awak)
DAN KECAMBAH KEDELAI (Glycine max ) PADA PEMBUATAN
BISKUIT SERTA DAYA TERIMA.
ABSTRAK
Tepung pisang awak masak (Musa paradisiaca var. awak) dan kecambah
kedelai (Glycine max ) dapat diolah menjadi biskuit. Biskuit merupakan makanan yang
disenangi semua kalangan usia termasuk balita. Biskuit memiliki bentuk yang menarik
dan rasa yang manis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima dan
kandungan gizi dari biskuit yang disubstitusikan tepung pisang awak masak dan
kecambah kedelai.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap
dengan dua faktor dan tiga perlakuan yaitu penambahan tepung pisang awak masak
40%, tepung kecambah kedelai 40% dan campuran tepung pisang awak masak dan
kecambah kedelai masing masing 20%. Uji daya terima biskuit substitusi tepung
pisang awak masak dan kecambah kedelai dilakukan terhadap 30 ibu balita dan balita di
posyandu Namogajah Kecamatan Medan Tuntungan dan analisis zat gizi dilakukan di
Laboratorium Badan Riset dan Standarisasi Industri Medan.
Hasil penelitian uji organoleptik terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur,
biskuit oeleh 30 ibu balita yang paling disukai adalah biskuit dengan campuran tepung
pisang awak masak 20% dan kecambah kedelai 20%. Daya terima pada anak balita
menunjukkan semua balita menyukai ketiga perlakuan biskuit. Hasil analisis
Kandungan gizi ketiga perlakuan mengandung karbohidrat sebesar 61,95%, 55,47%,
55,46%, protein sebesar 7,69%, 13,7%, 10,3%, lemak sebesar 22,4%, 24,3%, 25,9%.
Disarankan kepada masyarakat agar dapat menjadikan biskuit substitusi tepung
pisang awak masak dan kecambah kedelai sebagai alternatif makanan tambahan untuk
balita.