringan
Irisan biji durian yang sudah kering ditumbuk atau dihaluskan untuk memperkecil
ukuran partikel, hingga menjadi bubuk halus/tepung. Kemudian diayak sehingga
diperoleh hasil berupa tepung yang halus dan homogen (Afif, 2016).
28
5) Pembuatan wafer dengan penambahan tepung biji durian.
2.6 Kalsium
Kalsium adalah mineral sangat yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam tubuh manusia 99
persen kalsium terdapat di tulang, sebanyak 1 persen kalsium terdapat di dalam cairan
tubuh seperti serum darah, di sel-sel tubuh, dalam cairan ekstra seluler dan intra seluler.
Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu
membantu membentuk tulang gigi dan mengatur proses biologis dalam tubuh.
Kebutuhan akan kalsium sangat besar pada waktu pertumbuhan, dan masih diteruskan
hingga mencapai usia dewasa. Pada pembentukan tulang, tulang baru dibentuk dan
tulang yang sudah tua dihancurkan secara simultan (Padmasuri, 2015). Selain untuk
pembentukan tulang, kalsium juga sangat diperlukan untuk pembekuan darah dan untuk
kontraksi setiap otot dalam tubuh, termasuk jantung. Ini juga merupakan mineral penting
untuk berfungsinya sel-sel otak.
Sumber kalsium terbagi dua, yaitu sumber hewani (ikan, Udang, susu, kuning
telur, dan daging sapi) dan sumber nabati (sayuran daun hijau seperti sawi, bayam,
brokoli,daun pepaya,daun, singkong, daun labu). Kalsium juga dapat diperoleh dari biji-
bijian (kenari, wijen, almond) dan kacang kacangan serta hasil olahannya (kedelai,
kacang merah, kacang polo, tempe, tahu) (Sativani, 2014). Berdasarkan AKG tahun
2019, di masa perkembangan anak 6-9 tahun butuh asupan kalsium sekitar 1000
miligram (mg) per hari. Ketika anak berusia 10-18 tahun atau dalam masa perkembangan
remaja, kebutuhan kalsium hariannya meningkat menjadi 1200 mg sehari.meski
sebelumnya sempat dijelaskan bahwa asupan susu yang cukup dapat membantu
memenuhi kebutuhan kalsium anak, ada kemungkinan juga masih kurang. Hal inilah
yang menjadi alasan para orangtua kerap memberikan makanan yang memiliki
kandungan kalsium pada anak berupa biskuit.
2.7 Biskuit
Definisi Biskuit
Biskuit merupakan salah satu makanan ringan atau jenis kue ringan dengan bahan
dasar tepung terigu, margarin, serta air, yang berbentuk bulat dan cara penyelesaiannya
27
dengan cara di Oven, mempunyai rasa manis serta bertekstur renyah sehingga banyak
disukai masyarakat.
Biskuitmenurut KBBI adalah kue kering yang dibuat dari adonan tepung. Serta
merupakan jenis kue kering yang dibuat dari adonan keras, berbentuk pipih bila
dipatahkan penampang potongannya bertekstur padat, berkadar lemak tinggi atau rendah.
menurut Peter Salim dan The Contempory English-Indonesia Dictionary (1985).
28
- E. Coli APM/g Negatif
Keterangan : APM adalah angka paling mungkin
Tepung terigu adalah tepung atau bubuk halus yang berasal dari bulir gandum,
dan digunakan sebagai bahan dasar pembuat kue, mie dan roti. Kata terigu dalam bahasa
Indonesia diserap dari bahasa Portugis, trigo, yang berarti "gandum".Tepung terigu
mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air.
Tepung terigu juga mengandung protein dalam bentuk gluten, yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu (Abdillah, 2016).
b. Garam
Garam merupakan bahan tambahan yang ditambahkan dalam jumlah sedikit pada
bahan makanan. Garam dalam pembuatan stick dapat berfungsi memberi rasa agar tidak
hambar, memperkuat citarasa, dan mencegah pertumbuhan bakteri yang tidak di
kehendaki, dan dapat meningkatkan daya penyerapan air dari tepung.
c.Gula halus
Merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk memberi rasa manis, pada
proses pembuatan biskuit. Banyak sedikitnya gula halus dapat mempengaruhi tekstur
pada biskuit.
d. Air
Air dalam proses pembuatan biskuit berfungsi sebagai media reaksi antara gluten,
karbohidrat dan larutan garam serta membentuk adonan menjadi kalis.
e. Mentega tawar
Mentega terbuat dari lemak hewani, mengandung 82% lemak susu dan 16% air.
Adapun 2 jenis mentega, yaitu mengandung garam (salt) dan tidak yang mengandung
garam (unsalted butter) mentega yang mengandung garam sebaiknya hanya digunakan
untuk adonan yang berair (butter), kenyal (dough) dan pasta.
Beberapa kegunaan mentega antara lain untuk mengoleskan di permukaan roti sehingga
berbagai tambahan dapat dikenakan di atasnya. Sebagian orang juga menggunakan
mentega untuk memasak. Mentega digunakan sebagai pengganti
27
minyak. Mentega juga bisa digunakan untuk pembuatan kue. Dengan tambahan mentega
akan membuat kue lebih enak.
f.Telur
Telur ayam disebut sebagai kapsul ajaib. Nutrisi yang terkandung didalam sebuah
telur cukup lengkap, mulai dari asam amino yang komplit, lemak, vitamin, mineral,
hingga lutein. Kalsium yang terdapat pada telur lebih baik mutunya dibanding kalsium
yang terdapat pada ikan dan susu. Penambahan telur dalam pembuatan biskuit berfungsi
untuk memperbesar volume, serta memperbaiki tekstur pada biskuit. Penggunaan telur
pada pembuatan biskuit akan menghasilkan biskuit yang lebih empuk.
2.8 Proses Pembuatan biskuit
b) Siapkan bahan-bahan.
d) Campurkan mentega, telur, dan gula halus yang telah disaring kedalam
mixing bowl lalu kocok menggunakan hand mixer selama 2 menit dengan
kecepatan 1, mentega akan mengembang dan berubah warna sedikit pucat.
28
b) Tekstur : renyah
d) Rasa : manis
27
2.9 Kerangka Konsep
Potensi
Kandungan
kalsium
Rekomendasi Penggunaan
Sebagai Suplemen Bahan
Ajar
20
I. Defenisi Operasional
N Variabe Definisi Skala
o l
1. Tepung Tepung yang dihasilkan Ordinal
biji melalui proses perebusan,
durian pengeringan serta
penggilingan dengan
menggunakan blender.
2. Mutu Merupakan mutu Hedonic
Fisik organoleptik atau informasi
daya terima dari biskuit biji
durian.
28
dapat dibedakan oleh indera
pengecap/lidah.
4)6.Aroma Merupakan penilaian Ordinal
panelis terhadap bau khas
yang ditimbulkan biskuit
biji durian yang dapat
dibedakan dengan indra
pencium.
7. Kalsium Kandungan kalsium yang Ordinal
terdapat dalam biskuit biji
durian
8. biskuit Merupakan salah satu Ordinal
biji makanan ringan atau jenis
durian kue ringan dengan bahan
tepung terigu,tepung biji
durian, margarintawar, gula
halus serta penambahan
sedikit air.
2.11 Hipotesis
Ho : Limbah biji durian tidak dapat dimanfaatkan sebagai biskuit untuk suplemen materi
27
BAB III METODE PENELITIAN
3.4 Perlakuan
No Perlakuan % gr % gr
.
1. A 85 150 x 85% 170 15 150 x 15% 30
2. B 80 150 x 80% 20 150 x 20% 40
1
6
0
3. C 75 150 x 75% 25 150
1 x25 5
5 % 0
0
20
a. Perlakuan A yaitu dengan perbandingan tepung terigu 85% :
tepung biji durian 15% 170gr : 30 gr.
b. Perlakuan B yaitu dengan perbandingan tepung terigu 80% :
tepung biji durian 20% 160 gr : 40 gr.
c. Perlakuan C yaitu dengan perbandingan tepung terigu 75% :
tepung biji durian25% 150 gr : 50 gr.
3.5 Pengulangan
∑unit percobaan
n = r x t
=2x3
= 6 unit percobaan
3.6 Sampel
Ba n 2x
han menurut
pengulangan
1x
pengulan
gan
A1, BC1,
A2 1,C2
27
B
2
1. Tep gr 85 8075 240 480
ung
teri
gu
2. Tep gr 15 2025 60 120
ung
biji
dur
ian
5. Me gr 20 2020 60 120
nte
ga
taw
ar
7 Gar 0,2 gr 0,2 gr 0,0,6 2,6 gr 2,8 gr
am 4 gr
gr
8. Gul ½ ½½ 1½ 3
a
hal
us
9. Tel 5 3 2 2 5 10
ur 0
g
r
1) Menyiapkan bahan-bahan.
28
2) Timbang semua bahan dan dipisahkan dalam mixing bowl yang sudah
tersedia.
3) Campuran bahan yang sudah dihaluskan seperti mentega beserta gula halus
yang sudah selesai kemudian disaring ke dalam mixing bowl, lalu kocok
menggunakan hand mixer selama 2 menit dengan kecepatan 1, mentega
akan mengembang dan berubah warna sedikit pucat.
Jenis data adalah data primer meliputi mutu fisik biskuit biji durian. Data
mutu fisik berupa tingkat kesukaan (skala hedonic: tidak suka, kurang suka, suka,
sangat suka, dan amat sangat suka) terhadap warna, tekstur, aroma, dan rasa
biskuit biji durian yang dilakukan panelis. Data yang diperoleh kemudian diolah
dengan komputer menggunakan Analysis of variance(Anova) dan dilanjutkan uji
pembeda yaitu uji Duncan untuk perlakuan mana yang saling berbeda.
27
3.10 Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara editing. Data hasil anova yang telah
dikumpulkan diolah menggunakan Komputer dengan uji sidik ragam (Anova)
digunakan karena data berdistribusi normal dengan nilai α 5%.Jika p hitung ≤ α
5%, artinya terdapat perbedaan mutu yang signifikan diantara jenis perlakuan.
Dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui jenis perlakuan mana yang
saling berbeda. Hasil akhir dari analisa mutu uji hedonik dalam analisa sensori
yang digunakan untuk mengetahui besarnya perbedaan kualitas diantara beberapa
produk sejenis, dengan memberikan penilaian atau skor terhadap sifat tertentu
dari suatu produk dan untukmengetahui tingkat kesukaan dari suatu produk.
3.11
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Warna
Hasil penelitian terhadap mutu fisik warna biskuit dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3. Hasil Mutu Fisik Warna biskuit Dengan Penambahan Tepung Biji
Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,98 Suka
B 3,49 Suka
C 2,80 Kurang suka
tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap warna biskuit
dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung biji
durian, 85 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,98) kategori suka. Perlakuan B
(40 gr tepung biji durian, 80 gr tepung terigu) memproleh nilai (3,49) kategori
suka. Pada perlakuan C (50 gr tepung biji durian, 75 gr tepung terigu)
memperoleh nilai (2,80) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap warna biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap warna, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap warna biskuit.
2. Tekstur
20
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap tekstur
biskuit dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung
biji durian, 150 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,27) kategori suka.
Perlakuan B (40 gr tepung biji durian, 80 gr tepung terigu) memproleh nilai
(3,69) kategori suka. Pada perlakuan C (50 gr tepung biji durian, 75 gr tepung
terigu) memperoleh nilai (2,08) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap tekstur biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap tekstur, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap tekstur biskuit yang dihasilkan.
3. Rasa
Hasil penelitian terhadap mutu fisik rasa biskuit dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5. Hasil Mutu Fisik Rasa biskuit Dengan Penambahan Tepung Biji Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,23 Suka
B 4,09 Sangat suka
C 2,68 Kurang suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap rasa
biskuit dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung
biji durian, 150 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,23) kategori suka.
Perlakuan B (60 gr tepung biji durian, 80 gr tepung terigu) memproleh nilai
(4,09) kategori sangat suka. Pada perlakuan C (50 gr tepung biji durian, 75 gr
tepung terigu) memperoleh nilai (2,68) kategori kurang suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap rasa biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap rasa, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap rasa biskuit yang dihasilkan.
27
4. Aroma
Hasil penelitian terhadap mutu fisik aroma biskuit dari tepung biji durian
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6. Hasil Mutu Fisik Aroma biskuit Dengan Penambahan Tepung Biji
Durian
Perlakuan Rata-rata Kategori
A 3,62 Suka
B 3,65 Suka
C 3,01 Suka
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kesukaan terhadap aroma
biskuit dengan penambahan tepung biji durian pada perlakuan A (30 gr tepung
biji durian, 150 gr tepung terigu) memperoleh nilai (3,62) kategori suka.
Perlakuan B (40 gr tepung biji durian, 80 gr tepung terigu) memproleh nilai
(3,65) kategori suka. Pada perlakuan C (50 gr tepung biji durian, 75 gr tepung
terigu) memperoleh nilai (3,01) kategori suka.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap aroma biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap aroma, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap aroma biskuit yang dihasilkan.
Rata-rata dari hasil uji mutu fisik atau uji kesukaan meliputi warna,
tekstur, rasa, dan aroma terhadap biskuit dengan penambahan tepung biji durian
yang dihasilkan pada setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji Mutu Fisik biskuit. Dengan Penambahan Tepung
Biji Durian
No Mutu Nilai Perlak Variasi
Fisik uan Penambahan
28
2 Tekstur 3,69 B 40% (60 gr)
3 Rasa 4,09 B 40% (60 gr)
4 Aroma 3,65 B 40% (60 gr)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata perlakuan yang paling
disukai terhadap biskuit dengan penambahan tepung biji durian ialah perlakuan B
(60 gr tepung biji durian). Dari segi warna yang lebih unggul ialah perlakuan
A ,namun Perlakuan B memperoleh nilai terbaik dari segi tekstur, rasa, dan
aroma. Selanjutnya dilakukan pengujian mutu kimia (kalsium).
6. Mutu Kimia
Uji mutu kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi dari suatu
produk makanan.Informasi nilai gizi suatu makanan sangat penting untuk
diketahui dalam memenuhi asupan tubuh setiap harinya. Nilai gizi suatu makanan
sangat rentan mengalami perubahan baik sebelum, selama, dan sesudah
pengolahan, misalnya kalsium mengalami denaturasi pada saat pemanasan.
Tetapi dengan adanya proses pengolahan dapat meningkatkan aroma dan cita rasa
suatu produk makanan. Pada penelitian ini dilakukan uji mutu kimia untuk
mengetahui kandungan kalsium biskuit dengan penambahan tepung biji durian.
Tabel 8. Rekapitulasi Mutu Kimia Biskuit Dengan PenambahanTepung Biji
Durian
NoParameter/Mutu Kimia Berat Sampel Nilai Zat Gizi
Kalsium 10 gr 9,97 mg
Biskuit dengan penambahan tepung biji durian menggunakan bahan
tambahan sumber protein dan kalsium seperti tepung terigu, dan telur. Pada
perlakuan yang diuji menggunakan tepung terigu 30 gr dimana tepung terigu
mengandung protein 9,3 gr dan kalsium 13,5 mg ; telur ayam 50 gr dimana telur
ayam mengandung protein 6,3 gr dan kalsium 25 mg. Pada tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa dalam 10 gr biskuit dengan penambahan tepung biji durian
pada perlakuan B (40 gr tepung biji durian) mengandung kalsium sebesar 9,97
mg dan dalam 0,2 gr biskuit
27
B. Pembahasan
1. Warna
Warna produk pangan adalah salah satu sifat organoleptik yang terdapat
pada produk pangan. Warna makanan memegang peranan utama dalam
penampilan makanan, karena dalam memilih makanan indera pertama yang
digunakan adalah mata.. Warna akan membantu penerimaan suatu makanan dan
dapat merangsang selera makan secara tidak langsung.Warna dalam makanan
dapat meningkatkan penerimaan konsumen tentang sebuah produk (Sumarlin,
2016).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap warna biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap warna, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap warna biskuit.
Hasil uji organoleptik pada indikator warna, biskuit dengan penambahan
tepung biji durian sebanyak 30 gr (perlakuan A) adalah yang paling disukai. Hal
ini dikarenakan penambahan tepung biji durian yang lebih sedikit. Warna yang
dihasilkan, yaitu kuning kecoklatan, sementara perlakuan B dan C menghasilkan
warna coklat gelap. Pada saat pengovenan terjadi proses karamelisasi dimana
tepung biji durian mengandung tinggi karbohidrat. Maka semakin banyak
penambahan tepung biji durian semakin gelap warna biskuit yang dihasilkan.
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan C lebih disukai dibandingkan perlakuanA dan B. Dengan
demikian, biskuit dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi warna adalah perlakuan A yaitu tepung biji durian sebanyak 30 gr dan
tepung terigu sebanyak 150 gr dengan nilai (3,98).
28
2. Tekstur
27
Pada dasarnya kerupuk dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi
memiliki pengembangan yang tinggi karena pada saat pemanasan terjadi proses
gelatinisasi dan terbentuk struktur yang elastis, yang kemudian mengembang
pada tahap penggorengan. Dengan kata lain, kerupuk dengan volume
pengembangan yang tinggi memiliki kerenyahan yang tinggi. Proporsi
penambahan tepung tapioka dan bahan utama yang seimbang dapat
mengembangkan kerupuk saat digoreng. Semakin mengembang kerupuk akan
semakin renyah juga (Wahyono, 2020).
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Dengan
demikian, biskuit dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi tekstur adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian sebanyak 40 gr dan
tepung terigu sebanyak 80 gr dengan nilai (3,69).
3. Rasa
Salah satu faktor yang menentukan cita rasa makanan adalah rasa
makanan. Apabila penampilan makanan yang disajikan merangsang syaraf
melalui indera penglihatan sehingga mampu membangkitkan selera untuk
mencicipi makanan tersebut. Tahap berikutnya, cita rasa makanan itu akan
ditentukan oleh rangsangan terhadap indera penciuman dan indera pengecap.
Rasa suatu bahan pangan merupakan hasil kerjasama beberapa indera
antara lain indera penglihatan, pembauan, pendengaran dan perabaan (Febriana
dkk, 2014). Rasa merupakan faktor yang menentukan tingkat kesukaan
konsumen terhadap produk pangan. Atribut rasa yang terbentuk meliputi manis,
asam, asin, dan pahit. Rasa pada makanan sangat dipengaruhi oleh bahan suatu
produk, sehingga penggunaan bahan dan jumlahnya yang berbeda berpengaruh
terhadap rasa produk yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap rasa biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap rasa, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap rasa biskuit yang dihasilkan.
28
Hasil uji organoleptik pada indikator rasa, biskuit dengan penambahan
tepung biji durian sebanyak 40 gr (perlakuan B) adalah yang paling disukai. Pada
setiap perlakuan menggunakan bahan pendukung yang sama. Rasa yang
dihasilkan pada biskuit yang paling disukai yaitu gurih atau rasa manis. Hal lain
yang dapat diindikasikan bahwa biskuit yang paling disukai dari segi rasa yaitu
perlakuan B adalah pengaruh dari tekstur perlakuan B yang lebih rapuh dan
renyah.
Selanjutnya hasil uji duncan menunjukkan bahwa kesukaan panelis
terhadap perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Dengan
demikian, biskuit dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi rasa adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian sebanyak 40 gr dan tepung
terigu sebanyak 80 gr dengan nilai (4,09).
4. Aroma
Aroma makanan adalah bau yang disebarkan oleh makanan, daya tarik
yang sangat kuat dan mampu merangsang indera penciuman sehingga
membangkitkan selera. Aroma yang keluar oleh setiap makanan berbeda-beda,
demikian pula cara memasak makanan akan memberikan aroma yang berbeda
pula. Bau makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan tersebut. Jenis
bau yang keluar dari makanan dapat diperoleh melalui epitel olfaktori, yaitu suatu
bagian yang berwarna kuning yang terletak pada bagian atap dinding rongga
hidung (Winarno, 2019).
Berdasarkan hasil uji statistik dengan analisis of variance (ANOVA)
terhadap aroma biskuit dengan penambahan tepung biji durian diketahui bahwa
rata-rata kesukaan terhadap aroma, yaitu p = 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak yang
artinya ada pengaruh penambahan tepung biji durian dengan jumlah yang
berbeda terhadap aroma biskuit yang dihasilkan.
Selanjutnya hasil uji menunjukkan bahwa kesukaan panelis terhadap
perlakuan B lebih disukai dibandingkan perlakuan A dan C. Rata-rata kesukaan
terhadap aroma pada setiap perlakuan mempunyai nilai kategori yang sama yaitu
suka hal ini dikarenakan penggunaan bahan pendukung yang sama, seperti telur,
gula halus, dan mentega tawar yang berpengaruh terhadap aroma biskuit yang
27
dihasilkan. Namun nilai yang lebih tinggi didapatkan pada perlakuan B. Dengan
demikian, biskuit dengan penambahan tepung biji durian yang paling disukai dari
segi aroma adalah perlakuan B yaitu tepung biji durian sebanyak 40 gr dan
tepung terigu sebanyak 80 gr dengan nilai (3,65) menghasilkan aroma khas
biskuit durian.
5. Kalsium
28
mencukupi kebutuhan, namun dapat menyumbangkan asupan kalsium sebesar
99,72 mg/hari.
Bahan-bahan
1. 75 gr tepung teigu
2. 25 gr tepung biji durian
3. 20 gr mentega tawar
4. 10 gr garam
5. secukupnya air
6. ½ kg gula halus
7. 3 butirtelur
Langkah
1. Menyiapkan bahan-bahan.
2. Timbang semua bahan dan dipisahkan dalam mixing bowl yang sudah
tersedia.
27
6. Selanjutnya pindah adonan ke kertas roti, kemudian pipihkan adonan
menggunakan rolling pin Setebal 0.5 cm.
Pengamatan
3. Hitung overrun
vol Biskuit
28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
27
DAFTAR PUSTAKA
Hutapea (2016), Kemenkes RI (2013. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. EGC.
Jakata.
20
Hutapea, 2015. Pengaruh Metode PemasakanTerhadap Kandungan Mineral
Kerang Hijau (Perna viridis). Skripsi. ITB. 2015
Jarod 2017. Pembuatan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr) dengan
variasi perendaman dalam air Kapur dan uji mutunya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Jarod 2017. Pembuatan tepung biji durian (Durio zibethinus Murr) dengan
variasi perendaman dalam air Kapur dan uji mutunya. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Rofaida, L.L. 2016. Komparasi Uji Karbohidrat pada Produk Olahan Makanan
dari Tepung Terigu dan Tepung Biji Durian (Durio zibethinus Murr).
28
SNI. 2000. Standar Mutu Makanan Ringan (SNI 01-2886-2000). BSN (Badan
Standar Nasional). Jakarta.
Sumarlin, La ode, 2016. Identifikasi Pewarna Sintesis Pada Produk Pangan Yang
Beredar di Jakarta dan Ciputat. Program Studi Kimia FST UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Sumarlin, R. Efendi dan Rahmayuni. 2013. Karakterisasi Pati Biji Durian (Durio
zibethinus Murr) Dengan Heat Moisture Treatment (HMT). Jurnal.
Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau.
Sundari D dkk, 2015. Pengaruh Proses Pemasakan Terhadap Komposisi Zat Gizi
Bahan Pangan Sumber Protein. Jakarta. 2015
Surakarta. 2012.
Wahyono, 2020. Kadar Protein Dan Ca Pada Ikan Teri Asin Hasil Pengasinan
Dengan Abu Pelepah Kelapa. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
Wahyono. 2009. Karakteristik Edible Film Berbahan Dasar Kulit dan PatiBiji
Durian (Durio sp) untukPengemasan Buah Strawberry. Skripsi. UMS.
Winarno,F.G. 2019. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
27
Krim Susu Sapi Perah. Universitas Bengkulu. Jurnal Sains Peternakan
Indonesia Vol. 12 No. 1 Januar-Maret 2017, Hal:10.
Wirawan et al, Hutapea. 2014. Evaluasi, Sifat Gizi, Dan Sifat Sensoris Sala
Lauak Dengan Variasi Tepung Beras Sebagai Alternatif Makanan Sehat.
Jurnal Teknosains Pangan, 2302-0733
Wirosaputro, 1998 dalam Fahmi, 2012. Kadar Protein Dan Ca Pada Ikan Teri
Asin Hasil Pengasinan Dengan Abu Pelepah Kelap.
28
Lampiran 1
27
Hasil dari Perebusan Pengupasan Kulit
28
Lampiran 2
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Umur :
Semester :
Alamat : Telp/Hp :
3. Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut
berpartisipasi menjadi panelis penelitian “Pemanfaatan Limbah Biji
Durian Sebagai Bahan Dasar Biskuit dapat digunakan Sebagai Suplemen
Materi Biologi Gizi Makanan Di Sma al-Falah Semester Genap.“yang
akan dilakukan oleh Imrayani Simanullang dari program studi Pendidikan
Biologi UNIPAR JEMBER.
Demikianlah pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.
27
jember, Maret 2023
Mengetahui
Peneliti Panelis
(Lisa Ramadani) ( )
Lampiran 3.
Nama :
Tanggal :
28
0.038
0.604
0.144
0.136
0.179
Penilaian :
27
Lampiran 4
HASIL UJI PANELIS 5 PERLAKUAN
PANELIS RATA"
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
PARAMETER PERLAKUAN
A 3,5 4 3 4 4 3 3 3 5 5 3 5 2 3 5 3 3 5 4 4 74,5
B 3,5 3 4 5 4 3 5 3 5 5 5 5 4 4 2 3 4 4 3 4 78,5
WARNA
C 3,5 3 3 2 4 4 4 3 5 5 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 77,5
D 3,4 3 3 5 4 2 3 3 5 5 3 5 4 4 3 2 3 4 2 3 69,4
E 3,4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 4 2 62,4
A 4 2 4 4 4 3 3 3 4 5 3 5 2 2 4 3 3 5 4 3 70
B 4 3 4 5 4 3 5 3 5 5 4 4 4 4 2 4 3 2 5 4 77
C 3 3 4 2 4 5 3 4 5 5 3 4 5 5 3 5 3 3 3 3 75
TEKSTUR
D 3 3 3 5 4 3 4 3 5 5 4 5 5 5 3 2 3 3 3 3 74
E 3 3 3 3 3 3 4 4 5 5 5 4 3 3 2 4 3 2 4 3 69
RASA A 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 5 4 3 4 4 2 70
B 4 3 3 5 3 2 5 4 4 4 5 5 2 2 3 4 4 5 2 4 73
C 2 3 3 2 4 5 4 3 5 5 2 5 5 5 5 5 4 5 4 3 79
43
D 2,5 3 4 5 4 3 3 3 5 4 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 68,5
E 2 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 3 4 3 4 4 3 72
A 4 3 4 4 3 5 3 3 4 5 4 5 3 3 5 3 4 5 3 2 75
B 4 2 4 5 3 3 5 3 4 5 4 5 2 2 4 3 3 5 3 3 72
C 2 2 4 2 3 5 4 3 5 3 3 5 5 4 4 5 3 3 4 3 72
AROMA
D 2 2 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 75
E 2 2 3 5 4 4 4 3 4 4 3 5 5 3 4 2 3 5 4 2 71
TOTAL RATA-RATA
A B C D E
Lampiran 5
1 2 3 4 3 2 2
2 3 3 4 3 2 2
3 3 3 4 3 4 4
4 4 3 4 3 4 1
5 4 2 5 3 1 2
6 5 4 3 3 3 3
7 5 4 4 3 3 3
8 4 4 4 3 3 3
9 5 5 3 3 3 3
10 4 5 4 4 2 3
11 4 4 3 3 4 3
12 5 4 3 3 3 4
13 3 3 3 4 2 2
14 4 5 4 3 3 4
16 4 4 3 3 3 2
45
18 4 4 4 3 3 3
19 5,7 5 5,7 4 4 3
20 3 3 4 4 3 3
4.612 2 57 .014
ANOVA
Rata_rata
Sum of
Df Mean Square F Sig.
Squares
Between Groups 13.816 2 6.908 15.605 .000
Rata_rata
Duncana
46
Rekapitulasi Data Rata-
an 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.8075
0
Perlakuan 2 3.4900
2
Perlakuan 1 3.9775
0
Sig. 1.000 1.000 1.000
2
0
Lampiran 6
1 4 4 3 4 3 3
2 3 3 4 4 3 2
3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 4 3 2
5 3 3 4 1 2 2
6 4 3 4 5 3 2
7 3 3 4 4 3 3
8 3 3 4 5 2 3
47
9 3 3 4 4 2 3
10 3 3 5 5 3 3
11 3 3 4 4 3 3
12 3 4 5 4 4 3
13 3 3 3 3 3 2
14 3 3 4 4 4 4
17 3 4 4 4 2,9 2,9
18 4 4 3 3 2 2
20 3 3 3 2 2 3
Rata_rata
1.731 2 5 .186
7
48
Rekapitulasi Data Rata-
ANOVA
Rata_rata
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Between Groups 11.459 2 5.729 16.656 .000
Rata_rata
Duncana
an N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.8075
0
Perlakuan 1 3.2725
2
Perlakuan 2 3.8750
0
Sig. 1.000 1.000 1.000
2
0
49
Lampiran 7
1 3 4 4 2 3 2
2 3 3 4 4 2 2
3 4 4 5 5 4 4
4 3 2 3 4 2 2
5 3 3 3 2 2 2
6 4 3 4 4 2 2
7 3 3 4 5 2 2
8 5 4 5 5 3 3
9 4 3 5 5 2 2
10 3 3 5 5 2 3
11 4 4 4 4 4 2
12 3 4 4 5 3 4
13 3 2 4 4 2 4
50
Rekapitulasi Data Rata-
14 3 2 5 4 3 3,5
16 3 2 4 3 3 3
18 3 3 4 4 3 3
19 3 4 4,2 2 3 3
20 3 4 3 2 3 2
Rata_rata
2.652 2 5 .079
7
ANOVA
Rata_rata
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Between Groups 20.288 2 10.144 21.923 .000
51
7
Total 46.662 5
9
Rata_rata
Duncana
an N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.6850
0
Perlakuan 1 3.2325
2
Perlakuan 2 4.0975
0
Sig. 1.000 1.000 1.000
2
0
Lampiran 8
52
Rekapitulasi Data Rata-
1 4 3 3 4 3 2
2 3 4 4 5 3 3
3 3 3 3 4 4 4
4 4 3 4 3 2 3
5 4 3 3 4 4 3
6 4 4 4 4 3 3
7 5 3 3 4 2 3
8 4 4 4 3 3 2
9 4 3 4 4 3 3
10 3 4 3 4 3 3
11 4 4 3 4 3 3
12 4 3 4 3 3 4
13 3 3 3 4 4 3
14 4 3 4 3 2 3
15 4 4 4 4 3 3,1
16 4 4 3 4 2,9 3
17 4 4 4 4 3 3
53
18 4 4 3 3 3 3
19 4 3 4 3 3 3,4
20 3 3 4 4 3 3
Rata_rata
1.474 2 5 .238
7
ANOVA
Rata_rata
Sum of Mean
Df F Sig.
Squares Square
Between Groups 15.383 2 7.691 27.155 .000
Rata_rata
Duncana
54
Rekapitulasi Data Rata-
an N 1 2 3
Perlakuan 3 2 2.7350
0
Perlakuan 2 3.3325
2
Perlakuan 1 3.9750
0
Sig. 1.000 1.000 1.000
2
0
55
Lampiran 9
Hobbi : KULINERAN
Motto : SETIALAH DALAM PERKARA-PERKARA
KECIL,MAKA KAMU AKAN BERHASIL
SEKALIPUN DALAM PERKARA-PERKARA
BESAR
56
Lampiran 10
PERNYATAAN
NIM : 2019184205B0007
Jember,…..Maret 2023
Lisa Ramadani
57
Lampiran 11 Uji Mutu Fisik
58
Lampiran 12 Bukti Bimbingan Skripsi
Nim : 2019184205B0007
Judul : Pemanfaatan Limbah Biji Durian Sebagai Bahan Dasar Biskuit dapat
digunakan Sebagai Suplemen Materi Biologi Gizi Makanan Di Sma al-
Falah Semester Genap.
2 16 Mengajukan Topik
November Dengan Membawa
2023 Jurnal
3 23 Mencari Referensi Dari
November Jurnal-Jurnal Tentang
2023 Biji Durian
4 30Novembe Membuat Konsep Apa
r Yang Mau Diteliti
2023
5 7Desember Menentukan Masalah
2023 Apa Yang Ada Di
Bidang
Gizi Pangan
59
6 26Desember Menentukan Judul
2023
7 02 Membuat Bab I
Januari
2023
8 03 Revisi Bab I
Januari
2023
9 04 Menyusun Bab II Dan
Januari Bab III
2023
10 05 Revisi
Januari
2023
11 27 Revisi
Februari
2023
12 28 Pengumpulan Proposal
Februari
2023
13 06 Revisi Hasil dan
Februari Pembahasan Bab 4 Dan
2023 Bab 5
14 06 Penambahan Suplemen
Maret Materi Sebagai
2023 Praktikum
15 13 Penentuan Guru Beserta
Maret Dosen Validator
2023 suplemen materi
60
16
17 Memeriksa Kelengkapan
Skripsi Sebelum Jilid
Lux
61